Beranda
Blog Archive
▼ 2016 (13)
o ► Juli (3)
o ▼ Juni (8)
Selai Nanas Sebentar lagi lebaran nich bun,seperti...
LAYANAN RAWAT HOME CARE Rawat luka diabetes melit...
BAGIAN-BAGIAN KULIT BESERTA FUNGSINYA Dalam kehidu...
LUKA KRONIS : DIABETES MILITUS Setiap 30 detik ter...
Home care perawatan luka
Kali ini saya akan membagikan resep lekher holland...
Jadwal Puasa Ramadhan 2016
Askep keluarga dengan TB Paru
o ► Mei (2)
My Blog List
Arsip Blog
▼ 2016 (13)
o ► Juli (3)
o ▼ Juni (8)
Selai Nanas Sebentar lagi lebaran nich bun,seperti...
LAYANAN RAWAT HOME CARE Rawat luka diabetes melit...
BAGIAN-BAGIAN KULIT BESERTA FUNGSINYA Dalam kehidu...
LUKA KRONIS : DIABETES MILITUS Setiap 30 detik ter...
Home care perawatan luka
Kali ini saya akan membagikan resep lekher holland...
Jadwal Puasa Ramadhan 2016
Askep keluarga dengan TB Paru
o ► Mei (2)
Langganan
Postingan
Komentar
Askep keluarga dengan TB Paru
Diposting oleh Unknown di 20.48
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA
BPK. Z TERUTAMA BPK. Z DENGAN MASALAH
TB PARU DI KELURAHAN JAKARTA TIMUR
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONDOK GEDE
DI SUSUN OLEH :
LILIS SURYANI NIM : 2720070027
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin,
atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat
juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh
TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei
prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan
bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut
laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka
insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk),
dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.
Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TBC dimana sekitar 1/3 penderita
terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit atau klinik
pemerintah dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit pelayanan
kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun. Penyakit TB
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar karena TB merupakan penyebab
kematian nomor dua terbesar di Indonesia. Pengobatan TBC harus dilakukan secara terus-
menerus tanpa terputus walaupun pasien telah merasa lebih baik atau sehat. Pengobatan
yang terhenti ditengah jalan dapat menyebabkan bakteri menjadi resistendan TBC akan
sulit untuk disembuhkan dan membutuhkan waktu yang lebih lama maka butuh
keterlibatan anggota keluarga untuk mengawasi dan jika perlu menyiapkan obat.
Dukungan keluarga penderita sangat dibutuhkan untuk menuntaskan pengobatan agar
benar-benar tercapai kesembuhan.
Banyaknya kasus TB paru dan masih rendahnya angka penyembuhan, kasus
kambuh dan kegagalan pengobatan dan resistensi kuman karena kurang disiplinnya pasien
dalam minum obat maka penulis berkeinginan untuk melakukan asuhan keperawatan
keluarga dengan TBC.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan
keluarga dengan penyakit TBC..?”
1.3 TUJUAN
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan TBC
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengetahui konsep tahap perkembangan
2) Mengetahui tinjauan medis katarak meliputi pengertian, etiologi, manifestasi klinis,
komplikasi, penatalaksanaan, dan prognosis
3) Mengetahui ciri-ciri klien TBC dengan melakukan pengkajian keperawatan
4) Mengetahui intervensi keperawatan pada klien dengan TBC
5) Mengetahui tindak lanjut intervensi dalam evaluasi keperawatan pada klien TBC
6) Mengetahui konsep proses keperawatan keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Paru-paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang
merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru
ada dua, merupakan alat pernafasan utama, paru-paru mengisi rongga dada, terletak di
sebelah kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah
besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam mediastinum.
Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi dua bagian.
Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur toraks kecuali paru-paru
terletak diantara kedua lapisan pleura.
Bagian terluar paru-paru dilindungi oleh membran halus dan licin yang disebut
pleura yang juga meluas untuk membungkus dinding interior toraks dan permukaan
superior diafragma, sedangkan pleura viseralis melapisi paru-paru. Antara kedua pleura ini
terdapat ruang yang disebut spasium pleura yang mengandung sejumlah kecil cairan yang
melicinkan permukaan dan memungkinkan keduanya bergeser dengan bebas selama
ventilasi.
Setiap paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru kiri terdiri atas lobus atas dan bawah.
Sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah dan bawah. Setiap lobus lebih jauh
dibagi lagi menjadi segmen yang dipisahkan oleh fisurel yang merupakan perluasan pleura.
Dalam setiap lobus paru terdapat beberapa divisi-divisi bronkus. Pertama adalah
bronkus lobaris (tiga pada paru kanan dan pada paru kiri). Bronkus lobaris dibagi menjadi
bronkus segmental (sepuluh pada paru kanan dan delapan pada paru kiri). Bronkus
segmental kemudian dibagi lagi menjadi bronkus sub segmental. Bronkus ini dikelilingi
oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfotik dan syaraf.
Bronkus subsegmental membantu percabangan menjadi bronkiolus. Bronkiolus
membantu kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak
terputus untuk laposan bagian dalam jalan nafas. Bronkus dan bronkiolus juga dilapisi sel-
sel yang permukaannya dilapisi oleh silia dan berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan
benda asing menjauhi paru-paru menuju laring.
Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar, yaitu tipe I
adalah sel membentuk dinding alveolar. Sel-sel alveolar tipe II adalah sel-sel yang aktif secara
metabolik, mensekresi sufraktan, suatu fostolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah
alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagosit
besar yang memakan benda asing, seperti lendir dan bakteri, bekerja sebagai mekanisme
pertahanan yang penting (Brunner & Suddarth, 2001: 512).
D. Patofisiologi
Tempat masuk kuman Mycobacterium Tuberculosis adalah saluran pernafasan,
saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis (TBC)
terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil
tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas dengan
melakukan reaksi inflamasi Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas, basil tuberkel yang
mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu
sampai tiga basil, gumpalan yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan
cabang besar bronkhus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang
alveolus, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear
tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bakteri namun tidak membunuh organisme
tersebut. Setelah hari-hari pertama leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang
akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut.
Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau
berkembang-biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke
kelenjar getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang
dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh
limfosit. Reaksi ini membutuhkan waktu 10 – 20 hari .
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju,
isi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Bagian ini disebut dengan lesi primer. Daerah yang
mengalami nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi di sekitarnya yang terdiri dari sel
epiteloid dan fibroblast, menimbulkan respon yang berbeda. Jaringan granulasi menjadi
lebih fibrosa membentuk jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang
mengelilingi tuberkel.
Lesi primer paru-paru dinamakan fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar
getah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks Ghon. Respon lain yang dapat
terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronkhus
dan menimbulkan kavitas. Materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan
masuk kedalam percabangan trakheobronkial. Proses ini dapat terulang kembali di bagian
lain di paru-paru, atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah, atau usus. Lesi
primer menjadi rongga-rongga serta jaringan nekrotik yang sesudah mencair keluar
bersama batuk. Bila lesi ini sampai menembus pleura maka akan terjadi efusi pleura
tuberkulosa.
Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan
jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen bronkhus dapat menyempit dan
tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat perbatasan rongga bronkus. Bahan
perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung
sehingga kavitas penuh dengan bahan perkejuan, dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang
tidak terlepas. Keadaan ini dapat menimbulkan gejala dalam waktu lama atau membentuk
lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan aktif.
Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme yang
lolos melalui kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, yang
kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini
dikenal sebagai penyebaran limfohematogen, yang biasanya sembuh sendiri. Penyebaran
hematogen merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan tuberkulosis
milier. Ini terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak
organisme masuk kedalam sistem vaskuler dan tersebar ke organ-organ tubuh. Komplikasi
yang dapat timbul akibat tuberkulosis terjadi pada sistem pernafasan dan di luar sistem
pernafasan. Pada sistem pernafasan antara lain menimbulkan pneumothoraks, efusi
pleural, dan gagal nafas, sedang diluar sistem pernafasan menimbulkan tuberkulosis usus,
meningitis serosa, dan tuberkulosis milier.
E. PATHWAY
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada tuberkulosis adalah batuk yang tidak
spesifik tetapi progresif. Penyakit TBC biasanya tidak tampak adanya tanda dan gejala yang
khas. Biasanya keluhan yang muncul adalah :
1) Demam : terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
2) Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang /
mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulent
(menghasilkan sputum).
3) Sesak nafas : terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah
paru.
4) Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke
pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
5) Malaise : ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri
otot dan keringat di waktu di malam hari
G. Klasifikasi
Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita penting dilakukan untuk
menetapkan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang sesuai dan dilakukan sebelum
pengobatan dimulai. Klasifikasi penyakit TB Paru :
1. Tuberculosis Paru
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TBC Paru dibagi dalam :
a) Tuberkulosis Paru BTA (+)
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (+).
1 spesimen dahak SPS hasilnya (+) dan foto rontgen dada menunjukan
gambaran tuberculosis aktif.
b) Tuberkulosis Paru BTA (-)
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (-) dan foto rontgen dada
menunjukan gambaran tuberculosis aktif. TBC Paru BTA (-), rontgen (+)
dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan
ringan. Bentuk berat bila gambaran foto rontgan dada memperlihatkan
gambaran kerusakan paru yang luas
K. Penatalaksanaan
Pengobatan TBC Paru
Paduan obat jangka pendek 6–9 bulan yang selama ini dipakai di Indonesia dan dianjurkan
juga oleh WHO adalah 2 RHZ/4RH dan variasi lain adalah 2 RHE/4RH, 2 RHS/4RH, 2
RHZ/4R3H3/ 2RHS/4R2H2, dan lain-lain. Untuk TB paru yang berat (milier) dan TB
Ekstra Paru, therapi tahap lanjutan diperpanjang jadi 7 bulan yakni 2RHZ/7RH.
Departemen Kesehatan RI selama ini menjalankan program pemberantasan TB Paru
dengan panduan 1RHE / 5R2H2.
Bila pasien alergi / hipersensitif terhadap Rifampisin, maka paduan obat jangka
panjang 12–18 bulan dipakai kembali yakni SHZ, SHE, SHT, dan lain-lain.
Beberapa obat anti TB yang dipakai saat ini adalah :
Prioritas Keperawatan
1) Meningkatakan / mempertahankan ventilasi / oksigenasi adekuat
2) Mencegah penyebaran infeksi.
3) Mendukung prilaku / tugas untuk mempertahankan kesehatan.
4) Meningkatkan strategi koping efektif.
5) Memberikan informasi tentang proses penyakit / prognosis dan kebutuhan
pengobatan.
Tujuan Pemulangan
1) Fungsi pernafasan adekuat untuk memenuhi kebutuhan individu
2) Komplikasi dicegah
3) Pola hidup / prilaku berubah diadopsi untuk mencegah penyebaran infeksi.
4) Proses penyakit / prognosis dan program pengobatan dipahami.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah.
Kriteria hasil :
Mempertahankan jalan nafas pasien
Mengeluarkan sekret tanpa bantuan
Intervensi :
a. Kaji fungsi pernapasan contoh : Bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman dan
penggunaan otot aksesori
b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif : catat karakter,
jumlah sputum, adanya emoptisis
c. Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi. Bantu pasien untuk batuk dan
latihan napas dalam
d. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea : penghisapan sesuai keperluan
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan
Rasionalisasi :
a. Penurunan bunyi napas dapat menunjukkan atelektasis
b. Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal. Sputum berdarah kental atau darah
cerah diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronkal dan dapat memerlukan
evaluasi
c. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya
pernapasan
d. Mencegah obstruksi / aspirasi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sering batuk atau produksi
sputum meningkat.
Kriteria hasil :
BB meningkat
Intervensi :
a. Catat status nutrisi pasien
b. Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai / tidak disukai
c. Berikan makanan sedikit tapi sering
d. Anjurkan keluarga klien untuk membawa makanan dari rumah dan berikan
pada klien kecuali kontra indikasi
e. Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasionalisasi :
a. Berguna dalam mendefinisikan derajat / luasnya masalah dan pilihan
intervensi yang tepat
b. Pertimbangan keinginan dapat memperbaiki masukan diet
c. Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan
d. Membantu memenuhi kebutuhan personal dan kultural
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan berhubungan
dengan tidak akurat dan tidak lengkap informasi yang ada.
Kriteria hasil :
Menyatakan pemahaman proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan
Intervensi :
a. Kaji kemampuan pasien untuk belajar
b. Identifikasi gejala yang harus dilaporkan ke perawat
c. Berikan instruksi dan informasi tertulis
d. Anjurkan klien untuk tidak merokok
e. Kaji bagaimana TB ditularkan
Rasionalisasi :
a. Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada
tahapan individu
b. Dapat menunjukkan kemajuan atu pengaktifan ulang penyakit atau efek obat
yang memerlukan evaluasi lanjut
c. Infomasi tertulis menurunkan hambatan pasien untuk mengingat sejumlah
besar informasi
d. Meskipun merokok tidak merangsang berulangnya TB tetapi meningkatkan
disfungsi pernapasan
4. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan untuk
menghindari pemajanan patogen.
Kriteria hasil :
Menurunkan resiko penyebaran infeksi
Intervensi :
a. Kaji patologi penyakit
b. Identifikasi orang lain yang berisiko
c. Anjurkan pasien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan pada tisu dan
menghindari meludah
d. Kaji tindakan kontrol infeksi
e. Awasi suhu sesuai indikasi
f. Kolaborasi dengan tim medis
Rasionalisasi :
a. Membantu pasien menyadari / menerima perlunya mematuhi program
pengobatan
b. Orang-orang yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk mencegah
penyebaran / terjadinya infeksi
c. Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien
d. Reaksi demam indikator adanya infeksi lanjut
e. Membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat dihubungi untuk menurunkan
penyebaran infeksi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga : TN. Zaini
2) Alamat & Telepon : Jl. Jt. Waringin Rt.005/Rw.02
Masjid AR-ROYAN
3) Pekerjaan Kepala Keluarga : Penjaga masjid
4) Pendidikan Kepala Keluarga : SD
5) Komposisi Keluarga
No NAMA JK Hub Umur Pend Status Imunisasi
Dng BCG Polio DPT Hepatitis Cam
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Zumani P Istri 48 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 M.Ulinuha L Anak 27 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 M.Wildan L Anak SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 M.Alif Riyanto L Anak 20 SMP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 M.Anisofyan L Anak 11 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 M.Silmi Kahfa L Anak 9 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 Ramadhani L Anak 8 bln - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Genogram
Genogram :
6) Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Z merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari Ayah,
Ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah. Jenis perkawinan adalah monogami.
7) Suku Bangsa
Tn.Z dan Ny.Z berasal dari Tegal Jawa Tengah, bahasa yang di gunakan adalah
bahasa INDONESIA.
8) Agama
Seluruh keluarga Tn.Z beragama islam, keluarga Tn.Z menjalani ibadah sesuai
dengan agama yang dianutnya. Menurut Tn.Z, Ny.Z selalu mengikuti kegiatan
pengajian yang di adakan rutin tiap minggu di lingkungan rumahnya.
9) Status Sosial Ekonomi Keluarga
Pendapatan keluarga perbulan tidak tentu karena tidak memiliki pekerjaaan yang
tetap. Penghasilan Tn.Z perhari sebesar Rp. 45.000,- itu pun kalau ada orang yang
membutuhkan tenaganya. Pendapatan tidak mencukupi untuk biaya hidup sehari-
hari. Tn.Z hidup terpisah dari keluarganya sejak tahun 1995, istri Tn.Z dan anak-
anaknya tinggal di Tegal sementara Tn.Z tinggal di Jakarta. Istri Tn.Z adalah seorang
ibu rumah tangga dan memiliki usaha sebuah warung di rumahnya untuk
mencukupi kehidupan sehari-hari keluarganya. Tn.Z tidak mampu untuk
menyisihkan sedikit uang untuk di tabung.
10) Aktivitas Rekreasi Dalam Keluarga
Tn.Z tidak pernah menyediakan waktu khusus untuk melakukan rekreasi.
Penggunaan waktu senggang biasanya dilakukan untuk membersihkan masjid dan
beribadah.
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
11) Keluarga Tn.Z saat ini sedang menghadapi tahapan keluarga yang melepas anak usia
dewasa muda, dimana tugas perkembanganya antara lain:
a. Menentukan pasangan hidup
b. Belajar untuk menyesuaikan diri dan hidup bersama pasangan (suami atau
istri)
c. Membentuk keluarga
d. Belajar mengasuh anak
e. Mengelola rumah tangga
f. Meniti karir atau melanjutkan pendidikan
g. Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara secara layak
h. Memperoleh kelompok sosial yang berjalan dengan nilai-nilai yang di
anutnya.
12) Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi sejauh ini adalah membentuk sosial
dengan orang lain dan lingkungan disekitarnya.
13) Riwayat keluarga Inti
Tn.Z mengatakan keluarganya sudah lama tinggal di Tegal, hanya anak yang pertama sudah
tinggal terpisah dari keluarga karena sudah memiliki keluarga dan sudah menetap di
daerah cikampek. Tn.Z merantau ke Jakarta sejak tahun 1995 tinggal selalu berpindah-
pindah dan tidak memiliki pekerjaan yang tetap, dan sudah beberapa tahun ini tinggal di
masjid AR-ROYAN dan memiliki profesi sebagai penjaga masjid.
Tn.Z, saat dilakukan pengkajian secara fisik dalam keadaan sehat, tetapi sudah sejak 1 bln
menderita penyakit TBC dan sedang menjalani proses pengobatan penyakitnya. Tn.Z
sedang mengkonsumsi obat paket stop TB tahap intensif awal yaitu RHZE (4 FDC) yang
selalu di minumnya 1 x sehari setiap jam 6 pagi, selama 2 bulan. Tn.Z selalu rutin
memeriksakan kesehatannya di puskesmas pondok gede, pada saat pengkajian TD Tn.Z
adalah 110/70 mmHg dan N: 80 x/mnt. Menurut Tn.Z, istri dan anak-anaknya saat ini
dalam keadaan sehat di kampung halamanya.
14) Riwayat Keluarga Sebelumnya
Tn.Z mengatakan sebelum pindah ke jakarta pekerjaan yang dilakukan dikampung hanya
sebagai petani saja. Menurut Tn.Z alhamdulillah seluruh keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit TBC kecuali dirinya sendiri.
III. Lingkungan
15) Karakteristik Rumah
Tn.Z saat ini tinggal bersama temanya dikamar pada sebuah masjid dengan ukuran 2x3 m³,
ventilasi kamar kurang, cahaya matahari tidak dapat masuk ke dalam kamar. Tidak ada
dapur dan kamar mandi, penerangan menggunakan listrik, lantai dari keramik serta
kebersihan masjid dan kamar baik.
Denah rumah:
Pengolahan Sampah
Masjid memiliki tempat pembuangan sampah yang terletak di belakang masjid
Sumber Air
Air yag digunakan untuk minum sehari-hari adalah air aqua galon
2 Leher :
Tonsil Tonsil kanan kiri normal tidak ada pembesaran dan
peradangan
Kelenjar Tyroid Tidak ada pembesaran
3 Thorax :
Jantung Gallop (-), mur2 (-)
Paru-paru Ronchi (+) di inter costa 4 – 5 dextra, whezing (-), batuk
(-), dada simetris, pernafasan dada dan perut, frek 24
x/mnt
4 Abdomen Acites (-), bising usus N 15-20 x/mnt, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembesaran hepar
5 Kulit Warna sawo matang, turgor kulit baik, bersih, tidak ada
penyakit kulit, hyperpigmentasi (-)
6 Extermitas Oedem (-), tidak ada kelainan pada extermitas atas dan
bawah
5 5
5 5
ANALISA DATA
No. DATA MASALAH PENYEBAB
1 DS :
- Tn.Z bertanya tentang cara Resiko penularan Ketidak mampuan
penularan dan pencegahan penyakit TB Paru keluarga Tn.Z khususnya
penyakit TB paru Tn.Z dalam mengenal
- Menurut Tn.Z ia tinggal masalah resiko
sekamar dengan temanya terjadinya penularan TB
- Tn.Z mengatakan batuknya Paru
sudah jarang dan tidak
berdahak
DO :
- Tn.Z kurang mengetahui
tentang cara penularan,
pencegahan penyakit TB
Paru.
