I.III TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Kesehatan dan keselamatan Kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
Kesehatan dan keselamatan kerja juga diatur oleh ILO dalam Konvensi No.
155 Tahun 1981 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Rekomendasi No. 1 64
Tahun 1981 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan instrumen lain
Organisasi Perburuhan Internasional yang relevan dengan landasan peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja.
1. Mengambil jalan pintas: tiap hari kita mengambil keputusan dan berharap akan
membuat pekerjaan lebih cepat dan lebih efisien. Tetapi apakah waktu yang
mengamankan tiap resiko keselamatan Anda? Jalan pintas menurunkan keselamatan anda
dalam bekerja dan meningkatkan kemungkinan Anda cidera. Percaya atau tidak,
sebenarnya perilaku yang safe lah yang paling efisien dan efektif. Berbicara mengenai
keefektifan dan keefesienan, ergonomi atau K3 sangat berperan penting untuk
mengeliminasi waste (hal-hal yang mengganggu keefesienan).
2. Percaya diri yang berlebih: percaya diri itu bagus. Tetapi terlalu percaya diri kadang
tidak terlalu bagus. Perilaku seperti ini dapat menyebabkan prosedur, perkakas atau
metode kerja yang tidak benar dalam pekerjaan Anda. Hal ini dapat menyebabkan Anda
cidera.
3. Memulai tugas dengan instruksi yang tidak tuntas: untuk melakukan pekerjaan
dengan aman dan benar pertama kali Anda perlu informasi yang tuntas. Pernahkan Anda
melihat seorang pekerja disuruh melakukan pekerjaan, hanya diberikan sebagian instruksi
kerja? Jangan malu bertanya untuk dijelaskan tentang prosedur kerja dan peringatan
keselamatan. Hal ini tidaklah membuat Anda bodoh bertanya tentang hal ini tetapi Anda
salah jika tidak bertanya.
4. Kerapian yang buruk: ketika klien, manajer, atau petugas keselamatan melewati area
kerja Anda, kerapian adalah indikator yang akurat menilai perilaku seseorang tentang
qualitas, produktifitas dan keselamatan. Kerapihan yang buruk menimbulkan berbagai
tipe bahaya. Area kerja yang rajin, rapih dan dirawat membuat kebanggaan, kenyamanan
dan keselamatan meningkat. Kerapian ini dalam industri sering disebut dengan 5S atau
5R.
5. Tidak memperdulikan prosedur keselamatan: dengan sengaja tidak memperdulikan
prosedur keselamatan dapat membahayakan Anda dan rekan kerja Anda. Anda digaji
untuk mengikuti kebijakan keselamatan perusahaan bukan membuat aturan Anda sendiri.
6. Ganguan mental dari pekerjaan: memiliki hari yang buruk di rumah dan cemas dengan
permasalahan di rumah ketika di tempat kerja adalah kombinasi yang berbahaya. Mental
yang jatuh dapat membuat fokus anda buyar untuk mengikuti prosedur kerja yang aman.
7. Gagal merencanakan pekerjaan: banyak referensi yang mengatakan tentang analisa
bahaya kerja JSA adalah cara yang efektif untuk menemukan cara yang pintar dalam
bekerja dengan aman dan efisien. Bekerja dengan tergesa-gesa saat memulai pekerjaan,
atau tidak berfikir tentang proses kerja dapat menempatkan anda melakukan cara yang
berbahaya. Lebih baik rencanakan pekerjaan anda kemudian bekerjalah sesuai recana
tersebut.
a) Kapasitas Kerja
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum memuaskan.
Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40% masyarakat pekerja
kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa
anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk
bekerja dengan produktivitas yang optimal. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan
bahwa angkatan kerja yang ada sebagian besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan
non kesehatan yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam
melakukan tugasnya mungkin sering mendapat kendala terutama menyangkut masalah
PAHK dan kecelakaan kerja.
b) Beban Kerja
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis beroperasi 8 -
24 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium
menuntut adanya pola kerja bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-
ubah dapat menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada
bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain
tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah, yang
berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara berlebihan. Beban
psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan stres.
c) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan
kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident), Penyakit Akibat
Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related
Diseases).
2. Skill (Keahlian)
Karyawan yang lebih mengandalakan kekuatan fisik (Blue Collar), misalnya satuan
pengaman (Satpam), petugas kebersihan atau pekerja bangunan.
Biasanya proteksi yang diberikan oleh perusahaan kepada mereka lebih
difokuskan dalam bentuk perlindungan atas keselamatan kerja.
Kondisi kerja yang diharapkan oleh pekerja untuk satu bidang industri sering
kali berbeda. Sebagai contoh, kondisi kerja bagi pekerja dibidang
perminyakan, yang bekerja di lepas pantai akan berbeda dengan kondisi
kerja di darat. Semakin berat kondisi kerja yang dihadapi oleh pekerja,
semakin tinggi program proteksi yang diterapkan.
b. Jaminan Pensiun
Pensiun diberikan bagi karyawan yang telah bekerja di perusahaan
untuk masa tertentu. pensiun merupakan salah satu program
perusahaan dalam rangka memberikan jaminan keamana financial bagi
karyawan yang sudak tidak produktif.
1. Membuat Program Pensiun
2. Pensiun Dini
3. Penasehat Pensiun
4. Tujangan Berupa Istirahat Kerja
a. Cuti sakit
b. Istirahat
c. Cuti liburan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,
hal- hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari
dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul