Sitemap
Contact
Disclaimer
Search...
College of Public Health Faculty Tugas Kesling Makalah Sarana Air Bersih
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kita Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang mana
dengan kehadiratnyalah kita dapat memperoleh kesehatan dan merasakan nikmat
kehidupan yang Ia berikan terhadap umatnya.
Didalam makalah ini penulis menyampaikan masih banyak kekurangan
baik itu di dalam isi serta uraian yang berkenaan dengan “Sarana Air Bersih”,
ini disebabkan karena keterbatasan dan kekurangan penulis, sebab penulis harus
banyak belajar lagi dan menimba ilmu dari berbagai sumber.
Kritik dan saran dan bimbingannya, baik dari dosen pembimbing, teman-
teman ataupun pembaca lainnya sangat kami harapkan agar menambah
kesempurnaan isi makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen pembimbing yang dengan ketersediaannya memberikan ilmu yang
bermanfaat dan masukan terhadap kami.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI
....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................
A. Latar
Belakang........................................................................................
B. Maksud
danTujuan.................................................................................
C. Rumusan
Masalah...................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN..................................................................................
A. Pengertian Air
Bersih..............................................................................
B. Tujuan Sarana Air
Bersih........................................................................
C. Jenis-jenis Sarana Air
Bersih...................................................................
D. Persyaratan Sarana Air
Bersih.................................................................
E. Dampak Terhadap
Kesehatan.................................................................
BAB III
PENUTUP..........................................................................................
A.
Keimpulan.........................................................................................
....
B.
Saran.................................................................................................
.....
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang
diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi
sumber air pada setiap daerah berbeda-beda, tergantung pada keadaan alam dan
kegiatan manusia yang terdapat di daerah tersebut. Penduduk yang tinggal di
daerah dataran rendah dan berawa seperti di Sumatera dan Kalimantan
menghadapi kesulitan memperoleh air bersih untuk keperluan rumah tangga,
terutama air minum. Hal ini karena sumber air di daerah tersebut adalah air
gambut yang berdasarkan parameter baku mutu air tidak memenuhi persyaratan
kualitas air bersih.
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar. Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang sangat
besar, sebaran penduduk yang tidak merata dan beragamnya wilayah Indonesia,
keterbatasan sumber pendanaan. Pemerintah selama ini belum menempatkan
perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam pembangunan. Faktor lain yang
juga menjadi kendala adalah kualitas dan kuantitas sumber air baku sendiri terus
menurun akibat perubahan tata guna lahan (termasuk hutan) yang mengganggu
sistem siklus air. Selain itu, meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di
perkotaan akibat urbanisasi.
Masalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak. Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri. Sedangkan dari sisi
sanitasi, selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan, kendala
lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya kebijakan
komprehensif yang sifatnya lintas sektoral, rendahnya kualitas bangunan septic
tank, dan masih buruknya sistem pembuangan limbah.
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan. Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah, disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti DBD,
malaria, pes, dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI,
2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69 persen
penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata 55,43)
terlayani fasilitas sanitasi yang layak. Hal ini lebih rendah bila dibandingkan
dengan dengan Singapura (100 persen), Thailand (96 persen), Filipina (83,06
persen), Malaysia 74,70 persen) dan Myanmar (64,48 persen).
B. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kondisi sarana perlindungan mata air dan kualitas
bakteriologis air
Untuk mengetahui kondisi sarana Penyediaan sarana air bersih serta
aspek konstruksi pencemaran kebersihan lingkungan
Untuk mengetahui tingkat resiko pencemaran sarana perlindungan air
bersih
Untuk mengetahui kandungan bakteri E. coli dan Coliform dalam air.
C. Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sarana air bersih dan tujuannya?
2. Apa saja jenis-jenis sarana air bersih?
3. Bagaimana persyaratan air bersih?
4. Bagaimana dampak terhadap kesehatan?
BAB II
PEMBAHASAN
a. Filariasis, dikenal juga sebagai penyakit kaki gajah. Penyebabnya adalah cacing
bulat kecil, yang disebut filaria. Sebagai pembawa atau vector penyakit ini adalah
nyamuk jenis culex fatigans. Manusia yang menderita penyakit kaki gajah akan
menjadi reservoir cacing filaria. Larva cacing ini akan menuju ke peredaran darah
periferi pada malam hari sehingga jika penderita digigit nyamuk, maka nyamuk
tersebut akan membawa larva filaria. Gigitan nyamuk berikutnya akan
memindahkan microfilaria kepada korban baru. Selanjutnya microfilaria tersebut
akan mengikuti peredaran darah manusia dan masuk ke dalam saluran limfatik
dan menjadi dewasa. Filaria ini dapat menyebabkan penyumbatan saluran limfatik
sehingga mengakibatkan cairan tubuh tidak bisa mengalir seperti biasanya
sehingga kemudin terjadi pembengkakkan yang semakin lama semakin membesar
dan mengeras.
b. Demam Berdarah disebut juga Dengue Haemorrahagic Fever (DHF) karena
disertai gejala demam dan pendarahan. Penyakit ini terus menyebar diantara
masyarakat melalui vector berupa nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini suka
bersarang di air bersih.
Untuk mencegah terjadinya penyakit yang diakibatkan penggunaan air,
kualitas badan air harus dijaga sesuai dengan baku mutu air. Baku mutu air adalah
ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau
harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air.
Untuk mengetahui hal tersebut, perlu dilakukan pengukuran atau pengujian
kualitas (mutu) air berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001, mutu air ditetapkan melalui
pengujian parameter fisika, kimia, mikrobiologi, dan radioaktivitas. Pengujian
parameter fisika meliputi pengukuran temperature air, pengukuran kadar residu
dalam air dan kadar residu tersuspensi dalam air. Pengujian parameter kimia
dilakukan melalui pengukuran kadar zat kimia anorganik dan zat kimia organic
dalam air.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mewujudkan sarana air bersih dan sanitasi yang berkesinambungan
dibutuhkan pengelola sarana yang mampu mengelola, mengoperasikan dan
memelihara sarana tersebut dengan baik. Pengelola tersebut berasal dari
masyarakat itu sendiri.
Pada proses penyediaan air bersih di Indonesia sudah memiliki aturan yang
berlaku tetapi belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik ketika
dilapangan ,karena banyak factor yang dapat mempengaruhinya,baik dari segi
SDM nya,kesadaran pelaksana,situasi,dan sumber dana yang ada
B. Saran
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan,
diperlukan sumber informasi yang baik, dan hal ini dapat dicapai dengan
melaksanakan penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan bagi masyarakat
merupakan kewajiban dan tanggung jawab dari Puskesmas sesuai dengan wilayah
kerja masing-masing. Menilik pada masih kurang memuaskannya pengetahuan,
sikap dan perilaku masyarakat Kelurahan Sukawarna mengenai sarana air bersih
yang sesuai dengan syarat-syarat kesehatan, kepemilikan dan pemanfaatan sarana
air bersih, dan penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui air, maka penulis
menyarankan agar dilakukan penyuluhan mengenai hal-hal tersebut diatas secara
berkesinambungan hingga mencakup seluruh wilayah kerja Puskesmas
Sukawarna.Penyuluhan dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali,dengan metode
penyuluhan dalam bentuk ceramah dengan gambar dan dilakukan pada sore hari
58 Diharapkan dengan penyuluhan dapat dicapai peningkatan pengetahuan
masyarakat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pula sikap dan
perilakumasyarakat sehingga lebih sesuai dengan prinsip-prinsip hidup sehat,
demi mencapai tingkat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/user/Documents/komunitas/index.php.htm
file:///C:/Users/user/Documents/komunitas/m5o11z-wow-tempat-pembuangan-
sampah-jadi-obyek-wisata…artike.htm
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16528-2208100660-Chapter2.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_lingkungan/bab2_sistem_pe
nyedian_air_bersih.pdf
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni mempunyai
peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang
berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau
taraf/kualitas hidup masyarakat.
Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat diindonesia masih
dihadapkan pada beberpa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini
belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi sampai
saat ini yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat.
Di Negara kita ini masalah lainnya yang perlu di pikirkan adalah tentang samapah.
Sampah akan terus ada dan tidak akan berhenti diproduksi oleh kehidupan
manusia, jumlahnya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk, bisa
dibayangkan banyaknya sampah-sampah dikota besar yang berpenduduk padat.
Permasalahan ini akan timbul ketika sampah menumpuk dan tidak dapat dikelola
dengan baik.
1.2.TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air
baku untuk air minum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.
3. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk
tinja manusia dari lingkungan permukiman.
4. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang
sehat, bersih, dan produktif.
5. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM
merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana
dan sarana air minum.
6. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum)
dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum
kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
7. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi,
memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik
penyediaan air minum.
8. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut
Penyelenggara adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah,
koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang
melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.
1. Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya
sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka
beberapa lama.
2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di
daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum
air baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena
kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air
dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun
tampungan dari air hujan.
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum
adalah (Budi D. Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal,
1999):
Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah air
yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum, namun
memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kualitasnya. Keburukan
dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila diambil terlalu banyak akan
menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang membuat sumber air jadi asin,
biasanya daerah-daerah sekitar pantai.
1. Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum
berdasarkan kualitasnya dapat dibedakan atas:
1. Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).
2. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural
purification).
3. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan
(artificial treatment).
Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-zat yang
alamiah dan buatan manusia. Untuk menggarap air alam, meningkatkan mutunya
sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu kotoran dan kontaminan yang
terlarut di dalamnya. Pada umumnya kadar kotoran tersebut tidak begitu besar.
Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air bersih, maka
dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan. Di Indonesia
ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan Menteri
Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan
1990 Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas
air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:
Pada umumnya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya investasi
instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga
semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga
jual air bersih.
Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit
sumber air baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan
unit konsumsi.
1. Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih
yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil
dari air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan
yang diperlukan.
2. Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi
kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan
bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat
kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi
manusia.
3. Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang
menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak
didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem
pengaliran gravitasi atau pompanisasi. Unit produksi merupakan unit
bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih.
Teknologi pengolahan disesuaikan dengan sumber air yang ada.
4. Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke
beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa.
5. Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipa yang mengantarkan air
bersih atau minum dari tandon atau reservoir menuju ke rumah-rumah
konsumen dengan tekanan air yang cukup sesuai dengan yang diperlukan
konsumen.
6. Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipa konsumen yang telah
disediakan alat pengukur jumlah air yang dikonsumsi pada setiap
bulannya.
Semakin padat jumlah penduduk dan semakin tinggi tingkat kegiatan akan
menyebabkan semakin besarnya tingkat kebutuhan air. Variabel yang menentukan
besaran kebutuhan akan air bersih antara lain adalah sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk
2. Jenis kegiatan
3. Standar konsumsi air untuk individu
4. Jumlah sambungan
Target pelayanan dapat merupakan potensi pasar atau mengacu pada
kebijaksanaan nasional. Asumsi-asumsi lain yang digunakan mengikuti
kecenderungan data yang ada di lapangan serta kriteria dan standar yang
dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang, yaitu seperti:
1. Cakupan pelayanan
2. Jumlah pemakai untuk setiap jenis sambungan
3. Jenis sambungan
4. Tingkat kebutuhan konsumsi air
5. Perbandingan SR/HU
6. Kebutuhan Domestik dan Non Domestik
7. Angka kebocoran
8. Penanggulangan kebakaran
1. Rumah Tangga
2. Non Rumah Tangga
Pemerintah Indonesia telah menyusun program pelayanan air bersih sesuai dengan
kategori daerah yang dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk.
Tabel II.1
Tabel II.2
– Kualitas air baku dan jenis alokasi sumber air baku pada saat ini
Sistem pengolahan air yang dibangun harus dapat memproduksi air yang
memenuhi standar kualitas air bersih yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan
RI.
Sistem penyediaan air bersih yang dirancang merupakan sistem terpilih yang
diperoleh berdasarkan hasil pemilihan terhadap beberapa alternatif pilihan sistem.
Penentuan pilihan didasarkan pada penilaian berdasarkan aspek:
– Teknis
– Ekonomis
– Lingkungan
Kehilangan air yang disebabkan kebocoran teknis dan non teknis diperkirakan
sebesar 20% dari kebutuhan total.
– Kepadatan penduduk
Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau di buang dari suatu sumber
hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai
ekonomi. Dalam Undang-Undang No.18 tentang Pengelolaan Sampah
menyatakan definisi sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau
dari proses alam yang berbentuk padat. Permasalahan sampah merupakan
permasalahan yang krusial bahkan sampah dapat dikatakan sebagai masalah
kultural karena berdampak pada sisi kehidupan terutama dikota-kota besar seperti
Jakarta, Surabaya, Bandung, Makasar, Medan dan kota besar lainnya. Sampah
akan terus ada dan tidak akan berhenti diproduksi oleh kehidupan manusia,
jumlahnya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk, bisa dibayangkan
banyaknya sampah-sampah dikota besar yang berpenduduk padat. Permasalahan
ini akan timbul ketika sampah menumpuk dan tidak dapat dielola dengan baik.
Sampah menjadi masalah penting untuk penting untuk kota yang padat
penduduknya hal tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu:
Ratio timbunan sampah dikota besar umumnya dihasilkan tiap-tiap jiwa adalah
0.7 kg/kapita/hari termasuk kota medan. Kota yang memiliki jumlah penduduk
tetap mencapai 2.125.591 jiwa dan komutter yang diperkirakan mencapai 600.000
jiwa. jika diestimasikan timbunan sampah yang mampu diproduksi adalah 6806
m3/hari setara dengan 1701 ton/hari. Jumlah volume sampah di Kota Medan
tergolong besar sehingga perlu ada penanganan khusus, bila tidak cepat maka kota
tersebut akan terus ditimbun oleh tumpukan sampah dan berbarengan dengan
efek negatif yang ditimbulkan.
Yaitu sampah yang berbentuk padat yang berasal dari sisa kegiatan sehari-hari di
rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik dan dari proses alam yang
berasal dari lingkungan rumah tangga. Sampah ini bersumber dari rumah atau dari
komplek perumahan.
Yaitu sampah rumah tangga yang bersala bukan dari rumah tangga dan
lingkungan rumah tangga melainkan berasal dari sumber lain seperti pasar, pusat
perdagangan, kantor, sekolah, rumah sakit, rumah makan, hotel, terminal,
pelabuhan, industri, taman kota, dan lainnya.
1. Sampah Spesifik
Yaitu sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumah tangga yang karena sifat,
konsentrasi dan/atau jumlahnya memerlukan penanganan khusus, meliputi,
sampah yang mengandung B3 (bahan berbahaya dan beracun seperti batere bekas,
bekas toner, dan sebagainya), sampah yang mengandung limbah B3 (sampah
medis), sampah akibat bencana, puing bongkaran, sampah yang secara teknologi
belum dapat diolah, sampah yang timbul secara periode (sampah hasil kerja
bakti).
1. Pengurangan Sampah
2.3 ARTIKEL
Beberapa standar minimal yang harus dipenuhi dalam menangani korban bencana
khususnya di pengungsian dalam hal lingkungan adalah:
1. A. Pengadaan Air.
Dalam situasi bencana mungkin saja air untuk keperluan minumpun tidak cukup,
dan dalam hal ini pengadaan air yang layak dikunsumsi menjadi paling mendesak.
Namun biasanya problema–problema kesehatan yang berkaitan dengan air muncul
akibat kurangnya persediaan dan akibat kondisi air yang sudah tercemar sampai
tingkat tertentu.
1. Setiap keluarga mempunyai dua alat pengambil air yang berkapasitas 10–
20 liter, dan tempat penyimpan air berkapasitas 20 liter. Alat–alat ini
sebaiknya berbentuk wadah yang berleher sempit dan/bertutup
2. Setiap orang mendapat sabun ukuran 250 gram per bulan.
3. Bila kamar mandi umum harus disediakan, maka prasarana ini harus cukup
banyak untuk semua orang yang mandi secara teratur setiap hari pada jam–
jam tertentu. Pisahkan petak–petak untuk perempuan dari yang untuk laki–
laki.
Bila harus ada prasarana pencucian pakaian dan peralatan rumah tangga untuk
umum, satu bak air paling banyak dipakai oleh 100 orang.
“Kita juga membuat dua unit vila yang bisa digunakan pengunjung yang ingin
bermalam di kawasan itu, untuk menyaksikan keindahan Kota Kendari dari atas
puncak jika malam hari,” katanya.
“Medan di kawasan TPAS ini cukup menantang, sehingga selain tempat rekreasi,
kita juga membangun arena motor cross, mobil offroad,” ujarnya.
Menurut dia, pengelolaan TPAS Puuwatu yang bisa berfungsi sebagai objek
wisata sudah diakui dari Kementerian lingkungan hidup saat berkunjung ke
tempat itu.
“Bahkan tempat itu menjadi salah satu penyumbang poin bagi Kota Kendari
dalam meraih tropi adipura yang ke empat kalinya secara berturut-turut dari tahun
2009, 2010, 2011 dan 2012,” katanya.
2.3.3 ANALISA
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada proses penyediaan air bersih dan pembuangan sampah di Indonesia sudah
memiliki aturan yang berlaku tetapi belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan
baik ketika dilapangan ,karena banyak factor yang dapat mempengaruhinya,baik
dari segi SDM nya,kesadaran pelaksana,situasi,dan Sumber dana yang ada .
Sehingga kita belum dapat menciptakan Indonesia yang siap untuk menaggulangi
terjadinya bencana alam yang cepat,tepat,dan benar.Dan kita belum dapat
menyiapkan Indonesia sebagai Negara yang mampu dalam proses pengelolaan
sampah dengan cara yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/user/Documents/komunitas/index.php.htm
file:///C:/Users/user/Documents/komunitas/m5o11z-wow-tempat-pembuangan-
sampah-jadi-obyek-wisata…artike.htm
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16528-2208100660-Chapter2.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_lingkungan/bab2_sistem_pe
nyedian_air_bersih.pdf