- Tn.Z tidur satu kamar
dengan temannya.
- Tidak ada pengkhususan
alat tenun dan alat makan
2 DS :
- Tn.Z selalu bertanya tentang Kurang pengetahuan Kurang informasi dan
pengertian, tanda dan gejala tentang pengertian TB keterbatasan
yang ditimbulkan, cara Paru, tanda dan gejala kemampuan keluarga
penularan dan pencegahan, yang ditimbulkan, cara Tn.Z khususnya Tn.Z
komplikasi dan pengobatan penularan dan dalam menerima
dari penyakit TB paru. pencegahan, informasi
- Menurut klien sudah komplikasi dan
menderita TB sejak 2 bln pengobatan dari
yang lalu dan sedang penyakit TB paru.
menjalani pengobatan.
- Tn.Z mengatakan tidak tahu
akibat yang ditimbulkan oleh
penyakit TB Paru bila tidak
diobati secara teratur.
DO :
- Klien tampak selalu bertanya
tentang penyakitnya
- Klien sedang menjalani
pengobatan di puskesmas dan
mengkonsumsi obat RHZE
- Klien bertanya tentang akibat
dari pengobatan yang tidak
rutin dan tuntas
- Klien tidak dapat menjawab
ketika ditanya oleh perawat
tentang penyakit TB paru yang
dideritanya
PRIORITAS MASALAH
Masalah : Resiko penularan penyakit TB Paru b/d Ketidak mampuan keluarga Tn.Z
khususnya Tn.Z dalam mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru
1) Resiko penularan penyakit TB Paru b/d Ketidak mampuan keluarga Tn.Z khususnya
Tn.Z dalam mengenal masalah resiko terjadinya penularan TB Paru
2) Kurang pengetahuan tentang pengertian TB Paru, tanda dan gejala yang
ditimbulkan, cara penularan dan pencegahan, komplikasi dan pengobatan dari
penyakit TB paru b/d kurang informasi dan keterbatasan kemampuan keluarga
Tn.Z khususnya Tn.Z dalam menerima informasi
FORMAT PERENCANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1.3 Keluarga
terutama Tn.Z
mampu
menyebutkan
penyebab TB
Paru, yaitu :
kuman
Mycobacteriu
m
Tuberkulosis
2. Mengambil Verbal 2.1Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang
keputusan untuk terutama Tn.Z akibat lanjut dari TB Paru
mengatasi mampu
kelanjutan dari menyebutkan b. Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang
TB paru dengan 3 dari 5 akibat telah dijelaskan.
cara menjelaskan dari TB Paru,
2.1 Akibat dari yaitu : c. Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z
TB paru
1. Pembesara
n kelenjar
sevikalis
yang
superfisial
2. Pleuritis
tuberkulos
a
3. Efusi
pleura
(cairan
yang
keluar ke
dalam
rongga
pleura)
4. Tuberkulos
a milier
5. Meningitis
tuberkulos
a
Setelah dilakukan Verbal 3.1 Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang
kunjungan keluarga terutama Tn.Z cara pencegahan serta pengobatan secara medis dan
dan
selama 1 x 30 menit mampu tradisional dari TB Paru
diharapkan keluarga menyebutkan
terutama Tn.Z psikom 4 dari 5 cara b. Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang
mampu: pencegahan telah dijelaskan.
otor
3. Mampu TB paru, yaitu
merawat : c. Demonstrasikan cara
anggota keluarga Pengobatan tradisional TB Paru kepada keluarga
khususnya Tn.Z 1. Menutup khususnya Tn.Z
yang mengalami mulut bila
TB Paru dengan batuk d. Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z
cara 2. Membuang
3.1 Pencegahan dahak
dan tidak di
perawatan sembarang
TB Paru tempat.
3.2 Pengobatan 3. Makan
baik medis makanan
maupun bergizi
tradisional 4. Memisahka
n alat
makan dan
minum
bekas
penderita
5. Memperha
tikan
lingkungan
rumah,
cahaya dan
ventilasi
yang baik
6. Untuk bayi
diberikan
imunisasi
BCG
Mampu
menyebutkan
5 dari 6 cara
perawatan
dari TB Paru,
yaitu :
1. Awasi
penderita
minum
obat
2. Mengetahu
i adanya
gejala efek
samping
obat
3. Mencukupi
kebutuhan
gizi
seimbang
penderita
4. Istirahat
teratur
minimal 8
jam / hr
5. Mengingat
kan
penderita
untuk
periksa
ulang
dahak pada
bulan ke 2,
ke 5 dan 6
6. Menciptak
an
lingkungan
rumah
dengan
ventilasi
dan
pencahaya
an yang
baik
3.2 Keluarga
terutama Tn.Z
mampu
menyebutkan
cara
pengobatan
medis TB
paru, yaitu:
Dengan
meminum
obat RHZE
(4FDC)warna
merah selama
2 bulan
dan RH
(2FDC) warna
kuning selama
4 bulan
Mampu
menyebutkan
cara
pengobatan
tradisional TB
Paru, yaitu :
dengan tidak
minum susu,
tetapi
menggantikan
nya dengan
wortel atau
sari kacang
kedelai.
Resep Jus:
• Pagi:
Wortel 1
gelas,
bayam ½
gelas
• Siang:
Wortel 1
gelas,
dandelion
¼ gelas
• Malam:
Wortel 1
gelas,
celery ½
gelas,
bayam 1/3
gelas
• Sebelum
tidur:
Wortel 1
gelas
Setelah dilakukan Verbal 4.1 Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang k
kunjungan keluarga khususnya lingkungan
selama 1 x 30 menit Tn.Z mampu yang bersih bagi penderita TB Paru
diharapkan keluarga menyebutkan
terutama Tn.Z kriteria b. Motivasi keluarga khususnya Tn.Z
mampu : lingkungan untuk selalu menciptakan lingkungan yang bersih dan n
4. Memodifikasi yg bersih,
lingkungan yang dengan cara c. Berikan pujian atas
bersih bagi menjemur usaha keluarga khususnya Tn.Z
keluarga kasur atau
khususnya Tn.Z tikar secara
dengan cara : teratur,
4.1 Usahakan membuka
Menjemur jendela atau
kasur / tikar pintu agar
secara mendapatkan
teratur, cahaya dan
membuka udara yang
jendela agar cukup
mendapatkan
cahaya dan
udara yang
cukup
2 Kurang Setelah Setelah dilakukan Verbal 1.1Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang p
pengetahuan dilakukan kunjungan keluarga terutama Tn.Z tanda dan gejala, penyebab, komplikasi serta pencegaha
tentang kunjungan selama 1 x 30 menit mampu perawatan TB Paru dengan menggunakan power point d
pengertian keluarga selama diharapkan keluarga menjelaskan tentang TB Paru
TB Paru, 3 x 30 menit, terutama Tn.Z pengertian TB
tanda dan diharapkan mampu: Paru, b. Berikan kesempatan bertanya kepada keluarga khususn
gejala yang keluarga 1. Mengenal Tuberkulosis
ditimbulkan, khususnya Tn.Z masalah paru adalah c. Motivasi keluarga khususnya Tn.Z untuk mengulang kem
cara dapat mengerti kesehatan penyakit yang telah
penularan dan memahami keluarga dengan infeksi Dijelaskan
dan atas informasi TB Paru menahun
pencegahan, yang sudah 1.1 Menyebutkan menular yang d. Motivasi keluarga khususnya Tn.Z
komplikasi diberikan pengertian disebabkan untuk mengidentifikasi penyebab dan tanda gejala TB Pa
dan tentang penyakit TB Paru oleh kuman dialami Tn.Z
pengobatan TB Paru 1.2 TB
dari Menyebutkan (Mycobacteriu e. Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z
penyakit TB tanda dan m
paru b/d gejala TB Tuberculosis).
kurang Paru
informasi 1.3 1.2 Keluarga
dan Menyebutkan terutama Tn.Z
keterbatasan penyebab TB mampu
kemampuan paru menyebutkan
keluarga tanda dan
Tn.Z gejala TB
khususnya Paru, yaitu :
Tn.Z dalam demam, batuk
menerima disertai dahak
informasi selama
2minggu /
lebih, dahak
kadang
disertai darah,
sesak nafas
dengan rasa
nyeri
dada,nafsu
makan
kurang, BB
turundan
berkeringat
waktu malam
hari
1.3 Keluarga
terutama Tn.Z
mampu
menyebutkan
penyebab TB
Paru, yaitu :
kuman
Mycobacteriu
m
Tuberkulosis
2 Mengambil Verbal 2.1Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang akiba
keputusan untuk terutama Tn.Z TB Paru
mengatasi mampu
kelanjutan dari menyebutkan b. Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang telah
TB paru dengan 4 dari 5 akibat
cara menjelaskan dari TB Paru, c. Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z
2.1 Akibat dari TB yaitu :
paru
1. Pembesara
n kelenjar
sevikalis
yang
superfisial
2. Pleuritis
tuberkulos
a
3. Efusi
pleura
(cairan
yang
keluar ke
dalam
rongga
pleura)
4. Tuberkulos
a milier
5. Meningitis
tuberkulos
a
Setelah dilakukan Verbal 1.1 Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang c
kunjungan keluarga terutama Tn.Z pencegahan serta pengobatan secara medis dan tradisio
dan
selama 1 x 30 menit mampu Paru
diharapkan keluarga psikom menyebutkan b. Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang t
terutama Tn.Z cara dijelaskan.
