Anda di halaman 1dari 53

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu keadaan

dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal

yaitu 120/80 mmHg. Menurut WHO (Word Health Organization), batas

tekanan darah yang dianggap normal adalah kurang dari 130/85

mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan

hipertensi (batas tersebut untuk orang dewasa di atas 18 tahun)

(Taringan, 2016) .

Penyakit hipertensi dapat mengakibatkan miokard, stroke, gagal

ginjal dan kematian jika tidak dideteksi secara dini dan ditangani

dengan tepat. Hipertensi menyebabkan serangan jantung, stroke,

congestive heart failure, dan menyebabkan kematian pada 45%

penderita jantung dan 51 % kematian pada penderita penyakit stroke

pada tahun 2008 (Pramono, 2016)

Tingginya angka kejadian hipertensi di dunia, dipengaruhi oleh

dua jenis faktor, yaitu yang tidak bisa diubah seperti umur, jenis

kelamin, ras. Faktor yang bisa diubah diantaranya obesitas, konsumsi

alkohol, kurang olahraga, konsumsi garam yang berlebihan, dan

kebiasaan merokok. (Pramono, 2016).

1
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah penderita

hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang

bertambah pada 2025 mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia

terkena hipertensi. WHO menyebutkan negara ekonomi berkembang

memiliki penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan negara maju

hanya 35%, kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita

hipertensi, yaitu sebesar 40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia

Tenggara 36%. Kawasan Asia penyakit ini telah membunuh 1,5 juta

orang setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang

menderita hipertensi. Sedangkan di Indonesia cukup tinggi, yakni

mencapai 32% dari total jumlah penduduk (Taringan, 2016)

Menurut data Rikesdas tahun 2018 Prevalensi hipertensi di

Indonesia berdasarkan diagnosa dokter sebanyak 8,4 %, menurut dokter

atau minum obat sebanyak 8,8 % dan berdasarkan hasil pengukuran

penduduk umur > 18 thn sebanyak 34,1 %. Hasil Riskesdas tahun 2013

prevelensi hipertensi hasil wawancara diseluruh provinsi NTT adalah

7,2 persen dan berada dibawah angka nasional yang mencapai 9,4

persen. Ditambah dengan penderita yang sedang minum obat hipertensi

sendiri meskipun belum pernah didiagnosis dokter, prevalensi seluruh

hipertensi di provinsi itu adalah 7,4 persen dan berada dibawah

prevelensi nasional yang mencapai 9,5 persen.

Untuk mengendalikan tekanan darah hipertensi, maka

diperlukan intervensi kombinasi obat farmakologis dengan non

2
farmakologis. Intervensi non farmakologis yang dapat di gunakan

adalah hipnoterapi. (Nurprasetyo, 2016)

Hipnoterapi adalah suatu metode dimana klien dibimbing untuk

melakukan relaksasi, setelah kondisi relaksasi dalam ini tercapai

maka secara alamiah gerbang pikiran bawah sadar seseorang akan

terbuka lebar, sehinga yang bersangkutan menerima sugesti

penyembuhan yang diberikan, saat kondisi rileks terjadi stimulasi

gelombang alfa di otak, paru dan sistem pernafasan dapat

memaksimalkan pengambilan oksigen dari luar, di sertai dengan

peningkatan efektifitas pemanfaatan dan pertukaran gas didalam

jaringan tubuh. Peningkatan oksigen dalam lumen pembuluh darah juga

akan menyebabkan turunnya kekakuan dinding pembuluh darah

sehingga melancarkan sirkulasi (Pramono, 2016).

Menurut Survey awal yang dilakukan Di Desa Manusak

Penyebab Hipertensi pada masyarakat disana adalah stress, karna

masyarakat disana kebanyakan adalah petani sehingga ketika hasil

pertanian tidak bagus maka itu akan memicu stress sehingga

menyebakan hipertensi. Dan juga ada banyak warga baru (Eks Timor-

Timur) yang masih mengingat harta benda dan Keluarga mereka yang di

tinggalkan saat gejolak di Timor-Timur sehingga menyebabkan stress.

Berdasarkan uraian data diatas peneliti tertarik mengambil

penelitian tentang pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan tekanan

darah hipertensi, serta menemukan dosis terapi yang dilakukan dan

3
berapa hasil yang didapatkan setelah dilakukannya terapi, dengan

mengambil tempat study kasus di Desa manusak Kabupaten kupang.

1.2. Rumusan masalah

Penyakit hipertensi dapat mengakibatkan miokard, stroke, gagal

ginjal dan kematian jika tidak dideteksi secara dini dan ditangani

dengan tepat. Untuk penatalaksanaannya ada dua yaitu farmakologis

dan non farmakologis, untuk non farmakologis ada juga terapi yang

digunakan yaitu teknik hipnotis(hipnoterapi)

Maka peneliti mau mengetahui apakah ada pengaruh hipnoterapi

terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Manusak

Kabupaten Kupang 2019 ?

1.3. Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan umum :

Mengetahui pengaruh hipnoterapi terhadap tekanan darah pada

penderita hipertensi di Desa Manusak Kabupaten Kupang.

1.3.2. Tujuan khusus :

1. Mengidentifikasi tekanan darah sebelum dilakukan

hipnoterapi terhadap tekanan darah penderita hipertensi pada

kelompok intervensi Desa Manusak.

2. Mengidentifikasi tekanan darah sebelum kelompok kontrol yang

tidak diberikan hipnoterapi pada pasien hipertensi di Desa

Manusak.

4
3. Mengidentifikasi tekanan darah setelah dilakukan

hipnoterapi terhadap tekanan darah penderita hipertensi

kelompok perlakuan di Desa Manusak Kabupaten Kupang 2019.

4. Mengidentifikasi tekanan darah sesudah kelompok kontrol pasien

hipertensi yang tidak diberikan hipnoterapi Di Desa Manusak.

5. Menganalisis pengaruh hipnoterapi terhadap tekanan darah pada

kelompok perlakuan di Desa Manusak.

6. Menganalisis pengaruh tekanan darah kelompok kontrol yang

tidak diberi hipnoterapi penderita hipertensi di Desa Manusak.

1.4. Manfaat penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah wawasan tentang pengaruh hipnoterapi terhadap

penurunan hipertensi serta sebagai dasar dalam melakukan asuhan

keperawatan.

1.4.2. Manfaat praktis

1. Bagi responden

Sebagai alternatif bagi penderita hipertensi dengan non

farmakologis yang memili efek samping sedikit bahkan tidak sama

sekali.

2. Bagi perawat

Sebagai pengetahuan serta intervensi nonfarmakologi dalam

menangani permasalahan hipertensi.

3. Bagi peneliti Selanjutnya

5
Sebagai landasan serta pengembangan penelitian keperawatan

selanjutrnya untuk menemukan alternatif terapi..

1.5. Keaslian penelitian

Penelit Judul Metode Variabel Hasil


i Penelitian Penelitian
Cahyo Pengaruh Penelitian Independe Ada pengaruh
Pramono , hypnotherapy ini menggunakan n : hypnotherapy yang bermakna antara
Istianna Nur terhadap desain pre- Dependen sebelum dan sesudah
Hidayati , Seto penurunan experiment dengan : hypnotherapy terhadap
Hartadi tekanan darah metode One group tekanan penurunan tekanan darah
pada penderita pretest posttest darah pada pederita hipertensi
hipertensi primer design yaitu yaitu primer di dukuh Sobrah
di dukuh sobrah eksperimen yang Gede desa Buntalan,
gede desa dilaksanakan pada sehingga perawat
buntalan satu kelompok saja sebagai care provider
tanpa kelompok dapat menggunakan
pembanding hipnoterapi untuk
(Arikunto, menurunkan tekanan
2010). darah pada pasen dengan
hipertensi primer.
Adi Hipnotera Penelitian Independe
Nuprastyo , pi untuk ini menggunakan n : hypnotherapy
Ruhyana,Wida menurunkan Quasi Dependen
ryati, tekanan darah eksperimental :
penderita Design. Adapun tekanan
hipertensi di jenis rancangan darah
dusun gamping dalam penelitian ini
lor berbentuk Non
ambarketawang equivalent control
gamping sleman group, dimana
Yogyakarta dalam rancangan ini
pengelompokan
anggota sampel
pada kelompok
eksperimen dan
kelompok control
tidak dilakukan
secara random atau
acak
Indahr Terapi Penelitian Independe Relaksasi dapat
ia Sulistyarini relaksasi untuk ini merupakan n : Terapi menurunkan tekanan
menurunkan penelitian relaksasi darah baik sistolik maupun
tekanan darah dan eksperimen dan Dependen diastolik pada penderita
meningkatkan kelompok Kontrol : tekanan hipertensi,
kualitas hidup (pretest-posstest darah,kualitas
penderita with control group hidup
hipertensi design ).

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Hipnoterapi

2.1.1. Pengertian Hipnotis

Menurut Departemen Pendidikan U.SA. Departement of

Education, Human Services Division, definisi Hypnotis adalah

penembusan factor kritis pikiran sadar diikuti dengan diterimanya

suatu pikiran atau sugesti. Selain itu dapat pula dikatakan bahwa

hipnotis adalah suatu kondisi ketika perhatian menjadi terpusat

sehingga tingkat sugestibilitasnya (daya terima saran) sangat tinggi

(Subiyono, 2015)

Hipnosis merupakan kondisi ketika seseorang mudah menerima

saran, informasi, dan sugesti yang mampu mengubah seseorang

menuju kearah yang lebih positif. Selanjutnya Andi Hakim

mengatakan bahwa hipnosis merupakan teknik yang memudahkan

untuk memotivasi seseorang secara ceoat dan efisien. Atau dapat

dikatakan bahwa hipnotis adalah seni komunikasi untuk

mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadarannya

untuk tujuan positif, yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang

otak dari beta ke Alpha atau Theta. Atau dengan kata lain kalau

ditinjau dari maknanya adalah merupakan suatu keahlian memasukkan

pesan positip kedalam diri orang lain, yang mengakibatkan orang yang

7
bersangkutan akan tergerak dan termotivasi untk melaksanakan pesan

tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa hypnotis

adalah salah satu metode eksplorasi pemanfaatan potensi alam bawah

sadar manusia, dengan proses menenangkan pikiran kedalam

gelombang otak teta, yang menyiapkan pikiran alam bawah sadar

untuk menerima informasi yang masuk kedalam otak secara tidak

kritis. Selanjutnya untuk penggunaanya , hipnotis dapat digunakan

untuk penyembuhan, kemajuan pribadi atau orang lain, therapy, dan

lain–lain. Jenis–jenis hipnotis dari segi manfaatnya, Hypnosis for the

moving intellectual, Irotic hypnosis, Metaphysical hypnosis,

Comedy hypnosis, Clinical hypnosis, Medical and dental hypnosis,

Forensic Hypnosis. sedangkan ditinjau dari subyeknya hypnotis dapat

diklasifikasikan menjadi self hypnosis, hipnotis untuk orang lain

dan hipnotis untuk binatang. (Subiyono, 2015)

2.1.2. Jenis-Jenis Hipnotis

1. Hipnotis for The Moving Intelectual/Hipnotis untuk

Kemajuan Pribadi.

2. Hipnotis for The Moving Intelectual adalah hipnotis yang

digunakan untuk kemajuan pribadi. Dengan melakukan

autosugesti atau swa saran terhadap diri sendiri atau diri

subyek disertai dengan ambisi yang kuat serta dengan penuh

keyakinan bagi keperluan apa saja yang menjadi tujuan,

sepereti memperlancar segala usaha bisnis, memperkuat rasa

8
percaya diri, membakar semangat , mengatasi berbagai

kesulitan , membuang rasa takut, membuang rasa rendah diri ,

mencerdaskan otak dan membentuk kepribadian yang kokoh.

Kecuali itu sugesti–sugesti dapat dirancang untuk membentuk

karakter seseorang.

3. Erotic Hypnosis. adalah hipnotis yang dipergunakan untuk

mengatasi permasalahan seksual., atau dengan kata lain

adalah aplikasi hypnotis yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas dalam menjalin hubungan rumah

tangga.

4. Methaphysical Hypnosis adalah hipnotis yang digunakan untuk

meneliti berbagai fenomena metafisik seperti ESP,

Clairovance, Clairaudience, Out of body, travel, meditasi,

inner body, inner beauty, inner self, dan eksperimen–

eksperimen metafisika lainnya.

5. Comedy Hypnosis. adalah Hipnotis yang digunakan dengan

tujuan sebagi hiburan semata. , Hipnotis ini dapat dilakukan di

panggung, di jalan, di Mall, di tempat rekreasi, di kampus, di

pasar, dll.

6. Clinical Hypnosis.(Hypnoterapi) adalah hipnotis yang

digunakan untuk therapy psikis dan phisik yang ditekankan

untuk mengobati dari pangkal penyakit.. Hypnoterapi

berprinsip dalam penyembuhan dengan menghilangnya

9
penyebabnya , selebihnya pribadi didorong untuk mampu

meyakini bahwa rasa sakit yang diderita telah sembuh.

7. Medical dan Dental Hypnosis. adalah hipnotis yang

digunakan untuk dunia medis. Hipnotis jenis ini biasanya

digunakan oleh dokter dokter bedah untuk menciptakan efek

enes thesia tanpa menggunakan obat bius., sehingga pasien

tidak merasakan sakit sedikitpun.

8. Forensic Hypnosis. adalah hipnotis yang digunakan untuk

mengungkap perilaku kejahatan. Jenis hipnotis ini digunakan

untuk menggali informasi yang terjadi sebenarnya dari sang

korban. (Sugiyono, 2012)

2.1.3. Tahapan Hipnotis.

1. Pre –induksi/Pre- talk.

Pre–induksi adalah tahap mengkondisikan seseorang/kelompok

orang untuk siap di hipnotis. Fungsi pre indusksi adalah

membangun hubungan baik dengan klien , megatasi rasa takut

klien pada proses hypnotherapy yang akan dijalankan, membangun

harapn mklien dan mengumpulkan data dan informasi. Kecuali itu

pre induksi juga dapat meliputui penyiapan tempat, suasana,

aroma, property dan lain sebagainya untuk mendukung suksesnya

proses hipnotis.

10
2. Tes Sugestibilitas.

Tes sugestibilitas merupakan proses untuik menguji

sugestibiklitas seseorang, apakah mudah disugersti atau tidak.

3. Induksi.

Induksi merupakan proses untuk menurunkan level kesadaran

seseorang. Jika dikaitkan dengan gelombang otak manusia ,

teknik induksi bertujuan mereduksi/menurunkan gelombang otak

manusia dari betha menuju ke alpha atau theta.

4. Deepening.

Deepening merupakan proses untuk memperdalam level

kesadaran seseorang untuk diinduksi.

5. Trance level test/Depth Level Test.

Trance level test/Depth Level Test adalah proses untuk

memastikan bahwa klien benar–benar telah memasuki kondisi

hypnotis yang dibutuhkan untuk menjalani prosesa selanjutnya.

6. Sugesti/afirmasi.

Sugesti / afirmasi adalah proses pemberian saran/ pesan/

informasi yang diberikan kepada klien ketika sudah berada dalam

kondisi hipnotis.

7. Awakenining/Emerge/Terminasi.

Awakening adalah proses membangunkan klien dari kondisi

hipnotis yang dialami. Yang mana ini merupakan sesi akhir dari

suatu penghipnotisan.

11
8. Post Hypnotis.

Post hypnotis adalah mengatakan pada klien tentang perilaku

baru saat subyek telah terbangun dalam tidurnya. (Sugiyono, 2012)

2.1.4. Pengaruh Hipnoterapi terhadap tekanan darah

Hipnoterapi adalah suatu metode dimana klien dibimbing untuk

melakukan relaksasi, setelah kondisi relaksasi dalam ini tercapai

maka secara alamiah gerbang pikiran bawah sadar seseorang akan

terbuka lebar, sehingga yang bersangkutan menerima sugesti

penyembuhan yang diberikan, saat kondisi rileks terjadi stimulasi

gelombang alfa di otak, paru dan sistem pernafasan dapat

memaksimalkan pengambilan oksigen dari luar, di sertai dengan

peningkatan efektifitas pemanfaatan dan pertukaran gas didalam

jaringan tubuh. Peningkatan oksigen dalam lumen pembuluh darah

juga akan menyebabkan turunnya kekakuan dinding pembuluh darah

sehingga tekanan darah menurun. (Pramono, 2016)

Hypnotherapy sebagai terapi pendamping untuk kasus hipertensi

primer dapat dilakukan karena pada waktu kondisi hipnoterapi

ketegangan otot, akan menjadi rileks sehingga penanaman

sugesti/saran bisa efektif dilakukan untuk menghilangkan penyebab

hipertensi atau mengontrol kepatuhan minum obat, pengaturan

aktivitas, diit, mengontrol stress dan kecemasan. Penerapan

hypnotherapy dalam intervensi keperawatan guna menurunan tekanan

12
darah sepenuhnya dilakukan oleh perawat yang merupakan care

provider (Pramono, 2016)

2.2. Konsep Hipertensi

2.2.1. Definisi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya diatas 100 mmHg dan tekanan diastoliknya

diatas 90 mmHg. Pada lansia, hipetrensi didefinisikan sebagai tekanan

sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Hasdianah,

2016)

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu keadaan

dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas

normal yaitu 120/80 mmHg. Menurut WHO (Word Health

Organization), batas tekanan darah yang dianggap normal adalah

kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari

140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batas tersebut untuk orang

dewasa di atas 18 tahun) (Taringan, 2016)

Hipertensi merupakan suatu kondisi atau keadaan dimana

tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Dimana

dapat dinyatakan hipertensi jika tekanan darah sistoliknya ≥140

mmHg dan tekanan darah diastoliknya ≥ 90 mmHg atau pernah dan

sedang mengkonsumsi obat anti hipertensi. (Taringan, 2016)

13
Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal < 12 < 80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi Stage I 140 – 150 90 – 99
Hipertensi Stage II > 150 > 100

2.2.2. Etiologi

1. Gangguan emosi

Emosional atau mental bisa menurunkan kualitas

hidup, selain itu stress mental (psikososial) dapat meningkatkan

tekanan darah. Stress yang sering atau berkepanjangan

menyebabkan otot polos vaskuler hipertropi dan berpengaruh

pada jalur pusat integrasi di otak.

2. Obesitas

Obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi primer.

Hal ini disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada

pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah

3. Konsumsi alkohol yang berlebih

Insiden hipertensi meningkat pada orang yang minum 3

ons etanol setiap hari. Konsumsi alkohol dua gelas ayau lebih

setiap hari meningkatkan resiko hipertensi dan menyebabkan

resistensi terhadap obat anti hipertensi

14
4. Keturunan

Studi menunjukkan bahwa sekitar 20% - 40% pasien

hipertensi primer mempunyai riwayat keluarga dengan

hipertensi. Keadaan ini kemungkinan berkaitan dengan genetik.

Gen yang meliputi sistem renin angiotensin dan yang lain

berkaitan dengan tonus vaskuler, trasportasi garam dan air di

ginjal, dan retensi insulin berkontribusi terhadap perkembangan

hipertensi Studi menunjukkan bahwa sekitar 20% - 40% pasien

hipertensi primer mempunyai riwayat keluarga dengan

hipertensi. Keadaan ini kemungkinan berkaitan dengan genetik.

Gen yang meliputi sistem renin angiotensin dan yang lain

berkaitan dengan tonus vaskuler, trasportasi garam dan air di

ginjal, dan retensi insulin berkontribusi terhadap perkembangan

hipertensi Studi menunjukkan bahwa sekitar 20% - 40% pasien

hipertensi primer mempunyai riwayat keluarga dengan

hipertensi. Keadaan ini kemungkinan berkaitan dengan genetik.

Gen yang meliputi sistem renin angiotensin dan yang lain

berkaitan dengan tonus vaskuler, trasportasi garam dan air di

ginjal, dan retensi insulin berkontribusi terhadap perkembangan

hipertensi. (Hasdianah, 2016)

15
2.2.3. Manifestasi klinis

Pada pemeriksaan fisik kemungkinan tidak akan di jumpai

adanya suatu kelainan yang nyata selain tekanan darah yang tinggi

akan tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina seperti

perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah

dan pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus optikus).

Seseorang yang mengalami hipertensi kadang tidak menampakkan

gejala sampai bertahun-tahun. Gejala muncul biasanya dengan timbul

adanya kerusakan vaskuler Dengan manifestasi yang khas sesuai organ

yang divaskularisasi oleh Pernbuluh darah bersangkutan, penyakit

arteri koroner dengan angina adalah gejala yang paling sering

menyertai hipertensi. (Hasdianah, 2016)

Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:

(Nuratif, 2015)

1. Mengeluh sakit kepala,pusing

2. Lemas kelelahan

3. Sesak nafas

4. Gelisah

5. Mual

6. Muntah

7. Epistaksis

8. Kesadaran menurun.

16
2.2.4. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan

menggunakan obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup.

Berikut ini jenis penatalaksaan non farmakologis untuk Hipertensi :

1. Terapi Meditasi

Terapi meditasi dapat mengurangi keluhan dari pasien hipertensi

seperti pusing,rasa tagang pada tengkuk,rasa cemas, karna meditasi

menghasilkan keadaan yang amat santai, rilex. (Kurhartanti, 2014)

2. Terapi Relaksasi

Ketika kondisi relaks,tubuh akan mengalami fase istirahat pada

saat itulah, tubuh akan mengaktifkan system parasimpatis,

bekerjanya saraf parasimpatis menyebabkan terjadinya penurunan

detak jantung, laju pernafasan dan tekanan darah menurun. Terapi

meditasi juga mengurangi tanda dan gejala pada hipertensi seperti

sakit kepala, kelelahan fisik, kesulitan dan gangguan pada saat tidur.

(Sulistyarini, 2013)

3. Terapi Thought stoptng

Terapi penghentian pikiran adalah teknik terapi yang dilakukan

oleh individu setiap kali ingin menghilangkan pikiran negatif serta

pikiran yang tidak diinginkan dan penderita untuk memaksimalkan

terapi non farmakologis dan mengurangi tanda dan gejala hipertensi.

(Zaini, 2018).

17
4. Terapi guided imagery

Terapi imajinasi terpimpin jenis teknik nonfarmakologi dengan

menggunakan imajinasi individu secara khusus dan bertujuan untuk

relaksasidan pengendalian. Manfaat terapi imajinasi terpimpin

adalah dapat menurunkan tekan darah, menurunkan konsumsi

oksigen, menurunkan ketegangan otot, membuat perasaan damai dan

sejahtera, meningkatakan kewaspadaan. (Hartanti, 2015)

5. Hipnoteraphy

Hypnotherapy sebagai terapi pendamping untuk kasus hipertensi

primer dapat dilakukan karena pada waktu kondisi hipnoterapi

ketegangan otot, akan menjadi rileks sehingga penanaman

sugesti/saran bisa efektif dilakukan untuk menghilangkan penyebab

hipertensi atau mengontrol kepatuhan minum obat, pengaturan

aktivitas, diit, mengontrol stress dan kecemasan. Penerapan

hypnotherapy dalam intervensi keperawatan guna menurunan

tekanan darah sepenuhnya dilakukan oleh perawat yang merupakan

care provider (Pramono, 2016)

18
2.3. Kerangka Teori

Konsep Hipnoterapi

1. Pengertian
2. Tahap tahap
3. Pengaruh hipnoterapi

Pengaruh Hipnoterapi

terhadap penurunan tekanan darah

pada pasien hipertensi

Konsep Hipertensi

1. Definisi
2. Etiologi
3. Manifestasi klinis
4. Penatalaksanaan

Gambar 2.3 Kerangka

Teori

19
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. KERANGKA KONSEP

Hipnoterapi Penurunan tekanan

darah pasien hipertensi

Gambar 3.1. Kerangka Konsep.

20
3.2. HIPOTESIS

Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara

penelitian,patokan duga,atau dalil sementara,yang kebenarannya akan

dibuktikan dalam penelitian tersebut.Setelah memalui pembuktian dari

hasil penelitian maka hipotesis dapat benar atau salah. (Notoatmodjo,

2018)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada Pengaruh Hipnotherapi

Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Didesa Manusak

Kabupaten Kupang.

3.3. DESAIN PENELITIAN

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

penelitian true eksperimental dengan metode pretest- posttest control

group design dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilih

secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan

awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok

control. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak

berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O3) – (O4-

O3)

21
3.4. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik

yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. (Nursalam, 2013).

Variabel
o Definisi Parameter Alat Ukur Hasil ukur Skala
operasional
A. Independen
Suatu intervensi 1. Pre induction SOP 1.Dilakukan Kategorik
Hipnotherapi dengan cara 2. Sugestibilly test Hipnotherapi 0. Dilakukan
memberikan 3. Induction
sugesti positif 4. Deepening
ke dalam bawah 5. Sugesti
sadar terhadap 6. Termination
klien.

B. Dependen
daya yang 1. Tekanan Tensimeter Tendensi Numerik
Tekanan darah dihasilkan oleh darah sistolik dan stetescope sentral
darah terhadap 2. Tekanan
setiap satuan darah
luas dinding diastolik
pembuluh

22
3.5. Popullasi, sampel dan sampling

3.5.1. Populasi

Populasi adalah subjek yang mememnuhi criteria yang

telah ditetapkan. (Nursalam, 2013) Populasi dalam penelitian ini

adalah 64 masyarakat penderita hipertensi di Desa Manusak

Kabupaten Kupang

3.5.2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling

(Nursalam, 2013) Untuk penelitian experimen yang sederhana,

yang menggunakan kelompok eksperimen,maka jumlah anggota

sampel masing-masing antara 10 s/d 20. untuk penelitian

eksperimental secara sederhana dapat dirumuskan menggunakan

rumus berikut ini: (Sugiyono, 2012)

(t-1) (r-1) ≥ 15

Keterangan :

t = jumlah intervensi

r = sample/kelompok

jika jumlah intervensi ada 1 buah, maka jumlah

ulangan untuk tiap intervensi dapat dihitung:

(t-1)(r-1) ≥ 15

(r-1) ≥ 15

(r-1) ≥ 15

23
(r) ≥ 15 + 1

(r) ≥ 16

jumlah sampel ditambah 10 % =18 tiap masing

masing kelompok jadi berjumlah 36 orang

3.5.3. Sampling

Sampling merupakan proses menyeleksi porsi dari

populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling

merupakan cara yang ditempu dalam pengambilan sampel. Agar

memperoleh sampel yang benar – benar sesuai dengan

keseluruhan subjek penelitian. (Nursalam, 2013) Teknik

sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan

1. kriteria inklusi :

a. Penderita hipertensi

b. Bersedia untuk diteliti

c. Berada ditempat saat dilakukan penelitian

d. Penderita tidak mengkonsumsi obat hipertensi

sebelum atau saat peneltian

2. Kriteria Ekselusi

a. Pasien lansia yang mengalami hipertensi

b. Mengalami gangguan pendengaran

24
3.6.Waktu dan tempat penelitian

3.6.1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan juni tahun 2019.

3.6.2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukakn di Desa Manusak Kabupaten

Kupang.

3.7. Instrument Penelitian

Instrument dalam penelitian ini Standar Operasional Prosedur

(SOP) hipnotherapi, dan untuk mengukur tekanan darah dengan

tensimeter dan stetescope. Alat ukur dalam penelitian ini ada dua

kategori :

1. Standar operasional prosedur (SOP) hipnotherapi.

Standar operasional prosedur (SOP) dari hipnitherapi

meliputi 6 tahap yaitu : tahap pre induction, sugestibilly test,

induction, deepening, sugesti dan termination.

2. Untuk mengukur tekanan darah penderita alat yang

digunakan adalah tensimeter dan stetescope yang telah

dikalibraisi

25
3.8. Etika Penelitian

3.8.1. Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dengan responden. Informed Consent tersebut

diberikan sebelum penelitian tersebut dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud

dan tujuan penetian, mengetahui dampaknya.

3.8.2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian, dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar

alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data atau hasil penelitian.

3.8.3. Confidentialty (kerahasiaan)

Maasalah ini merupakan etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah – masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

26
3.9. Prosedur penelitian

Dalam melakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapapatkan

hasil dari objek yang diteliti, terdapat prosedur – prosedur yang perlu

dilakukan, sebagai berikut:

1. Peneliti mengurus surat ijin penelitian dari kampus STIKes

Maranatha Kupang

2. Peniliti mengurus surat ke komonitas hipnotis kupang untuk

mendampingi

3. Peneliti mengurus surat ijin ke dinas kesehatan kabupaten

kupang

4. Peneliti mengurus surat ijin ke kantor manusak

5. Peneliti memilih responden sesuai kriteria.

6. Peneliti menjelaskan tujuan dan maksud dari penelitian, kepada

calon responden. Jika calon responden setuju untuk menjadi

responden dalam penelitian, responden dimintai untuk

mengisi lembar persetujuan (informed consent).

7. Peneliti mengobservasi tekanan darah kelompok control dan

kelomok intervensi sebelum dilakukannya intervensi

(hipnoterapi).

8. Pemberian intervensi hipnoterapi dilakukan oleh penilit yang

didampingi oleh (hypnotherapist) kepada kelompok intervensi s

27
9. Peneliti mengobservasi tekanan darah 15 menit sesudah

dilakukannya intervensi (hipnoterapi) pada kelompok kontrol

dan intervensi

10. Setelah data observasi terkumpul, maka peneliti memindahkan

data ke tabel tabulasi dan melakukan analisa data

3.10. Analisa Data

3.10.1. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk

analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data

numerik digunakan nilai mean atau rata – rata, median dan

standar deviasi (Notoatmodjo, 2018). Analisis univariat

bertujuan menggambarkan distribusi dan presentasi dari

beberapa data diantaranya usia, pendidikan, pekerjaan,

sumber informasi.Dan dilakukan uji homogenitas,uji normalitas.

3.10.2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap

dua variabel yang diduga berpengaruh (Notoatmodjo, 2018),

dalam penelitian ini analisa bivariat digunakan untuk

mengetahui pengaruh hipnoterapi terhadap tekanan darah

penderita hipertensi.

Dapat mengetahui nilai pre dan port test pada penderita

hipertensi apakah signifikan atau tidak dengan signifikasi atau

28
kebenaran 0,05 dengan menggunakan uji T – paired dengan

mengunakan SPSS melalui komputer, dimana nilai p <a = 0,05

maka ada pengaruh pemberian hipnoterapi terhadap tekanan

darah penderita hipertensi, sedangkan p >a = 0,05 maka tidak

ada pengaruh pemberian hipnoterapi terhadap tekanan darah

penderita hipertensi. Jika data tidak berdistribusi normal dan

tidak homogen maka memakai uji non-parametrik yaitu

Wilcoxon.

29
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah desa manusak

Desa Manusak dulunya merupakan Dusun 1 yang disebut juga

dengan tetelek dari desa Pukdale Kecamatan Kupang Timur.

Sebagai salah satu dusun terjauh dengan jarak kurang lebih 7 km

dari pusat desa (kantor desa Pukdale) tentu mengalami kesulitan

untuk mendapatkan pelayanan baik pelayan pemerintah desa

maupun pelayanan kesehatan. Alasan inilah yang menjadi

pertimbangan dimekarkan dusun ini menjadi desa pada tahun 2004

telah ada upaya dari pemdes Pukdale dan masyarakat dusun 1 untuk

mengusulkan kepada pemerintah kabupaten agar segera dimekarkan

dusun 1 menjadi desa devenitif dengan alasan pendekatan pelayanan

umum namun usulan tersebut belum sepenuhnya diterima.

Meskipun demikian, upaya demi upaya tak henti-hentinya

dilakukan. Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2005, usulan

pemekaran tersebut dijawab oleh pemerintah kabupaten, dan saat

itulah secara resmi dusun 1dimekarkan menjadi desa devenitif dan

dinamakan desa manusak hingga sekaran.

30
2. Asal usul nama Manusak

Meskipun desa Manusak tergolong baru oleh karena baru

dimekarkan pada tahun 2006 yang lalu namun desa ini memiliki

sejarah yang unik untuk diketahui. Manusak adalah nama seorang

tokoh yang menggerakan masyarakat untuk memperdalam sungai air

kom. Sungai air kom sering terjadi pendangkalan karena material

batu, pasir dan sampah yang dibawa dari daerah hulu. Tokoh

manusak mengerahkan warganya untuk mengali sungai tersebut

pada tahun 1800. Kurang Kurang lebih 5 generasi dari masa

manusak sampai sekarang manusak kemudian diangkat menjadi

nama desa hasil pemekaran dari desa induk yakni Pukdale.

3. Batas administrasi desa dan luas wilayah

Desa Manusak merupakan 1 dari 13 wilayah desa dan kelurahan

yang berada di Kecamatan Kupang Timur. Desa manusak

merupakan desa pemekaran dari desa Pukdale yang mulai

dimekarkan sejak tahun 2005 dan devenitif pada tahun 2006. Luas

wilayah desa mencapai 2.500 ha. Jarak dari kota Kecamatan 7 km.

Jarak dari kota kabupaten 5 km.

Sebagai sebuah wilayah administrasi pedesaan, desa Manusak

memiliki batas-batas wilayah devenitif yakni:

a. sebelah barat berbatasan dengan kelurahan naibonat.

b. Sebelah timur berbatasan dengan desa raknamo, desa naunu.

31
c. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Pukdale, desa Fatuteta,

desa Kuanheum, desa Oefeto.

d. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Naibonat dan desa

Naunu.

4.1.2 Data umum

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


kelompok perlakuan Di Desa Manusak Bulan Juni 2019.
Jenis Kelamin n %
1Laki laki 11 68.8 %

2Perempuan 5 31.3 %
Total 16 100.0

Sumber, Data Primer, Juli 2019.


Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa dari 16 responden

kelompok intervensi sebagian besar masyarakat berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 11 orang (68,8 %).

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


kelompok kontrol Di Desa Manusak Bulan Juni 2019.
NO Jenis Kelamin n n
1 Laki laki 10 62.5 %

2 Perempuan 6 37.5 %
Total 16 100 %

Sumber, Data Primer, Juli 2019


Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukan bahwa dari 16 responden

kelompok kontrol sebagian besar masyarakat berjenis kelamin laki-

laki sebanyak 10 orang (62,5 %).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur.

32
Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan umur kelompok
perlakuan pada pasien hipertensi di Desa Manusak bulan juli 2019.

Umur n %

31-40 4 25.0
41-50 11 68.8
51-60 1 6.3
Total 16 100.0
Sumber, Data Primer, Juli 2019.
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukan bahwa dari 16

responden sebagian besar masyarakat berusia 41-50 berjumlah 11

orang(68,8%)

Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan umur


kelompok kontrol di Desa Manusak Bulan Juni 2019.
Umur n %

31-40 5 31.3
41-50 10 62.5
51-60 1 6.3
Total 16 100.0
Sumber, Data Primer, Juli 2019.
Bedasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa dari 16 orang

responden kelompok kontrol sebagian besar berusia 41-50 jumlah 10

orang (62,5 %).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan.

Tabel 4.5 Distribusi responden berdasarkan pendidikan pada


kelompok perlakuan di Desa Manusak Bulan Juli 2019
N Pendidikan N %
o
1 SD 3 18.8
2 SMP 5 31.3
3 SMA 8 50.0
Total 16 100.0
Sumber, Data Primer, Juni 2019.
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa dari 16 responden

sebagian besar berpedidkan SMA sebanyak 8 orang.

33
34
Tabel 4.6 Distribusi responden berdasarkan pendidikan pada
kelompok kontrol di Desa Manusak Bulan Juli 2019.
NO Pendidkikan Frekuensi Presentase
1 SD 3 18.8
2 SMP 6 37.5
3 SMA 7 43.8
Total 16 100.0

Sumber, Data Primer, Juli 2019. ,


Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan bahwa dari 16 responden

sebgian besar berpedidkan SMA sebanyak 7 orang.

4.1.3 Data Khusus

1. Karakteristik Responden berdasarkan tekanan darah sebelum pada

kelompok perlakuan di Desa Manusak.

Tabel 4.7 Karakteristik tekanan darah sebelum,pada kelompok


perlakuan pasien hipertensi di Desa Manusak bulan Juli 2019.
Kategori Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Siastol 146.88 12.500 130 170


Diastol 123.75 8.851 110 140
Sumber : Primer Juli 2019
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa Sebelum

dilakukan Hipnoterapi pada kelompok perlakuan hasil mean siastol

146,88 dan diastol 123,75.

35
2. Karakteristik Responden berdasarkan tekanan darah sebelum pada

kelompok kontrol pasien hipertensi di Desa Manusak.

Tabel 4.8 Karakteritik tekanan darah Sebelum dilakukan


hipnoterapi pada kelompok kontrol di Desa Manusak bulan Juli
2019.
Kategori Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Siastol 140.00 9.661 130 160


Diastol 115.00 10.328 100 130

Sumber : Primer Juni 2019


Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan bahwa Sebelum

dilakukan Hipnoterapi pada kelompok perlakuan hasil mean siastol

140,00 dan diastol 115,00.

3. Karakteristik Responden berdasarkan tekanan darah sesudah pada

kelompok perlakuan pasien hipertensi di Desa Manusak.

Tabel 4.9 Karakteritik tekanan darah Sesudah dilakukan


hipnoterapi pada kelompok perlakuan di Desa Manusak bulan Juli
2019.
Kategori Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Siastol 133.13 9.465 120 150

Diastol 115.00 10.954 100 130

Sumber : Primer Juni 2019


Berdasarkan Tabel 4.13 menunjukan bahwa Sebelum dilakukan

Hipnoterapi pada kelompok perlakuan hasil mean siastol 133,13 dan

diastol 115,00.

4. Karakteristik Responden berdasarkan tekanan darah sebelum pada

kelompok kontrol pasien hipertensi di Desa Manusak.

Tabel 4.10 Karakteritik tekanan darah Sesudah pada kelompok


kontrol pasien hipertensi yang tidak diberikan hipnoterapi di Desa
Manusak bulan Juli 2019.

36
Kategori Mean Std. Minimum Maximum
Deviation
Siastol 140.63 9.287 130 160
Diastol 116.25 10.247 100 130

Sumber : Primer juli 2019.

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan bahwa tekanan darah

Sesudah pada kelompok kontrol yang tidak diberikan hipnoterapi

hasil mean siastol 140,63 dan diastol 116,25.

4.1.4 Uji Normalitas

Tabel 4.11 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov


kelompok Tekanan Darah Mean SD P value
Tekanan darah pre
146,88 12,500 ,457
siastol
Tekanan darah pre
123,75 8,851 ,230
diastole
Perlakuan
Tekanan darah post
133,13 9,465 ,252
siastol
Tekanan darah post
115,00 10,954 ,323
diastole
Tekanan darah pre
140,00 9,661 ,394
siastol
Tekanan darah pre
115,00 10,328 ,638
diastole
Kontrol
Tekanan darah post
140,63 9,287 ,454
siastol
Tekanan darah post
116,25 10,247 ,371
diastole

Sumber : Primer juli 2019.


Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui nilai signifikansi untuk semua

data pada uji Kolmogorov- Smirnov > 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa data peneletian berditribusi normal.Karena data berdistribusi

normal maka peneliti dapat menggunakan statistik parametrik yaitu uji

Paired sampel T Test.

37
4.1.5 Uji Homogenitas

Tabel 4.12 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Tekanan darah Mean SD p


value
Siastol Perlakuan 133.13 9.465 0,778
Kontrol 140.63 9.287
diastol Perlakuan 115.00 10.956 0,725
Kontrol 116.25 10.247

Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui nilai signifikansi untuk semua

data pada homogenitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data

peneletian homogeny ata varians data sama

4.1.6 Uji Paired sampel T Test

1. Tabel 4.13 Uji Paired Sampel T Test pada kelompok perlakuan


pasien hipertensi di Desa Manusak bulan Juli 2019.
Paired Samples Test
95% Confidence
Interval of the Difference
Tekanan Darah Mean SD p value
Lower Upper
Sebelum 146,88 12,500 .
Siastol 9.920 17.580 000
Sesudah 123,75 8,851
Sebelum 133,13 9,465 .
Diastol 3.648 13.852 000
Sesudah 115,00 10,954
Sumber : Primer Juli 2019.
Berdasarkan Tabel 4.13 Uji Paired Sampel T Test pada

kelompok perlakuan pasien hipertensi di Desa Manusak bulan Juli

2019 di dapatkan nilai signifikan dari Siastol 0,001 dan Diastol

0,002 < 0,005 maka terdapat perubahan pada tekanan darah pada

pasien hipertensi di Desa Manusak bulan juli 2019

38
2. Tabel 4.14 Uji Paired Sampel T Test pada kelompok kontrol pasien

hipertensi di Desa Manusak bulan Juli 2019.

Paired Samples Test


95% Confidence
Interval of the Difference
Tekanan Darah Mean SD p value
Lower Upper

Sebelum 140.00 9.661 .


Siastol -1.957 .707
Sesudah 115.00 9.287 333
Sebelum 115.00 10.328 .
Diastol -3.070 .570
Sesudah 116.00 10.247 164
Sumber : Primer Juli 2019.

Berdasarkan Tabel 4.14 Uji Paired Sampel T Test pada

kelompok kontrol pasien hipertensi di Desa Manusak bulan Juli

2019 di dapatkan nilai signifikan dari Siastol 0,333 dan Diastol

0,164 > 0,005 maka tidak terdapat perubahan pada tekanan darah

pada pasien hipertensi di Desa Manusak bulan juli 2019.

4.1.7 Uji Independent-sampel T Test

Tabel 4.15 Uji Paired Independent-Sampel T Test pada

kelompok kontrol pasien hipertensi di Desa Manusak bulan Juli 2019.

Independent Samples Test


95% Confidence Interval
of the Difference
Tekanan Darah Mean SD p value

Lower Upper
Perlakuan 133.13 9.465
Siastol -14,270 -,730
Kontrol 140.63 9.287 0,031
Pelakuan 115.00 10.954
Diastol -8,909 6,409
Kontrol 116.25 10.247 0,741
Berdasarkan Tabel 4.15 Uji Independent-Sampel T Test

pada kelompok kontrol pasien hipertensi di Desa Manusak bulan

39
Juli 2019. di dapatkan nilai signifikan dari Siastol 0.031 dan

Diastol 0,741 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan pada tekanan darah siastol pada kelompok perlakuan

dan kontrol (<0.005), sedangan pada tekanan darah diastol pada

kelompok perlakuan dan kontrol tidak terdapat perbedaan (>

0.005)

40
4.2 Pembahasan

4.2.1 Tekanan darah Sebelum dilakukan hipnoterapi pada kelompok

perlakuan Di Desa Manusak.

Hasil penelitian pada kelompok perlakuan di Desa Manusak

bulan Juli 2019. menunjukan bahwa Sebelum dilakukan Hipnoterapi

pada kelompok perlakuan hasil mean siastol 146,88 dan diastol 123,75,

hasil median siastol 150,00 dan diastol 125,00, hasil modus siastol 150

dan modus 130, Std devisiasi siastol 12,500 dan diastol 8,851.

Menurut peniliti tekanan darah pada kelompok perlakuan

termasuk pada penyakit hipertensi dimana rata-rata tekanan darah pada

kelompok kontrol adalah siastol 146,88 dan diastole 123,75 ini dapat

membayakan penderita tersebut jika tidak ditangani dengan baik.

Hipertensi adalah penyakit darah tinggi yang dapat mengakibatkan

penyakit lain yang bisa berbahaya.

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu keadaan

dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal

yaitu 120/80 mmHg. Menurut WHO (Word Health Organization), batas

tekanan darah yang dianggap normal adalah kurang dari 130/85

mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan

hipertensi (batas tersebut untuk orang dewasa di atas 18 tahun)

(Taringan, 2016)

Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh

jantung terhadap dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui

41
dua sistem sirkulasi terpisah dalam jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan

sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan jantung memompa darah yang

kurang O2 ke paru-paru melalui sirkulasi pulmonal di mana CO2

dilepaskan dan O2 masuk ke darah. Darah yang mengandung O2

kembali ke sisi kiri jantung dan dipompa keluar dari ventrikel kiri

menuju aorta melalui sirkulasi sistemik di mana O2 akan dipasok ke

seluruh tubuh. Darah mengandung O2 akan melewati arteri menuju

jaringan tubuh. (Amirudin, 2015)

4.2.2 Tekanan darah Sebelum pada kelompok kontrol yang tidak

diberikan hipnoterapi Di Desa Manusak.

Hasil penelitian pada kelompok kontrol di Desa Manusak bulan

Juli 2019 menunjukan bahwa Sebelum dilakukan Hipnoterapi pada

kelompok perlakuan hasil mean siastol 140,00 dan diastol 115,00, hasil

median siastol 140,00 dan diastole 115,00, hasil modus siastol 130 dan

modus 110, Std devisiasi siastol 9,661 dan diastol 10,328.

Menurut peniliti tekanan darah adalah tekanan pada pembuluh

darah dari jantung untuk untuk memompkan darah ke suluruh tubuh dan

kembali ke jantung sehingga jika tekanan darah semakin tinggi maka

darah yang di bawah semakin sedikit.Pada kelompok kontrol termasuk

juga dalam penyakit hipertensi karna rata[-rata siastol 140,00 dan

diastole 115,00 dari hasil rerata tersebut maka termasuk dalam

hipertensi.

42
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya

diatas 110 mmHg. Pada lansia, hipetrensi didefinisikan sebagai tekanan

sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Hasdianah, 2016)

4.2.3 Tekanan darah sesudah dilakukan hipnoterapi pada kelompok

perlakuan di Desa Manusak.

Hasil penelitian pada kelompok perlakuan di Desa Manusak

bulan Juli 2019. menunjukan bahwa Sesudah dilakukan Hipnoterapi

pada kelompok perlakuan terdapat penurunan tekana darah dengan

hasil mean siastol 133,13 dan diastol 115,00, hasil median siastol

130,00 dan diastole 120,00, hasil modus siastol 130 dan modus 120,

Std devisiasi siastol 9,465 dan diastol 10,945.

Menurut peneliti tekanan darah kelompok perlakuan setelah

dilakukan hipnoterapi terdapat penurunan tekanan darah dari hasil

mean sebelumnya siastol 146,88 dan diastol 123,75 menjadi mean

siastol 133,13 dan diastole 115,00, walaupun tekanan darah tersebut

masih dalam rentangan tekanan darah tinggi atau hipertensi tetapi dari

hasil tersebut bisa membuat tekakanan darah dari penderita dapat

terkontrol.

Menurut (KBBI), perubahan dapat diartikan sebagai keadaan

yang berubah, jadi bisa kita definisikan bahwa perubahan adalah

peralihan dari keadaan yang sebelumnya.

43
Menurut peneliti hipnoterapi adalah jenis terapi non

farmakolgis yang bisa menurunkan tekanan darah pasien karena pada

saat relaksasi pasien akan merasa nyaman dan sirkulasi darah akan

lancar sehingga tekanan darah menurun.

Menurut (Yanty, 2014) Proses hipnoterapi merupakan proses

untuk merubah kondisi stadium normal ke kondisi stadium hipnosis

yaitu kondisi ketika seseorang lebih sugestif, sehingga dapat menerima

saran-saran yang dapat berubah menjadi nilai baru. Hipnoterapi

memfasilitasi individu untuk melakukan relaksasi progresif, ketika

individu berada pada kondisi relaksasi, maka kebutuhan tubuh akan

oksigen menjadi berkurang. Pada tahapan deepening, responden

difasilitasi untuk memasuki kondisi relaksasi yang lebih dalam dari

sebelumnya. Respon relaksasi setelah diberikan hipnoterapi terjadi

karena penurunan akan kebutuhan oksigen oleh tubuh, kemudian otot-

otot tubuh yang rileks tersebut menimbulkan perasaan tenang dan

nyaman. Pada saat rileks aliran darah akan lancar, neurotransmitter

penenang akan dilepaskan dan sistem saraf bekerja dengan baik. Pada

saat kondisi relaksasi tercapai, maka secara alamiah gerbang pikiran

bawah sadar akan terbuka sehingga mudah menerima sugesti terapi

yang diberikan.

4.2.4 Tekanan darah sesudah pada kelompok kontrol yang tidak

diberikan hipnoterapi Di Desa Manusak

44
Hasil penelitian pada kelompok kontrol menunjukan bahwa tekanan

darah Sesudah pada kelompok kontrol yang tidak diberikan hipnoterapi

hasil mean siastol 140,63 dan diastol 116,25, hasil median siastol

140,00 dan diastole 115,00, hasil modus siastol 140 dan modus 110, Std

devisiasi siastol 9,287 dan diastol 10,247.

Menurut peniliti tekanan darah pada kelompok kontrol yang tidak

diberikan perlakuan yang tidak diberikan hipnoterapi tidak mengalami

penurunan berdasarkan hasil sebelum siastol 140,00 dan diastol 115,00

ketika di ukur kembali hasil mea n 140,63 dan diastol 116,25, dari hasil

hasil yang didapatkan menurut peniliti tekanan darah pada kelompok

kontrol tidak terjadi penurunan karena tidak diberikan penatalaksanaan

untuk menurunkan tekanan darah pada kelompok kontrol.

Menurut peneliti ada berbagai jenis penatalaksanaan pada

hipertensi yaitu farmakolgis dan non farmakologis pada

penatalaksanaan farmakologis biasa menggunakan obat-obatan untuk

menurunkan tekanan darah dan untuk penatalaksanaaan pada non

farmakologis bisa dengan berbagai terapi yang bisa menjadi alternatif

untuk mengatasi hipertensi seperti terapi meditasi,hipnoterapi, terapi

relaksasi, terapi thoug stoping dan lain-lain.

Untuk mengendalikan tekanan darah hipertensi, maka

diperlukan intervensi kombinasi obat farmakologis dengan non

farmakologis. Intervensi non farmakologis yang dapat di gunakan

adalah hipnoterapi. (Nurprasetyo, 2016)

45
4.2.5 Pengaruh hipnoterapi terhadap tekanan darah kelompok

perlakuan Di Desa Manusak.

Hasil penelitian menggunakan uji Paired sampel T Test

didapatkan hasil nilai signifikan dari Siastol 0,001 dan Diastol 0,002 <

0,005 maka tedapat pengaruh pada tekanan darah pasien hipertensi

yang diberikan hipnoterapi.

Menurut peneliti pada saat dilakukan hipnoterapi responden

dibimbing untuk melakukan relaksasi. Respon relaksasi ini terjadi

melalui penurunan bermakna dari kebutuhan zat oksigen oleh tubuh,

selanjutnya otot-otot tubuh yang relaks menimbulkan perasaan tenang

dan nyaman. Aliran darah akan lancar, neurotransmiter penenang akan

dilepaskan dan sistem saraf akan bekerja secara baik, dan setelah

kondisi relaksasi tercapai maka secara alamiah gerbang pikiran bawah

sadar akan terbuka, Sehingga akan lebih mudah menerima sugesti

penyembuhan yang diberikan.

Responden yang diberikan hipnoterapi memiliki daya tangkap

yang baik karna pada kelompok perlakuan sebagian besar memiliki

tingka pendidikan yang baik dimana dari 16 responden yang

berpedidkan SD sebanyak 3 orang , SMP sebanyak 5 orang, SMA

sebanyak 8 orang sehingga perintah yang diberikan mudah dicerna

dengan baik

Hasil penlitian ini mendukung teori yang mengatakan

hipnoterapi sebagai terapi pendamping untuk kasus hipertensi primer

46
dapat dilakukan karena pada waktu kondisi hipnoterapi pasien

diberiakn penanaman sugesti atau saran bisa efektif dilakukan untuk

menghilangkan penyebab hipertensi atau mengontrol kepatuhan

minum obat, pengaturan aktivitas, diit, mengontrol stress dan

kecemasan. Penerapan hypnotherapy dalam intervensi keperawatan

guna menurunkan tekanan darah sepenuhnya dilakukan oleh perawat

yang merupakan care provider (Pramono, 2016).

Hal ini didukung oleh penelitian (Pramono, 2016) mengatakan

Ada pengaruh yang bermakna antara sebelum dan sesudah

hypnotherapy terhadap penurunan tekanan darah pada pederita

hipertensi primer di dukuh Sobrah Gede desa Buntalan, sehingga

perawat sebagai care provider dapat menggunakan hipnoterapi untuk

menurunkan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi primer.

4.2.6 Pengaruh tekanan darah pada kelompok kontrol Di Desa

Manusak.

Berdasarkan hasil penelitian menngunakan uji Paired sampel T

Test pada kelompok kontrol yang tidak diberikan hipnoterapi nilai

signifikan dari Siastol 0,333 dan Diastol 0,164 > 0,005 maka

kesimpulanya tidak terdapat perubahan pada tekanan darah pada

kelompok kontrol pasien hipertensi di Desa Manusak.

Menurut peneliti tekanan darah pada kelompok kontrol tidak

mengalami perubahan karena tidak diberikan hipnoterapi pada

kelompok kontrol ataupun terapi lain yang bisa menurunkan tekanan

47
darah pada pasien hipertensi. Selain hipnoterapi banyak terapi lain

yang bisa menurunkan tekanan darah,terapi yang bisa menurunkan

tekanan darah antara lain : Terapi Meditasi,Terapi Relaksasi,Terapi

Thought stoptng,Terapi guided imagery.

Terapi meditasi dapat mengurangi keluhan dari pasien hipertensi

seperti pusing,rasa tagang pada tengkuk,rasa cemas, karna meditasi

menghasilkan keadaan yang amat santai, rilex. (Kurhartanti, 2014)

Terapi Relaksasi Ketika kondisi relaks,tubuh akan mengalami

fase istirahat pada saat itulah, tubuh akan mengaktifkan system

parasimpatis, bekerjanya saraf parasimpatis menyebabkan terjadinya

penurunan detak jantung, laju pernafasan dan tekanan darah menurun.

Terapi meditasi juga mengurangi tanda dan gejala pada hipertensi

seperti sakit kepala, kelelahan fisik, kesulitan dan gangguan pada saat

tidur. (Sulistyarini, 2013)

Terapi Thought stoptng atau terapi penghentian pikiran adalah

teknik terapi yang dilakukan oleh individu setiap kali ingin

menghilangkan pikiran negatif serta pikiran yang tidak diinginkan dan

penderita untuk memaksimalkan terapi non farmakologis dan

mengurangi tanda dan gejala hipertensi. (Zaini, 2018).

Untuk mengendalikan tekanan darah hipertensi, maka

diperlukan intervensi kombinasi obat farmakologis dengan non

farmakologis. Intervensi non farmakologis yang dapat di gunakan

adalah hipnoterapi. (Nurprasetyo, 2016).

48
4.2.7 Perbedaan tekanan darah sesudah pada kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol Di Desa Manusak.

Berdasarkan hasil penelitian menngunakan uji independent

sampel T Test pada pasien hipertensi kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol Di Desa Manusak bulan Juli 2019. di dapatkan nilai

signifikan dari Siastol 0.031 dan Diastol 0,741 maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan pada tekanan darah siastol pada kelompok

perlakuan dan kontrol (<0.005), sedangan pada tekanan darah diastol

pada kelompok perlakuan dan kontrol tidak terdapat perbedaan (>

0.005).

Menurut peniliti dari hasil penelitian, adanya perubahan pada

tekanan darah sistol pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol,

ini terjadi karena pada kelompok perlakuan diberi perlakuan berupa

hipnoterapi sedangkan pada kelompok perlukan tidak diberi

hipnoterapi sehingga terjadi perbedaan tekanan darah.Perbedaan ini

juga bis dilihat dari dari rata rata tekanan darah dimana rata-rata

tekanan darah pada kelompok perlakuan 133,13 dan pada kelompok

kontrol 140,63.

Pada tekanan darah diastol pada kelompok perlakuan dan

kontrol tidak terdapat perbedaan, menurut peniliti walaupun terdapat

pengaruh tekanan darah distol pada kelompok perlakuan tetapi karena

pada tekanan darah kelompok perlakuan dan kontrol berhomogen atau

varians –varian data kedua kelompok sama, dimana rata-rata tekanan

49
darah kelompok perlakuan 115,00 dan kelompok kontrol 116,25 dan

pada uji homogenitas signifikansinya adalah 0,725 maka tidak

perbedaan tekanan darah diastol.

Hasil penelitian ini mendukung teori yang mengatakan .

Penerapan hipnoterapi dalam intervensi keperawatan guna

menurunkan tekanan darah sepenuhnya dilakukan oleh perawat yang

merupakan care provider (Pramono, 2016)

Penelitian ini juga mendukung penilitian hipnoterapi untuk

menurunkan tekanan darah penderita hipetensi di Dusun Gamping Lor

Ambarketawang Gamping sleman Yogyakarta dimana dari hasil uji

perbedaan postest kelompok intrvensi dan kelompok kontrol

didapatkan nilai sebesar 0,009 (p value) artinya terdapat perbedaan

tekanan darah sistolik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Dan hasilnya uji statistik tekanan darah diastolik kelompok intervensi

dan kontrol terdapat nilai sebesar 0,102 (p value <0,05). Artinya tidak

terdapat perbedaan tekanan darah diastolik pada kelompok intervensi

dan kelompok kontrol. (Nurprasetyo, 2016)

50
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penlitian dapa di simpulkan bahwa

1. Tekanan darah pada kelompok perlakuan di Desa Manusak bulan

Juli 2019. menunjukan bahwa Sebelum dilakukan Hipnoterapi pada

kelompok perlakuan hasil mean siastol 146,88 dan diastol 123,75,

hasil median siastol 150,00 dan diastol 125,00, hasil modus siastol

150 dan modus 130, Std devisiasi siastol 12,500 dan diastol 8,851.

2. Tekanan darah sebelum kelompok kontrol yang tidak diberikan

hipnoterapi di Desa Manusak bulan Juli 2019 menunjukan hasil

mean siastol 140,00 dan diastol 115,00, hasil median siastol 140,00

dan diastole 115,00, hasil modus siastol 130 dan modus 110, Std

devisiasi siastol 9,661 dan diastol 10,328.

3. Tekanan darah kelompok perlakuan di Desa Manusak bulan Juli

2019. menunjukan bahwa Sesudah dilakukan Hipnoterapi pada

kelompok perlakuan terdapat penurunan tekanan darah dengan hasil

mean siastol 133,13 dan diastol 115,00, hasil median siastol 130,00

dan diastole 120,00, hasil modus siastol 130 dan modus 120, Std

devisiasi siastol 9,465 dan diastol 10,945.

4. Tekanan darah pada kelompok kontrol yang tidak diberikan

hipnoterapi pada pasien hipertensi Di Desa Manusak bulan Juli

51
2019. hasil mean siastol 140,63 dan diastol 116,25, hasil median

siastol 140,00 dan diastole 115,00, hasil modus siastol 140 dan

modus 110, Std devisiasi siastol 9,287 dan diastol 10,247.

5. Dari hasil uji statistik menggunakan uji Paired sampel T Test pada

kelompok perlakuan yang diberikan hipnoterapi di Desa Manusak

bulan Juli 2019 didapatkan hasil nilai signifikan dari Siastol 0,001

dan Diastol 0,002 < 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa tedapat

pengaruh pada tekanan darah pasien hipertensi pada kelompok

perlakuan.

6. Dari hasil uji Paired sampel T Test pada kelompok kontrol yang

tidak diberikan hipnoterapi di Desa Manusak nilai signifikan dari

Siastol 0,333 dan Diastol 0,164 > 0,005 maka dapat dismpulkan

tidak terdapat perubahan pada tekanan darah pada pasien hipertensi

kelompok kontrol.

7. Berdasarkan hasil penelitian menngunakan uji independent sampel

T Test pada pasien hipertensi kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol Di Desa Manusak bulan Juli 2019. di dapatkan nilai

signifikan dari Siastol 0.031 dan Diastol 0,741 maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada tekanan darah siastol

pada kelompok perlakuan dan kontrol (<0.005), sedangan pada

tekanan darah diastol pada kelompok perlakuan dan kontrol tidak

terdapat perbedaan (> 0.005).

52
5.2. SARAN

Saran dalam penelitian ini antara lain :

1. Bagi responden (masyarakat)

Diharapkan responden (masyarakat) dapat menggunak

hipnoterapi sebagai solusi penanganan dan pengontrolan tekan darah

hipertensi yang dialami responden (masyarakat).

2. Bagi perawat

Diarapkan perawat dapat melakukan hipnoterapi terhadap pas

dan lebih mengutamakan terapi nonfarmakologi dari pada

terfarmakologi untuk menghindari pasien dari efek samping dalam

menangani masalah kesehatan termasuk hipertensi.

3. Bagi peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menemukan berbagai

terapi nonfarmakologi lebih banyak lagi diantaranya Terapi

Meditasi,Terapi Relaksasi,Terapi Thought stoptng,Terapi guided

imagery sebagai penanganan permasalahan kesehatan mengingat

minimnya efek samping dalam terapi nonfarmakologi bahkan tidak

ada sama sekali.

53

Anda mungkin juga menyukai