Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Harta merupakan salah satu amanat yang di berikan Allah SWT.
Kepada hambanya. Kedudukan harta pada satu sisi sebagai berkah yang
membahagiakan, dan pada sisilain harta merupakan ujian karena harta dapat
menyilaukan manusia sehingga lupa pada tujuan Allah menitipkan harta. Salah
satu upaya menjalankan amanat Allah, kaitannya dengan harta adalah dengan
memberdayakan harta melalui investasi.

Banyak pilihan untuk memberdayakan harta, misalnya dengan berdagang,


membeli tanah, mengelola perusahaan, dan berinvestasi pada pasar modal. Pasar
modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai isntrumen keuangan atau
surat-surat berharga jangka panjang, yang dapat diperjual belikan baik dalam
bentuk uang maupun modal. Salah satu bentuk pasar modal yaitu pasar modal
syariah.

Pasar modal merupakan aktivitas ekonomi global. Oleh karena itu, pasar
modal dikenal dalam perekonomian dunia saat ini. Investasi yang sekarang banyak
di gandrungi para pengusaha adalah investasi melalui pasar modal. Dalam
konteks perekonomian modern, pasar modal merupakan media paling efektif
dalam melakukan transaksi keuangan.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang telah di kemukakan, maka yang
menjadi masalah utama dalam penelitian ini adalah:
1. Apa Pengertian, Fungsi dan Karakteristik Pasar Modal Syariah ?
2. Bagaimana Perkembangan Pasar Modal di Indoensia dan Struktur Pasar
Modal di Indonesia ?
3. Bagaimana Proses Penawaran Umum (Go Public/Initial Public
Offering BEI) dan bagaimana Indeks Harga Saham dan Obligasi Serta

1
2

Instrumen Pasar Modal Syariah dan Mekanisme Berinvestasi di Pasar Modal


Syariah ?

1.3 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan dalam


penelitian ini adalah:

1. Untuk Mengetahui Pengertian, Fungsi dan Karakteristik Pasar Modal


Syariah.
2. Untuk Mengetahui Perkembangan Pasar Modal di Indoensia dan
Struktur Pasar Modal di Indoensia.
3. Untuk Mengetahui Proses Penawaran Umum (Go Public/Initial Public
Offering BEI) dan bagaimana Indeks Harga Saham dan Obligasi Serta
Instrumen Pasar Modal Syariah dan Mekanisme Berinvestasi di Pasar Modal
Syariah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pasar Modal Syariah

Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange dan market.


Sementar untuk istilah modal sering di gunakan istilah efek, securities dan stock.

Pasar modal syariah (Islamic stock exchange) adalah kegiatan yang


berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan public yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya,
di mana semua produk dan mekanisme operasionalnya tidak bertentangan denga
syariat Islam. Pasar modal syariah dapat juga diartikan adalah pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah.

Sistem mekanisme pasar modal konvensional yang mengandung riba,


maisir dan gharar selama ini telah menimbulkan keraguan dikalangan umat islam.
Pasar modal islam dikembangkan dalam rangka mengkomodir kebutuhan umat
muslim di Indonesia yang ingin melakukan investasi di pasar modal sesuai dengan
prinsip syariah. Hal ini berkenaan dengan anggapan di kalangan sebagai umat
islam sendiri bahwa berinvestasi di pasar modal di satu sisi merupakan sesuatu
yang tidak diperbolehkan (diharamkan) berdasarkan ajaran islam, sementara di
sisi lain Indonesia perlu memperhatikan dan menarik minat investor mancanegara
untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia, terutama investor dari Negara-negara
Timur Tengah yang diyakini merupakan investor potensial.

Pasar modal adalah perdagangan instrument keuangan (sekuritas) jangka


panjang, antara lain: dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun utang (bonds);
baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh
perusahaan swasta (private sector). Sedangkan pasar modal syariah merupakan
tempat atau sarana bertemunya penjual dan pembeli instrumen keuangan syariah

3
4

yang dalam berinteraksi berpedoman pada ajaran islam dan menjauhi hal-hal yang
dilarang, seperti penipuan dan penggelapan1

Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995


tentang Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan
dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan Efek.

Berdasarkan definisi tersebut, terminologi pasar modal syariah dapat


diartikan sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang diatur dalam
UUPM yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu, pasar
modal syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari sistem pasar modal secara
keseluruhan. Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki
perbedaan dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa
karakteristik khusus Pasar Modal Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme
transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al


Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, dari kedua sumber hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran
yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah
pembahasan tentang muamalah, yaitu hubungan diantara sesama manusia terkait
perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatan pasar modal syariah dikembangkan
dengan basis fiqih muamalah.Terdapat kaidah fiqih muamalah yang menyatakan
bahwa Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya. Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar modal syariah
di Indonesia.2

1
Prof. Dr. Ahmad Rodoni dan Prof Dr. Abdul Hamid Lembaga Keuangan Syariah, Zikrul Hakim,
Jakarta Timur hal. 123
2
http://www.ojk.go.id/sharia-capital-id di akses tanggal 19 September 2015 13:55
5

2.2 Fungsi dan Karakteristik

Pasar modal berperan menjalankan dua fungsi secara simultan berupa


fungsi ekonomi dengan mewujudkan pertemuan dua kepentingan, yaitu pihak
yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana dan fungsi
keuangan dengan memberikan kemungkinana dan kesempatan untuk meperoleh
imblan bagi pemilik dana melalui investasi. Dana yang diperoleh dari pasar modal
dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja
dan lain-lain. Sedangkan pada fungsi kedua pasar modal menjadi sarana bagi
masyarakt untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi,
reksadana dan lain-lain. Dengan demikian masyarakat dapat menempatkan dana
yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-
masing instrument.

Pasar modal juga mampu menjadi tolak ukur kemajuan perekonomian


suatu negara. Pasar modal memungkinkan percepatan pertumbuhan ekonomi
dengan memberikan kesempatan bagi perusahan untuk dapat memanfaatkan dana
langsung dari masyarakat tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operassi
perusahan.

Ada beberapa manfaat pasar modal, yaitu3 :

a. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha


sekaligus memunkinkan alokasi sumber dana secara optimal
b. Memberikan wahan investasi bagi investor sekaligus memengkinkan
upaya diversifikasi.
c. Menyediakan leading indicator bagi tren ekonomi suatu negara.
d. Penyebaran kepemilikan perusahan sampai lapisan masyarakat menengah.
e. Penyebaran kepemilikan, keterbukan sehat aan dan profesionalisme,
menciptakan iklim berusaha yang sehat

3
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2, h.
113
6

f. Memberikan kesempatan memiliki perusahan yang sehat dan mempunyai


prosfek
g. Alternative investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko
yang biasa di perhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan
diversifikasi investasi
h. Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik
i. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memeberikan akses konrol
sosial

Menurut Metwally fungsi dari keberadaan pasar modal syariah4

a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartispasi dalam kegiatan bisnis


dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.
b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas
c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada
harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja
kegiatan bisnis

Menurut Metwally karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal


syariah adalah sebagai berikut5:

a. Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek


b. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat
diperjualbelikan melalui pialang

4
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2, h.
114
5
Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah: Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 34
7

c. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat


diperjualbelikan di Bursa efek diminta menyampaikan informasi
tentang perhitungan (account) keuntungan dan kerugian serta neraca
keuntungan kepada komite manajemen bursa efek, dengan jarak tidak
lebih dari 3 bulan
d. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-
tiap perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali
e. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari
HST
f. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST
g. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang
terlibat dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah
h. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu
periode perdagangan setelah menentukan HST
i. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode
perdagangan, dan dengan harga HST

Bapepam juga telah memberikan perhatian besar kepada pasar modal


syariah. Hal itu terlihat pada pengembangan pasar modal syariah untuk kerja lima
tahun ke depan. Rencana tersebut dituangkan dalam Master Plan Pasar Modal
Indonesia 2005-2009. Berkembangnya produk pasar modal berbasis syariah juga
merupakan potensi dan sekaligus tantangan pengembangan pasar modal di
Indonesia. Menurut Bapepam, ada dua strategi utama yang dicanangkan
Bapepam untuk mecapai pengembangan pasar modal syariah dan produk pasar
modal syariah. Pertama, mengembangkan kerangka hukum untuk memfasilitasi
pengembangan pasar modal berbasis syariah. Yang kedua, mendorong
pengembangan produk pasar modal berbasis syariah. Selanjutnya, dua strategi
utama tersebut dijabarkan Bapepam menjadi tujuh implementasi strategi:

1. Mengatur penerapan prinsip syariah


2. Menyusun standar akuntansi
8

3. Mengembangkan profesi pelaku pasar


4. Sosialisasi prinsip syariah
5. Mengembangkan produk
6. Menciptakan produk baru
7. Meningkatkan kerja sama dengan DSN-MUI6

2.3 Perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia

Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun


perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana
adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung
tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya
sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah
maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah
mengadakan persiapan, maka akhirnya berdiri secara resmi pasar modal di
Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan
bernama Vereniging voor de Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai
perdagangan7.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat
sebagai berikut8:

1. 14 Desember 1912: Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di


Batavia oleh Pemerintah Hindia-Belanda
2. 1914-1918: bursa efek di Jakarta ditutup selama Perang Dunia I
3. 1925-1942: bursa efek di Jakarta di buka kembali bersama dengan
bursa efek di Semarang dan Surabaya
4. Awal tahun 1939: karena isu politik (Perang Dunia II) bursa efek di
Semarang dan Surabaya ditutup

6
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoretis dan Praktis,
(Jakarta: Kencana, 2010), h. 222-223
7
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx di akses tanggal 19 September 2015
8
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2,
h.114-117
9

5. 1942-1952: bursa efek di Jakarta ditutup kembali selama perang dunia


II
6. 1952: Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UUD Pasar
Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman (Lukman
Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof. Dr. Sumitro
Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan yaitu Obligasi
Pemerintah RI (1950)
7. 1956: program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa efek semakin
tidak aktif
8. 1956-1977: perdagangan di bursa efek fakum
9. 10 agustus 1977: bursa efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. BEJ dijalankan di bawah Bapepam. Tanggal 10 agustus
diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar
modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibonang sebagai
emiten pertama
10. 1977-1987: perdagangan di bursa efek sangat lesu. Jumlah emiten
hingga1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen
perbankan dibandingkan instrumen pasar modal
11. 1987: ditandai dengan hadirnya paket desember 1987 (PAK-DES 87)
yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia
12. 1988-1990: paket deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat
13. 2 juni 1988: Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),
sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
14. Desember 1988: pemerintah mengeluarkan paket desember (PAKDES
’88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go punlic dan
beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal
10

15. 16 Juni 1989: Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola oleh perseroan terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek
Surabaya
16. 13 Juli 1992: swastanisasi BEJ; Bapepam berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
17. 22 Mei 1995: sistem operasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan
sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
18. 10 November 1995: Pemerintah mengeluarkan UU No. 8 tahun 1995
tentang Pasar Modal. UU ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996
19. 1995: Bursa Paralel Indonesia marger dengan Bursa Efek Surabaya
20. 3 Juli 1997: lahir danareksa syariah oleh PT Danareksa Investent
Management
21. 2000: sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
22. 3 Juli 2003: BEI bekerjasama dengan PT Danareksa Investment
Management meluncurkan Jakarta Islamic Index yang bertujuan untuk
memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah.
23. 2002: BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh
(remote trading)
24. 4 Maret 2003: pasar modal syariah diresmikan oleh Menkeu Boediono
didampingi ketua Bapepam Herwidayatmo, wakil dari MUI, wakil dari
DSN pada Direksi, direksi perusahaan efek, pengurus organisasi
pelaku, dan asosiasi profesi di pasar modal
25. 2007: penggabungan BEJ dan BES berdasarkan kesepakatan RUPSLB
pada tanggal 40 oktober 2007 yang kemudian dituangkan dalam Akta
Penggabungan dan berganti nama menjadi PT Bursa Efek Indonesia
yang resmi beroperasi sejak tanggal 1 nopember 2007.
26. 2009: Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek
Indonesia: JATS-NextG9

9
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx di akses tanggal 19 September 2015
11

2.4 Struktur Pasar Modal di Indonesia

Struktur Pasar Modal Indonesia telah diatur oleh UU No. 8 Tahun 1995
tentang pasar Modal10.

2.4.1 Pengelola Pasar Modal


1. Bapepam-LK
Pada tanggal 10 Agustus 1977 pemerintah mulai melakukan usaha
pengaktifan pasar modal Indonesia dengan membentuk Badan Pelaksana
Pasar Modal yang kemudian sejak tahun 1991 berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Sejak tahun 2005 Bapepam disempurnakan
menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat
Bapepam-LK).
Tujuan Bapepam-LK adalah mewujudkan terciptanya kegiatan
pasar modal yang teratur, wajar, dan efesien serta melindungi kepentingan
pemodal dan masyarakat.

10
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx di akses tanggal 19 September 2015
12

2. Bursa Efek
Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan/ atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli
efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara
mereka. Bursa efek yang ada di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia
(BEI).
3. Lembaga Kliring dan Penjaminan
Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah pihak yang
menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi
bursa. Lembaga yang menjalankan fungsi lembaga kliring dan penjaminan
di Indonesia dijalankan oleh PT KPEI (PT Kliring dan Penjaminan Efek
Indonesia).
4. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
LPP di pasar modal Indonesia dilaksanakan oleh PT KSEI (PT
Kustodian Sentral Efek Indonesia). PT KSEI adalah lembaga dalam
lingkungan Pasar Modal Indonesia yang menjalankan fungsi sebagai LPP.
Fungsi LPP adalah menyediakan layanan jasa kustodian sentral dan
penyelesaian transaksi yang teratur, wajar, dan efesien.
5. Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara di Luar Bursa
Efek
Penyelenggara perdagangan surat utang negara di luar bursa efek
adalah pihak yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam untuk
menyelenggarakan perdagangan surat utang negara di luar bursa efek.
Penyelenggaranya antara lain Himpunan Pedagang Surat Utang Negara
(Himdasun) yang merupakan Self Regulatory Organization (SRO) yang
telah mendapatkan izin usaha dari Bapepam.

2.4.2 Para Pelaku Pasar Modal


1. Emiten
Emiten adalah perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-
surat berharga atau melakukan emisi di bursa. Emiten melakukan emisi
13

dapat memilih dua macam instrumen pasar modal yaitu saham dan
obligasi.
Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan
hal ini biasanya tertuang dalam RUPS termasuk jenis surat-surat berharga
yang akan diterbitkan. Tujuan melakukan emisi, antara lain:
a. Untuk perluasan usaha
b. Untuk memperbaiki struktur modal
c. Untuk mengadakan pengalihan pemegang saham
d. Keterbukaan mendorong meningkatnya profesionalisme
e. Menurunkan kesenjangan sosial karena peluang masyarakat
menjadi investor besar
f. Sarana promosi.

2. Investor.
Investor adalah pemodal yang akan membeli atau menanamkan
modalnya diperusahaan yang melakukan emisi.

3. Perusahaan Pengelolaan Dana (Investment Company).


Perusahaan pengelola dana merupakan perusahaan yang beroperasi
di pasar modal dengan mengelola modal yang berasal dari investor.
Perusahaan pengelola dana mempunyai dua unit, yaitu pengelolaan dana
(fund management) dan penyimpanan dana (kustodian).

4. Reksa Dana.
Reksa dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi.

2.4.3 Lembaga Penunjang Pasar Modal


Lembaga penunjang ini berperan dalam mempertemukan antara
emiten dengan pemodal dan dalam menjalankan fungsinya berada diantara
14

kepentingan emiten dan pemodal. Pada prinsipnya lembaga penunjang


menawarkan atau menyediakan jasa baik bagi emiten maupun investor.
a. Lembaga penunjang untuk Emisi Saham, diantaranya:
a. Penjamin emisi efek (underwriter)
b. Akuntan Publik yang disahkan oleh BPKP
c. Konsultan hokum
d. Notaris
e. Agen penjual yang umumnya adalah perusahaan efek
f. Perusahaan penilai yang diperlukan apabila perusahaan emiten akan
melakukan penilaian kembali aktivanya.
b. Lembaga penunjang untuk Emisi Obligasi, diantaranya:
a. Wali amanat (trustee)
b. Penanggung (guarantor)
c. Agen pembayaran (paying agent)
d. Lembaga Penunjang Pasar Sekunder

Masa penawaran efek di pasar perdana ditentukan jangka


waktunya. Setelah selesai masa penawaran di pasar perdana, efek tersebut
dicatatkan (listing) di bursa efek. Transaksi jual beli efek di bursa efek ini
disebut pasar sekunder dimana harga masing-masing efek ditentukan oleh
mekanisme pasar, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran atau suatu
efek.

Lembaga penunjang pasar sekunder merupakan lembaga yang


menyediakan jasa-jasa dalam melaksanakan transaksi jual beli di bursa.
Lembaga penunjang ini terdiri atas:

a. Perusahaan efek (securities company)


b. Pedagang efek (dealer)
c. Broker atau pialang
d. Biro administrasi efek.
15

2.5 Proses Penawaran Umum (Go Public)


Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang
berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam
perusahaan umumnya dengan menggunakan Laba Ditahan perusahaan. Sedangkan
alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa
hutang, pembiayaan bentuk lain atau penerbitan surat-surat hutang, maupun
pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (ekuitas). Pendanaan
melalui mekanisme penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual saham
perusahaan kepada masyarakat atau dikenal dengan Penawaran Umum atau sering
disebut dengan go public.
Penawaran Umum merupakan kegiatan penawaran saham atau Efek
lainnya yang dilakukan oleh Calon Perusahaan Tercatat untuk menjual saham atau
Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cata yang diatur oleh Undang-Undang
Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
Dalam melakukan Penawaran Umum, Calon Perusahaan Tercatat perlu
melakukan persiapan internal dan dokumen-dokumen sesuai dengan persyaratan
untuk melakukan Penawaran Umum, serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan
oleh OJK. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses Penawaran Umum
adalah mencakup tahapan sebagai berikut11:

1. Periode Pasar Perdana yaitu ketika saham atau Efek ditawarkan kepada
pemodal oleh Penjamin Emisi melalui para Agen Penjual yang ditunjuk;
2. Penjatahan Saham yaitu pengalokasian saham atau Efek pesanan para
pemodal sesuai dengan jumlah Efek yang tersedia;
3. Pencatatan Efek di Bursa yaitu pada saat saham atau Efek tersebut mulai
dicatatkan dan diperdagangan di Bursa.

Proses Penawaran Umum dapat dikelompokan menjadi beberapa tahap.

11
http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/informasi/bagiperusahaan/bagaimanamenjadiperusahaantercatat.aspx diakses tanggal
19 september 2015
16

1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan awal dalam mempersiapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan proses Penawaran Umum. Hal yang pertama kali
dilakukan oleh Calon Perusahaan Tercatat adalah melakukan Rapat Umum
Pemegang Saham untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam
rangka Penawaran Umum saham. Setelah mendapat persetujuan, Calon
Perusahaan Tercatat Melakukan penunjukan Lembaga dan Profesi Penunjang
Pasar Modal, antara lain:
a. Penjamin Emisi (Underwriter) merupakah pihak yang paling banyak
terlibat dalam membantu Calon Perusahaan Tercatat dalam rangka
penerbitan saham dengan menyiapkan berbagai dokumen, membantu
membuat Prospektus dan memberikan Penjaminan atas penerbitan
Efek.
b. Akuntan Publik (Auditor Independen) merupakan pihak yang bertugas
untuk melakukan audit atau pemeriksaan atas Laporan Keuangan
Perusahaan Tercatat dan Calon Perusahaan Tercatat.
c. Penilai Independen yang merupakan pihak yang melakukan penilaian
atas Aktiva Calon Perusahaan Tercatat dan memenentukan nilai wajar
dari Aktiva tersebut.
d. Konsultan Hukum merupakan pihak yang memberikan pendapat dari
segi hukum (legal opinion).
e. Notaris merupakan pihak yang membuat akta-akta perubahan
Anggaran Dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam rangka Penawaran
Umum dan juga notulen-notulen rapat.
f. Biro Administrasi Efek, bertugas untuk mengadministrasikan
pemesanan saham dan mengadministrasikan kepemilikan saham.

2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran


Dalam tahap ini, Calon Perusahaan Tercatat melengkapi dokumen
pendukung untuk menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada OJK
17

sampai dengan OJK menyatakan bahwa Pernyataan Pedaftaran telah menjadi


efektif.

3. Tahap Penawaran Saham


Tahap ini merupakan tahap utama karena Calon Perusahaan Tercatat
menawarkan sahamnya kepada masyarakat (investor). Investor dapat
membeli saham melalui agen penjual yang telah ditunjuk. Masa penawaran
umum ini paling kurang 1 hari kerja dan paling lama 5 hari kerja.
Perlu diingat bahwa seluruh keinginan investor atas saham Calon
Perusahaan Tercatat dapat dipenuhi seluruhnya dalam hal terjadi kelebihan
permintaan (oversubsribe). Sebagai contoh, saham yang ditawarkan ke
masyarakat melalui Pasar Perdana sebanyak 100 juta saham, sementara
permintaan pembelian saham dari seluruh investor sebesar 150 juta saham.
Dalam hal investor tidak mendapatkan saham yang dipesan melalui Pasar
Perdana, maka investor tersebut dapat membeli saham tersebut di Pasar
Sekunder yaitu pasar dimana saham tersebut telah dicatatkan dan
diperdagangakan di Bursa Efek.

4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek


Setelah selesainya penjualan saham di Pasar Perdana, selanjutnya
saham tersebut dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

2.6 Indeks Harga Saham dan Obligasi


2.6.1 Indeks Harga Saham
Indeks harga saham adala suatu indicator yang menunjukkan pergerakan
harga saham. Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki fungsi12
a. indicator tren saham
b. Sebagi indicator ringkat keuntungan
c. Sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio

12
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2, h.
129
18

d. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif

Indeks berfungsi sebagi indicator tren pasar artinya pergerakan indeks


menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat apakah sedang aktif, atau lesu.
Pasar yang sedang bergairah atau terjadi transaksi yang aktif di tunjukan dengan
indeks harga saham yang mengalami kenaikan dan kondisi inilah yang diinginkan.
Keadaan yang stabil ditujukkan dengan harga indeks harga saham yang tetap.
Sedangkan pasar yang lesu di tunjukan dengan indeks harga saham yang
mengalami penurunan13.

Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang
secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik.

Indeks-indeks tersebut adalah:14

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan


Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek
Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau
beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya
antara lain, jika jumlah saham Perusahaan Tercatat tersebut yang dimiliki oleh
publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar,
sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi
mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG.

IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia tidak
bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh pengguna yang
mempergunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). Bursa Efek Indonesia juga
tidak bertanggung jawab dalam bentuk apapun atas keputusan investasi yang

13
Panji Anoraga dan Piji Pakarti,Pengantar Pasar modal (Jakarta:PT Rineka
Cipta,2006), cet ke-5 hlm.102
14
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/indeks.aspx di akses tanggal
29 September 2015
19

dilakukan oleh siapapun Pihak yang menggunakan IHSG sebagai acuan


(benchmark).

1. Indeks Sektoral

Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masing-


masing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sektor Pertanian,
Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti,
Infrastruktur, Keuangan, Perdangangan dan Jasa, dan Manufatur.\

2. Indeks LQ45
Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih
berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-
kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6
bulan.

3. Jakarta Islmic Index (JII).

Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang


masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh
Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.

4. Indeks Kompas100.

Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih
berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-
kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6
bulan.

5. Indeks BISNIS-27

Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia
meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks
yang terdiri dari 27 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria
20

fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan Akuntabilitas dan tata kelola
perusahaan.

6. Indeks PEFINDO25

Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO
meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks
ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya
untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises /
SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan
mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Aset, tingkat pengembalian
modal (Return on Equity / ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut
di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.

7. Indeks SRI-KEHATI

Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan
Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan
dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapkan memberi
tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada emiten-emiten
yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan, serta
memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan
yang baik.Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih
dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price Earning
Ratio (PER) dan Free Float.

8. Indeks Papan Utama.

Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam


Papan Utama.

9. Indeks Papan Pengembangan.


21

Mengguanakn saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam


Papan Pengembangan.

10. Indeks Individua.

Indeks harga saham masing-masing Perusahaan Tercatat.

2.6.2 Indek Obligasi Negara (indonesia government bond index - IGBX)

Indeks Obligasi Negara pertama kali diluncurkan pada tanggal 01 Juli


2004 dengan nama Indonesia Government Bond Index disingkat IGBX, sebagai
wujud pelayanan kepada masyarakat pasar modal dalam memperoleh data
sehubungan dengan informasi perdagangan obligasi negara.Indeks Obligasi
memberikan nilai lebih, antara lain:

 Sebagai barometer dalam melihat perubahan yang terjadi di pasar


obligasi
 Sebagai alat analisa teknikal untuk pasar obligasi pemerintah
 Benchmark dalam mengukur kinerja portofolio obligasi
 Analisa pengembangan instrumen Surat Berharga Negara (SBN).

Indeks obligasi Negara diterbitkan secara harian dengan


menggunakantahun dasar Juni 2004 yang ditetapkan 100 sebagai nilai dasar
Index. dengan melakukan pengelompokan obligasi sebagai berikut :

1. Obligasi Negara dengan mata uang rupiah dan memiliki kupon berbunga
tetap.
2. Sisa jangka waktu jatuh tempo sekurang-kurangnya 1 tahun.

Jenis indeks obligasi


a. Metodologi yang dipakai dalam IGBX
Indeks Obligasi Negara adalah nilai rata-rata tertimbang (weigthed
average) terhadap nilai obligasi yang masih tercatat dan dapat
22

diperdagangkan. Perhitungan IGBX menggunakan metode perhitungan Bond


Index yang lazim digunakan dengan berdasarkan perubahan harga pasar yang
terjadi di pasar secara harian (dalam hal ini adalah data harga transaksi
Obligasi Negara yang dilaporkan melalui PT Bursa Efek Indonesia selaku
Penerima Laporan Transaksi Efek).
IGBX dikelompokkan dalam beberapa sub-grup, di mana masing-
masing sub grup terdiri atas beberapa Obligasi Negara yang memiliki struktur
jatuh termpo lebih dari 1 tahun. Pengelompokan dilakukan berdasarkan uji
statistik berdasarkan pada tingkat kemiripan setiap Time To Maturity (TTM).
Pembagian struktur jatuh tempo SUN adalah sebagai berikut:

 Sub-grup 1 : 1 Tahun ≤ Time to maturity < 5 Tahun


 Sub-grup 2 : 5 Tahun ≤ Time to maturity < 7 Tahun
 Sub-grup 3 : 7 Tahun ≤ Time to maturity

b. Clean Price Index (CPI)


Merupakan hasil perhitungan perkembangan harga pasar atas suatu
kelompok Obligasi Negara, berdasarkan jatuh temponya. Harga pasar yang
digunakan adalah harga Obligasi Negara yang terjadi dan dilaporkan melalui
PT Bursa Efek Indonesia selaku Penerima Laporan Transaksi Efek yang
disesuaikan terlebih dahulu menjadi clean price. CPI memberikan gambaran
perkembangan harga pada saat tertentu (t), dibandingkan dengan pada saat
penyusunan Indeks Obligasi Negara (base date).

c. Yield
Yang dimaksudkan adalah yield to maturity dari masing-masing
obligasi. Yield Index, atau disebut juga Bondway (Bond Weigthed Average
Yield), merupakan angka yang diperoleh dari weighted average yield terhadap
nilai nominal dari obligasi tercatat dan dapat diperdagangkan. Angka index
ini, dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur keberhasilan perolehan
yield suatu portofolio.
23

d. Total Return Index (TRI).


Hampir semua bursa menggunakan Total Return Index (TRI) sebagai
informasi yang wajib disampaikan. TRI dihitung berdasarkan kenaikan index
harga dari previous price-nya. Harga yang digunakan untuk perhitungan TRI
adalah gross price (clean price ditambah accrued interest). Untuk
perhitungan seluruh index tersebut, tanggal dasar penyusunan index yang
digunakan adalah 18 Juni 200.

2.7 Instrumen Pasar Modal Syariah Di Indonesia


Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga
(efek) yang umum diperjualbelikan melalui pesar modal. Efek adalah setiap surat
pengakuan hutang, surat berharga kormesial, saham, obligasi, sekuritas kredit,
tanda bukti utang, right, warrans, opsi atau setiap derivatif dari efek atau setiap
instrumen yang ditetapkan oleh Bepepam LK sebagai efek. Sifat efek yang
diperdagangkan di pasar modal (bursa efek) biasanya berjangka waktu panjang.
Instrumen paling umum diperjualbelikan melalui bursa efek antara lain15:
a. Saham syariah
Saham atau stoks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagi
modal pada perusahaan terbatas. Dengan demikian si pemilk saham
merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya,
maka semakin basar kekuasanya di prusahaan tersebut.
b. Obligasi syariah (sukuk)
Obligasi atau bonds secara konvensional adalah merupakan bukti
utang dari emiten yang dijamin oleh penanggung yang mengandung janji
lainya serta pelunasan pokok penjamin yang dilakukan pada tanggal jatuh
tempo.
Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang
Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan

15
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2, h.
133
24

kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta


membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo16.
c. Reksadana Syariah
Reksa Dana Syari'ah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip Syari'ah Islam, baik dalam bentuk akad antara
pemodal sebagai pemilik harta (sahib al-mal/ Rabb al-Mal) dengan Manajer
Investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi
sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi17.
d. Efek Beragun Aset Syariah (EBA Syariah)
EBAS adalah efek yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif
EBA Syariah yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan
yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan yang timbul kemudian
hari, jual beli pemilikan aset fisik oleh lembaga keuangan, Efek bersifat
investasi/ arus kas serta aset keuangan setara, yang sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah18.
e. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)/ Rights Issue
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah adalah hak
yang melekat pada saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES)
yang memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk membeli Efek
baru; termasuk saham, efek yang dapat dikonversikan menjadi saham dan
waran, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain. Hak tersebut wajib dapat
dialihkan19
f. Warran Syariah
Waran berdasarkan prinsip syariah adalah efek yang diterbitkan oleh
suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek yang termasuk
dalam Daftar Efek Syariah (DES) untuk memesan saham dari emiten pada
16
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syari’ah
17
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Investasi Untuk Reksa Dana Syari'ah
18
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2,
h.152
19
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 65/DSN-MUI/III/2008 Tentang Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah
25

harga tertentu untuk jangka waktu 6 (enam) bulan atau lebih sejak
diterbitkannya tersebut20.

2.8 Mekanisme Berinvestasi Di Pasar Modal


Bagi perusahaan yang mencari dasa segar, pasar modal menyediakan dana
segar melalui mekanisme go public dengan menerbitkan saham dan mendapatkan
dana dari penjualan saham. Perusahaan dapat juga menerbitkan obligasi kepada
masyarakat luas dan membayar imbalan yang lebih rendah daripada imbalan yang
harus dibayarkan melalui pinjaman perbankan.
Penilaian suatu efek sangat dipengaruhi oleh kondisi kinerja keuangan
perusahaan penerbitnya. Dalam melakukan analisis memilih efek ada beberapa
teknik yang dapat dilakukan. Untuk memilih saham dilakukan dua pendekatan,
yaitu pendekatan fundamental dan teknikal. Pendekatan fundamental merupakan
faktor-faktor yang dapat memengaruhi harga saham, antara lain penjualan,
pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, RUPS, manajemen, dan lain
sebagainya. Sedangkan analisis teknikal adalah analisis saham yang dilakukan
dengan memprediksi harga saham di masa depan dengan melihat perkembangan
harga saham dari waktu ke waktu baik dilakukan secara manual maupun lewat
bantuan program komputer. Kedua teknis analisis ini akan memengaruhi investor
membeli atau menjual efek yang mereka miliki.
Bagi para investor, berinvestasi dengan benar adalah bagaimana menjadi
rekan bagi perusahaan sambil mendapatkan keuntungan dari laba dari waktu ke
waktu. Oleh karena itu, investasi di pasar modal seharusnya tidak berkisar pada
prediksi naik turunnya harga saham dalam jangka pendek. Oleh karenanya
berinvestasi di pasar modal syariah harus dilakukan pada instrumen dari
perusahaan yang solid, serta didukung oleh manajemen yang baik dan
perencanaan bisnis yang jitu. Para investor harus berorientasi jangka panjang dan
tidak terpengaruh oleh pasar yang menyebabkan panic selling (menjual karena

20
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 66/DSN-MUI/III/2008 Tentang Waran Syariah
26

panik disebabkan harga saham yang melonjak tajam atau merosot drastis). Para
investor melakukan penjualan saham karena mengetahui ada sesuatu yang
memengaruhi kinerja perusahaan yang menyebabkan kinerja perusahaan menurun
seperti pergantian manajemen yang tidak baik, produksi yang dikeluarkan gagal,
tidak mampu bersaing, dan lain sebagainya.
Bagi para investor, penanaman modal di pasar modal dapat dilakukan
dengan 2 cara.

1. Transaksi di Pasar Perdana


Bagi investor yang ingin membeli saham di pasar perdana haruslah menggunakan
pertimbangan-pertimbangan yang bersumber dari kondisi perusahaan yang
mengeluarkan efek tersebut melalui prospektus yang memberikan informasi dari
catatan keuangan historis sampai proyeksi laba dan dividen yang akan dibayarkan
untuk tahun berjalan. Umumnya dilihat apakah proyeksi pertumbuhan perusahaan
tersebut melampaui rata-rata pertumbuhan industri sejenis. Di samping itu,
bonafiditas lembaga dan profesi yang menunjang penerbitan efek juga
diperhatikan seperti penjamin emisi (underwriter), wali amanat, agen penjual,
penanggung (guarantor), akuntan publik, perusahaan penilai (appraisal),
konsultan hukum, dan notaris. Bagi para investor muslim, tentu lebih didorong
untuk memilih emiten yang telah terdaftar dalam listing JII sebagai instrumen
keuangan syariah

Adapun prosedur pembelian efek di pasar perdana secara umum:

a. Pembeli menghubungi agen penjual yang ditunjuk oleh underwriter untuk


mengisi formulir pemesanan. Formulir pemesanan yang telah diisi oleh
investor dikembalikan kepada agen penjual disertai dengan tandatangan
dan kopian kartu identitas investasi serta jumlah dana sesuai dengan nilai
efek yang dipesan. Formulir pemesanan biasanya berisi informasi tentang
harga efek, jumlah efek yang dipesan, identitas pemesan, tanggal
penjatahan dan pengembalian dana jika kelebihan permintaan, jumlah
yang dibayarkan , agen penjual yang dihubungi dan tata cara pemesanan.
27

Satuan yang dipakai dikenal dengan istilah lot, di mana 1 lot saham di
Indonesia saat ini mewakili 500 lembar saham dan kelipatan harga saham
disebut point.
b. Jika pemesanan efek melebihi efek yang ditawarkan, maka prosedur
selanjutnya adalah masa penjatahan dan masa pengembalian dana. Masa
penjatahan dilakukan paling lambat 12 hari kerja terhitung sejak
berakhirnya masa penawaran yang dilakukan oleh penjamin emisi.
Penjatahan dilakukan dengan mendahulukan investor kecil. Sedangkan
masa pengembalian dana merupakan pengembalian kelebihan dana akibat
tidak terpenuhinya pesanan oleh penjamin emisi paling lambat empat hari
kerja setelah akhir masa penjatahan.
c. Penyerahan efek dilakukan setelah ada kesesuaian antara banyaknya efek
yang dipesan dengan banyaknya efek yang dapat dipenuhi emiten.
Penyerahan efek dilakukan oleh penjamin emisi atau agen penjual paling
lambat 12 hari kerja mulai tanggal berakhirnya masa penjatahan. Investor
mendatangi penjamin emisi atau agen penjual dengan membawa bukti
pembelian.

2. Transaksi di Pasar Sekunder


Mekanisme perdagangan efek di bursa efek hanya dapat dilakukan oleh
anggota bursa efek. Keanggotaan bursa efek dapat diberikan kepada perorangan
atau badan hukum. Syarat keanggotaan bursa efek umumnya menyangkut
permodalan dan kemampuan sebagai anggota bursa efek. Perdagangan efek di
bursa efek dilakukan melalui Perantara Perdagangan efek dan pedagang efek yang
merupakan anggota bursa efek.

a. Transaksi melalui perantara pedagang efek (Broker)

Perantara pedagang efek (broker) berfungsi sebagai agen yang melakukan


transaksi untuk dan atas nama klien. Dari kegiatan ini perantara pedagang
efek mendapat komisi maksimum 1% dari nilai transaksi.
28

b. Transaksi melalui pedagang efek (dealer)

Pedagang efek berfungsi sebagai prinsipiil yang melakukan transaksi


untuk kepentingan perusahaan anggota. Perusahaan efek berfungsi sebagai
investor sehingga pedagang efek menerima konsekuensi, baik untung
maupun rugi.

2.9 Risiko Berinvestasi Di Pasar Modal

Risiko investasi di pasar modal pada prinsipnya semata-mata berkaitan


dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga (price volatility). Risiko-risiko
yang mungkin dapat dihadapi investor tersebut antara lain, sebagai berikut:

a. Risiko daya beli (purchasing power risk)


Investor mencari atau memilih jenis investasi yang memberikan
keuntungan yang jumlahnya sekurang-kurangnya sama dengan investasi
yang dilakukan sebelumnya. Di samping itu, investor mengharapkan
memperoleh pendapatan atau capital gain dalam waktu yang tidak lama.
Akan tetapi, apabila investasi tersebut memerlukan waktu 10 tahun untuk
mencapai 60% keuntungan sementara tingkat inflasi selama jangka waktu
tersebut telah naik melebihi 100%, maka investor jelas akan menerima
keuntungan yang daya belinya jauh lebih kecil dibandingkan dengan
keuntungan yang dapat diperoleh semula. Oleh karena itu, risiko daya beli
ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang menyebabkan
nilai riil pendapatan akan lebih kecil.
b. Risiko bisnis (business risk)
Risiko bisnis adalah suatu risiko menurunnya kemampuan memperoleh
laba yang pada gilirannya akan mengurangi pula kemampuan perusahaan
(emiten) membayar imbalan (bunga dalam konvensional) atau dividen.
c. Risiko tingkat bunga (interest rate risk)
Di tengah-tengah sistem keuangan global yang masih dikelilingi oleh
sistem bunga saat ini, naiknya tingkat bunga biasanya akan menekan harga
29

jenis surat-surat berharga yang berpendapatan tetap termasuk harga-harga


saham. Biasanya, kenaikan tingkat bunga berjalan tidak searah dengan
harga-harga instrumen pasar modal. Risiko naiknya tingkat bunga
misalnya jelas akan menurunkan harga-harga di pasar modal. Oleh karena
itu, investor di pasar modal syariah harus memposisikan dirinya sebagai
rekan bagi perusahaan yang siap berbagi laba dan rugi.
d. Risiko pasar (market risk)
Apabila pasar bergairah (buillish) umumnya hampir semua harga saham di
bursa efek mengalami kenaikan. Sebaliknya apabila pasar lesu (bearish),
saham-saham akan ikut pula mengalami penurunan. Perubahan psikologi
pasar dapat menyebabkan harga-harga surat berharga anjlok terlepas dari
adanya perubahan fundamental atas kemampuan perolehan laba
perusahaan.
e. Risiko likuiditas (liquidity risk)
Risiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga untuk dapat
segera diperjualbelikan dengan tanpa mengalami kerugian yang berarti.

2.10 Strategi Pengembangan Pasar Modal Syariah

Dalam rangka mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang memiliki


motif investasi yang didasari prinsip syariah dan dilandasi akan keyakinan potensi
berkembangnya pasar modal syariah yang akan menjadi salah satu pilar
penunjang industri pasar modal Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam LK) – Departemen Keuangan Republik Indonesia
(RI) telah menyusun Master Plan Pasar Modal Indonesia (2005-2009). Di
dalamnya terdapat dua strategi utama pengembangan pasar modal berbasis
syariah, yaitu:

1. Penyusunan kerangka hukum yang dapat memfasilitasi pengembangan


pasar modal berbasis syariah dan mendorong pengembangannya;
30

2. Mendorong pengembangan serta penciptaan produk-produk pasar modal


berbasis syariah. Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Danareksa Investment
Management (DIM) pada tahun 2000 telah meluncurkan Jakarta Islamic
Index (JII) yang terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan prinsip syariah.

Selanjutnya dua strategi utama tersebut dijabarkan Bapepam-LK dalam


implementasi strategi yaitu:

a. Mengatur penerapan prinsip syariah.


b. Menyusun standar akuntansi.
3. Melakukan sosialisasi penerapan prinsip syariah di pasar modal dalam
rangka peningkatan pengetahuan dan pemahaman pelaku pasar.
4. Mengembangkan produk pasar modal berbasis syariah yang telah ada.
5. Menciptakan produk pasar modal berbasis syariah yang baru.
6. Melakukan kerja sama pengkajian pengambangan produk pasar modal
berbasis syariah antara regulator, DSN-MUI, dan pelaku pasar.

Sehubungan dengan pengembangan pasar modal berbasis syariah tersebut,


pada tanggal 23 November 2006, Ketua Bapepam-LK Departemen Keuangan RI
telah menerbitkan dua buah peraturan terkait pasar modal syariah, yaitu: (1)
Peraturan No. IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, dan (2) Peraturan No.
IX.A. 14 tentang Akad-akad yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di
Pasar Modal. Pada tahun-tahun berikutnya juga akan disusun ketentuan mengenai
Standar Akuntansi dan Sertifikasi Profesi yang terkait dengan pasar modal
syariah. Untuk pengembangan produk, Bapepam-LK telah bekerja sama dengan
Dewan Syariah Nasional (DSN) sehingga emiten tidak perlu lagi mendapatkan
persetujuan DSN dalam proses penerbitan efek syariah. Di samping itu, untuk
mendorong pengembangan produk berbasis syariah terutama untuk memberikan
kesempatan yang lebih luas dalam berinvestasi, Bapepam-LK juga menerbitkan
Daftar Efek Syariah (DES) secara periodik.
31

Harus diakui jika dilihat dari aspek regulasinya; pasar modal syariah masih
akan terus mengalami perkembangan. Demikian pula instrumen-instrumen yang
ditawarkan oleh pasar modal syariah juga masih akan mengalami perkembangan.
Beberapa fatwa DSN MUI terkait pasar modal antara lain: Fatwa DSN MUI
No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah, Fatwa DSN MUI No.
33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah, Fatwa DSN MUI
No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan
Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, Fatwa DSN MUI No. 41/DSN-
MUI/IIII/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah, Fatwa DSN MUI No. 59/DSN-
MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi, dan terakhir DSN
MUI juga telah mengesahkan fatwa mengenai Surat Berharga Negara Syariah
(Sukuk). Pada tahun 2008 DSN-MUI telah menerbitkan 2 fatwa, yaitu Fatwa
DSN-MUI Nomor: 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HMETD) Syariah dan fatwa DSN-MUI Nomor: 66/DSN-MUI/III/2008
tentang Waran Syariah pada tanggal 6 Maret 2008. Dengan terbitnya fatwa
tersebut akan menambah variasi produk syariah dan diharapkan dapat
meningkatkan keyakinan investor atas produk syariah di pasar modal.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan Pasar Modal Syariah adalah Pasar Modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan
Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan Efek, berdasarkan prinsip syariah. Pasar Modal Syariah di
Indonesia secara resmi diluncurkan pada tahun 2003. Pasar modal secara umum
menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan secara simultan.
Investasi pada pasar modal syariah dapat dilakukan oleh investor baik pada
pasar perdana maupun pada pasar sekunder. Adapun risiko yang terjadi semata-
mata berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga. Dan pasar modal
ini terus berkembang.Secara struktural pasar modal di Indonesia terdiri dari:

a. pengelola pasar modal yaitu Bapepam-LK, Bursa Efek, Lembaga Kliring


dan Penjamin, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Penyelenggara
Surat Utang Negara di luar Bursa Efek.
b. Pelaku Pasar Modal yaitu emiten, investor, perusahaan pengelola dana, dan
reksadana.
c. Lembaga penunjang.

32
DAFTAR PUSTAKA

Sutedi, Adrian Pasar Modal Syariah: Sarana Investasi Keuangan


Berdasarkan Prinsip Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011).

Soemitra, Andri Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana,


2010), cet ke-2.

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx di akses tanggal


19 September 2015.

http://www.ojk.go.id/sharia-capital-id di akses tanggal 19 September 2015.

Huda, Nurul dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan


Teoretis dan Praktis, (Jakarta: Kencana, 2010).

Prof. Dr. Ahmad Rodoni dan Prof Dr. Abdul Hamid Lembaga Keuangan
Syariah, Zikrul Hakim, Jakarta Timur.

Bursa Efek Indonesia ,Lamp.Pengumuman No: Peng-00955/BEI.OPP/11-


2015 Tanggal 27 Nov 2015.

Ida Musdafia Ibrahim, Economic Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, Vol 3, No. 2,
STIE YAI Jakarta, 2013.

M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis


Praktik, Pustaka Setia, Bandung, 2012.

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

http://www.bapepam.go.id/syariah/pengenalan_produk_syariah.html.

http://raddien.blogspot.com/2010/04/pasar-modal-syariah.html.

http://www.slideshare.net/guest43545f9/pasar-modal-syariah.

33

Anda mungkin juga menyukai