otor
mampu: pencegahan
3. Mampu TB paru, yaitu c. Demonstrasikan cara
merawat : Pengobatan tradisional TB Paru kepada keluarga khusus
anggota keluarga
khususnya Tn.Z 1. Menutup d. Berikan pujian atas usaha keluarga khususnya Tn.Z
yang mengalami mulut bila
TB Paru dengan batuk
cara 2. Membuang
3.1 Pencegahan dahak
dan tidak di
perawatan sembarang
TB Paru tempat.
3.2 Pengobatan 3. Makan
baik medis makanan
maupun bergizi
tradisional 4. Memisahka
n alat
makan dan
minum
bekas
penderita
5. Memperha
tikan
lingkungan
rumah,
cahaya dan
ventilasi
yang baik
6. Untuk bayi
diberikan
imunisasi
BCG
Mampu
menyebutkan
cara
perawatan
dari TB Paru,
yaitu :
1. Awasi
penderita
minum
obat
2. Mengetahu
i adanya
gejala efek
samping
obat
3. Mencukupi
kebutuhan
gizi
seimbang
penderita
4. Istirahat
teratur
minimal 8
jam / hr
5. Mengingat
kan
penderita
untuk
periksa
ulang
dahak pada
bulan ke 2,
ke 5 dan 6
6. Menciptak
an
lingkungan
rumah
dengan
ventilasi
dan
pencahaya
an yang
baik
3.2 Keluarga
terutama Tn.Z
mampu
menyebutkan
cara
pengobatan
medis TB
paru, yaitu:
Dengan
meminum
obat RHZE
(4FDC)warna
merah selama
2 bulan
dan RH
(2FDC) warna
kuning selama
4 bulan
Mampu
menyebutkan
cara
pengobatan
tradisional TB
Paru, yaitu :
dengan tidak
minum susu,
tetapi
menggantikan
nya dengan
wortel atau
sari kacang
kedelai.
Resep Jus:
• Pagi:
Wortel 1
gelas,
bayam ½
gelas
• Siang:
Wortel 1
gelas,
dandelion
¼ gelas
• Malam:
Wortel 1
gelas,
celery ½
gelas,
bayam 1/3
gelas
• Sebelum
tidur:
Wortel 1
gelas
Setelah dilakukan Verbal 4.1 Keluarga a. Diskusikan bersama keluarga khususnya Tn.Z tentang k
kunjungan keluarga khususnya lingkungan
selama 1 x 30 menit Tn.Z mampu yang bersih bagi penderita TB Paru
diharapkan keluarga menyebutkan
terutama Tn.Z kriteria b. Motivasi keluarga khususnya Tn.Z
mampu : lingkungan untuk selalu menciptakan lingkungan yang bersih dan n
4. Memodifikasi yg bersih,
lingkungan yang dengan cara c. Berikan pujian atas
bersih bagi menjemur usaha keluarga khususnya Tn.Z
keluarga kasur atau
khususnya Tn.Z tikar secara
dengan cara : teratur,
4.1 Usahakan membuka
Menjemur jendela atau
kasur / tikar pintu agar
secara mendapatkan
teratur, cahaya dan
membuka udara yang
jendela agar cukup
mendapatkan
cahaya dan
udara yang
cukup
P : Lanjutkan tindakan
keperawatan untuk TUK
3
A : TUK 3 tercapai.
P : Lanjutkan tindakan
keperawatan untuk TUK
4
P : Pertahankan
kemampuan keluarga
untuk merawat
kesehatan anggota
keluarganya.
2 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan 16/04/11 a. Diskusikan bersama S : Tn.Z mengatakan
tentang pengertian TB kunjungan keluarga keluarga khususnya pengertian TB Paru
Paru, tanda dan gejala selama 1 x 30 menit Tn.Z tentang adalah penyakit infeksi
yang ditimbulkan, cara diharapkan keluarga pengertian, tanda dan menahun menular yang
penularan dan terutama Tn.Z gejala, penyebab, disebabkan oleh kuman
pencegahan, mampu: komplikasi serta TB (Mycobacterium
komplikasi dan 1. Mengenal pencegahan dan Tuberculosis),yang
pengobatan dari masalah perawatan TB Paru tanda dan gejalanya
penyakit TB paru b/d kesehatan dengan menggunakan adalah demam, batuk
kurang informasi dan keluarga dengan power point dan leaflet disertai dahak selama 2
keterbatasan TB Paru tentang TB Paru minggu / lebih, dahak
kemampuan keluarga 1.1 Menyebutkan b. Berikan kesempatan kadang disertai darah,
Tn.Z khususnya Tn.Z pengertian TB bertanya kepada sesak nafas dengan rasa
dalam menerima Paru keluarga khususnya nyeri dada,nafsu makan
informasi 1.2 Menyebutkan Tn.Z kurang, BB turundan
tanda dan c. Motivasi keluarga berkeringat waktu
gejala TB Paru khususnya Tn.Z untuk malam hari, sedangkan
1.3 Menyebutkan mengulang kembali apa penyebabnya adalah
penyebab TB yang telah dijelaskan kuman Mycobacterium
paru d. Motivasi keluarga Tuberkulosis
khususnya Tn.Z untuk O : Tn.Z dapat
mengidentifikasi menyebutkan
penyebab dan tanda pengertian TB Paru
gejala TB Paru yang adalah penyakit infeksi
dialami Tn.Z menahun menular yang
e. Berikan pujian atas disebabkan oleh kuman
usaha keluarga TB (Mycobacterium
khususnya Tn.Z Tuberculosis),yang
tanda dan gejalanya
adalah demam, batuk
disertai dahak selama
2minggu / lebih, dahak
kadang disertai darah,
sesak nafas dengan rasa
nyeri dada,nafsu makan
kurang, BB turundan
berkeringat waktu
malam hari, sedangka
penyebabnya adalah
kuman Mycobacterium
Tuberkulosis
A : TUK 1 tercapai
P : Lanjutkan tindakan
keperawatan untuk
TUK 2
2 Mengambil 16/04/11 a. Diskusikan bersama S : Tn .Z mengatakan 3 dari
keputusan untuk keluarga khususnya Tn.Z 5 akibat lanjut dari TB
mengatasi tentang akibat lanjut dari Paru yaitu: pembesaran
kelanjutan dari TB TB Paru kelenjar sevikalis yg
paru dengan cara b. Motivasi keluarga untuk superfisial, Pleuritis
menjelaskan mengulang kembali apa tuberkulosa, Efusi pleura
2.2 Akibat dari yang telah dijelaskan. (cairan yang keluar ke
TB paru c. Berikan pujian atas dalam rongga pleura)
usaha keluarga khususnya O : Tn.Z hanya dapat
Tn.Z menyebutkan 3 dari 5
akibat dari TB Paru,
yaitu: pembesaran
kelenjar sevikalis yg
superfisial, Pleuritis
tuberkulosa, Efusi pleura
(cairan yang keluar ke
dalam rongga pleura)
A : TUK 2 tercapai.
P : Lanjutkan tindakan
keperawatan untuk TUK
3
A : TUK 3 tercapai.
P : Lanjutkan tindakan
keperawatan untuk TUK
4
Nama Kegiatan
Penyuluhan kesehatan (penkes)
Judul Penyuluhan
TB PARU
Waktu
30 menit
Tempat
Masjid Ar-Royan
TIU:
Klien mampu mengenal Penyakit TB Paru mencegah resiko penularan TB Paru di keluarganya
TIK:
Setelah diberi penyuluhan klien dapat mengerti tentang
a. Pengetian TB Paru
b. Tanda dan gejala penyakit TB Paru
c. Penularan TB Paru
d. Pencegahan TB Paru
e. Perilaku sehat dalam mencegah penularan TB Paru
Sasaran
Klien yang mempunyai penyakit Tuberculosis Paru
Deskripsi Singkat
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis ,penularan tuberculosis
paling banyak melalui udara (airborne desease ) sifat dari mycobacterium tuberculosis ini adalah tahan asam ,sanggup hidup
dalam udara bebas tanpa sinar matahari dalam beberapa jam ,tapi kuman ini cepat mati pabila terkena sinar matahari .
Pokok Bahasan
Pengetian TB Paru
Tanda dan gejala penyakit TB Paru
Penularan TB Paru
Komplikasi
Pencegahan dan pengobatan TB Paru
Metode
Ceramah dan Tanya jawab
Media
Laptop, power point dan leaflet
Kegiatan
No KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN
1 Pembukaan 5 menit salam Membalas salam dan
a. Perkenalan memperkenalkan diri mendengarkan
b. Penjelasan topik beri penjelsan topik
c. Tujuan penyuluhan penyuluhan
Mendengar dan
2 Penyajian bahan tentang : 20 menit Memberi penyuluhan tentang memperhatikan
a) Pengetian TB Paru penatalaksanaan kelurga
b) Tanda dan gejala penyakit dengan penderita TB
TB Paru
c) Penularan TB Paru
d) Kompikasi
e) Pencegahan dan pengobatan
TB Paru
Evaluasi Memberi kesempatan Mengutarakan
3 Tanya jawab 5 menit untuk bertanya pertanyaan
kesimpulan dan penutup Mengambil kesimpulan Mendengarkan
kesimpulan
Evaluasi
Setelah tatap muka klien diharapkan dapat menjelaskan :
a) Pengetian TB Paru
b) Tanda dan gejala penyakit TB Paru
c) Cara Penularan TB Paru
d) Cara Pencegahan dan pengobatan TB Paru
e) Perilaku sehat dalam mencegah penularan TB Paru
TB PARU
1. Pengertian TB Paru
Penyakit TBC adalah penyakit radang paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosa.