Anda di halaman 1dari 67

Lilis Suryani

 Beranda

Blog Archive
 ▼ 2016 (13)
o ► Juli (3)
o ▼ Juni (8)
 Selai Nanas Sebentar lagi lebaran nich bun,seperti...
 LAYANAN RAWAT HOME CARE Rawat luka diabetes melit...
 BAGIAN-BAGIAN KULIT BESERTA FUNGSINYA Dalam kehidu...
 LUKA KRONIS : DIABETES MILITUS Setiap 30 detik ter...
 Home care perawatan luka
 Kali ini saya akan membagikan resep lekher holland...
 Jadwal Puasa Ramadhan 2016
 Askep keluarga dengan TB Paru
o ► Mei (2)

My Blog List
Arsip Blog
 ▼ 2016 (13)
o ► Juli (3)
o ▼ Juni (8)
 Selai Nanas Sebentar lagi lebaran nich bun,seperti...
 LAYANAN RAWAT HOME CARE Rawat luka diabetes melit...
 BAGIAN-BAGIAN KULIT BESERTA FUNGSINYA Dalam kehidu...
 LUKA KRONIS : DIABETES MILITUS Setiap 30 detik ter...
 Home care perawatan luka
 Kali ini saya akan membagikan resep lekher holland...
 Jadwal Puasa Ramadhan 2016
 Askep keluarga dengan TB Paru
o ► Mei (2)

Diberdayakan oleh Blogger.

Langganan

Postingan

Komentar
Askep keluarga dengan TB Paru
Diposting oleh Unknown di 20.48
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA
BPK. Z TERUTAMA BPK. Z DENGAN MASALAH
TB PARU DI KELURAHAN JAKARTA TIMUR
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONDOK GEDE

DI SUSUN OLEH :
LILIS SURYANI NIM : 2720070027

MAHASISWA FIKES PSIK (P2K)


UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA
2011

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin,
atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat
juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh
TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei
prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan
bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut
laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka
insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk),
dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.
Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TBC dimana sekitar 1/3 penderita
terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit atau klinik
pemerintah dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit pelayanan
kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun. Penyakit TB
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar karena TB merupakan penyebab
kematian nomor dua terbesar di Indonesia. Pengobatan TBC harus dilakukan secara terus-
menerus tanpa terputus walaupun pasien telah merasa lebih baik atau sehat. Pengobatan
yang terhenti ditengah jalan dapat menyebabkan bakteri menjadi resistendan TBC akan
sulit untuk disembuhkan dan membutuhkan waktu yang lebih lama maka butuh
keterlibatan anggota keluarga untuk mengawasi dan jika perlu menyiapkan obat.
Dukungan keluarga penderita sangat dibutuhkan untuk menuntaskan pengobatan agar
benar-benar tercapai kesembuhan.
Banyaknya kasus TB paru dan masih rendahnya angka penyembuhan, kasus
kambuh dan kegagalan pengobatan dan resistensi kuman karena kurang disiplinnya pasien
dalam minum obat maka penulis berkeinginan untuk melakukan asuhan keperawatan
keluarga dengan TBC.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan
keluarga dengan penyakit TBC..?”
1.3 TUJUAN
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan TBC
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengetahui konsep tahap perkembangan
2) Mengetahui tinjauan medis katarak meliputi pengertian, etiologi, manifestasi klinis,
komplikasi, penatalaksanaan, dan prognosis
3) Mengetahui ciri-ciri klien TBC dengan melakukan pengkajian keperawatan
4) Mengetahui intervensi keperawatan pada klien dengan TBC
5) Mengetahui tindak lanjut intervensi dalam evaluasi keperawatan pada klien TBC
6) Mengetahui konsep proses keperawatan keluarga

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KELUARGA


2.1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan
bagian dari keluarga. (Friedman 1998).
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang
dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau
adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. (Sayekti 1994).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Effendy, 1998)
2.2 Bentuk atau Type Keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya,
adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan
darah (kakek-nenek, paman bibi).
c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai atau kehilangan
pasangannya.
d. Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian
atau ditinggal pasangannya.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult living alone). Keluarga dengan anak tanpa pernikahan
sebelumnya (the non marital heterosexsual cobabiting family)
f. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian
family).
g. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena masyarakat
Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti dengan adat istiadat yang
sangat kuat. (Depkes RI. 2002)

2.3. Konsep Tahap Perkembangan


Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti individu-
individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut,
keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahap
perkembangan menurut Duvall dan Miller dalam Friedman (1998) adalah :
 Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
 Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
 Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak
berusia lima tahun.
 Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk sekolah
dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
 Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama enam
hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga
lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau
20 tahun.
 Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan
“rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah.
 Tahap VII : orangtua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun
atau kematian salah satu pasangan.
 Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga
salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.

B. KONSEP DASAR TUBERKULOSIS


A. Definisi
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh
manusia melalui udara (pernapasan) ke dalam paru-paru, kemudian menyebar dari paru-
paru ke organ tubuh yang lain melalui peredaran darah, yaitu : kelenjar limfe, saluran
pernafasan atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain (Depkes RI, 2002).
Tuberkulos adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru.
Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya termasuk meningen, ginjal,
tulang dan nodus limfe (Smeltzer 2001). Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah
pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau
ketidakefektifan respon imun.
B. Etiologi
Penyebab Tuberculosis adalah Mycobacterium Tuberkulosis. dengan ukuran panjang
1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Kuman Mycobacterium Tuberkulosis adalah kuman
berbentuk batang aerobik tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitive terhadap
panas dan sinar ultraviolet (Smelzer, 2001: 5584).
Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat
kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.
Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan
bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant.
Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberculosis aktif lagi
(Bahar, 1999: 715).
Sifat lain kuman ini adalah kuman aerob, sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih
menyenani jaringan yang lebih tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan
oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lain, sehingga bagian
apikal ini merupakan tempat prediksi penyakit tuberculosis. Kuman TBC menyebar melalui
udara (batuk, tertawa dan bersin) dan melepaskan droplet. Sinar matahari langsung dapat
mematikan kuman, akan tetapi kuman dapat hidup beberapa jam dalam suhu kamar (Dep
Kes RI 2002).
C. Anatomi Fisiologi

Paru-paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang
merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru
ada dua, merupakan alat pernafasan utama, paru-paru mengisi rongga dada, terletak di
sebelah kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah
besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam mediastinum.
Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi dua bagian.
Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur toraks kecuali paru-paru
terletak diantara kedua lapisan pleura.
Bagian terluar paru-paru dilindungi oleh membran halus dan licin yang disebut
pleura yang juga meluas untuk membungkus dinding interior toraks dan permukaan
superior diafragma, sedangkan pleura viseralis melapisi paru-paru. Antara kedua pleura ini
terdapat ruang yang disebut spasium pleura yang mengandung sejumlah kecil cairan yang
melicinkan permukaan dan memungkinkan keduanya bergeser dengan bebas selama
ventilasi.
Setiap paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru kiri terdiri atas lobus atas dan bawah.
Sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah dan bawah. Setiap lobus lebih jauh
dibagi lagi menjadi segmen yang dipisahkan oleh fisurel yang merupakan perluasan pleura.
Dalam setiap lobus paru terdapat beberapa divisi-divisi bronkus. Pertama adalah
bronkus lobaris (tiga pada paru kanan dan pada paru kiri). Bronkus lobaris dibagi menjadi
bronkus segmental (sepuluh pada paru kanan dan delapan pada paru kiri). Bronkus
segmental kemudian dibagi lagi menjadi bronkus sub segmental. Bronkus ini dikelilingi
oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfotik dan syaraf.
Bronkus subsegmental membantu percabangan menjadi bronkiolus. Bronkiolus
membantu kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak
terputus untuk laposan bagian dalam jalan nafas. Bronkus dan bronkiolus juga dilapisi sel-
sel yang permukaannya dilapisi oleh silia dan berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan
benda asing menjauhi paru-paru menuju laring.

Bronkiolus kemudian membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis yang tidak


mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi saluran
transisional antara kalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas. Bronkiolus respiratori
kemudian mengarah ke dalam duktus alveolus dan jakus alveolar kemudian alveoli. Pertukaran
oksigen dan karbondioksida terjadi di dalam alveoli.

Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar, yaitu tipe I
adalah sel membentuk dinding alveolar. Sel-sel alveolar tipe II adalah sel-sel yang aktif secara
metabolik, mensekresi sufraktan, suatu fostolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah
alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagosit
besar yang memakan benda asing, seperti lendir dan bakteri, bekerja sebagai mekanisme
pertahanan yang penting (Brunner & Suddarth, 2001: 512).

D. Patofisiologi
Tempat masuk kuman Mycobacterium Tuberculosis adalah saluran pernafasan,
saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis (TBC)
terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil
tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas dengan
melakukan reaksi inflamasi Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas, basil tuberkel yang
mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu
sampai tiga basil, gumpalan yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan
cabang besar bronkhus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang
alveolus, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear
tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bakteri namun tidak membunuh organisme
tersebut. Setelah hari-hari pertama leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang
akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut.
Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau
berkembang-biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke
kelenjar getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang
dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh
limfosit. Reaksi ini membutuhkan waktu 10 – 20 hari .
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju,
isi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Bagian ini disebut dengan lesi primer. Daerah yang
mengalami nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi di sekitarnya yang terdiri dari sel
epiteloid dan fibroblast, menimbulkan respon yang berbeda. Jaringan granulasi menjadi
lebih fibrosa membentuk jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang
mengelilingi tuberkel.
Lesi primer paru-paru dinamakan fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar
getah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks Ghon. Respon lain yang dapat
terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronkhus
dan menimbulkan kavitas. Materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan
masuk kedalam percabangan trakheobronkial. Proses ini dapat terulang kembali di bagian
lain di paru-paru, atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah, atau usus. Lesi
primer menjadi rongga-rongga serta jaringan nekrotik yang sesudah mencair keluar
bersama batuk. Bila lesi ini sampai menembus pleura maka akan terjadi efusi pleura
tuberkulosa.
Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan
jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen bronkhus dapat menyempit dan
tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat perbatasan rongga bronkus. Bahan
perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung
sehingga kavitas penuh dengan bahan perkejuan, dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang
tidak terlepas. Keadaan ini dapat menimbulkan gejala dalam waktu lama atau membentuk
lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan aktif.
Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme yang
lolos melalui kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, yang
kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini
dikenal sebagai penyebaran limfohematogen, yang biasanya sembuh sendiri. Penyebaran
hematogen merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan tuberkulosis
milier. Ini terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak
organisme masuk kedalam sistem vaskuler dan tersebar ke organ-organ tubuh. Komplikasi
yang dapat timbul akibat tuberkulosis terjadi pada sistem pernafasan dan di luar sistem
pernafasan. Pada sistem pernafasan antara lain menimbulkan pneumothoraks, efusi
pleural, dan gagal nafas, sedang diluar sistem pernafasan menimbulkan tuberkulosis usus,
meningitis serosa, dan tuberkulosis milier.

E. PATHWAY
F. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang sering terjadi pada tuberkulosis adalah batuk yang tidak
spesifik tetapi progresif. Penyakit TBC biasanya tidak tampak adanya tanda dan gejala yang
khas. Biasanya keluhan yang muncul adalah :
1) Demam : terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
2) Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang /
mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulent
(menghasilkan sputum).
3) Sesak nafas : terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah
paru.
4) Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke
pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
5) Malaise : ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri
otot dan keringat di waktu di malam hari
G. Klasifikasi
Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita penting dilakukan untuk
menetapkan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang sesuai dan dilakukan sebelum
pengobatan dimulai. Klasifikasi penyakit TB Paru :
1. Tuberculosis Paru
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TBC Paru dibagi dalam :
a) Tuberkulosis Paru BTA (+)
 Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (+).
 1 spesimen dahak SPS hasilnya (+) dan foto rontgen dada menunjukan
gambaran tuberculosis aktif.
b) Tuberkulosis Paru BTA (-)
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (-) dan foto rontgen dada
menunjukan gambaran tuberculosis aktif. TBC Paru BTA (-), rontgen (+)
dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan
ringan. Bentuk berat bila gambaran foto rontgan dada memperlihatkan
gambaran kerusakan paru yang luas

2. Tuberculosis Ekstra Paru


TBC ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu :
1. TBC ekstra-paru ringan
Misalnya : TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali
tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.
2. TBC ekstra-paru berat
Misalnya : meningitis, millier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa
duplex, TBC tulang belakang, TBC usus, TBC saluran kencing dan
alat kelamin.
Tipe Penderita
Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya, ada beberapa tipe penderita yaitu :
a) Kasus Baru
Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT
kurang dari satu bulan (30 dosis harian).
b) Kambuh (Relaps)
Adalah penderita tuberculosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan
tuberculosis dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat denga hasil
pemeriksaan dahak BTA (+).
c) Pindahan (Transfer In)
Adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu kabupaten lain dan
kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita pindahhhan tersebut harus
membawa surat rujukan/pindah (Form TB.09).
d) Setelah Lalai (Pengobatan setelah default/drop out)
Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau
lebih, kemudian dating kembali dengan hasil pemeriksaan dahak BTA (+).
H. Jenis-jenis Penyakit TBC
Penyakit tuberkulosis (TBC) terdiri atas 2 golongan besar, yaitu :

1. TB paru (TB pada organ paru-paru)


2. TB ekstra paru (TB pada organ tubuh selain paru) :
 Tuberkulosis milier
 Tuberkulosis sistem saraf pusat (TB meningitis)
 Tuberkulosis empyem dan Bronchopleural fistula
 Tuberkulosis Pericarditis
 Tuberkulosis Skelet / Tulang
 Tuberkulosis Benitourinary / Saluran Kemih
 Tuberkulosis Peritonitis
 Tuberkulosis Gastriontestinal (Organ Cerna)
 Tuberkulosis Iymphadenitis
 Tuberkulosis Catan / Kulit
 Tuberkulosis Laringitis
 Tuberkulosis Otitis
I. Komplikasi
Komplikasi dari TB paru adalah :

1. Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial


2. Pleuritis tuberkulosa
3. Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
4. Tuberkulosa milier
5. Meningitis tuberkulosa
J. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan pada penderita TB paru adalah :
1) Pemeriksaan Diagnostik.
2) Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum sangat penting karena dengan di ketemukannya kuman BTA
diagnosis tuberculosis sudah dapat di pastikan. Pemeriksaan dahak dilakukan 3 kali
yaitu: dahak sewaktu datang, dahak pagi dan dahak sewaktu kunjungan kedua. Bila
didapatkan hasil dua kali positif maka dikatakan mikroskopik BTA positif. Bila satu
positif, dua kali negatif maka pemeriksaan perlu diulang kembali. Pada pemeriksaan
ulang akan didapatkan satu kali positif maka dikatakan mikroskopik BTA negatif.
3) Ziehl-Neelsen (pewarnaan terhadap sputum)
Positif jika ditemukan bakteri tahan asam.
4) Skin test (PPD, Mantoux)
Hasil tes mantoux dibagi menjadi dalam :
 Indurasi 0-5 mm (diameternya) : mantoux negative
 Indurasi 6-9 mm (diameternya) : hasil meragukan
 Indurasi 10-15 mm (diameternya) : hasil mantoux positif
 Indurasi lebih dari 16 mm (diameternya) : hasil mantouk positif kuat
 Reaksi timbul 48 – 72 jam setelah injeksi antigen intra kutan, berupa indurasi
kemerahan yang terdiri dari infiltrasi limfosit yakni persenyawaan antara
antibody dan antigen tuberculin.
5) Rontgen dada menunjukkan adanya infiltrasi lesi pada paru-paru bagian atas,
timbunan kalsium dari lesi primer atau penumpukan cairan. Perubahan yang
menunjukkan perkembangan tuberkulosis meliputi adanya kavitas dan area fibrosa.
6) Pemeriksaan histology / kultur jaringan
Positif bila terdapat mikobakterium tuberkulosis.
7) Biopsi jaringan paru
Menampakkan adanya sel-sel yang besar yang mengindikasikan terjadinya
nekrosis.
8) Pemeriksaan elektrolit
Mungkin abnormal tergantung lokasi dan beratnya infeksi.
9) Analisa gas darah (AGD)
Mungkin abnormal tergantung lokasi, berat, dan adanya sisa kerusakan jaringan
paru.
10) Pemeriksaan fungsi paru
Turunnya kapasitas vital, meningkatnya ruang fungsi, meningkatnya rasio residu
udara pada kapasitas total paru, dan menurunnya saturasi oksigen sebagai akibat
infiltrasi parenkim / fibrosa, hilangnya jaringan paru, dan kelainan pleura (akibat
dari tuberkulosis kronis).

K. Penatalaksanaan
Pengobatan TBC Paru
Paduan obat jangka pendek 6–9 bulan yang selama ini dipakai di Indonesia dan dianjurkan
juga oleh WHO adalah 2 RHZ/4RH dan variasi lain adalah 2 RHE/4RH, 2 RHS/4RH, 2
RHZ/4R3H3/ 2RHS/4R2H2, dan lain-lain. Untuk TB paru yang berat (milier) dan TB
Ekstra Paru, therapi tahap lanjutan diperpanjang jadi 7 bulan yakni 2RHZ/7RH.
Departemen Kesehatan RI selama ini menjalankan program pemberantasan TB Paru
dengan panduan 1RHE / 5R2H2.
Bila pasien alergi / hipersensitif terhadap Rifampisin, maka paduan obat jangka
panjang 12–18 bulan dipakai kembali yakni SHZ, SHE, SHT, dan lain-lain.
Beberapa obat anti TB yang dipakai saat ini adalah :

1. Obat anti TB tingkat satu


Rifampisin (R), Isoniazid (I), Pirazinamid (P), Etambutol (E), Sterptomisin ( S ).

2. Obat anti TB tingkat dua


Kanamisin (K), Para-Amino-Salicylic Acid (P), Tiasetazon (T), Etionamide, Sikloserin,
Kapreomisin, Viomisin, Amikasin, Ofloksasin, Sifrofloksasin, Norfloksasin, Klofazimin dan
lain-lain.

Pengobatan tetap dibagi dalam dua tahap yakni


 Tahap intensif (initial), dengan memberikan 4–5 macam obat anti TB per hari dengan
tujuan :
a. Mendapatkan konversi sputum dengan cepat (efek bakterisidal)
b. Menghilangkan keluhan dan mencegah efek penyakit lebih lanjut
c. Mencegah timbulnya resistensi obat
 Tahap lanjutan (continuation phase), dengan hanya memberikan 2 macam obat per
hari atau secara intermitten dengan tujuan :
a. Menghilangkan bakteri yang tersisa (efek sterilisasi)
b. Mencegah kekambuhan
Pemberian dosis diatur berdasarkan Berat Badan yakni kurang dari 33 kg, 33 – 50 kg dan
lebih dari 50 kg.
Evaluasi Pengobatan.
Kemajuan pengobatan dapat terlihat dari perbaikan klinis (hilangnya keluhan, nafsu
makan meningkat, berat badan naik dan lain-lain), berkurangnya kelainan radiologis paru
dan konversi sputum menjadi negatif. Kontrol terhadap sputum BTA langsung dilakukan
pada akhir bulan ke-2, 4, dan 6. Pada yang memakai paduan obat 8 bulan sputum BTA
diperiksa pada akhir bulan ke-2, 5, dan 8. Biakan BTA dilakukan pada permulaan, akhir
bulan ke-2 dan akhir pengobatan. Kontrol terhadap pemeriksaan radiologis dada, kurang
begitu berperan dalam evaluasi pengobatan. Bila fasilitas memungkinkan foto dapat dibuat
pada akhir pengobatan sebagai dokumentasi untuk perbandingan bila nanti timbul kasus
kambuh.
Ada 3 Dampak masalah dari TB Paru :
1) Terhadap individu.
 Biologis.
Adanya kelemahan fisik secara umum, batuk yang terus menerus, sesak
napas, nyeri dada, nafsu makan menurun, berat badan menurun, keringat
pada malam hari dan kadang-kadang panas yang tinggi.
 Psikologis.
Biasanya klien mudah tersinggung , marah, putus asa oleh karena batuk yang
terus menerus sehingga keadaan sehari-hari yang kurang menyenangkan.
 Sosial.
Adanya perasaan rendah diri oleh karena malu dengan keadaan penyakitnya
sehingga klien selalu mengisolasi dirinya.
 Spiritual.
Adanya distress spiritual yaitu menyalahkan Tuhan karena penyakitnya yang
tidak sembuh-sembuh juga menganggap penyakitnya yang manakutkan
 Produktifitas menurun oleh karena kelemahan fisik.
2) Terhadap keluarga.
 Terjadinya penularan terhadap anggota keluarga yang lain karena kurang
pengetahuan dari keluarga terhadap penyakit TB Paru serta kurang
pengetahuan penatalaksanaan pengobatan dan upaya pencegahan penularan
penyakit.
 Produktifitas menurun.
Terutama bila mengenai kepala keluarga yang berperan sebagai pemenuhan
kebutuhan keluarga, maka akan menghambat biaya hidup sehari-hari
terutama untuk biaya pengobatan.
 Psikologis.
Peran keluarga akan berubah dan diganti oleh keluarga yang lain.
 Sosial.
Keluarga merasa malu dan mengisolasi diri karena sebagian besar
masyarakat belum tahu pasti tentang penyakit TB Paru .
3) Terhadap masyarakat.
Apabila penemuan kasus baru TB Paru tidak secara dini serta pengobatan
Penderita TB Paru positif tidak teratur atau droup out pengobatan maka resiko
penularan pada masyarakat luas akan terjadi oleh karena cara penularan penyakit
TB Paru.
Lima langkah strategi DOTS adalah dukungan dari semua kalangan, semua orang yang
batuk dalam 3 minggu harus diperiksa dahaknya, harus ada obat yang disiapkan oleh
pemerintah, pengobatan harus dipantau selama 6 bulan oleh Pengawas Minum Obat (PMO)
dan ada system pencatatan / pelaporan.
Perawatan bagi penderita TBC
Perawatan yang harus dilakukan pada penderita tuberculosis adalah :
1. Awasi penderita minum obat, yang paling berperan disini adalah orang terdekat yaitu
keluarga.
2. Mengetahui adanya gejala efek samping obat dan merujuk bila diperlukan.
3. Mencukupi kebutuhan gizi seimbang penderita
4. Istirahat teratur minimal 8 jam per hari
5. Mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada bulan kedua, kelima dan enam
6. Menciptakan lingkungan rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik (Depkes RI,
2002)
Pencegahan penularan TBC
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
1. Menutup mulut bila batuk
2. Membuang dahak tidak di sembarang tempat. Buang dahak pada wadah tertutup yang
diberi lisol
3. Makan, makanan bergizi
4. Memisahkan alat makan dan minum bekas penderita
5. Memperhatikan lingkungan rumah, cahaya dan ventilasi yang baik
6. Untuk bayi diberikan imunisasi BCG (Depkes RI, 2002)

Prioritas Keperawatan
1) Meningkatakan / mempertahankan ventilasi / oksigenasi adekuat
2) Mencegah penyebaran infeksi.
3) Mendukung prilaku / tugas untuk mempertahankan kesehatan.
4) Meningkatkan strategi koping efektif.
5) Memberikan informasi tentang proses penyakit / prognosis dan kebutuhan
pengobatan.

Tujuan Pemulangan
1) Fungsi pernafasan adekuat untuk memenuhi kebutuhan individu
2) Komplikasi dicegah
3) Pola hidup / prilaku berubah diadopsi untuk mencegah penyebaran infeksi.
4) Proses penyakit / prognosis dan program pengobatan dipahami.

Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah.
Kriteria hasil :
 Mempertahankan jalan nafas pasien
 Mengeluarkan sekret tanpa bantuan

Intervensi :
a. Kaji fungsi pernapasan contoh : Bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman dan
penggunaan otot aksesori
b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif : catat karakter,
jumlah sputum, adanya emoptisis
c. Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi. Bantu pasien untuk batuk dan
latihan napas dalam
d. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea : penghisapan sesuai keperluan
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan
Rasionalisasi :
a. Penurunan bunyi napas dapat menunjukkan atelektasis
b. Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal. Sputum berdarah kental atau darah
cerah diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronkal dan dapat memerlukan
evaluasi
c. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya
pernapasan
d. Mencegah obstruksi / aspirasi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sering batuk atau produksi
sputum meningkat.
Kriteria hasil :
 BB meningkat
Intervensi :
a. Catat status nutrisi pasien
b. Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai / tidak disukai
c. Berikan makanan sedikit tapi sering
d. Anjurkan keluarga klien untuk membawa makanan dari rumah dan berikan
pada klien kecuali kontra indikasi
e. Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasionalisasi :
a. Berguna dalam mendefinisikan derajat / luasnya masalah dan pilihan
intervensi yang tepat
b. Pertimbangan keinginan dapat memperbaiki masukan diet
c. Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan
d. Membantu memenuhi kebutuhan personal dan kultural
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan berhubungan
dengan tidak akurat dan tidak lengkap informasi yang ada.
Kriteria hasil :
 Menyatakan pemahaman proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan
Intervensi :
a. Kaji kemampuan pasien untuk belajar
b. Identifikasi gejala yang harus dilaporkan ke perawat
c. Berikan instruksi dan informasi tertulis
d. Anjurkan klien untuk tidak merokok
e. Kaji bagaimana TB ditularkan
Rasionalisasi :
a. Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada
tahapan individu
b. Dapat menunjukkan kemajuan atu pengaktifan ulang penyakit atau efek obat
yang memerlukan evaluasi lanjut
c. Infomasi tertulis menurunkan hambatan pasien untuk mengingat sejumlah
besar informasi
d. Meskipun merokok tidak merangsang berulangnya TB tetapi meningkatkan
disfungsi pernapasan
4. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan untuk
menghindari pemajanan patogen.
Kriteria hasil :
 Menurunkan resiko penyebaran infeksi
Intervensi :
a. Kaji patologi penyakit
b. Identifikasi orang lain yang berisiko
c. Anjurkan pasien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan pada tisu dan
menghindari meludah
d. Kaji tindakan kontrol infeksi
e. Awasi suhu sesuai indikasi
f. Kolaborasi dengan tim medis
Rasionalisasi :
a. Membantu pasien menyadari / menerima perlunya mematuhi program
pengobatan
b. Orang-orang yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk mencegah
penyebaran / terjadinya infeksi
c. Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien
d. Reaksi demam indikator adanya infeksi lanjut
e. Membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat dihubungi untuk menurunkan
penyebaran infeksi

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

I. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga : TN. Zaini
2) Alamat & Telepon : Jl. Jt. Waringin Rt.005/Rw.02
Masjid AR-ROYAN
3) Pekerjaan Kepala Keluarga : Penjaga masjid
4) Pendidikan Kepala Keluarga : SD
5) Komposisi Keluarga
No NAMA JK Hub Umur Pend Status Imunisasi
Dng BCG Polio DPT Hepatitis Cam
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Zumani P Istri 48 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 M.Ulinuha L Anak 27 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 M.Wildan L Anak SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 M.Alif Riyanto L Anak 20 SMP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 M.Anisofyan L Anak 11 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 M.Silmi Kahfa L Anak 9 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 Ramadhani L Anak 8 bln - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Genogram

Genogram :
6) Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Z merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari Ayah,
Ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah. Jenis perkawinan adalah monogami.
7) Suku Bangsa
Tn.Z dan Ny.Z berasal dari Tegal Jawa Tengah, bahasa yang di gunakan adalah
bahasa INDONESIA.
8) Agama
Seluruh keluarga Tn.Z beragama islam, keluarga Tn.Z menjalani ibadah sesuai
dengan agama yang dianutnya. Menurut Tn.Z, Ny.Z selalu mengikuti kegiatan
pengajian yang di adakan rutin tiap minggu di lingkungan rumahnya.
9) Status Sosial Ekonomi Keluarga
Pendapatan keluarga perbulan tidak tentu karena tidak memiliki pekerjaaan yang
tetap. Penghasilan Tn.Z perhari sebesar Rp. 45.000,- itu pun kalau ada orang yang
membutuhkan tenaganya. Pendapatan tidak mencukupi untuk biaya hidup sehari-
hari. Tn.Z hidup terpisah dari keluarganya sejak tahun 1995, istri Tn.Z dan anak-
anaknya tinggal di Tegal sementara Tn.Z tinggal di Jakarta. Istri Tn.Z adalah seorang
ibu rumah tangga dan memiliki usaha sebuah warung di rumahnya untuk
mencukupi kehidupan sehari-hari keluarganya. Tn.Z tidak mampu untuk
menyisihkan sedikit uang untuk di tabung.
10) Aktivitas Rekreasi Dalam Keluarga
Tn.Z tidak pernah menyediakan waktu khusus untuk melakukan rekreasi.
Penggunaan waktu senggang biasanya dilakukan untuk membersihkan masjid dan
beribadah.
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
11) Keluarga Tn.Z saat ini sedang menghadapi tahapan keluarga yang melepas anak usia
dewasa muda, dimana tugas perkembanganya antara lain:
a. Menentukan pasangan hidup
b. Belajar untuk menyesuaikan diri dan hidup bersama pasangan (suami atau
istri)
c. Membentuk keluarga
d. Belajar mengasuh anak
e. Mengelola rumah tangga
f. Meniti karir atau melanjutkan pendidikan
g. Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara secara layak
h. Memperoleh kelompok sosial yang berjalan dengan nilai-nilai yang di
anutnya.
12) Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi sejauh ini adalah membentuk sosial
dengan orang lain dan lingkungan disekitarnya.
13) Riwayat keluarga Inti
Tn.Z mengatakan keluarganya sudah lama tinggal di Tegal, hanya anak yang pertama sudah
tinggal terpisah dari keluarga karena sudah memiliki keluarga dan sudah menetap di
daerah cikampek. Tn.Z merantau ke Jakarta sejak tahun 1995 tinggal selalu berpindah-
pindah dan tidak memiliki pekerjaan yang tetap, dan sudah beberapa tahun ini tinggal di
masjid AR-ROYAN dan memiliki profesi sebagai penjaga masjid.
Tn.Z, saat dilakukan pengkajian secara fisik dalam keadaan sehat, tetapi sudah sejak 1 bln
menderita penyakit TBC dan sedang menjalani proses pengobatan penyakitnya. Tn.Z
sedang mengkonsumsi obat paket stop TB tahap intensif awal yaitu RHZE (4 FDC) yang
selalu di minumnya 1 x sehari setiap jam 6 pagi, selama 2 bulan. Tn.Z selalu rutin
memeriksakan kesehatannya di puskesmas pondok gede, pada saat pengkajian TD Tn.Z
adalah 110/70 mmHg dan N: 80 x/mnt. Menurut Tn.Z, istri dan anak-anaknya saat ini
dalam keadaan sehat di kampung halamanya.
14) Riwayat Keluarga Sebelumnya
Tn.Z mengatakan sebelum pindah ke jakarta pekerjaan yang dilakukan dikampung hanya
sebagai petani saja. Menurut Tn.Z alhamdulillah seluruh keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit TBC kecuali dirinya sendiri.
III. Lingkungan
15) Karakteristik Rumah
Tn.Z saat ini tinggal bersama temanya dikamar pada sebuah masjid dengan ukuran 2x3 m³,
ventilasi kamar kurang, cahaya matahari tidak dapat masuk ke dalam kamar. Tidak ada
dapur dan kamar mandi, penerangan menggunakan listrik, lantai dari keramik serta
kebersihan masjid dan kamar baik.
Denah rumah:

 Pengolahan Sampah
Masjid memiliki tempat pembuangan sampah yang terletak di belakang masjid

 Sumber Air
Air yag digunakan untuk minum sehari-hari adalah air aqua galon

 Pembuangan Air Limbah


Pembuangan air limbah langsung ke got. Kondisi selokan bersih dan tidak banjir
saat hujan

16) Karakteristik Tetangga Dan Komunitas RW


Hubungan Tn.Z dengan warga komplek cukup baik, setiap hari mengikuti pengajian
yang diadakan di masjid. Tn.Z selain menjadi penjaga masjid beliau juga sering
menjadi imam ketika sholat berjamaah. Jarak antara rumah saling berdekatan,
pekerjaan warga ada yang dibidang formal dan informal. Suasana pada siang hari
sepi dan pada sore hari terlihat ramai dengan anak-anak. Fasilitas yang ada yaitu
rumah ibadah masjid Ar-Royan, sarana kesehatan puskesmas pondok gede yang
letaknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Tn.Z. Untuk kerja bakti biasanya
dilakukan 2 bulan sekali.
17) Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn.Z setelah menikah tinggal di Tegal jawa tengah, dan tidak pernah
pindah rumah sampai saat ini. Hanya Tn.Z saja yang merantau ke jakarta sejak
tahun 1995 sampai sekarang dan tinggal di masjid Ar-Royan.
18) Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi dengan Masyarakat
Tn.Z hidup terpisah dengan keluarganya dan interaksi keluarga hanya dilakukan
lewat telpon saja. Tn.Z selalu mengikuti kegiatan yang dilakukan di daerah tempat
tinggalnya seperti pengajiann atau ketika ada warga yang meninggal dunia.
19) Sistem Pendukung Keluarga
Secara umum seluruh anggota keluarga Tn.Z sehat, tapi secara khusus pada Tn.Z
terkadang mengeluhkan penyakit TBC yang dideritanya. Menurut Tn.Z dada masih
suka sesak tetapi batuk sudah berkurang, dahak tidak ada, berat badan pun sudah
mulai bertambah sedikit. Bila Tn.Z sakit beliau selalu pergi sendiri ke puskesmas
pondok gede yang jaraknya tidak jauh dari tempat tinggalnya. Tn.Z menggunakan
biaya pribadi ketika sakit karna Tn.Z tidak mempunyai jaminan kesehatan.
IV. Struktur Keluarga
20) Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga selalu berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain menggunakan
pola dua arah walaupun hanya melalui telpon untuk mendukung Tn.Z menjalani
program penyembuhan penyakit TBC yang dideritanya, dan yang mengambil
keputusan dalam keluarga adalah kepala keluarga dengan meminta pendapat pada
anggota keluarga yang lain. Setiap anggota keluarga berhak mengeluarkan
pendapat, dan jika ada permasalahan keluarga selalu membicarakan dan mencari
solusinya dengan cara melakukan musyawarah didalam keluarga, walaupun tidak
tinggal serumah.
21) Struktur Kekuatan Keluarga
Yang berperan dalam keluarga adalah Tn.Z sebagai kepala keluarga. Dalam
menyelesaikan masalah keluarga tetap berdasarkan atas musyawarah, dan dalam
musyawarah tersebut yang berperan sebagai pembuat keputusan adalah Tn.Z itu
sendiri walaupun tidak tinggal serumah.
22) Struktur Peran (Formal & Informal)
Tn.Z sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan
dalam keluarganya, istri berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus anak-
anaknya serta membantu ekonomi keluarga dengan cara membuka warung
dirumah, kemudian anak-anaknya berperan membantu ibunya untuk
menyelesaikan pekerjaan rumah.
23) Nilai Dan Norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga tersebut sesuai dengan nilai agama
yang dianutnya dan norma yang berlaku dilingkugannya. Jika ada anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan (sakit) keluarga tersebut tetap percaya bahwa
masalah yang dialaminya akan ada jalan keluarnya. Tn.Z mendukung apapun yang
dilakukan untuk keluarga dan selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dilingkunganya. Keluarga mempercayai pengobatan medis tetapi juga mempercayai
pengobatan non medis seperti ke alternatif.
V. Fungsi Keluarga
24) Fungsi Afektif
Keluarga Tn.Z yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit
khususnya Tn.Z yang menderita TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena
adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
25) Fungsi Sosial
Tn.Z selalu mengajarkan dan menekankan pada keluarganya bagaimana berperilaku
sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-harinya di
rumah dan lingkungan tempat tinggalnya.
26) Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Tn.Z dalam hal kesehatan kurang mampu mengenal masalah-masalah
kesehatan, terbukti dengan ketidak tahuan keluarga khususny Tn.Z tentang
apa yang menyebabkan dirinya menderita TBC. Tn.Z hanya sedikit
mengetahui tentang penyakitnya, pantanganya dan tindakan untuk
membawa ke pelayanan kesehatan.
b. Mengambil keputusan yang tepat
Keluarga Tn.Z mampu mengambil keputusan mengenal tindakan kesehatan
yang tepat, hal ini terlihat dari Tn.Z selalu kontrol ke puskesmas bila obat
RHZEnya sudah habis.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Dalam hal ini walaupun Tn.Z tinggal berjauhan dengan keluarganya tetapi
keluarga Tn.Z selalu memberikan motivasi pada Tn.Z agar terus rutin
berobat ke puskesmas.
d. Memelihara lingkungan yang sehat
Tn.Z mampu memelihara lingkungan yang sehat dan rapih. Hal ini terbukti
dengan lingkungan masjid Ar-Royan yang tertata rapih, bersih, ventilasi dan
penerangannya yang cukup.
e. Menggunakan pelayanan kesehatan di masyarakat
Keluarga mampu menggunakan yankes yang ada, ini bisa di lihat dari Tn.Z
yang selalu rajin kontrol penyakitnya ke puskesmas untuk mengambil obat-
abatan yang wajib diminumnya.
27) Fungsi Reproduksi
Tn.Z memiliki 6 orang anak, satu istri. Seluruh anaknya laki-laki, yang pertama
berusia 27 th saat ini sudah berkeluarga dam memiliki 2 orang anak saat ini masih
melanjutkan pendidikan ke s1, anak kedua laki-laki sudah bekerja dan telah
menikah serta sudah memiliki satu orang anak, sedangkan anak yang ketiga berusia
20 th dan sudah bekerja dan belum menikah. Anak ke empat dan kelima masih
bersekolah di SD, anak yang terakhir laki-laki dan masih berusia 8 bulan. Ny. S saat
ini masih mengikuti program KB dengan menggunakan IUD (spiral).
28) Fungsi Ekonomi
Menurut Tn.Z penghasilannya kurang mencukupi akan kebutuhan keluarganya, saat
ini sibantu juga oleh sang istri dengan membuka warung dikampung halamanya
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari anak-anaknya. Anak-anaknya sudah
berpenghasilan juga membantu keuangan keluarga walaupun hanya sedikit.
VI. Stress Dan Koping Keluarga
29) Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Stressor jangka pendek yaitu Tn.Z memikirkan apakah penyakit TBC yang di
deritanya dapat sembuh, dan dapat melakukan aktivitas seperti biasa.
Stressor jangka panjang yaitu Tn.Z memikirkan biaya untuk pengobatan yang akan
di keluarkan apabila penyakit yang dideritanya tidak sembuh.
30) Kemampuan Kluarga Berespon Terhadap Stressor
Keluarga Tn.Z selalu berupaya untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam
keluarganya, Tn.Z bersyukur karena program dari puskesmas yang mengratiskan
pengobatan bagi penderita TBC.
31) Strategi Koping Yang Digunakan
Keluarga khususnya Tn.Z senantiasa menerima keadaan atau masalah yang terjadi
dalam keluarganya tetapi Tn.Z juga berusaha untuk mengatasi masalah tersebut
dengan melibatkan anak dan keluarga dalam menyelesaikan masalah tersebut.
32) Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi masalah, keluarga khususnya Tn.Z tidak pernah putus asa dan
tidak pernah melampiaskan ke hal-hal yang merugikan diri sendiri dan keluarga.
Tn.Z hanya menghabiskan waktu di masjid saja untuk beribadah dan membersihkan
lingkungan masjid.
VII. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan hanya dilakukan pada Tn.Z saja karena tinggal terisah dari keluarganya
Tn.Z sedang menderita TB Paru  sudah 2 bulan, saat ini klien sedang menjalani proses
pengobatan TB paru dengan meminum RHZE (4FDC) yang berisi Rifampicin 150 mg,
Isoniazid 75 mg, Pyrazinamide 400 mg, dan ethambutol 275 mg.

No. PEMERIKSAAN FISIK HASIL


1 Kepala :
 Rambut Kulit kepala bersih, rambut sedikit lurus pendek, sedikit
beruban, berminyak, bersih, & tidak rontok
 Mata Kelopak mata normal, tidak ada peradangan, conjungtiva
an anemis, sklera an ikterik, & tidak menggunakan kaca
mata
 Hidung Tidak ada kelainan, hidung simetris, bersih , polip (-),
sinusitis (-) & tidak ada sumbatan
 Telinga Bentuk simetris, pendengaran baik, bersih tidak ada
serumen, tidak menggunakan alat bantu dengar
 Mulut Bibir lembab tidak pecah-pecah, stomatitis (-), gigi
bersih, tidak ada carries tetapi ada sedikit karang gigi,
sikat gigi 2x sehari

2 Leher :
 Tonsil Tonsil kanan kiri normal tidak ada pembesaran dan
peradangan
 Kelenjar Tyroid Tidak ada pembesaran

3 Thorax :
 Jantung Gallop (-), mur2 (-)
 Paru-paru Ronchi (+) di inter costa 4 – 5 dextra, whezing (-), batuk
(-), dada simetris, pernafasan dada dan perut, frek 24
x/mnt

4 Abdomen Acites (-), bising usus N 15-20 x/mnt, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembesaran hepar

5 Kulit Warna sawo matang, turgor kulit baik, bersih, tidak ada
penyakit kulit, hyperpigmentasi (-)

6 Extermitas Oedem (-), tidak ada kelainan pada extermitas atas dan
bawah
5 5
5 5

7 Lain-lain TD : 110/70 mmHg


N : 80 x/mnt
S : 36 ⁰C
RR : 24 x/mnt
BB : 38 kg

VIII. Harapan Keluarga


Keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z selalu berharap untuk dapat menyelesaikan masalah
kesehatan jika ada dirinya ataupun anggota keluarganya mengalami sakit dengan
bantuan petugas kesehatan. Tn.Z juga senang dengan kehadiran perawat dan berharap
dapat membantunya untuk menyelesaikan masalah kesehatan keluarga saat ini yaitu
TB Paru yg diderita oleh Tn.Z sendiri.
IX. DATA TAMBAHAN
Keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z, setiap hari makan sebanyak 2x sehari. Pola eliminasi
Tn.Z untuk BAB 1-2 x/hr, BAK 5-6 x/ hr, aktifitas sehari-hari Tn.Z adalah sebagai
penjaga atau pengurus masjid Ar-Royan. Untuk istirahat dan tidur, biasanya Tn.Z tidur
siang mulai jam 14.00 WIB sampai dengan jam 15.00 WIB, kalau tidak tidur biasanya
kegiatan yang dilakukanya adalah tadarusan di masjid tempat tinggalnya. Waktu tidur
malam hari biasanya dilakukan pada pukul 23.00 WIB sampai dengan pukul 04.30 WIB
sebelum tidur biasanya melakukan dengan kegiatan tadarusan terlebih dahulu.

ANALISA DATA
No. DATA MASALAH PENYEBAB
1 DS :
- Tn.Z bertanya tentang cara Resiko penularan Ketidak mampuan
penularan dan pencegahan penyakit TB Paru keluarga Tn.Z khususnya
penyakit TB paru Tn.Z dalam mengenal
- Menurut Tn.Z ia tinggal masalah resiko
sekamar dengan temanya terjadinya penularan TB
- Tn.Z mengatakan batuknya Paru
sudah jarang dan tidak
berdahak
DO :
- Tn.Z kurang mengetahui
tentang cara penularan,
pencegahan penyakit TB
Paru.
- Tn.Z tidur satu kamar
dengan temannya.
- Tidak ada pengkhususan
alat tenun dan alat makan

2 DS :
- Tn.Z selalu bertanya tentang Kurang pengetahuan Kurang informasi dan
pengertian, tanda dan gejala tentang pengertian TB keterbatasan
yang ditimbulkan, cara Paru, tanda dan gejala kemampuan keluarga
penularan dan pencegahan, yang ditimbulkan, cara Tn.Z khususnya Tn.Z
komplikasi dan pengobatan penularan dan dalam menerima
dari penyakit TB paru. pencegahan, informasi
- Menurut klien sudah komplikasi dan
menderita TB sejak 2 bln pengobatan dari
yang lalu dan sedang penyakit TB paru.
menjalani pengobatan.
- Tn.Z mengatakan tidak tahu
akibat yang ditimbulkan oleh
penyakit TB Paru bila tidak
diobati secara teratur.
DO :
- Klien tampak selalu bertanya
tentang penyakitnya
- Klien sedang menjalani
pengobatan di puskesmas dan
mengkonsumsi obat RHZE
- Klien bertanya tentang akibat
dari pengobatan yang tidak
rutin dan tuntas
- Klien tidak dapat menjawab
ketika ditanya oleh perawat
tentang penyakit TB paru yang
dideritanya

PRIORITAS MASALAH
Masalah : Resiko penularan penyakit TB Paru b/d Ketidak mampuan keluarga Tn.Z
khususnya Tn.Z dalam mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru

No KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN


1 Sifat masalah : 2/3 X 1 2/3 Penularan belum terjadi tapi
Ancaman kesehatan resiko terjadinya penularan
cukup besar.

2 Kemungkinan masalah 2/2 X 1 2 Tn.Z mau memeriksakan


dapat diubah : kesehatannya secara teratur
Dengan mudah dan mengikuti program P2TB
Paru di puskesmas sampai
tuntas
3 Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Penularan penyakit TB Paru
untuk dicegah : dapat dicegah dengan
Cukup tindakan sederhana yang
dapat dilakukan tanpa biaya.

4 Menonjolnya masalah : 1X1 1 Keluarga kurang mengetahui


Ada masalah tetapi kalau penyakit TB Paru
tidak perlu ditangani sangat menular
JUMLAH 4 1/3
Masalah : Kurang pengetahuan tentang pengertian TB Paru, tanda dan gejala yang
ditimbulkan, cara penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari
penyakit TB paru b/d kurang informasi dan keterbatasan kemampuan
keluarga Tn.Z khususnya Tn.Z dalam menerima informasi

No KRITERIA PENGHITUNGAN NILAI PEMBENARAN


1 Sifat masalah : 2/3 X 1 2/3 Keluarga khususnya Tn.Z
Ancaman kesehatan tidak memahami dengan
baik tentang masalah
kesehatan yang dialami oleh
Tn.Z
2 Kemungkinan masalah 2/2 X 2 2 Pemberian informasi
dapat diubah : tentang penyakit dan
Dengan mudah kebutuhan perawatan akan
dapat dengan mudah
dipahami oleh Tn.Z karena
kemampuan keluarga
khususnya Tn.Z menyerap
informasi sangat baik
3 Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Membantu keluarga
untuk dicegah : khususnya Tn.Z memahami
Cukup masalah penyakitnya bisa
dilakukan melalui
pemberian informasi
tentang TB Paru secara
rutin dan jelas

4 Menonjolnya masalah: 2/2 x 1 1 Keluarga khususnya Tn.Z


Masalah berat harus tidak merasakan adanya
segera ditangani masalah yang harus segera
ditangani
JUMLAH 7/3

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

1) Resiko penularan penyakit TB Paru b/d Ketidak mampuan keluarga Tn.Z khususnya
Tn.Z dalam mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru
2) Kurang pengetahuan tentang pengertian TB Paru, tanda dan gejala yang
ditimbulkan, cara penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari
penyakit TB paru b/d kurang informasi dan keterbatasan kemampuan keluarga
Tn.Z khususnya Tn.Z dalam menerima informasi
FORMAT PERENCANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Keluarga : Tn. Z Nama mahasiswa : Lilis Suryani


Alamat : Jl. Jt. Waringin Rt.005/Rw.02 Masjid Ar-Royan NIM :
2720070027
NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI RENCANA INTERVENSI
KEPERAWA UMUM KHUSUS KRITE STANDARD
TAN
RIA
KELUARGA
1 Resiko Setelah Setelah dilakukan Verbal 1.1 Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z
penularan dilakukan kunjungan keluarga terutama Tn.Z tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, komplikasi
penyakit TB kunjungan selama 1 x 30 menit mampu serta pencegahan dan perawatan TB Paru dengan
Paru b/d keluarga selama diharapkan keluarga menjelaskan menggunakan power point dan leaflet tentang TB Paru
Ketidak 3 x 30 menit, terutama Tn.Z pengertian TB
mampuan penularan mampu: Paru, b. Berikan kesempatan bertanya kepada keluarga
keluarga penyakit TB 1. Mengenal Tuberkulosis khususnya Tn.Z
Tn.Z dapat dicegah masalah paru adalah
khususnya terutama Tn. Z kesehatan penyakit c. Motivasi keluarga khususnya Tn.Z untuk mengulang
Tn.Z dalam diharapkan keluarga dengan infeksi kembali apa yang telah Dijelaskan
mengenal mampu disiplin TB Paru menahun
masalah dalam 1.1 Menyebutkan menular yang d. Motivasi keluarga khususnya Tn.Z
resiko melakukan pengertian disebabkan untuk mengidentifikasi penyebab dan tanda gejala
terjadinya pencegaha TB Paru oleh kuman TB TB Paru yang dialami Tn.Z
penularan penularan. 1.2 (Mycobacteriu
TB Paru Menyebutkan m e. Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z
tanda dan Tuberculosis).
gejala TB
Paru 1.2 Keluarga
1.3 terutama Tn.Z
Menyebutkan mampu
penyebab TB menyebutkan
paru 5 dari 7 tanda
dan gejala TB
Paru, yaitu :
demam, batuk
disertai dahak
selama 2
minggu /
lebih, dahak
kadang
disertai darah,
sesak nafas
dengan rasa
nyeri
dada,nafsu
makan
kurang, BB
turundan
berkeringat
waktu malam
hari

1.3 Keluarga
terutama Tn.Z
mampu
menyebutkan
penyebab TB
Paru, yaitu :
kuman
Mycobacteriu
m
Tuberkulosis
2. Mengambil Verbal 2.1Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang
keputusan untuk terutama Tn.Z akibat lanjut dari TB Paru
mengatasi mampu
kelanjutan dari menyebutkan b. Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang
TB paru dengan 3 dari 5 akibat telah dijelaskan.
cara menjelaskan dari TB Paru,
2.1 Akibat dari yaitu : c. Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z
TB paru
1. Pembesara
n kelenjar
sevikalis
yang
superfisial
2. Pleuritis
tuberkulos
a
3. Efusi
pleura
(cairan
yang
keluar ke
dalam
rongga
pleura)
4. Tuberkulos
a milier
5. Meningitis
tuberkulos
a
Setelah dilakukan Verbal 3.1 Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang
kunjungan keluarga terutama Tn.Z cara pencegahan serta pengobatan secara medis dan
dan
selama 1 x 30 menit mampu tradisional dari TB Paru
diharapkan keluarga menyebutkan
terutama Tn.Z psikom 4 dari 5 cara b. Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang
mampu: pencegahan telah dijelaskan.
otor
3. Mampu TB paru, yaitu
merawat : c. Demonstrasikan cara
anggota keluarga Pengobatan tradisional TB Paru kepada keluarga
khususnya Tn.Z 1. Menutup khususnya Tn.Z
yang mengalami mulut bila
TB Paru dengan batuk d. Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z
cara 2. Membuang
3.1 Pencegahan dahak
dan tidak di
perawatan sembarang
TB Paru tempat.
3.2 Pengobatan 3. Makan
baik medis makanan
maupun bergizi
tradisional 4. Memisahka
n alat
makan dan
minum
bekas
penderita
5. Memperha
tikan
lingkungan
rumah,
cahaya dan
ventilasi
yang baik
6. Untuk bayi
diberikan
imunisasi
BCG
Mampu
menyebutkan
5 dari 6 cara
perawatan
dari TB Paru,
yaitu :

1. Awasi
penderita
minum
obat
2. Mengetahu
i adanya
gejala efek
samping
obat
3. Mencukupi
kebutuhan
gizi
seimbang
penderita
4. Istirahat
teratur
minimal 8
jam / hr
5. Mengingat
kan
penderita
untuk
periksa
ulang
dahak pada
bulan ke 2,
ke 5 dan 6
6. Menciptak
an
lingkungan
rumah
dengan
ventilasi
dan
pencahaya
an yang
baik

3.2 Keluarga
terutama Tn.Z
mampu
menyebutkan
cara
pengobatan
medis TB
paru, yaitu:
Dengan
meminum
obat RHZE
(4FDC)warna
merah selama
2 bulan
dan RH
(2FDC) warna
kuning selama
4 bulan

Mampu
menyebutkan
cara
pengobatan
tradisional TB
Paru, yaitu :
dengan tidak
minum susu,
tetapi
menggantikan
nya dengan
wortel atau
sari kacang
kedelai.
Resep Jus:
• Pagi:
Wortel 1
gelas,
bayam ½
gelas
• Siang:
Wortel 1
gelas,
dandelion
¼ gelas
• Malam:
Wortel 1
gelas,
celery ½
gelas,
bayam 1/3
gelas
• Sebelum
tidur:
Wortel 1
gelas

Setelah dilakukan Verbal 4.1 Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang k
kunjungan keluarga khususnya lingkungan
selama 1 x 30 menit Tn.Z mampu yang bersih bagi penderita TB Paru
diharapkan keluarga menyebutkan
terutama Tn.Z kriteria b. Motivasi keluarga khususnya Tn.Z
mampu : lingkungan untuk selalu menciptakan lingkungan yang bersih dan n
4. Memodifikasi yg bersih,
lingkungan yang dengan cara c. Berikan pujian atas
bersih bagi menjemur usaha keluarga khususnya Tn.Z
keluarga kasur atau
khususnya Tn.Z tikar secara
dengan cara : teratur,
4.1 Usahakan membuka
Menjemur jendela atau
kasur / tikar pintu agar
secara mendapatkan
teratur, cahaya dan
membuka udara yang
jendela agar cukup
mendapatkan
cahaya dan
udara yang
cukup

5. Menggunakan Verbal Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang m


pelayanan khususnya Tn.Z dari menggunakan Yankes.
kesehatan yang mampu
tersedia menggunakan b. Motivasi keluarga khususnya Tn.Z untuk selalu menggu
Yankes yang Yankes
tersedia ini
terbukti Tn.Z
ketika obatnya
habis selalu dating
ke puskesmas
untuk mengambil
obat yang harus
rutin
diminumnya.

2 Kurang Setelah Setelah dilakukan Verbal 1.1Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang p
pengetahuan dilakukan kunjungan keluarga terutama Tn.Z tanda dan gejala, penyebab, komplikasi serta pencegaha
tentang kunjungan selama 1 x 30 menit mampu perawatan TB Paru dengan menggunakan power point d
pengertian keluarga selama diharapkan keluarga menjelaskan tentang TB Paru
TB Paru, 3 x 30 menit, terutama Tn.Z pengertian TB
tanda dan diharapkan mampu: Paru, b. Berikan kesempatan bertanya kepada keluarga khususn
gejala yang keluarga 1. Mengenal Tuberkulosis
ditimbulkan, khususnya Tn.Z masalah paru adalah c. Motivasi keluarga khususnya Tn.Z untuk mengulang kem
cara dapat mengerti kesehatan penyakit yang telah
penularan dan memahami keluarga dengan infeksi Dijelaskan
dan atas informasi TB Paru menahun
pencegahan, yang sudah 1.1 Menyebutkan menular yang d. Motivasi keluarga khususnya Tn.Z
komplikasi diberikan pengertian disebabkan untuk mengidentifikasi penyebab dan tanda gejala TB Pa
dan tentang penyakit TB Paru oleh kuman dialami Tn.Z
pengobatan TB Paru 1.2 TB
dari Menyebutkan (Mycobacteriu e. Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z
penyakit TB tanda dan m
paru b/d gejala TB Tuberculosis).
kurang Paru
informasi 1.3 1.2 Keluarga
dan Menyebutkan terutama Tn.Z
keterbatasan penyebab TB mampu
kemampuan paru menyebutkan
keluarga tanda dan
Tn.Z gejala TB
khususnya Paru, yaitu :
Tn.Z dalam demam, batuk
menerima disertai dahak
informasi selama
2minggu /
lebih, dahak
kadang
disertai darah,
sesak nafas
dengan rasa
nyeri
dada,nafsu
makan
kurang, BB
turundan
berkeringat
waktu malam
hari

1.3 Keluarga
terutama Tn.Z
mampu
menyebutkan
penyebab TB
Paru, yaitu :
kuman
Mycobacteriu
m
Tuberkulosis
2 Mengambil Verbal 2.1Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang akiba
keputusan untuk terutama Tn.Z TB Paru
mengatasi mampu
kelanjutan dari menyebutkan b. Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang telah
TB paru dengan 4 dari 5 akibat
cara menjelaskan dari TB Paru, c. Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z
2.1 Akibat dari TB yaitu :
paru
1. Pembesara
n kelenjar
sevikalis
yang
superfisial
2. Pleuritis
tuberkulos
a
3. Efusi
pleura
(cairan
yang
keluar ke
dalam
rongga
pleura)
4. Tuberkulos
a milier
5. Meningitis
tuberkulos
a

Setelah dilakukan Verbal 1.1 Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang c
kunjungan keluarga terutama Tn.Z pencegahan serta pengobatan secara medis dan tradisio
dan
selama 1 x 30 menit mampu Paru
diharapkan keluarga psikom menyebutkan b. Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang t
terutama Tn.Z cara dijelaskan.
otor
mampu: pencegahan
3. Mampu TB paru, yaitu c. Demonstrasikan cara
merawat : Pengobatan tradisional TB Paru kepada keluarga khusus
anggota keluarga
khususnya Tn.Z 1. Menutup d. Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z
yang mengalami mulut bila
TB Paru dengan batuk
cara 2. Membuang
3.1 Pencegahan dahak
dan tidak di
perawatan sembarang
TB Paru tempat.
3.2 Pengobatan 3. Makan
baik medis makanan
maupun bergizi
tradisional 4. Memisahka
n alat
makan dan
minum
bekas
penderita
5. Memperha
tikan
lingkungan
rumah,
cahaya dan
ventilasi
yang baik
6. Untuk bayi
diberikan
imunisasi
BCG
Mampu
menyebutkan
cara
perawatan
dari TB Paru,
yaitu :

1. Awasi
penderita
minum
obat
2. Mengetahu
i adanya
gejala efek
samping
obat
3. Mencukupi
kebutuhan
gizi
seimbang
penderita
4. Istirahat
teratur
minimal 8
jam / hr
5. Mengingat
kan
penderita
untuk
periksa
ulang
dahak pada
bulan ke 2,
ke 5 dan 6
6. Menciptak
an
lingkungan
rumah
dengan
ventilasi
dan
pencahaya
an yang
baik

3.2 Keluarga
terutama Tn.Z
mampu
menyebutkan
cara
pengobatan
medis TB
paru, yaitu:
Dengan
meminum
obat RHZE
(4FDC)warna
merah selama
2 bulan
dan RH
(2FDC) warna
kuning selama
4 bulan

Mampu
menyebutkan
cara
pengobatan
tradisional TB
Paru, yaitu :
dengan tidak
minum susu,
tetapi
menggantikan
nya dengan
wortel atau
sari kacang
kedelai.
Resep Jus:
• Pagi:
Wortel 1
gelas,
bayam ½
gelas
• Siang:
Wortel 1
gelas,
dandelion
¼ gelas
• Malam:
Wortel 1
gelas,
celery ½
gelas,
bayam 1/3
gelas
• Sebelum
tidur:
Wortel 1
gelas

Setelah dilakukan Verbal 4.1 Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang k
kunjungan keluarga khususnya lingkungan
selama 1 x 30 menit Tn.Z mampu yang bersih bagi penderita TB Paru
diharapkan keluarga menyebutkan
terutama Tn.Z kriteria b. Motivasi keluarga khususnya Tn.Z
mampu : lingkungan untuk selalu menciptakan lingkungan yang bersih dan n
4. Memodifikasi yg bersih,
lingkungan yang dengan cara c. Berikan pujian atas
bersih bagi menjemur usaha keluarga khususnya Tn.Z
keluarga kasur atau
khususnya Tn.Z tikar secara
dengan cara : teratur,
4.1 Usahakan membuka
Menjemur jendela atau
kasur / tikar pintu agar
secara mendapatkan
teratur, cahaya dan
membuka udara yang
jendela agar cukup
mendapatkan
cahaya dan
udara yang
cukup

5. Menggunakan Verbal Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang m


pelayanan khususnya Tn.Z dari menggunakan Yankes.
kesehatan yang mampu
tersedia menggunakan b. Motivasi keluarga khususnya Tn.Z untuk selalu menggu
Yankes yang Yankes
tersedia ini
terbukti Tn.Z
ketika obatnya
habis selalu
datang ke
puskesmas untuk
mengambil obat
yang harus rutin
diminumnya.

FORMAT PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

NO DIAGNOSA TUJUAN KHUSUS TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
KELUARGA
1 Resiko penularan Setelah dilakukan 16/04/11 a. Diskusikan bersama S : Tn.Z mengatakan
penyakit TB Paru b/d kunjungan keluarga keluarga khususnya pengertian TB Paru
Ketidak mampuan selama 1 x 30 menit Tn.Z tentang adalah penyakit infeksi
keluarga Tn.Z diharapkan keluarga pengertian, tanda dan menahun menular yang
khususnya Tn.Z dalam terutama Tn.Z gejala, penyebab, disebabkan oleh kuman
mengenal masalah mampu: komplikasi serta TB (Mycobacterium
resiko terjadinya 1. Mengenal pencegahan dan Tuberculosis),yang
penularan TB Paru masalah perawatan TB Paru tanda dan gejalanya
kesehatan dengan menggunakan adalah demam, batuk
keluarga dengan power point dan leaflet disertai dahak selama 2
TB Paru tentang TB Paru minggu / lebih, dahak
1.1 Menyebutkan b. Berikan kesempatan kadang disertai darah,
pengertian TB bertanya kepada sesak nafas dengan rasa
Paru keluarga khususnya nyeri dada,nafsu makan
1.2 Menyebutkan Tn.Z kurang, BB turundan
tanda dan c. Motivasi keluarga berkeringat waktu
gejala TB Paru khususnya Tn.Z untuk malam hari, sedangkan
1.3 Menyebutkan mengulang kembali apa penyebabnya adalah
penyebab TB yang telah dijelaskan kuman Mycobacterium
paru d. Motivasi keluarga Tuberkulosis
khususnya Tn.Z untuk O : Tn.Z dapat
mengidentifikasi menyebutkan
penyebab dan tanda pengertian TB Paru
gejala TB Paru yang adalah penyakit infeksi
dialami Tn.Z menahun menular yang
disebabkan oleh kuman
e. Berikan pujian atas TB (Mycobacterium
usaha keluarga Tuberculosis),yang
khususnya Tn.Z tanda dan gejalanya
adalah demam, batuk
disertai dahak selama
2minggu / lebih, dahak
kadang disertai darah,
sesak nafas dengan rasa
nyeri dada,nafsu makan
kurang, BB turundan
berkeringat waktu
malam hari, sedangka
penyebabnya adalah
kuman Mycobacterium
Tuberkulosis
A : TUK 1 tercapai
P : Lanjutkan tindakan
keperawatan untuk
TUK 2
2 Mengambil 16/04/11 a. Diskusikan bersama S : Tn .Z mengatakan 3 dari
keputusan untuk keluarga khususnya Tn.Z 5 akibat lanjut dari TB
mengatasi tentang akibat lanjut dari Paru yaitu: pembesaran
kelanjutan dari TB TB Paru kelenjar sevikalis yg
paru dengan cara b. Motivasi keluarga untuk superfisial, Pleuritis
menjelaskan mengulang kembali apa tuberkulosa, Efusi pleura
2.1 Akibat dari yang telah dijelaskan. (cairan yang keluar ke
TB paru c. Berikan pujian atas dalam rongga pleura)
usaha keluarga khususnya O : Tn.Z hanya dapat
Tn.Z menyebutkan 3 dari 5
akibat dari TB Paru,
yaitu: pembesaran
kelenjar sevikalis yg
superfisial, Pleuritis
tuberkulosa, Efusi pleura
(cairan yang keluar ke
dalam rongga pleura)
A : TUK 2 tercapai.

P : Lanjutkan tindakan
keperawatan untuk TUK
3

Setelah dilakukan 19/04/11 a. Diskusikan bersama S: Tn.Z mengatakan cara


kunjungan keluarga keluarga khususnya pencegahan TB paru,
selama 1 x 30 menit Tn.Z tentang cara yaitu : Menutup mulut
diharapkan keluarga pencegahan serta bila batuk, membuang
terutama Tn.Z pengobatan secara dahak tidak di
mampu: medis dan tradisional sembarang tempat,
3. Mampu merawat dari TB Paru makan makanan bergizi,
anggota keluarga b. Motivasi keluarga memisahkan alat makan
khususnya Tn.Z untuk mengulang dan minum. Yg cara
yang mengalami kembali apa yang telah pengobatanya adalah
TB Paru dengan dijelaskan. awasi penderita minum
cara c. Demonstrasikan cara obat, mengetahui adanya
3.1 Pencegahan Pengobatan tradisional gejala efek samping obat,
dan TB Paru kepada mencukupi kebutuhan
perawatan TB keluarga khususnya gizi seimbang penderita,
Paru Tn.Z istirahat teratur minimal
3.2 Pengobatan d. Berikan pujian atas 8 jam / hr, menciptakan
baik medis usaha keluarga lingkungan rumah
maupun khususnya Tn.Z dengan ventilasi dan
tradisional pencahayaan yg baik. Yg
pengobatan medisnya
dengan meminum obat
RHZE yg berwarna
merah selama 2 bln dan
selanjutnya RH
berwarna kuning selama
4 bln. Sedangkan obat
tradisionalnya dengan
tidak meminum susu,
tetapi menggantikannya
dengan wortel / sari
kacang kedelai.
Resep Jus:
• Pagi: Wortel 1 gelas,
bayam ½ gelas
• Siang: Wortel 1 gelas,
dandelion ¼ gelas
• Malam: Wortel 1 gelas,
celery ½ gelas, bayam
1/3 gelas
• Sebelum tidur: Wortel
1 gelas

A : TUK 3 tercapai.
P : Lanjutkan tindakan
keperawatan untuk TUK
4

Setelah dilakukan 23/04/11 a. Diskusikan bersama S: Tn.Z mengatakan cara


kunjungan keluarga keluarga khususnya memelihara lingkungan
selama 1 x 30 menit Tn.Z tentang criteria yang bersih dan nyaman
diharapkan keluarga lingkungan yang bersih yaitu dengan cara
terutama Tn.Z bagi penderita TB Paru Menjemur kasur / tikar
mampu : b. Motivasi keluarga secara teratur, membuka
4. Memodifikasi khususnya Tn.Z untuk jendela agar
lingkungan yang selalu menciptakan mendapatkan cahaya dan
bersih bagi lingkungan yang bersih udara yang cukup
keluarga dan nyaman O: Tn.Z dapat menyebutkan
khususnya Tn.Z c. Berikan pujian atas cara memelihara
dengan cara : usaha keluarga lingkungan yang bersih
4.1 Usahakan khususnya Tn.Z dan nyaman yaitu dengan
Menjemur cara Menjemur kasur /
kasur / tikar tikar secara teratur,
secara membuka jendela agar
teratur, mendapatkan cahaya dan
membuka udara yang cukup
jendela agar A: TUK 4 tercapai.
mendapatkan
cahaya dan P : Lanjutkan tindakan
udara yang keperawatan untuk TUK 5
cukup

5. Menggunakan 23/04/11 a. Diskusikan bersama S: Keluarga mampu


pelayanan keluarga khususnya menggunakan Yankes yang
kesehatan yang Tn.Z tentang manfaat tersedia
tersedia dari menggunakan O : Tn.Z selalu datang ke
Yankes. puskesmas ketika
b. Motivasi keluarga obatnya habis untuk
khususnya Tn.Z untuk mengambil obat yang
selalu menggunakan harus rutin diminumnya
Yankes setiap hari.
A : TUK 5 tercapai.

P : Pertahankan
kemampuan keluarga
untuk merawat
kesehatan anggota
keluarganya.
2 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan 16/04/11 a. Diskusikan bersama S : Tn.Z mengatakan
tentang pengertian TB kunjungan keluarga keluarga khususnya pengertian TB Paru
Paru, tanda dan gejala selama 1 x 30 menit Tn.Z tentang adalah penyakit infeksi
yang ditimbulkan, cara diharapkan keluarga pengertian, tanda dan menahun menular yang
penularan dan terutama Tn.Z gejala, penyebab, disebabkan oleh kuman
pencegahan, mampu: komplikasi serta TB (Mycobacterium
komplikasi dan 1. Mengenal pencegahan dan Tuberculosis),yang
pengobatan dari masalah perawatan TB Paru tanda dan gejalanya
penyakit TB paru b/d kesehatan dengan menggunakan adalah demam, batuk
kurang informasi dan keluarga dengan power point dan leaflet disertai dahak selama 2
keterbatasan TB Paru tentang TB Paru minggu / lebih, dahak
kemampuan keluarga 1.1 Menyebutkan b. Berikan kesempatan kadang disertai darah,
Tn.Z khususnya Tn.Z pengertian TB bertanya kepada sesak nafas dengan rasa
dalam menerima Paru keluarga khususnya nyeri dada,nafsu makan
informasi 1.2 Menyebutkan Tn.Z kurang, BB turundan
tanda dan c. Motivasi keluarga berkeringat waktu
gejala TB Paru khususnya Tn.Z untuk malam hari, sedangkan
1.3 Menyebutkan mengulang kembali apa penyebabnya adalah
penyebab TB yang telah dijelaskan kuman Mycobacterium
paru d. Motivasi keluarga Tuberkulosis
khususnya Tn.Z untuk O : Tn.Z dapat
mengidentifikasi menyebutkan
penyebab dan tanda pengertian TB Paru
gejala TB Paru yang adalah penyakit infeksi
dialami Tn.Z menahun menular yang
e. Berikan pujian atas disebabkan oleh kuman
usaha keluarga TB (Mycobacterium
khususnya Tn.Z Tuberculosis),yang
tanda dan gejalanya
adalah demam, batuk
disertai dahak selama
2minggu / lebih, dahak
kadang disertai darah,
sesak nafas dengan rasa
nyeri dada,nafsu makan
kurang, BB turundan
berkeringat waktu
malam hari, sedangka
penyebabnya adalah
kuman Mycobacterium
Tuberkulosis
A : TUK 1 tercapai
P : Lanjutkan tindakan
keperawatan untuk
TUK 2
2 Mengambil 16/04/11 a. Diskusikan bersama S : Tn .Z mengatakan 3 dari
keputusan untuk keluarga khususnya Tn.Z 5 akibat lanjut dari TB
mengatasi tentang akibat lanjut dari Paru yaitu: pembesaran
kelanjutan dari TB TB Paru kelenjar sevikalis yg
paru dengan cara b. Motivasi keluarga untuk superfisial, Pleuritis
menjelaskan mengulang kembali apa tuberkulosa, Efusi pleura
2.2 Akibat dari yang telah dijelaskan. (cairan yang keluar ke
TB paru c. Berikan pujian atas dalam rongga pleura)
usaha keluarga khususnya O : Tn.Z hanya dapat
Tn.Z menyebutkan 3 dari 5
akibat dari TB Paru,
yaitu: pembesaran
kelenjar sevikalis yg
superfisial, Pleuritis
tuberkulosa, Efusi pleura
(cairan yang keluar ke
dalam rongga pleura)
A : TUK 2 tercapai.

P : Lanjutkan tindakan
keperawatan untuk TUK
3

Setelah dilakukan 19/04/11 a. Diskusikan bersama S: Tn.Z mengatakan cara


kunjungan keluarga keluarga khususnya pencegahan TB paru,
selama 1 x 30 menit Tn.Z tentang cara yaitu : Menutup mulut
diharapkan keluarga pencegahan serta bila batuk, membuang
terutama Tn.Z pengobatan secara dahak tidak di
mampu: medis dan tradisional sembarang tempat,
3. Mampu merawat dari TB Paru makan makanan bergizi,
anggota keluarga b. Motivasi keluarga memisahkan alat makan
khususnya Tn.Z untuk mengulang dan minum. Yg cara
yang mengalami kembali apa yang telah pengobatanya adalah
TB Paru dengan dijelaskan. awasi penderita minum
cara c. Demonstrasikan cara obat, mengetahui adanya
3.1 Pencegahan Pengobatan tradisional gejala efek samping obat,
dan TB Paru kepada mencukupi kebutuhan
perawatan TB keluarga khususnya gizi seimbang penderita,
Paru Tn.Z istirahat teratur minimal
3.2 Pengobatan d. Berikan pujian atas 8 jam / hr, menciptakan
baik medis usaha keluarga lingkungan rumah
maupun khususnya Tn.Z dengan ventilasi dan
tradisional pencahayaan yg baik. Yg
pengobatan medisnya
dengan meminum obat
RHZE yg berwarna
merah selama 2 bln dan
selanjutnya RH
berwarna kuning selama
4 bln. Sedangkan obat
tradisionalnya dengan
tidak meminum susu,
tetapi menggantikannya
dengan wortel / sari
kacang kedelai.
Resep Jus:
• Pagi: Wortel 1 gelas,
bayam ½ gelas
• Siang: Wortel 1 gelas,
dandelion ¼ gelas
• Malam: Wortel 1 gelas,
celery ½ gelas, bayam
1/3 gelas
• Sebelum tidur: Wortel
1 gelas

A : TUK 3 tercapai.

P : Lanjutkan tindakan
keperawatan untuk TUK
4

Setelah dilakukan 23/04/11 a. Diskusikan bersama S: Tn.Z mengatakan cara


kunjungan keluarga keluarga khususnya memelihara lingkungan
selama 1 x 30 menit Tn.Z tentang criteria yang bersih dan nyaman
diharapkan keluarga lingkungan yang bersih yaitu dengan cara
terutama Tn.Z bagi penderita TB Paru Menjemur kasur / tikar
mampu : b. Motivasi keluarga secara teratur, membuka
4. Memodifikasi khususnya Tn.Z untuk jendela agar
lingkungan yang selalu menciptakan mendapatkan cahaya dan
bersih bagi lingkungan yang bersih udara yang cukup
keluarga dan nyaman O: Tn.Z dapat menyebutkan
khususnya Tn.Z c. Berikan pujian atas cara memelihara
dengan cara : usaha keluarga lingkungan yang bersih
4.1 Usahakan khususnya Tn.Z dan nyaman yaitu dengan
Menjemur cara Menjemur kasur /
kasur / tikar tikar secara teratur,
secara membuka jendela agar
teratur, mendapatkan cahaya dan
membuka udara yang cukup
jendela agar A: TUK 4 tercapai.
mendapatkan
cahaya dan P : Lanjutkan tindakan
udara yang keperawatan untuk TUK 5
cukup

5. Menggunakan 23/04/11 a. Diskusikan bersama S: Keluarga mampu


pelayanan keluarga khususnya menggunakan Yankes yang
kesehatan yang Tn.Z tentang manfaat tersedia
tersedia dari menggunakan O : Tn.Z selalu datang ke
Yankes. puskesmas ketika
b. Motivasi keluarga obatnya habis untuk
khususnya Tn.Z untuk mengambil obat yang
selalu menggunakan harus rutin diminumnya
Yankes setiap hari.
A : TUK 5 tercapai.
P : Pertahankan
kemampuan keluarga
untuk merawat
kesehatan anggota
keluarganya.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TB PARU PADA PENDERITRA TB PARU

Nama Kegiatan
Penyuluhan kesehatan (penkes)

Judul Penyuluhan
TB PARU

Waktu
30 menit

Tempat
Masjid Ar-Royan

TIU:
Klien mampu mengenal Penyakit TB Paru mencegah resiko penularan TB Paru di keluarganya

TIK:
Setelah diberi penyuluhan klien dapat mengerti tentang
a. Pengetian TB Paru
b. Tanda dan gejala penyakit TB Paru
c. Penularan TB Paru
d. Pencegahan TB Paru
e. Perilaku sehat dalam mencegah penularan TB Paru

Sasaran
Klien yang mempunyai penyakit Tuberculosis Paru

Deskripsi Singkat
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis ,penularan tuberculosis
paling banyak melalui udara (airborne desease ) sifat dari mycobacterium tuberculosis ini adalah tahan asam ,sanggup hidup
dalam udara bebas tanpa sinar matahari dalam beberapa jam ,tapi kuman ini cepat mati pabila terkena sinar matahari .

Pokok Bahasan
 Pengetian TB Paru
 Tanda dan gejala penyakit TB Paru
 Penularan TB Paru
 Komplikasi
 Pencegahan dan pengobatan TB Paru

Metode
Ceramah dan Tanya jawab

Media
Laptop, power point dan leaflet

Kegiatan
No KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN
1 Pembukaan 5 menit  salam Membalas salam dan
a. Perkenalan  memperkenalkan diri mendengarkan
b. Penjelasan topik  beri penjelsan topik
c. Tujuan penyuluhan penyuluhan
Mendengar dan
2 Penyajian bahan tentang : 20 menit Memberi penyuluhan tentang memperhatikan
a) Pengetian TB Paru penatalaksanaan kelurga
b) Tanda dan gejala penyakit dengan penderita TB
TB Paru
c) Penularan TB Paru
d) Kompikasi
e) Pencegahan dan pengobatan
TB Paru
Evaluasi  Memberi kesempatan  Mengutarakan
3 Tanya jawab 5 menit untuk bertanya pertanyaan
kesimpulan dan penutup  Mengambil kesimpulan  Mendengarkan
kesimpulan

Evaluasi
Setelah tatap muka klien diharapkan dapat menjelaskan :
a) Pengetian TB Paru
b) Tanda dan gejala penyakit TB Paru
c) Cara Penularan TB Paru
d) Cara Pencegahan dan pengobatan TB Paru
e) Perilaku sehat dalam mencegah penularan TB Paru

TB PARU

1. Pengertian TB Paru
Penyakit TBC adalah penyakit radang paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosa.

2. Tanda Dan Gejala Penyakit TB Paru


 Batuk yang lama
 Batuk disertai bercak darah
 Berkeringat dingin terutama jika malam hari.
 Badan terasa lemah
 Berat badan berkurang
 Nafsu makan menurun
 Panas badan berulang-ulang
 Dada menjadi bungkuk
 Kepala pusing
 Nafas sesak

3. CARA PENULARAN TBC


a. Langsung
Percikan ludah atau cairan hidungnya berpindah sewaktu berbicara berhadapan atau bersin.
b. Tidak langsung
Bila penderita meludah ditempat yang sembarang kemudian kering dan kuman diterbangkan oleh angin bersama
debu yang dihirup oleh orang yang sehat.

4. CARA PENCEGAHAN TBC :


a. Imunisasi BCG pada bayi.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi.
c. Mengobati anggota keluarga yang sakit sampai tuntas.
d. Menghindari kontak dengan kuman TB, misalnya menghidari percikan ludah.

5. PERILAKU SEHAT DALAM MENCEGAH PENULARAN TBC


 Jika batuk atau bersin tutup mulut
 Dahak ditampung dalam pot tertutup yang berisi lysol 5% atau sabun atau karbol atau bayclin atau minyak tanah.
 Istirahat yang cukup
 Bekerja jangan terlalu berat atau lelah
 Tidak boleh merokok
 Tidur terpisah dari keluarga (tidak satu kamar apalagi satu kelambu) terutama selama 2 bulan pertama
 Makan–makanan yang bergizi dan terjangkau seperti ikan, telor ,tahu, tempe, sayuran dan buah-buahan.
 Diusahakan sinar matahari dapat masuk kedalam rumah atau kamar untuk mematikan kuman tuberculosis.
 Ventilasi ruangan yang baik, dengan selalu membuka jendela disiang hari
 Memakai alat-alat makan dan alat tenun jangan bersamaan dengan penderita
 Kasur dijemur minimal 1 minggu sekali.

Anda mungkin juga menyukai