Meningitis Tuberkulosis
Disusun Oleh :
Nanda Nurdara Tahara
1102012189
Pembimbing :
dr. Nino Widjayanto, Sp. S
II. SUBJEKTIF
Dilakukan secara alloanamnesis dengan istri pasien pada hari Rabu tanggal 3 Juli 2019 di
Bangsal Neuro Lantai 6 Selatan RSUD Koja
a) Keluhan Utama
Tiga minggu sebelum masuk rumah sakit pasien telah menjalani operasi TB
kelenjar di RSUD Tugu, pasien sempat mendapat pengobatan TB paru yang sudah
berjalan selama 1 tahun, akan tetapi pasien sempat putus obat dan hanya mengkonsumsi
obat TB selama 4 bulan karena pasien merasa sudah sembuh dan keluhan yang
dirasakan pasien sudah berkurang.
Sebelumnya pasien tidak pernah mempunyai keluhan seperti ini. Sebelum
datang ke RSUD Koja, pasien belum berobat kemanapun dan hanya mengkonsumsi
obat-obatan warung untuk meredakan sakit kepalanya.
d) Riwayat Pribadi
e) Riwayat Keluarga
f) Riwayat Sosial
Keseharian pasien bekerja sebagai buruh bangunan, dan tinggal Bersama
seorang istri dan dua orang anak perempuan.
III. OBJEKTIF
A. Status Generalis
i. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
ii. Tanda-tanda vital
1. Tekanan Darah : 130/100 mmHg
2. Nadi : 80 x/menit
3. Pernapasan : 20 x/menit
4. Suhu : 38 C
iii. Berat Badan : 40 Kg
iv. Tinggi Badan : 160 cm
v. Status Gizi : 15,625 (berat badan kurang)
vi. Kepala : normochepal, warna rambut hitam, tidak mudah
dicabut, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
vii. Leher :
viii. Thorax
1. Jantung :
Inspeksi : iktus kordis terlihat pada ICS 5 midclavikula
sinistra
Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula
sinistra
Perkusi : Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis
dextra
Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis
sinistra
Auskultasi : BJ I-II ireguler, murmur (-), gallop (-)
2. Paru :
Inspeksi : simetris, retraksi dinding dada (-/-)
Palpasi : tidak dapat dilakukan
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
ix. Abdomen
Sela Mata 1 cm 1 cm
Strabismus Negatif Negatif
Diplopia Negatif Negatif
Nistagmus Negatif Negatif
Eksoftalmus Negatif Negatif
KANAN KIRI
Mengerutkan dahi SIMETRIS SIMETRIS
Menutup mata SIMETRIS SIMETRIS
Memperlihatkan gigi SIMETRIS SIMETRIS
Lekukan nasolabialis SIMETRIS SIMETRIS
Mencembungkan pipi SIMETRIS SIMETRIS
Daya kecap lidah 2/3 depan SULIT DINILAI SULIT DINILAI
KANAN KIRI
Mendengar suara berbisik SULIT DINILAI SULIT DINILAI
Mendengar detik arloji SULIT DINILAI SULIT DINILAI
Test Rinne SULIT DINILAI SULIT DINILAI
Test Weber SULIT DINILAI SULIT DINILAI
Test Schwabach SULIT DINILAI SULIT DINILAI
Kesan SULIT DINILAI SULIT DINILAI
KANAN KIRI
Memalingkan kepala SULIT DINILAI SULIT DINILAI
Mengangkat bahu SULIT DINILAI SULIT DINILAI
v. Sistem Sensorik
viii. Klonus
KANAN KIRI
Patella NEGATIF NEGATIF
Archilles NEGATIF NEGATIF
x. Gerakan-gerakan abnormal
1. Tremor : NEGATIF
2. Athetose : NEGATIF
3. Mioklonik : NEGATIF
4. Chorea : NEGATIF
D. Pemeriksaan Penunjang
i. Pemeriksaan Laboratorium
Tn. A usia 41 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 1 minggu
SMRS. Nyeri kepala makin lama makin memberat dan dirasa seperti di ikat dan
dipukul, menjalar dari kepala atas ke bawah sampai ke pundak. Keluhan nyeri kepala
disertai demam mendadak tinggi yang membuat pasien gelisah dan mengamuk-ngamuk
sehingga pasien tidak bisa tidur. Pasien memiliki penurunan nafsu makan, tidak ada
keluhan mual dan muntah serta penurunan kesadaran ataupun kelemahan anggota gerak
disangkal. Pasien sulit diajak berkomunikasi dan cenderung tidak nyambung jika diajak
bicara. Tiga minggu sebelum masuk rumah sakit pasien telah menjalani operasi TB
kelenjar di RSUD Tugu, pasien sempat mendapat pengobatan TB paru tidak tuntas dan
hanya mengkonsumsi obat TB selama 4 bulan karena pasien merasa sudah sembuh dan
keluhan yang dirasakan pasien sudah berkurang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kaku kuduk dan brudzinsky I positif, hasil
laboratorium Leukosit 11,90 x 10^3/uL, Hematokrit 40.2 % dan Trombosit 480x
10^3/uL
VI. ASSESMENT
a. Diagnosis 1
b. Diagnosis 2 : TB Paru
VII. PLANNING
b. Terapi :
Inf NaCL 0,9 %
Paracetamol 3 x 1gr iv
Deksametason 4 x 5mg iv
Ceftriakson 2x2gr iv
c. Monitoring :
TTV
Defisit Neurologis
d. Edukasi
- Minum obat TB teratur dan sampai tuntas sesuai dengan arahan dokter
- Menjelaskan ke pasien bahwa TB paru dapat menyebar dan menimbulkan gejala yang
banyak salah satunya itu meningitis yang disebabkan oleh bakteri M. Tuberculosis
VIII. PROGNOSIS
a. Ad vitam : dubia ad bonam
b. Ad sanationam : dubia ad malam
c. Ad functionam : dubia ad bonam
(......………………………………)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Meningitis merupakan salah satu infeksi pada susunan saraf pusat yang mengenai
selaput otak dan selaput medulla spinalis yang juga disebut sebagai meningens. Meningitis
dapat disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan parasit.
Meningitis Tuberkulosis tergolong ke dalam meningitis yang disebabkan oleh bakteri yaitu
Mycobacterium Tuberkulosa. Bakteri tersebut menyebar ke otak dari bagian tubuh yang lain.1
2.2 Epidemiologi
Otak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang melindungi struktur syaraf yang
halus, membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan serebrospinal.
Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:
Pia meter : yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan sumsum tulang
belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat akan menyediakan darah untuk
struktur-struktur ini.
Arachnoid : Merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dan dura meter.
Dura meter : Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari jaringan ikat
tebal dan kuat.
3.4 Etiologi8
1. Bakteri:
Pneumococcus
Meningococcus
Haemophilus influenza
Staphylococcus
Escherichia coli
Salmonella
Mycobacterium tuberculosis
2. Virus :
Enterovirus
3. Jamur :
Cryptococcus neoformans
Coccidioides immitris
Pada laporan kasus meningitis tuberkulosa ini, mycobacterium tuberculosis merupakan faktor
penyebab paling utama dalam terjadinya penyakit meningitis.
3.5 Patogenesis
Kebanyakan bakteri masuk ke cairan serebro spinal dalam bentuk kolonisasi dari
nasofaring atau secara hematogen menyebar ke pleksus koroid, parenkim otak, atau selaput
meningen. Vena-vena yang mengalami penyumbatan dapat menyebabkan aliran retrograde
transmisi dari infeksi. Kerusakan lapisan dura dapat disebabkan oleh fraktur , paska bedah
saraf, injeksi steroid secara epidural, tindakan anestesi, adanya benda asing seperti implan
koklear, VP shunt, dll. Sering juga kolonisasi organisme pada kulit dapat menyebabkan
meningitis. Walaupun meningitis dikatakan sebagai peradangan selaput meningen, kerusakan
meningen dapat berasal dari infeksi yang dapat berakibat edema otak, penyumbatan vena dan
memblok aliran cairan serebrospinal yang dapat berakhir dengan hidrosefalus, peningkatan
intrakranial, dan herniasi6
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan
punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot
ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala
tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun, tanda Kernig’s dan
Brudzinsky positif.8
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa
yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala,
pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa
pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.8
3.7 Diagnosis
2. Rontgen thorax
TB apex paru
TB milier
3. CT scan otak
Penyengatan kontras ( enhancement ) di sisterna basalis
Tuberkuloma : massa nodular, massa ring-enhanced
Komplikasi : hidrosefalus
4. MRI
Diagnosis dapat ditegakkan secara cepat dengan PCR, ELISA dan aglutinasi Latex.
Baku emas diagnosis meningitis TB adalah menemukan M. tb dalam kultur CSS. Namun
pemeriksaan kultur CSS ini membutuhkan waktu yang lama dan memberikan hasil positif
hanya pada kira-kira setengah dari penderita
3.8 Penatalaksanaan8
Terapi Farmakologis yang dapat diberikan pada meningitis TB berupa :
Rifampicin ( R )
Efek samping : Hepatotoksik
INH ( H )
Efek samping : Hepatotoksik, defisiensi vitamin B6
Pyrazinamid ( Z )
Efek samping : Hepatotoksik
Streptomycin ( S )
Efek samping : Gangguan pendengaran dan vestibuler
Ethambutol ( E )
Efek samping : Neuritis optika
Regimen : RHZE / RHZS
Prognosis meningitis tuberkulosa lebih baik sekiranya didiagnosa dan diterapi seawal
mungkin. Sekitar 15% penderita meningitis nonmeningococcal akan dijumpai gejala sisanya.
Secara umumnya, penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik
atau mental atau meninggal tergantung : 6
o umur penderita.
o Jenis kuman penyebab
o Berat ringan infeksi
o Lama sakit sebelum mendapat pengobatan
o Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan
o Adanya dan penanganan penyakit.
3.10 Kesimpulan