Anda di halaman 1dari 3

BEDAH BUKU “ WARISAN BIROKRASI UNTUK GEN MILLENIA/ WB_UGM”

WAWANCARA EKSKLUSIF : MILLENIAL VS SENIOR


Oleh Agus Catur Hartanto, Ak, CA, MM, QIA/Kabag TU BPKP Sulsel

Tanpa kita sadari kehadiran Generasi Millenial di Instansi Pemerintahan dalam 5 tahun
terakhir semakin meningkat. Bahkan menurut salah satu sumber jumlah meraka pada saat ini
sudah mencapai lebih dari 35% dari total PNS yang ada, kondisi tersebut akan semakin meningkat
dari tahun ke tahun dengan adanya penerimaan CPNS. Kehadiran mereka tentunya membawa
“warna” tersendiri dan menjadi modal utama bagi Peningkatan Pelayanan di Sektor Publik
dengan adanya Reformasi Birokrasi.

Diberbagai Media Diskusi, meskipun tidak banyak beberapa ASN Millenial yang punya
keinginan untuk resign dari ASN. Ekspetasi mereka (bahkan ada juga yang baru CPNS) berbeda
dengan apa yang ditemui di dunia kerja. Tidak saja masalah salary namun juga masalah passion.
Mereka merasa terjebak “Budaya” Birokrasi yang rumit. Mereka menginginkan “Kebebasan” dan
“Passion”.

Untuk menngetahui pandangan pegawai senior terhadap kehadiran dan kiprah Gen
Millenia dilingkungan kerja serta harapan para Generasi millenia, terjawab dalam cuplikan
wawancara dengan nara sumber Gen Millenia dan Gen X/Senior.

Bagian I : Wawancara dengan Gen Millennia

Ach : Bagaimana pandangan saudara terhadap isi Buku “ Warisan Birokrasi Untuk Generasi
Millenial ?

RM : Conten dari buku WB_UGM, dibahas kira-kira ada case-case tertentu yang terjadi ketika
adanya perbedaan generasi di Instansi Pemerintah. Ada yang senior yang kebanyakan generasi X
dan yang disitu masih baby bommer ada dan dipadukan dengan adanya pendatang baru yaitu
generasi Millenial. Ini memang pola pikirnya agak berbeda. Perilaku Generasi sebelumnya yang
dengan aturan lebih taat lebih detail, hal ini berbeda dengan generasi millennial yang menuntut
lebih flexible/kebebasan.
Ach : Salah satunya yang diutamakan Generasi milenia adalah kebebasan, bisa dijelaskan lebih
detail?
RM : Mereka (Generasi Millenia) pengin dihargai, pengin reward yang lebih, misalnya seperti
teori kebutuhan Abrahan Maslow, yaitu aktualisasi. Dalam hal ini mereka ingin
mengimplementasikan “ilmu” yang mereka dapat di lingkungan kerja. Kondisi demikian dapat
mengakibatkan konflik.
Ach : Apa yang dimaksud konflik dalam hal ini, tolong bisa dijelaskan?
RM : Konflik yang dimaksud yaitu karena senior merasa sudah banyak pengalaman dan sudah
banyak makan asam dan garam kehidupan di dunia sehingga merasa lebih paham kondisi yang
ada . Para gen Millenia agar “ kerja “manut” dengan kondisi yang ada di birokrasi.
Disisi lain hal ini bisa memicu kekecewaan dari gen milenia karena merasa nggak “
dianggap/diperhitungkan” di lingkungan kerja padahal energy mereka berlebih.

Bagian II: Wawancara dengan Generasi X /Senior

Ach : Yang disampaikan Sdr Rima, key wordnya “Kebebasan” Menurut anda yang sudah
pengalaman kerja 25 tahun kerja, Bagaimana ?

RC: Kalau millenal sekarang sangat dekat dengan teknologi informasi, tidak lepas dari gadget.
Harus ada pembatasan- pembatasan yang tidak terlalu mengikat, karena kalau semakin mengikat
justru mereka semakin lari.

Ach : Bagaimana kaitannya dengan buku Warisan Birokrasi Untuk Generasi Millenia (WB_UGM)?

RC: Kaitannya dengan buku ini, artinya dalam buku ini memberikan “pelajaran” yang sangat
berharga bagi gen millenia yang sedang merintis dunia kerja khususnya disektor Publik. Isi buku
ini mengisahkan Pengalaman seorang auditor yang sudah malang melintang di dunia pemeriksaan dan
dunia struktural sehingga sudah mix antara dunia kepraktisan dan dunia tata laksana (struktural)

Ach : Bagaimana kaitanya dengan kompetensi pegawai?

RC : Generasi Senior mempunyai 3 hal (Knowledge, Skill, Attitude ) yang sudah dibangun puluhan tahun
di dunia Birokrasi. Disisi lain Gen Millenial mempunyai modal dasar Knowledge yang diperoleh melalui
pendidikan formaal maupun melalui browsing di Internet. Adapun Skill yang dibutuhkan di dunia kerja
bisa mereka pelajari dari youtube maupun “berguru” langsung dengan para senior yang ada dikantor dan
yang tidak kalah pentingnya terkait dengan attitude.

Ach : Bagaimana dengan attitude Gen Millenial menurut pengamatan saudara selama ini?

RC : Secara umum baik, Cuma masalah komunikasi saja yang perlu ditingkatkan. Juga pandangan
terkait dengan value hidup berupa etos kerja didunia birokrasi. Mereka harus tangguh apalagi
terkait dengan integritas.

Simpulan : Dari sisi senioritas perlu adanya keterbukaan/legowo memenerima ide-ide dari Gen
Millenia, kita hilangkan kesan “ merasa digurui”. Hal ini karena dampak dari perubahan
lingkungan sehingga cara/metode dalam bekerja yang dulunya bagus kemungkinan harus
berubah. Sedangkan dari sisi Gen Millennia yang mempunyai idealisme dan energi perubahan
yang luar biasa seharusnya tetap menjaga kesantunan dalam bekerja maupun dalam
menyampaikan ide-ide yang ada.

*** ach ***

Anda mungkin juga menyukai