Anda di halaman 1dari 6

Asuhan Keperawatan pada

Diagnosis Penurunan Curah Jantung

Oleh Irma Widyasari, 1706038885, Mahasiswa S1 Reguler FIK UI 2017

irmawidyasari23@gmail.com

Kasus Pemicu 2

Seorang laki-laki berusia 58 tahun dirawat dengan keluhan sesak napas. Keluhan tersebut
dirasakan sejak 3 hari yang lalu dan timbul saat malam hari saat pasien tidur dengan posisi
telentang dan saat beraktivitas ringan. Pasien mempunyai riwayat demam rematik. Pemeriksaan
fisik didapatkan TD 170/100 mmHg, frekuensi nadi 112 kali/menit, frekuensi napas 30 kali/menit,
tampak adanya retraksi dada, kesadaran compos mentis, tekanan vena jugularis 5+3 cmH2O dan
ditemukan adanya edema +2 pada kedua tungkai. Hasil auskultasi didapatkan ronchi basah pada
kedua basal paru, terdengar suara S3 dan S4 serta murmur pada area apeks. Ekremitas teraba
dingin dan berkeringat.

Pasien bekerja sebagai tukang ojek, istrinya seorang ibu rumah tangga dan buruh cuci. Pasien
dikaruniai 2 orang putri, 9 tahun dan 5 tahun. Pasien berasal dari suku jawa. Hasil pemeriksaan
X-ray dada didapatkan CTR 70 % dengan kongesti pulmonal. Hasil pemeriksaan echocardiografi
didapatkan ejeksi fraksi 45% dan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Natrium 140
mmol/L, Clorida 100 mmol/L, magnesium 2,4 mmol/L dan Calsium 1,9 mmol/L.Saat ini pasien
diistirahatkan, diberikan oksigen melalui nasal kanula 3 liter/menit dan diberikan obat captopril
3 x 6,25 mg, lasix 2 x 1 amp dan pembatasan cairan.

I. Data Pengkajian
Data Etiologi Masalah Keperawatan

Data Subjektif: Pada kegagalan ventrikel Penurunan Curah Jantung


kanan, ventrikel ini
1. Keluhan sesak napas mengadakan kompensasi
sejak 3 hari yang lalu sebagai respons terhadap
dan timbul saat malam peningkatan tekanan dari
hari saat pasien tidur arteria pulmonal (tekanan
dengan posisi arteri pulmonal). Jantung
terlentang dan menjadi kurang efektif dan
beraktivitas ringan tiak mampu mempertahankan
curahnya yang cukup
terhadap tahanan yang

1 Universitas Indonesia
2. Klien mengeluh sesak meningkat. Akibatnya, darah
bertambah saat terbendung dan kembali ke
berjalan/beraktivitas dalam sirkulasi sistematis dan
Data Objektif: menimbulkan edemapitting
perifer. Edema pitting ini
1. TD 170/100 mmHg timbul pada bagian tubuh
2. Frekuensi nadi 112 seperti kedua kaki dan bagian
x/menit sakrum. Mulai dari kedua
3. Frekunsi napas kaki, edema dapat sampai ke
30x/menit dua pada, genitalia eksterna,
4. Adanya retraksi dada dan tubuh bagian bawah.
5. Kesadaran compos Edema yang berat ini dapat
mentis membuat cairan merembas
6. Tekanan vena jugularis melalui kulit yang retak dan di
5+3 cmH₂O sebut weeping edema.
7. Adanya edema +2 pada
kedua tungkai
8. Ronchi basah pada
kedua basal paru
9. Terdengar suara S3 dan
S4
10. Murmur pada area
apeks
11. Ekremitas teraba
dingin dan berkeringat
12. CTR 70% dengan
kongesti pulmonal
13. Ejeksi fraksi 45%
14. Natrium 140 mmol/L,
Clorida 100mmol/L,
magnesium 2,4
mmol/L, dan Calsium
1,9 mmol/L

II. Diagnosis Dan Perencanaan

Diagnosis Kriteria Hasil Intervensi

Penurunan Curah Jantung  Menunjukkan MONITORING


kecepatan pernapasan
yang normal tanpa  Catat bunyi jantung
bantuan oksigen Rasional:
Definisi:
SMART: S1 dan S2 mungkin lemah
Ketidakadekuatan volume Pemberian okesigen karena menurunnya kerja
darah yang dipompa oleh sebanyak 2-6 liter per pompa. Irama gallop

2 Universitas Indonesia
jantung untuk memenuhi menit dapat umum (S3 dan S4)
kebutuhan metabolik mengurangi dispnea dihasilkan sebagai aliran
tubuh. dan kelelahan. Posisi darah kedalam serambi
fowler juga dapat yang distensi. Murmur
membantu ekspansi dapat menunjukkan
Batasan Karakteristik: paru. inkompetensi/stenosis
 Menunjukkan. katup.
 Perubahan toleransi terhadap  Pantau TD
elektrokardiogram segala aktivitas yang Rasional:
(EKG) dilakukannya (nadi Pada GJK dini, sedang
 Palpitasi Jantung
dan tekanan darah atau kronis, TD dapat
 Takikardia
stabil). meningkat sehubungan
Perubahan Preload  Melakukakan aktivits dengan SVR. Pada HCF
1. Edema kehidupan sehari-hari lanjut, tubuh mampu
2. Murmur jantung tanpa lelah. mengkompensasi dan
3. Distensi vena SMART: hipotensi tak dapat normal
jugular Ambulansi dilakukan lagi.
4. Keletihan
untuk mencegah  Kaji kulit terhadap pucat
Perubahan Kontraktilitas: overloading jantung. dan sianosis
1. Ortopnea Peningkatan kegiatan Rasional:
2. Ada bunyi S3 dilakukan secara Pucat menunjukkan
3. Ada bunyi S4 bertahap mulai dari menurunnya perfusi
4. Perilaku (ansietas duduk di tempat tidur, perifer sekunder terhadap
dan gelisah
di kursi, dan jalan- tidak adekuatnya curah
jalan yang jarak jantung. Vasokontruksi
Faktor yang berhubungan: jalannya diatur agar dan anemia. Sianosis
tidak memberi dapat terjadi sebagai
perokok tambahan beban pada refraktori GJK. Area yang
jantung. sakit sering berwarna biru
 Memakai mekanisme atau belang karena
koping yang efektif. peningkatan kongesti
SMART: vena.
Bantu pasien untuk  Pantau haluan urine, catat
mengidentifikasi penurunan haluaran dan
perasaan cemasnya kepekatan/kosentrasi
dan apa yang dapat urine.
menimbulkan rasa Rasional:
cemas tersebut. Bantu Ginjal berespons untuk
pula klien untuk menurunkan curah jantung
mengidentifikasi dengan menahan cairan

3 Universitas Indonesia
koping yang dapat dan natrium. Haluaran
dipakainya. Keluarg urine biasanya menurun
da teman pendukung selam sehari karena
dapat membantu klien perpindahan cairan ke
menangani rasa jaringan tetapi dapat
cemas. meningkatkan pada
 Berat badan stabil. malam hari sehingga
SMART: cairan berpindah kembali
Mempertahankan ke sirkulasi bila pasien
nutrisi yang adekuat. tidur.
Makanan harus lunak,
MANDIRI
rnadah kalori, rendah
garam dan serat, dan  Berikan istirahat semi
tidak menimbulkan rekumben pada tempat
gas. Klien diberikan tidur atau kursi
vitamin tambahan. Rasional:
Klien yang Istirahat fisik harus
mengalami dipertahankan selama
aneroksiakarena GJK akut atau refraktori
gastrointestinal yang atau memperbaiki
juga mengalami efisiensi kontraksi jantung
edema, ditambah dan menurunkan
adanya dispnea dan kebutuhan/konsumsi
kelelahan. Klien oksigen miokard dan kerja
dianjurkan makan yang berlebihan.
sedikit-sedikit, tetapi  Tinggikan kaki, hindari
sering untuk tekanan pada bawah lutu.
mencegah atau Dorong olah raga
mengurangi distensi aktif/pasif. Tingkatkan
abdomen. ambulansi aktivitas sesuai
 Integritas kulit utuh. toleransi
SMART: Rasional:
Bokong yang edema Menurunkan stasis vena
cepat sekali dan dapat menurunkan
menimbulkan ulkus insiden
dekubits. Posisi trombus/pembentukan
pasien perlu diubah embolus.
tiap 2-3 jam untuk  Periksa nyeri tekanan
mengurangi tekanan betis, menurunnya nadi
pada bokong. pedal, pembengkakan,

4 Universitas Indonesia
 kemerahan lokal atau
pucat pada ekstremitas.
Rasional:
Menurunnya curah
jantung, bendungan/stasis
vena dan tirah bening lama
meningkatkan risiko
tromboflebitis.

KOLABORASI

 Berikan oksigen tambahan


dengan kanula
nasal/masker sesuai
indikasi.
Rasional:
Meningkatkan sediaan
oksigen untuk kebutuhan
miokard untuk melawan
efek hipoksia/iskemia.
 Pemberian cairan IV,
pembatasan jumlah total
sesuai indikasi. Hidari
cairan garam
Rasional:
Karena adanya
peningkatan tekanan
ventrikel kiri, klien tidak
dapat mentoleransi
peningkatan volume
cairan (preload). Klien
GJK juga mengeluarkan
sedikit natrium yang
menyebabkan retensi
cairan dan meningkatkan
kerja miokard.
 Pantau/ganti elektrolit
Rasional:
Perpindahan cairan dan
penggunaan diuretik dapat
mempengaruhi elektrolit

5 Universitas Indonesia
(khususnya kalium dan
klorida) yang
memepengaruhi irama
jantung dan kontraktilitas.

KEMKES

 Penuluhan kesehatan
Rasional:
Tujuan dari penyuluhan
kesehatan adalah
mencegah terulangnya
serangan kegagalan
jantung, perlu diterangkan
sifat penyakitnya, faktor-
faktor pencetus,
modifikasi diet, efek
samping dari obat-obatan,
program
kegiatan/istirahat, dan
tanda-tanda yang perlu
dilapotkan kepada
dokternay.

DAFTAR PUSTAKA
Davey, P. (2006). At a Glance Medicine. Erlangga.

Doenges, M., Moorhouse, M. F., & Geissler, A. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta:
EGC.

Herdman, H., & Kamitsuru, S. (2017). NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definis dan
Klasifikasi 2018-2020i. Jakarta: EGC.

6 Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai