Jurnal Widya
Jurnal Widya
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Bersifat lembab cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Sangat larut dalam air dan akan melepaskan
panas ketika dilarutkan. Natrium Hidroksida juga larut dalam etanol dan metanol. Tidak
larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Memiliki berat molar 39,9971 g/mol,
zat padat putih, densitas 2,1 g/cm³, titik leleh 318°C, titik didih 1390°C, kelarutan dalam
air 111 g/100 ml (20°C).NaOH dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dengan
kemungkinan luka bakar, dapat menyebabkan mata atau kulit terbakar. kulit menyebabkan
kulit terbakar. NaOH yang tertelan dapat menyebabkan kerusakan parah dan permanen
pada saluran pencernaan berupa perforasi dari saluran pencernaan yaitru sakit parah, mual,
muntah, diare, dan shock selain itu kemungkinan terparahnya yaitu kerusakan permanen
jaringan dan korosi dari kerongkongan dan saluran pencernaan. Jika terhirup dapat
menyebabkan pneumonitis kimia dan edema paru berupa iritasi saluran. Tindakan
pertolongan pertama apabila terjadi kontak dengan mata segera bersihkan dengan banyak
air selama minimal 15 menit, segera basuh kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya 15
menit saat mengeluarkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Apabila tertelan, jangan
dimuntahkan, segera berikan bantuan medis (Anonim, 2016).
Asam fosfat berbentuk cairan tidak berwarna. H3PO4 memiliki rumus molekul H3PO4
dengan berat molekul 97,97 g mol-1. Larutan H3PO4 dengan air akan tidak berwarna dan
merupakan asam kuat. H3PO4 merupakan suatu oksidator yang mudah sekali untuk
mengoksidasi senyawa lain. Kontak kulit bisa menyebabkan luka bakar dan radang kulit
yang ditandai dengan gatal, kemerahan. Uap dari senyawa ini bisa menghasilkan kerusakan
jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Penghirupan
uap dapat menghasilkan iritasi parah dari saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk,
tersedak, atau sesak napas. Peradangan mata ditandai dengan mata merah, mengeluarkan
air mata, dan gatal. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika terjadi kontak antara
kulit dengan senyawa ini yaitu kulit segera dibasuh dengan banyak air selama minimal 15
menit. Pertolongan apabila mata terkena segera dibasuh dengan air yang banyak selama
minimal 15 menit, sesekali kelopak mata dikedip-kedipkan. Senyawa ini apabila terhirup
dalam jumlah yang banyak sebaiknya segera berpindah ke tempat yang udaranya lebih
segar dan segera meminta pertolongan medis (Anonim, 2016).
Ka1 =
2. H2O + H2PO4- HPO42- + H3O+ pK2 = 7.2
Ka2 =
3. H2O + HPO42- PO43- + H3O+ pK3 = 12.3
Ka3 =
(Bird, 1993)
Zat dengan proton asam dua seperti (H2SO4), kesetimbangannya adalah :
H2A(aq) + H2O(l) HA-(aq) + H3O+(aq)
Ka1 =
HA- sebagai basa konjugasi, dan
HA-(aq) + H2O(l) A2-(aq) + H3O+(aq)
Ka2 =
HA- sekarang berlaku sebagai asam dan A2- sebagai basa konjugasi. Umumnya Ka1 < Ka2,
(ada juga yang sampai tiga orde besaran), karena proton kedua lebih sukar dilepaskan,
yang sebagian disebabkan oleh muatan negatif pada HA- (Atkins, 1994).
Titrasi potensiometri, titik akhir dideteksi dengan menetapkan volum dimana terjadi
perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran. Elektroda indikator
dipilih yang tepat, suatu elektroda pembanding seperti kalomel, untuk melengkapi sel.
Titrasi itu dapat dilaksanakan dengan tangan ataupun prosedur itu diautomatikkan.
Potensial suatu elektroda indikator berguna untuk menetukan titik ekivalen suatu titrasi.
Penentuan titik ekivalen dengan cara ini lebih teliti daripada penggunaan indikator. Akan
tetapi metode ini memerlukan waktu yang lebih lama jika tidak menggunakan titrasi
automatik (Underwood, 1986).
Metode titrasi potensiometri dapat digunakan untuk semua reaksi yang digunakan
untuk tujuan titrimetric, netralisasi, asam basa, redoks, pengendapan, dan pembentukan
kompleks. Reaksi netralisasi merupakan titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda
indikatornya elektroda gelas. Reaksi pembentukan kompleks dan Pengendapan adalah
pembentukan endapan atau kompleks akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan.
Reaksi redoks, elektroda Pt atau elektroda inert dapat digunakan pada titrasi redoks.
Oksidator kuat (KMnO4, K2Cr2O7, CO(NO3)3) membentuk lapisan logam oksida yang harus
dibebaskan dengan reduksi secara katoda dalam larutan encer (Khopkar, 1990).
Pengukuran pH dengan pH meter merupakan pengembangan dari potensiometri.
Nilai pH didapatkan dari pengukuran potensial elektrokimia yang terjadi antara larutan
yang terdapat di dalam elektroda gelas yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat
di luar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari
gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan
aktif. Elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hidrogen atau
diistilahkan dengan potential of hidrogen. Elektroda pembanding dibutuhkan untuk
melengkapi sirkuit elektrik. Potensial antara sampel yang tidak diketahui dengan elektroda
gelas dapat berubah tergantung sampelnya, perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunakan
larutan yang ekuivalen yang lain untuk menetapkan nilai pH (Basset, 1994).
Nilai pH pada setengah titik ekivalen dihubungkan dengan pK pada titrasi suatu
asam monoprotik, untuk beberapa asam-basa Bronsted, HA dan A- (muatan diabaikan):
−¿
+¿+ A¿ )
HA ⥨ H ¿
+¿¿
H
¿
−¿
A¿
¿
¿
K=¿
Jadi pada titik setengah ekivalen, bila molaritas [A-] sama dengan [HA], [H+] sama dengan
K. Persamaan ini disebut Persamaan Henderson-Hasselbach. Dengan mengambil negatif
log atau (-log) dari persamaan di atas dan penyusunan kembali menghasilkan:
−¿¿
A
¿
¿
¿
pK= pH −log ¿
Apabila [A-] sama dengan [HA], pH larutan sepadan dengan pK dari spesi HA. Untuk
asam dengan suatu hidrogen yang dapat terionisasi tunggal, spesi HA dan A mempunyai
konsentrasi sama pada separuh volume ekivalen dan pH pada posisi ini seharusnya
merupakan perkiraan yang baik dari pK (Tim Kimia Fisik, 2016).
Hasil
Asan Fosfat
- dipipetkan sebanyak 25,00 mL kedalam gelas piala 250
mL.
- dicelupkan elektroda-elektrodanya dan dititrasi dengan
larutan hidroksida standar. Dijumpai dua patahan dalam kurva
titrasi, satu sekitar 4-5 dan yang lain sekitar pH 9-10.
- dialurkan kurva titrasi sebagai pH lawan volume
NaOH.
- ditetapkan dari kurva itu dan dilaporkan kepada asisten.
- ditetapkan molaritas larutan asan dan nilai pKa1 dan
pKa2 asam fosfat.
Hasil