Anda di halaman 1dari 2

MALOKLUSI

Klasifikasi etiologi Graber menunjukkan bahwa maloklusi dapat disebabkan oleh


beberapa hal, salah satunya adalah malnutrisi. Malnutrisi didefinisikan sebagai kondisi dimana
terjadi kekurangan satu atau lebih nutrisi yang membuat pertumbuhan fisik terhambat atau
menyebabkan gangguan klinis spesifik. Malnutrisi dapat menimbulkan efek yang signifikan
terhadap pertumbuhan tulang wajah pada anak dan perkembangan otot skeletal yang
ditunjukkan dengan berkurangnya ukuran panjang basis kepala, ketinggian rahang, serta lebar
maksila dan mandibula yang mana berkurangnya ukuran dari maksila dan mandibula tersebut
dapat mengakibatkan berkurangnya tempat bagi tumbuhnya gigi dan menyebabkan malposisi
gigi di dalam lengkung gigi sehingga memiliki kemungkinan untuk menyebabkan maloklusi.
Bentuk maloklusi yang seringkali terjadi pada anak adalah crowding dari gigi permanen
khususnya pada bagian anterior dari rahang bawah (Melo, 2001; Joshi, 2002; Thomaz &
Valença, 2009).

The etiological classification of Graber shows that malocclusion can be caused by


several things, one of which is malnutrition. Malnutrition is defined as a condition where there
is a deficiency of one or more nutrients that makes physical growth inhibited or causes specific
clinical disorders. Malnutrition have a significant effect on the growth of facial bones in
children and skeletal muscle development as indicated by the reduction in the length of the
base of the head, the height of the jaw, and the width of the maxilla and mandible which
decreases the size of the maxilla and the mandible can result in reduced space for the growth
of teeth and cause malposition of teeth in the dental arch so it has the possibility to cause
malocclusion. The most common form of malocclusion in children is crowding of permanent
teeth especially in the anterior part of the lower jaw (Melo, 2001; Joshi, 2002; Thomaz &
Valença, 2009).

Raberin dalam penelitiannya menyatakan bahwa bentuk lengkung gigi rahang bawah
yang ideal tidak hanya satu bentuk, karena bentuk lengkung yang ideal pada satu individu tidak
sama dengan individu yang lain. Ukuran dan bentuk lengkung gigi pada suatu individu tidak
dapat dibedakan berdasarkan suku karena tidak terdapat perbedaan yang menonjol pada suku-
suku di Indonesia.

Raberin in his research stated that the ideal shape of the lower jaw dental arch is not
just one form, because the ideal arch shape in one individual is not the same as another
individual. The size and shape of the dental arches of an individual cannot be distinguished
based on ethnicity because there are no prominent differences in ethnic groups in Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai