Anda di halaman 1dari 75

* Pada Dasarnya ADA 4

Kategori Keputusan
1. Keputusan dlm keadaan ada kepastian
(Certainty)
2. Keputusan dlm keadaan ada risko (RISK)
3. Keputusan dlm keadaan Ketidakkepastian
(UnCertainty).
4. Keputusan dlm keadaan ada Konflik
(Conflikct)
Pengambilan Keputusan
Dalam Kondisi Pasti

Teori Pengambilan Keputusan


* Suatu keputusan disebut dalam kondisi
kepastian apabila hasil dari setiap alternatif
tindakan dapat ditentukan dengan pasti.
* Pengambil keputusan secara pasti mengetahui
apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang dikarenakan keputusan yang akan
diambil didukung oleh informasi yang lengkap
sehingga dapat diramalkan secara tepat atau
eksak hasil dari tindakan.

Pengambilan Keputusan
Dalam Kondisi Pasti
KLASIFIKASI MODEL

No Deterministik Model Stokastik Model


(Kepastian) (Ketidakpastian)
1 Linier Programing Model Persediaan
2 Metode Transportasi Model Antrian
3 Model Persediaan CPM Dan PERT
4 Metode Penugasan Rantai Markov
5 CPM Dan PERT Teori Keputusan
6 Goal Programming Simulasi
7 Dynamic Programming
8 Interger Programming
9 Teori Keputusan
10 Network Model
TEKNIK PROGRAM
LINEAR
Agar suatu masalah dapat diselesaikan dengan teknik program linier maka ada
beberapa syarat yang terpenuhi, yaitu sebagai berikut :
Fungsi obyejtif harus didefinisikan dengan jelas dan dinyatakan sebagai fungsi
obyektif yang linier.
Harus ada alternatif pemecahan untuk dipilih salah satu yang terbaik.
Sumber-sumber dan aktivitas mempunyai sifat dapat ditambahkan.
Fungsi obyektif dan pertidaksamaan untuk menunjukkan adanya pembatas
harus linier.
Variabel keputusan harus positif, tidak boleh negatif.
Sumber-sumber dan aktivitas mempunyai sifat dapat dibagi.
Sumber-sumber aktivitas mempunyai jumlah yang terbatas.
Aktivitas harus proposional terhadap sumber-sumber.
Model programing deterministik, artinya sumber dan aktivitas harus diketahui
dengan pasti.

Teknik Program Linier


PROSES PEMBUATAN MODEL

1. Mendifinisikan Masalah
Definisi masalahharus jelas dan menggambarkan masalah yang
dihadapi
2. Memformulasikan Model
Mengkonversimasalah dalam model (gambaran abstrak) melalui
3 komopnen : variabel keputusan, tujuan, kendala
3. Mengukur Kualiditas
Apakah model digambarkan dengan tepat, diperlukan
pengumpulan data dan pengetesan terhadap model.
4. Implementasi Keputusan
Terdiri dari : menerima model, mempergunakan model dan
mengambil keputusan
Contoh

Suatu perusahaan menghasilkan dua produk, meja dan kursi yang diproses
melalui dua bagian fungsi: perakitan dan pemolesan. Pada bagian perakitan
tersedia 60 jam kerja, sedangkan pada bagian pemolesan hanya 48 jam
kerja. Utk menghasilkan 1 meja diperlukan 4 jam kerja perakitan dan 2 jam
kerja pemolesan, sedangkan utk menghasilkan 1 kursi diperlukan 2 jam
kerja perakitan dan 4 jam kerja pemolesan, Laba utk setiap meja dan kursi
yang dihasilkan masing2 Rp. 80.000 dan Rp. 60.000,-
Berapa jumlah meja dan kursi yang optimal dihasilkan?
Definisi variabel keputusan:
Keputusan yg akan diambil adlh berapakah jlh meja dan kursi yg
akan dihasilkan. Jika meja disimbolkan dgn M dan kursi dgn K, mk
definisi variabel keputusan:
M = jumlah meja yg akan dihasilkan (dlm satuan unit)
K = jumlah kursi yg akan dihasilkan (dlm satuan unit)
Perumusan persoalan dalam model LP.
Perumusan fungsi tujuan: Laba utk setiap meja dan kursi yg
dihasilkan masing2 Rp. 80.000 dan Rp. 60.000. Tujuan perusahaan
adlh utk memaksimumkan laba dari sejumlah meja dan kursi yg
dihasilkan. Dengan demikian, fungsi tujuan dpt ditulis:
Maks.: Laba = 8 M + 6 K (dlm satuan Rp.10. 000)

Solusi
Perumusan Fungsi Kendala:
- Kendala pada proses perakitan:
Utk menghasilkan 1 bh meja diperlukan waktu 4 jam dan utk menghasilkan 1 bh
kursi diperlukan waktu 2 jam pd proses perakitan. Waktu yg tersedia adalah 60
jam.
4M + 2K ≤ 60
- Kendala pada proses pemolesan:
Utk menghasilkan 1 bh me ja diperlukan waktu 2 jam dan utk menghasilkan 1
bh kursi diperlukan waktu 4 jam pd proses pemolesan. Waktu yang tersedia
adalah 48 jam.
2M + 4K ≤ 48
Kendala non-negatif:
Meja dan kursi yg dihasilkan tdk memiliki nilai negatif.
M≥0
K≥0
Maks.: Laba = 8 M + 6 K
(dlm satuan Rp.10. 000)
Dengan kendala:
4M + 2K ≤ 60
2M + 4K ≤ 48
M≥0
K≥0

Perumusan persoalan dlm


bentuk matematika
ANALISIS JARINGAN
KERJA
Metode yang digunakan untuk analisis jaringan
kerja adalah sebagai berikut :
Metode jalur kritis (Critical Path Method /
CPM)
Project Evaluation and Review Technique
(PERT)

Analisis Jaringan Kerja


PERT dan CPM adalah suatu alat
manajemen proyek yang
digunakan untuk melakukan
penjadwalan, mengatur dan
mengkoordinasi bagian-bagian
pekerjaan yang ada didalam suatu
proyek. PERT yang memiliki
kepanjangan Program Evalution
Review Technique sedangkan CPM
merupakan kepanjangan
dariCritical Path Method
PERT dan CPM keduanya mengikuti enam langkah
dasar, yakni:
*Mengidentifkasikan proyek dan menyiapkan struktur
pecahan kerja,
*Membangun hubungan antara kegiatan, memutuskan
kegiatan mana yang harus terlebih dahulu dan mana
yang mengikuti yang lain,
*Menggambarkan jaringan yang menghubungkan
keseluruhan kegiatan,
*Menetapkan perkiraan waktu dan/atau biaya untuk
tiap kegiatan,
*Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan.
Ini yang disebut jalur kritis
*Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan,
penjadwalan, dan pengendalian proyek.
Proses dalam
CPM/PERT
Jaringan CPM/PERT menunjukkan saling berhubungnya antara
satu kegiatan dengan kegiatan lainnya dalam suatu proyek
Ada dua pendekatan untuk menggambarkan jaringan proyek
yakni kegiatan pada titik (activity on node – AON) dan
kegiatan pada panah (activity on arrow – AOA). Pada konvensi
AON, titik menunjukan kegiatan, sedangkan pada AOA panah
menunjukan kegiatan.

1. Komponen jaringan
(network component)
Pebandingan antara konvensi jaringan AON dan AOA

Activity on Arti dari Activity on


Node (AON) Aktivitas Arrow (AOA)

A datang sebelum
(a) A B C B, yang datang
sebelum C A B C

A A dan B keduanya
A
(b) C harus diselesaikan
sebelum C dapat
dimulai C
B B
B
B dan C tidak dapat
(c) A di mulai sebelum A B
selesai A
C C
Activity on Arti dari Activity on
Node (AON) Aktivitas Arrow (AOA)

C dan D tidak
A C dapat dimulai A C
hingga A dan B
(d) keduanya selesai

B D B D

C tidak dapat dimulai


setelah A dan B
A C selesai, D tidak A C
dapat dimulai
sebelum B selesai.
(e) Kegiatan Dummy
Dummy activity
ditunjukan pada AOA
B D
B D
Activity on Arti dari Activity on
Node (AON) Aktivitas Arrow (AOA)

B dan C tidak dapat


dimulai hingga A
selesai. D tidak A B D
A B D dapat dimulai
sebelum B dan C
selesai. Kegiatan
(f) dummy ditunjukan
pada AOA.
Dummy
activity C
C
Contoh:
Pemerintah akan membangun rumah sakit berstandar
internasional, rumah sakit tersebut akan di bangun dan harus
melalui delapan kegiatan yakni: membangun komponen
internal, memodifikasi atap dan lantai, membangun
tumpukan, menuangkan beton dan memasang rangka,
membangun pembakar temperatur tinggi, memasang sistem
kendali polusi, membangun alat pencegah polusi udara, dan
kegiatan terakhir yaitu pemerikasaan dan pengujian.
Kegiatan tersebut dapat di lihat pada tabel di
bawah ini berikut penjelasan susunan
kegiatannya:
Kegiatan Penjelasan Pendahulu
langsung
A membangun komponen internal -
B memodifikasi atap dan lantai -
C membangun tumpukan A
D menuangkan beton dan memasang rangka A,B
E membangun pembakar temperatur tinggi C
F memasang sistem kendali polusi C
G membangun alat pencegah polusi udara D,E
H pemerikasaan dan pengujian F,G
F
A C

E
Start H

B D G

Gambar AON untuk proyek rumah


sakit tersebut:
C
2 4
Membangun
kumpulan
tumpukan

temperatur tinggi

Membangun
pembakar
H
1 Dummy 6 7

E
Activity Pemeriksaan
dan pengujian

D
3 5
Menuangkan
beton dan
memasang rangka

Gambar AOA untuk proyek rumah sakit


tersebut:
Menentukan jadwal proyek atau jadwal aktivitas
artinya kita perlu mengidentifikasi waktu mulai
dan waktu selesai untuk setiap kegiatan
Kita menggunakan proses two-pass, terdiri atas
forward pass dan backward pass untuk
menentukan jadwal waktu untuk tiap kegiatan.
ES (earlist start) dan EF (earlist finish) selama
forward pass. LS (latest start) dan LF (latest
finish) ditentukan selama backward pass.

2. Jadwal aktivitas (activity scheduling)


Nama kegiatan
atau simbol

A Earliest
Earliest Finish
Start ES EF

LS LF Latest
Latest
Start Finish
2

Lamanya kegiatan
Aturan mulai terdahulu:
*Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, kegiatan
pendahulu langsungnya harus selesai.
*Jika suatu kegiatan hanya mempunyai satu
pendahulu langsung, ES nya sama dengan EF
pendahulunya.
*Jika satu kegiatan mempunyai satu pendahulu
langsung, ES nya adalah nilai maximum dari
semua EF pendahulunya, yaitu ES = max [EF
semua pendahulu langsung]

Forward pass, merupakan indentifikasi


waktu-waktu terdahulu
Aturan selesai terdahulu:
* Waktu selesai terdahulu (EF) dari suatu kegiatan adalah
jumlah dari waktu mulai terdahulu (ES) dan waktu
kegiatannya, EF = ES+waktu kegiatan.
Aturan waktu selesai terakhir:
*Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung
bagi hanya satu kegiatan, LF nya sama dengan
LS dari kegiatan yang secara langsung
mengikutinya.
*Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung
bagi lebih daru satu kegiatan, maka LF adalah
minimum dari seluruh nilai LS dari kegiatan-
kegiatan yang secara langsung mengikutinya,
yaitu LF = Min [LS dari seluruh kegiatan langsung
yang mengikutinya]

Backward pass, merupakan indentifikasi


waktu-waktu terakhir
Aturan waktu mulai terakhir.
* Waktu mulai terakhir (LS) dari suatu kegiatan adalah
perbedan antar waktu selesai terakhir (LF) dan waktu
kegiatannya, yaitu LS = LF – waktu kegiatan.
Contoh:
Hitunglah waktu mulai dan selesai
terdahulu, untuk proyek rumah sakit
berstandar internasional yang di
bangun pemerintah. Dan berikut
menunjukan jaringan proyek lengkap
untuk proyek rumah sakit tersebut,
bersama dengan nilai ES dan EF untuk
semua kegiatan.
Kegiatan Penjelasan Waktu
(minggu)
A membangun komponen internal
2
B memodifikasi atap dan lantai
3
C membangun tumpukan
2
D menuangkan beton dan memasang
rangka
4
E membangun pembakar temperatur
tinggi
4
F memasang sistem kendali polusi
3
G membangun alat pencegah polusi udara
5
H pemerikasaan dan pengujian
2
TOTAL (minggu) 25
A C F
0 2 2 4 4 7

2 2 3

Start E H
0 0
4 8 13 15

4 2
0

B D G
0 3 3 7 8 13

3 4 5
A C F
0 2 2 4 4 7

2 2 3
0 2 2 4 10 13

Start E H
0 0
4 8 13 15

4 2
0 0 4 8 13 15
0

B D G
0 3 3 7 8 13

3 4 5
1 4 4 8 8 13
Hasil perhitungan ES, EF,
LS dan LF

Kegiatan Waktu ES EF LS LF
A 2 0 2 0 2
B 3 0 3 1 4
C 2 2 4 2 4
D 4 3 7 4 8
E 4 4 8 4 8
F 3 4 7 10 13
G 5 8 13 8 13
H 2 13 15 13 15
Chart untuk ES-EF 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

A. membangun
komponen internal
B. memodifikasi atap
dan lantai
C. membangun
tumpukan
D. menuangkan
beton dan
memasang rangka
E. membangun
pembakar
temperatur tinggi
F. memasang sistem
kendali polusi
G. membangun alat
pencegah polusi
udara
H. pemerikasaan dan
pengujian
Chart untuk ES-EF 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

A. membangun
komponen internal
B. memodifikasi atap
dan lantai
C. membangun
tumpukan
D. menuangkan
beton dan
memasang rangka
E. membangun
pembakar
temperatur tinggi
F. memasang sistem
kendali polusi
G. membangun alat
pencegah polusi
udara
H. pemerikasaan dan
pengujian
Waktu slack (slack time) yaitu waktu bebas yang
dimiliki oleh setiap kegiatan untuk bisa diundur
tanpa menyebabkan keterlambatan proyek
keseluruhan.
Jalur kritis adalah kegiatan yang tidak
mempunyai waktu tenggang (Slack=0), artinya
kegiatan tersebut harus dimulai tepat pada ES
agar tidak mengakibatkan bertambahnya waktu
penyelesaian proyek. Kegiatan dengan slack = 0
disebut sebagai kegiatan kritis dan berada pada
jalur kritis.
3. Hambatan aktivitas (slack activity)
dan jalur krirtis (critical path)
Contoh:
Hitunglah slack dan jalur kritis
untuk kegiatan-kegiatan pada
proyek rumah sakit pemerintah
yang berstandar internasional.
Slack Critical
Kegiatan ES EF LS LF LS – ES Path

A 0 2 0 2 0 Ya
B 0 3 1 4 1 -
C 2 4 2 4 0 Ya
D 3 7 4 8 1 -
E 4 8 4 8 0 Ya
F 4 7 10 13 6 -
G 8 13 8 13 0 Ya
H 13 15 13 15 0 Ya
* 4 Kemungkinan waktu
penyelesaian aktivitas
(probabilistic activity times)
* Waktu optimis (optimistic time) [a]
* Waktu pesimis (pessimistic time) [b]
* Waktu realistis (most likely time) [m]
Peluang 1 di
antara 100
terjadi < a Peluang 1 di
antara 100
terjadi
Peluang

Activity
Time

Optimistic Most Likely Pessimistic


Time (a) Time (m) Time (b)
Expected time (waktu yang diharapkan):
t = (a + 4m + b)/6
Variance of times:
v = [(b – a)/6]2
s2 = Varians proyek = (varians
kegiatan pada jalur kritis)

Standard deviasi proyek (s) =


varians proyek
Nilai deviasi normal (Z) = [batas
waktu (n) – waktu penyelesaian
yang diharapkan]/s
Contoh:
Suatu perusahaan sepatu akan membuat proyek pembuatan
sepatu model baru, dan harus melalui delapan tahap
kegiatan. Perusahaan membuat perkiraan waktu dan hasilnya
sebagai berikut:
Kegiatan Waktu Waktu Waktu Jalur
optimis pesimis realistis kritis
(a) (b) (m)

A 1 3 2 Ya
B 2 4 3 -
C 1 3 2 Ya
D 2 6 4 -
E 1 7 4 Ya
F 1 9 2 -
G 3 11 4 Ya
H 1 3 2 Ya
* Untuk mencari waktu yang diharapkan perusahaan
dan variansnya, maka dilakukan perhitungan sebagai
berikut
Kegiata (a) (b) (m) Jalur Waktu yang Varians
n kritis diharapkan [(b-a)/6]2
t = (a + 4m + b
)/6

A 1 3 2 Ya 2 0.11
B 2 4 3 - 3 0.11
C 1 3 2 Ya 2 0.11
D 2 6 4 - 4 0.44
E 1 7 4 Ya 4 1.00
F 1 9 2 - 3 1.78
G 3 11 4 Ya 5 1.78
H 1 3 2 Ya 2 0.11
Varians proyek =
(varians kegiatan pada jalur kritis)

= varians A + varians C + varians E +


varians G + varians H
=0,11 + 0,11 + 1,00 + 1,78 + 0,11
=3.11
Standard deviasi proyek (s) =

varians proyek

3.11

=1.76 minggu
Kemudian perusahaan menetapkan batas waktu penyelesaian
proyek yakni selama 26 minggu, maka:

Nilai deviasi normal (Z)


= [batas waktu (n) – waktu penyelesaian yang diharapkan]/S
= (26 minggu – 25 minggu)/1.76
= 1/1.76
= 0.57
Kemudian merujuk pada Tabel Normal, kita dapat mendapat
peluang 0.7157, artinya ada peluang sebesar 71.57% untuk
perusahaan menyelesaikan proyek tersebut dalam kurun
waktu 26 minggu atau kurang dari itu
0.57 Standard deviations
Peluang (T≤26
minggu) adalah
71,57%

25 26 Waktu
minggu
*Sangat bermanfaat untuk menjadwalkan dan
mengendalikan proyek besar.
*Konsep yang lugas (secara langsung) dan tidak
memerlukan perhitungan matematis yang rumit.
*Network dapat untuk melihat hubungan antar kegiatan
proyek secara cepat.
*Analisa jalur kritis dan slack membantu menunjukkan
kegiatan yang perlu diperhatikan lebh dekat.
*Dokumentasi proyek dan gambar menunjukkan siapa
yang bertanggung jawab untuk berbagai kegiatan.
*Dapat diterapkan untuk proyek yang bervariasi
*Berguna dalam pengawasan biaya dan jadwal.

Kelebihan CPM/PERT
* Kegiatan harus jelas dan hubungan harus bebas dan stabil.
* Hubungan pendahulu harus dijelaskan dan dijaringkan
bersama-sama.
* Perkiraan waktu cenderung subyektif dan tergantung
manajer.
* Ada bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya penekanan
pada jalur kritis, maka yang nyaris kritis perlu diawasi.

* Keterbatasan
CPM/PERT
Teori Antrian
TEORI ANTRIAN
 Pelanggan menunggu pelayanan di kasir
 Mahasiswa menunggu konsultasi dengan pembimbing
 Mahasiswa menunggu registrasi dan pembayaran SPP
 Penumpang kereta api menunggu pelayanan loket
penjualan karcis
 Pengendara kendaraan menunggu pengisian bahan
bakar
 Beberapa produk atau komponen menunggu untuk di
selesaikan
 dsb
Stuktur Model Antrian
1. Garis tunggu atau sering disebut antrian (queue)
2. Fasilitas pelayanan (service facility)

Pelanggan
masuk Garis tunggu Pelanggan
Ke dalam sistem atau antrian s keluar dari
antrian sistem
antrian
Fasilitas
Pelayanan

STUKTUR SISTEM
ANTRIAN
* CONTOH SISTEM ANTRIAN
Garis tunggu atau
Sistem Fasilitas
antrian
1. Lapangan terbang Pesawat menunggu di Landasan pacu
landasan
2. Bank Nasabah (orang) Kasir
3. Pencucian Mobil Mobil Tempat pencucian
mobil
4. Bongkar muat barang Kapat dan truk Fasilitas bongkar
muat
5. Sistem komputer Program komputer CPU, Printer, dll
6. Bantuan pengobatan Orang Ambulance
darurat
7. Perpustakaan Anggota perpustakaan Pegawai
perpustakaan
8. Registrasi mahasiswa Mahasiswa Pusat registrasi
9. Skedul sidang Kasus yang disidangkan Pengadilan
pengadilan
*Prosedur Antrian
1. Tentukan sistem antrian yang harus dipelajari
2. Tentukan model antrian yang cocok
3. Gunakan formula matematik atau metode simulasi
untuk menganalisa model antrian
* Komponen sistem antrian
1. Populasi masukan
Berapa banyak pelanggan potensial yang masuk sistem antrian
2. Distribusi kedatangan
Menggambarkan jumlah kedatangan per unit waktu dan dalam periode
waktu tertentu berturut-turut dalam waktu yang berbeda
3. Disiplin pelayanan
Pelanggan yang mana yang akan dilayani lebih dulu : a. FCFS (first come,
first served) b. LCFS (last come, first served) c. Acak d. prioritas
4. Fasilitas Pelayanan
mengelompokkan fasilitas pelayanan menurut jumlah yang tersedia : a.
Single-channel b. multiple-channel
5. Distribusi Pelayanan
a. Berapa banyak pelanggan yang dapat dilayani per satuan waktu
b. Berapa lama setiap pelanggan dapat dilayani
6. Kapasitas sistem pelayanan
memaksimumkan jumlah pelanggan yang diperkenankan masuk dalam
sistem
7. Karakteristik sistem lainnya
Notasi dalam sistem antrian
*n = jumlah pelanggan dalam sistem
* Pn = probabilitas kepastian n pelanggan dalam sistem
*λ = jumlah rata-rata pelanggan yang datang persatuan waktu
*µ = jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per satuan waktu
* Po = probabilitas tidak ada pelanggan dalam sistem
*p = tingkat intensitas fasilitas pelayanan
*L = jumlah rata-rata pelanggan yang diharapkan dlm sistem
* Lq = jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu dalam antrian
*W = waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama dalam sistem
* Wq = waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama menunggu dalam
antrian
* 1/µ = waktu rata-rata pelayanan
* 1/λ = waktu rata-rata antar kedatangan
* S = jumlah fasilitas pelayanan
*SINGLE CHANNEL MODEL
Model yang paling sederhana yaitu model saluran
tunggal atau sistem M/M/1
1. Populasi input tak terbatas
2. Distribusi kedatangan pelanggan potensial
mengikuti distribusi poisson
3. Disipliln pelayanan mengikuti FCFS
4. Fasilitas pelayanan terdiri dari saluran tunggal
5. Distribusi pelayanan mengikuti distribusi poisson
6. Kapasitas sistem diasumsikan tak terbatas
7. Tidak ada penolakan maupun pengingkaran
Persamaan
λ
1 P
μ
2 Pn  P n (1  P)
P λ
3 L 
1-P μ-λ
2 2
λ P
4 L
q 
μ(μ
-λ)1-P
1
5 W
μ-λ
λ
6 W
q 
μ(μ
-λ)
Contoh
PT CIARD mengoperasikan satu buah pompa bensin dengan satu operator.
Rata-rata tingkat kedatangan kendaraan mengikuti distribusi poisson yaitu 20
kendaraan per jam. Operator dapat melayani rata-rata 25 mobil per jam,
dengan waktu pelayanan setiap mobil mengikuti distribusi probabilitas
eksponensial. Jika diasumsikan model sistem antrian yang digunakan
operator tersebut (M/M/1), hitunglah :
1. Tingkat intensitas (kegunaan) pelayanan (p)
2. Jumlah rata-rata kendaraan yang diharapkan dalam sistem
3. Jumlah kendaraan yang diharapkan menunggu dalam antrian
4. Waktu yang diharapkan oleh setiap kendaraan selama dalam sistem
(menunggu pelayanan)
5. Waktu yang diharapkan oleh setiap kendaraan untuk menunggu dalam
antrian
Fasilitas
Pelayanan

Kedatangan Mobil antri


s Mobil
1 pompa bensin
mobil, 15 per menunggu Keluar
melayani 20 mobil
jam pelayanan per jam
SPBU CIARD
Penyelesaian
λ = 20 dan µ = 25
1. Tingkat intenstas (kegunaan) pelayanan atau p
λ 20
p   0,80
μ 25
Angka tersebut menunjukkan bahwa operator akan sibuk melayani
kendaraan selama 80% dari waktunya. Sedangkan 20% dari waktunya
(1 – p) yang sering disebut idle time akan digunakan operator untuk
istirahat, dll
2 λ 20
L   4, atau
μ - λ 25  20
p 0,80
L  4
1 - p 1  0,80
Angka tersebut menunjukkan bahwa operator dapat mengharapkan 4
mobil yang berada dalam sistem
3 λ2 (20) 2 400
Lq     3,20
μ(μ - λ) 25(25  20) 125
Angka tersebut menunjukkan bahwa mobil yang menunggu untuk dilayani
dalam antrian sebanyak 3,20 kendaraan

4 1 1 1
W    0,20 jam atau 12 menit
μ - λ 25  20 25
Angka tersebut menunjukkan bahwa waktu rata-rata kendaraan menunggu
dalam sistem selama 12 menit
λ 20 20
5 Wq     0,16 jam atau 9,6 menit
μ(μ - λ) 25(25  20) 125
Angka tersebut menunjukkan bahwa waktu rata-rata kendaraan menunggu
dalam antrian selama 9,6 menit
Hubungan antara L, Lq, W dan Wq

*L =λW
* Lq = λ Wq
*W = Wq + 1/µ
MULTIPLE-CHANNEL MODEL
(M/M/s)

Dalam Multiple-Channel Model, fasilitas yang dimiliki lebih


dari satu. Huruf (s) menyatakan jumlah fasilitas pelayanan
Contoh
Sebuah rumah sakit memiliki ruang gawat darurat (RGD) yang berisikan
tiga bagian ruangan yang terpisah untuk setiap kedatangan pasien.
Setiap ruangan memiliki satu orang dokter dan satu orang jururawat.
Secara rata-rata seorang dokter dan jururawat dapat merawat 5 orang
pasien per jam. Apabila pasien yang dihadapi hanya luka-luka ringan,
mereka dapat melayani 12 pasien per jam. Laporan pihak statistik
pasien pada rumah sakit tersebut menunjukkan bahwa kedatangan dan
penyelesaian pelayanan mengikuti distribusi Poisson.
Sistem : (M/M/3)
λ = 12 s=3
µ=5
p = 12/3(5) = 0,8
s
s
Pasien menunggu
ddalam antrian untuk s
Pasien datang Pasien pergi
berobat
(rata-rata 12 3 saluran pelayanan
setelah menerma
pasien per jam) 1 team mengobati rata-
rata 15 pasien perjam pengobatan

Model UGD
µ = rata-rata tingkat pelayanan untuk setiap fasilitas pelayanan
λ
p Lq
μs Wq 
λ
 λ n λ s 
 s-1 μ( ) ( )  1
μ  W  Wq 
Po     μ
 n 0 n! λ
s!(1 - ) 
 sμ  λ
L  λW  Lq 
μ
 ( μλ ) n
 n! ( Po ), jika 0  n  s
Pn   λ n
( )
 μ ( Po ), jika n  s
 s!s n -s
λ
Po ( ) s p
μ
Lq  2

s!(1 - p)
* Penyelesaian
λ s
Po ( ) p 0,20(12 ) 5 (12 )
Lq 
μ
 5 15  0,20(13,824)(0,80)
s!(1 - p) 2 12 2 6(0,04)
3!(1 - )
15
2 , 21184
Lq   9 , 216 pasien
0,24
Lq 9 , 216
Wq    0,768 jam atau 46 menit
λ 12
1 1
W  Wq   0,768   0,968 jam atau 58 menit
μ 5
L  λW  12(0,968)  11,62
Model Networks
Sistem Seri

Subsistem 1 Subsistem 2

Sistem Paralele
Ir.IWAN,MM
Teori Pengambilan Keputusan

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai