Anda di halaman 1dari 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

SEMESTER II (DUA)
TK BINA ANAK ISLAM KRAPYAK

Semester/Minggu : II/ 1
Tema : ALAT TRANSPORTASI
Sub Tema : TRANSPORTASI DARAT
Kelompok : TK A
Model Pembelajaran : SUDUT
Alokasi Waktu : 1 MINGGU
Aspek Materi
KD Tujuan Pembelajaran Rencana Kegiatan
Perkembangan Pembelajaran
Nilai Agama dan 3.1-4.1 - Doa ketika naik - Anak hafal doa ketika HARI 1
Moral 1.1 kendaraan darat membeli binatang Sudut Bahasa
- Surat Al-Alaq ayat dengan lengkap Meniru menulis motor
6-10 - Anak hafal surat Al- dan menempel.
- Hadist takbir dan Alaq ayat 1-5 dengan Matematika
tahmid saat lengkap Mengelompokkan
bepergian - Anak hafal hadist motor sesuai dengan
takbir dan tahmid saat warna
bepergian dengan Kebudayaan
lengkap Finger painting motor
3.2-4.2 Perilaku baik dan - Anak mengetahui 3
1.2 buruk perilaku baik dan
buruk ketika naik
kendaraan darat
(kereta dll) HARI 2
- Anak berperilaku Sudut Bahasa
baik terhadap sesama Menyusun kartu huruf
penumpang membentuk kata ikan
Matematika
Fisik Motorik 3.3-4.3 Koordinasi kepala - Anak menirukan Seriasi dari kecil-besar
2.1 tangan badan dan kaki gerak kereta api Kebudayaan
sambil bernyanyi Anak mampu
dengan lincah menempelkan bagian
- Anak menirukan sepeda dengan tepat
gerakan menyetir
mobil sambil berjalan
dengan dengan lincah
- Anak menirukan
gerakan pesawat
terbang diudara
dengan luwes

Koordinasi mata - Anak dapat HARI 3


tangan mengkoordiansikan Sudut Bahasa
mata tangan melalui Menyusun kata
kegiatan montase “MOBIL” dengan
dengan terampil pewarna makanan.
- Anak dapat Matematika
menempel dengan Mengelompokkan
terampil mobil kedalam
- Anak dapat transportasi darat
mengkoordinasikan Latihan Kehidupan
mata tangan dengan Praktis
terampil melalui Membeli tiket bermain
kegiatan finger mobil-mobilan
painting
3.4-4.4 - Cuci tangan - Anak cuci tangan
2.1 sesuai standar WHO

Kognitif 3.6-4.6 - Mengenal bentuk - Anak HARI 4


2.2 geometri 2 dimensi mengklasifikasikan Sudut Bahasa
- Mengenal motor sesuai warna Menulis huruf
pengelompokkan dengan tepat membentuk nama anak
trasportasi darat - Anak mampu Matematika
berdasar jumlah menyusun dari kecil- Mengelompokkan
roda besar dengan tepat bentuk benda sesuai
- Membandingkan - Anak mampu dengan warna
besar kecil mengelompokkan Kebudayaan
bentuk sesuai dengan Finger painting sesuai
warna dengan tepat imajinasi anak
3.7-4.7 - Mengenal macam - Anak mampu
2.2 transportasi darat mengelompokkan
gambar transportasi
darat (mobil) dengan
tepat
Bahasa 3.12-4.12 - Mengenal lambang - Anak dapat HARI 5
huruf penyusun menyusun huruf Puncak tema Fieldtrip
2.7 sebuah kata tertentu membentuk kata ke “STASIUN TUGU”
- Mengenal lambang “MOBIL” dengan
bilangan lengkap
- Anak dapat
menuliskan lambang
bilangan jumlah roda
sepeda dengan benar
- Anak mampu meniru
menulis nama sendiri
dengan lengkap
3.11-4.11 - Mengungkapkan - Anak menyampaikan
ide/gagasan aturan main dengan
2.14 - Bercerita aktif
- Anak mampu
bercerita tentang naik
kendaraan darat
dengan aktif
- Anak mampu
bercerita tentang
hasil karya dengan
percaya diri
3.10-4.10 - Mengerjakan yang - Anak mengerjakan
diperintahkan guru yang diperintahkan
guru (menulis dan
menempel) dengan
tepat
Sosial emosional 3.13-4.13 - Pengendalian diri - Anak menyebutkan
2.6 - Perilaku disiplin aturan main dengan
2.7 - Sikap sabar aktif
2.8 - Kemandirian - Anak mampu dengan
mandiri
menyelesaikan 3
kegiatan main
- Anak menyebutkan
aturan 3 naik
kendaraan umum
dengan tepat
Seni 3.15-4.15 - Mozaik mobil - Anak dapat
2.4 - Finger painting menempel bagian
sepeda dengan rapi
- Anak dapat
melakukan finger
painting sesuai
imajinasi

BAHAN AJAR

ASPEK
BAHAN AJAR/KONSEP PENGETAHUAN
PERKEMBANGAN
NAM A. Surat Al-alaq ayat 6-10
- Lafal Surat
1. Kallaa innal-insaana layatgaa
2. Ar ra ‘aahustagna
3. Inna ilaa rabbikar-ruj’aa
4. Ara’aital-lazii yanhaa
5. Abdan izaa sallaa
- Arti surat
1. Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas
2. Apabila melihat dirinya serba cukup
3. Sungguh, hanya kepada Tuhan-mulah tempat kembali(mu).
4. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang?
5. Seorang hamba ketika dia melaksanakan salat,
Sumber: juzamma
B. Doa Sebelum naik kendaraan
- Lafal doa: Subhaanalladzii sakkhara lanaa hadza wama kunna lahu muqriniin wa-inna
ilaa rabbina lamunqalibuun
- Arti doa: maha suci Allah yang telah menundukkan untuk kami (kendaraan) ini,
padahal sebelumnya kami tidak mampu untuk menguasainya, dan hanya kepada-Mu
lah kami akan kembali
Sumber: Buku Bimbingan Anak-Anak Berdo’a
C. Syair Hadist Takbir dan Tahmid Saat Bepergian
- Lafal doa: Kunnaa idzaa shoidnaa kabbarnaa wa i dzaa nazalnaa sabbahnaa
- Arti doa: apabila kamu mendaki kamu membaca takbir dan bila kamu turun kamu
membaca tasbih
Sumber: Buku hafalan hadist TKIT BAIK
D. Tata tertib naik kereta
- Persiapan tiket
- Ketika berjalan tidak mengoperasikan telepon genggam
- Berjalan pada salah satu sisi
- Merokok ditempat yang ditentukan. Pada umumnya terdapat aturan dilarang
- Berjalan dibagian dalam garis kuning untuk menghindari kejadian yang tidak
diinginkan
- Menunggu kereta dengan tertib
- Utamakan penumpang turun
- Tidak terburu-buru
- Hindari berbicara melalui telepon genggam, gunakan silent mode
- Hindari kakan dan minum didalam kereta
Sumber: https://matcha-jp.com
MOTKES A. Ada beberapa prinsip utama perkembangan motorik menurut Malina & Bouchard (1991),
yaitu :
1. Kematangan Syaraf
Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan
syaraf yang mengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak dilahirkan, syaraf-syaraf yang
ada dipusat susunan belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu
mengontrol gerakan-gerakan motorik. Pada usia kurang lebih 5 tahun, syaraf-syaraf ini
sudah mencapai kematangan dan menstimulasi berbagai kegiatan motorik. Otot-otot
besar mengontrol gerakan motorik kasar, seperti berjalan, berari, melompat dan berlutut,
berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan otot-otot halus yang mengontrol
kegiatan motorik halus, seperti menggunakan jari- jari tangan untuk menyusun puzzle,
memegang pensil atau gunting membentuk dengan plastisin atau tanah liat.
2. Urutan
Pada usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks,
yaitu kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan motorik dengan seimbang, seperti
berlari sambil melompat, mengendarai sepeda, dan lain-lain.
a. Ururtan pertama, disebut pembedaan yang mencangkup perkembangan secara
perlahandari gerakan motorik kasar yang belum terarah ke gerakan yang lebih terarah
sesuai dengan fungsi gerakan motorik.
b. Ururtan kedua, adalah keterpaduan, yaitu kemampuan dalam menggabungkan
gerakan motorik yang saling berlawanan dalam koordinasi gerakan yang baik, seperti
berlari dan berhenti, melempar dan menangkap, maju dan mundur.
B. Motorik Halus
Dini P. Daeng Sari (1996: 721) mengemukakan bahwa motorik halus adalah aktivitas
motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus, gerakan ini menuntut
menuntut koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak yang baik yang
memungkinkannya untuk melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerakannya.
Menurut Sumantri (2005: 47) “Perkembangan motorik adalah proses sejalan dengan
bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan gerakan individu meningkat
dari keadaan tidak terorganisasi dan tidak terampil ke arah penampilan keterampilan
motorik yang kompleks dan terorganisasi dengan baik, yang pada akhirnya ke arah
penyesuaian keterampilan menyertai terjadinya proses menua ( menjadi tua )”.
Tujuan pengembangan motorik halus usia 4-6 tahun menurut Sumantri (2005:146)
adalah sebagai berikut:
a. Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan
keterampilan gerak kedua tangan.
b. Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari-
jemari: seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda.
c. Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.
d. Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.
Anak usia dini dalam perkembangan dan pertumbuhan fisik, psikis, dan
inteligensinya dilalui lewat aktivitas gerak dalam bentuk bermain dan melakukan
permainan. Perkembangan fisik dilakukan dengan berbagai gerak motorik kasar maupun
halus seperti berlari, melempar, melukis dan menulis (Harun Rasyid, dkk.; 2009).
Snowman (dalam Sumantri, 2005: 26) mengemukakan ciri anak usia dini pada aspek fisik
adalah sebagai berikut ;
a. Otot-otot besar dan kontrol terhadap motorik halus seperti jari tangan pada anak
usia dini belum berkembang sempurna.
b. Anak masih sering mengalami kesulitan apabila memfokuskan pandangannya
pada obyek-obyek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan dan
mata masih kurang sempurna
c. Walaupun tubuh anak lentur, tetapi struktur tengkorak kepala yang melindungi
otak masih lunak.
d. Anak lelaki lebih besar dan anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang
bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus.
C. Finger Painting
1. Finger painting adalah jenis kegiatan membuat gambar yang dilakukan dengan cara
menggoreskan adonan warna (bubur warna) secara langsung dengan jari tangan secara
bebas di atas bidang gambar, batasan jari di sini adalah semua jari tangan, telapak
tangan, sampai pergelangan tangan (Sumantri, 2005: 53). Sedangkan menurut Hajar
Pamadi (2008: 10), finger painting adalah teknik melukis secara langsung tanpa
menggunakan bantuan alat, anak dapat mengganti kuas dengan jari–jari tangannya
secara langsung.
D. Kriteria penilaian
Penilaian dalam aspek ini adalah kemampuan menggunakanjari untuk melakukan finger
painting
http://ujianpkp.blogspot.co.id/2015/11/contoh-makalah-analisis-finger-painting.html
KOGNITIF A. Pengembangan Kognitif
Beberapa pengembangan kognitif diarahkan pada pengembangan kemampuan taktil,
geometri dan sains permulaan.
1. Pengembangan Taktil (PT)
Kemampuan ini berhubungan dengan tekstur (indra peraba). Adapun kemampuan
yang akan dikembangkan, antara lain :
a. Mengembangkan kesadaran akan indra sentuhan.
b. Mengembangkan kesadaran dengan berbagai tekstur.
c. Bermain air.
d. Meremas kertas Koran.
2. Pengembangan Geometri (PG)
Kemampuan ini berhubungan dengan pengembangan konsep bentuk dan ukuran
adapun kemampuan yang dikembangkan, antara lain :
a. Memilih benda menurut warna, bentuk dan ukurannya.
b. Mencocokan benda menurut warna, bentuk dan ukurannya.
c. Menciptakan bentuk dari kepingan geometri.
d. Mengenal ukuran panjang, berat dan isi.
3. Pengembangan Sains Permulaan (PS)
Kemampuan ini berhubungan dengan berbagai pecobaan atau demonstrasi sebagai
suatu pendekatan secara saintifik atau logis, tetapi tetap dengan mempertimbangkan
tahapan berpikir anak. Adapun kemampuan yang akan dikembangkan, antara lain :
a. Mengeksplorasi berbagai benda yang ada di sekitar.
b. Mengadakan berbagai percobaan sederhana.
c. Mengkomunikasikan apa yang telah diamati dan diteliti
Contoh kegiatan yang dapat dikembangkan melalui permainan, sebagai berikut.
a. Mengenal asal mula sesuatu.
b. Benda-benda dimasukkan ke dalam air.
c. Mengenal sebab akibat sakit gigi.
d. Balon ditiup lalu dilepas.
B. Kriteria penilaian
Kriteria penilaian dalam kegiatan ini adalah ketepatan kemampuan anak
mengelompokkan bentuk sesuai dengan warnanya
Sumber: http://senyumketiga.blogspot.co.id/2014/08/karakteristik-klasifikasi-dan-profil.html
BAHASA A. Tahap perkembangan kemampuan membaca
Menurut Cochrane efal (dalam Nurbiana Dhieni, 2005: 5.9) perkembangan
kemmapuan membaca pada anak usia 4-6 tahun berlangsung dalam 5 tahap yakni:
1. Tahap fantasi (magical stage). Mulai belajar menggunakan buku dengan membolak-
balik buku dan membawa buku yang disukai.
2. Tahap pembentukan konsep diri (self concept stage) anak pura-pura membaca
3. Tahap membaca gambar (bridging reading stage) anak mulai dapat menemukan kata
yang dikenalnya.
4. Tahap pengenalan bacaan (take-of reader stage) anak menggunakan tiga sistem
isyarat yaitu graphonic, semantic dan syntactic secara bersama. Mulai tertarik pada
bacaan, mengingat kembali cetakan pada konteksnya, berusaha mengenal tanda-
tanda pada lingkungan serta membaca berbagai tanda seperti: kotak susu, pasta gigi,
atau papan iklan yang lain.
5. Tahap membaca lancar (independen reader) membaca berbagai jenis buku yang
berbeda secara bebas. Menyusun pengertian dari tanda, pengalaman dan isyarat yang
dikenalnya, dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan.
B. Tahap perkembangan menulis
Tahap perkembangan menulis anak menurut Buncil (2010) menyebutkan tahapan
menulis anak, antara lain:
1. Tahap 1: coretan-coretan anak. Memulai coretan, random scribbling, coretan awal,
coretan acak; coretan-coretan seringkali digabungkan seolah-olah “krayon” tidak
pernah lepas dari kertas.
2. Tahap 2: coretan terarah. Coretan terarah dimunculkan dalam bentuk garis lurus
keatas atau mendatar yang diulang-ulang; garis-garis, titik-titik, bentuk lonjong, atau
lingkaran (huruf tirua) mungkin terlihat tidak berhubungan dan menyebar secara
acak diseluruh permukaan kertas.
3. Tahap 3: Garis dan bentuk khusus diulang-ulang. Diwujudkan melalui bentuk, tanda,
dan garis-garis yang terarah; dapat terlihat mengarah dari sisi kiri ke kanan halaman dengan
huruf-huruf yang sebenarnya atau titik-titik sepanjang garis; dapat mengarah dari atas ke
bawah halaman kertas
4. Tahap 4: latihan huruf-huruf acak atau nama. Huruf-huruf muncul berulang-ulang
diwujudkan dari namanya; beberapa dapat diakui dan yang lainnya sebagai simbol; dapat
mengambang di atas kertas, digambarkan di dalam garis, ditulis dalam gambar sederhana
yang sudah dikenalnya missalnya rumah, saling berhimpit di atas yang lainnya secara
berulang-ulang. Huruf-huruf nama mungkin saling tertukar , dan/atau ditulis di atas dan
dibawah. Latihan nama dapat menggunakan huruf besar atau yang lainnya kecil, contoh-
contoh yang abstrak atau benar.
5. Tahap 5: menulis nama. Nama mungkin yang pertama, terakhir, atau gabungan dan tulisan
dapat muncul berulang-ulang dalam berbagai warna alat-alat tulis (spidol,ayon, pensil); nama
dapat ditulis di depan atau sebagai cerminan pikiran, di dalam kotak dengan latar belakang
atau bayangan berwarna; nama dapat ditulis di atas kertas dengan gambar di bawah;
rangkaian angka-angka dan abjad dapat dimasukkan.
6. Tahap 6: mencontoh kata-kata dilingkungan. Menulis kata-kata dari lingkungan secara acak
dan diulang-ulang dalam berbagai ukuran, orientasi dan warna; termasuk nama anggota
keluarga lainnya
7. Tahap 7: Usaha pertama untuk memeriksa dan mengeja kata-kata dengan menggabungkan
huruf yang bermacam-macam untuk mewujudkan sebuah kata seperti yang digambarkan
berikut : 1Huruf konsonan awal (D mewakili Dinosaurus), Huruf konsonan awal dan akhir
(DS mewakili DinoSaurus), Huruf konsonan tengah (DNS mewakili DiNoSaurus), Huruf
awal, tengah, konsonan akhir dan huruf hidup dituliskan pada tempatkan.
8. Tahap 8: ejaan umum. Usaha-usaha mandiri untuk memisahkan huruf dan mencatatnya
dengan benar menjadi kata lengkap.
C. Kriteria Penilaian : penilaian ada pada kemampuan anak dalam meniru huruf
membentuk namanya sendiri.
Sumber: http://fitriawulandaripaud.blogspot.co.id/2015/12/tahap-tahap-kemampuan-
membaca-dan.html
SOSEM A. Teori perkembangan sosial anak
Pada anak usia taman kanak-kanak (4-6 tahun) perkembangan sosial sudah mulai
berjalan. Hal ini tampak dari kemampuan mereka dalam melakukan kegiatan secara
berkelompok. Kegiatan bersama berbentuk seperti sebuah permainan. Tanda-tanda
perkembangan pada tahap ini adalah:
 Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam
lingkungan bermain.
 Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan.
 Anak mulai mengetahui hak atau kepentingan orang lain.
 Anak mulai terbiasa bermain bersama anak-anak lain atau teman sebaya.
Perkembangan sosial anak diperoleh dari kematangan dan kesempatan belajar dari
berbagai respons lingkungan terhadap anak. Perkembangan sosial yang optimal diperoleh
dari respons sosial yang sehat dan kesempatan yang diberikan kepada anak untuk
mengembangkan konsep diri yang positif. Melalui kegiatan bermain, anak dapat
mengembangkan minat dan sikapnya terhadap orang lain. Dan sebaliknya aktivitas yang
terlalu banyak didominasi oleh guru akan menghambat perkembangan sosial emosi anak.
B. Kemdirian anak
Menurut Ariyanti (2000) ada lima tahapan perkembangan kemandirian anak yaitu:
1. Anak mampu mengatur kehidupan dan diri anak sendiri, misalnya : makan, ke
kamar mandi, mencuci, membersihkan diri, dan memakai pakaian sendiri.
2. Anak bisa melaksanakan ide-ide anak sendiri dan menentukan arah permainan.
3. Anak bisa mengurus hal-hal yang ada dalam rumah dan bertanggung jawab
terhadap sejumlah pekerjaan domestik, mengatur bagaimana menyenangkan dan
menghibur diri sendiri dalam alur yang diperbolehkan, dan mengelola uang saku
sendiri.
4. Anak bisa mengatur diri sendiri di luar rumah, misalnya di sekolah, menyelesaikan
pekerjaan rumah, menyiapkan segala keperluan kehidupan sosial di luar rumah.
5. Anak mampu untuk mengurus orang lain baik didalam rumah maupun di luar
rumah, misalnya menjaga adiknya ketika orang tua sedang mengerjakan sesuatu
yang lain.
Lantas seperti apakah ciri anak yang telah memiliki kemandirian? Menurut Sholihatul,
setidaknya ada 4 ciri kemandirian anak yang perlu diketahui yaitu
1. Anak dapat melakukan segala aktivitasnya secara sendiri meskipun tetap dengan
pengawasan orang dewasa.
2. Anak dapat membuat keputusan dan pilihan sesuai dengan pandangan, pandangan
itu sendiri di perolehnya dari melihat prilaku atau perbuatan orang-orang di
sekitarnya.
3. Anak mampu bersosialisasi dengan orang lain tanpa perlu di temani orang tua.
4. Anak bisa mengontrol emosinya bahkan dapat berempati terhadap orang lain
C. Kriteria Penilaian: penilaian ada pada kemandirian anak mengerjakan tugas dengan
mandiri tanpa bantuan guru
Sumber: https://dosenpsikologi.com/perkembangan-sosial-emosional-anak-usia-dini
http://www.al-maghribicendekia.com/2013/09/ciri-anak-mandiri-dan-tahapan.html
SENI A. Pengertian finger painting
Finger painting adalah jenis kegiatan membuat gambar yang dilakukan dengan cara
menggoreskan adonan warna (bubur warna) secara langsung dengan jari tangan secara bebas
di atas bidang gambar, batasan jari di sini adalah semua jari tangan, telapak tangan, sampai
pergelangan tangan (Sumantri, 2005: 53). Sedangkan menurut Hajar Pamadi (2008: 10),
finger painting adalah teknik melukis secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat, anak
dapat mengganti kuas dengan jari–jari tangannya secara langsung.
B. Aspek penilaian mozaik
Aspek penilaian mozaik menurut sebuah penelitian adalah keterpaudan warna anak dan
ide/imajinasi anak dalam melakukan finger painting
Sumber: http://senyumketiga.blogspot.co.id/2014/08/karakteristik-klasifikasi-dan-profil.html

Anda mungkin juga menyukai