PERHITUNGAN PENGENDALIAN
UNTUK JARINGAN KERJA
Teori jaringan kerja (network) merupakan salah satu
analisis Teknik Riset Operasional yang dapat
membantu manajemem proyek utk melaksanakan
tugas guna:
(1). Membuat perencanaan
(2). Mengatur jadwal pelaksanaan
(3). Melakukan pengawasan, dan
(4). Mengambil keputusan
terhadap proyek yang sedang berjalan atau proyek
yang sama sekali baru. Suatu proyek pada hakekat-
nya adalah sejumlah kegiatan yang dirangkaikan satu
dengan yang lain maupun tidak. Dalam hal ini teori
jaringan kerja dapat mengatur rangkaian dari kegiat-
an tersebut shg benar-benar efisien.
JARINGAN KERJA (NETWORK)
Ada dua teknik analisis yang dikembangkan :
1. Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)
2. Metode PERT (Project Evaluation and Review
Technique).
3 4
C
2 B
A C A A
1 3 5 1 3 5
1 2
D atau D
B B B C
2 4 6 2 4 6
1 2
2 D
A
1 3 C
4 (benar)
B
C
2 4
8. Nomor kejadian terkecil adalah nomor dari kejadian
awal dan nomor kejadian terbesar adalah nomor
kejadian terakhir. Nomor kejadian ditulis di dalam
lingkaran kejadian.
9. Tiap kejadian diberi selain kode berupa huruf besar
juga boleh diberi kode dengan simbol (I,j), dimana :
i = nomor kejadian awal kegiatan dan j = nomor akhir
kegiatan
1. CRITICAL PATH METHOD (CPM)
yaitu Tahapan penyelesaian persoalan jaringan kerja
dengan Metode Jalur Kritis (CPM) :
1. Menyusun Jaringan Kerja
Kegiatan yg Waktu
No. Kegiatan Kode
mendahului (Minggu)
1 Merencanakan A - 10
2 Memesan Mesin B A 2
3 Menyesuaikan Mesin C B 8
5 Membuat rangka E D 3
3
B C
A 2 8 G
1 10
2 6
5
7
D F
4 1
E
4 3 5
KONSEP WAKTU
Salah satu tujuan utama dari manajemen proyek ialah
menentukan jadwal yang memperlihatkan tanggal mu-
lai dan berakhirnya tiap kegiatan. Jumlah waktu yg
diperlukan utk menyelesaikan satu kegiatan tidak
perlu hrs tergantung pada jumlah waktu yang dibutuh
kan utk menyelesaikan seluruh proyek.
Waktu penyelesaian satu kegiatan harus dianalisis
baik-baik utk menghindari waktu yg terlalu sempit
hingga penyelesaian menjadi terburu-buru dan waktu
yg terlalu longgar hingga penyelesaian kegiatan men-
jadi bertele-tele. Waktu dihitung dlm satuan waktu
tertentu seperti hari, minggu, bulan, atau tahun.
Waktu Kejadian paling Cepat (WKC) untuk kejadian
i adalah waktu paling cepat, dimana kejadian i terwu-
jud sedemikian hingga semua hubungan sebelumnya
yg relevan dengan kejadian i telah selesai dilaksana-
kan.
Waktu Kejadian paling Lambat (WKL) untuk kejadi-
an i adalah waktu paling lambat, dimana kejadian i
terwujud tanpa menunda penyelesaian proyek.
WKC
NK
WKL
Waktu mulai paling Cepat (WMC) suatu kejadian
ialah waktu tercepat yang paling mungkin suatu ke-
giatan mulai.
Waktu selesai paling Cepat (WSC) suatu kejadian
ialah waktu tercepat yang paling mungkin suatu ke-
giatan selesai.
Waktu selesai paling lambat (WSL) suatu kegiatan
adalah waktu paling lambat suatu kegiatan selesai,
tanpa mengganggu waktu penyelesaian proyek.
Waktu mulai paling lambat (WML) suatu kegiatan
adalah waktu paling lambat suatu kegiatan mulai,
tanpa mengganggu waktu penyelesaian proyek (sama
dgn waktu kegiatan dikurangi dari WSL).
• Menentukan Waktu Kejadian Paling Cepat (WKC) :
1. Waktu Mulai Paling Cepat (WMC)
2. Waktu Selesai Paling Cepat (WSC)
WM WS
C C
1 0 A 2 10
10
WKC1=0 WKC2=WKC1+D1,2
WKC2= 0 + 10 = 10
WMC1,2 = 0 WSC1,2 = 10
WKC6 = maks.(WKC3+D3,6;WKC5+D5,6)
= maks.(12+8;17+1) = 20
WM
12 C
3 C WS
8 C
20
6
F
17 1
5
WM
C
Diagram Jaringan Kerja Waktu Paling Cepat
(WKC)
1
3 2
B
2 C
1 8
1 0 A 2 0 20 G 25
10 6 7
5
D 4
F 1
14 E 17
4 5
3
Tabel Waktu Kejadian Paling Cepat (WKC) :
C 3,6 8 12 20
D 2,4 4 10 14
E 4,5 3 14 17
F 5,6 1 17 20
G 6,7 5 20 25
• Menentukan Waktu Kejadian Paling Lambat
(WKC) :
1. Waktu Mulai Paling Lambat (WML)
2. Waktu Selesai Paling lambat (WSL)
WM WS
L L
6 G 7
2 5 25
0
WKL7=25 WKL6=WKL7-D6,7
WKC2= 25 - 5 = 20
WML6,7 = 20 WSL6,7 = 25
WKL2 = min.(WKL3-D2,3;WKL4-D2,4)
= min.(12-2;16-4) = 10
WM WS
L L
C 3
12
2 2
10
D 4
4
16
WS
L
Diagram Jaringan Kerja Waktu Paling Lambat
(WKL)
3
B 1
2 2 C
8
1 A 2
0 10 1 6 G 7
0 20 5 25
D 4
F 1
E
4 5
16 3 19
Tabel Waktu Kejadian Paling Lambat (WKL) :
B 2,3 2 10 12
C 3,6 8 12 20
D 2,4 4 12 16
E 4,5 3 16 19
F 5,6 1 19 20
G 6,7 5 20 25
Diagram Jaringan Kerja Waktu Paling Cepat (WKC) dan
Waktu Paling Lambat (WKL)
1
3 2
B 1
2 2 C
A 8
0 1
1 2 25
0 01 20 G
10 6 7
0 20 5 25
D 4
F 1
14 E 17
4 5
16 3 19
Jalur Kritis
Kejadian WKC WKL
(WKC=WKL)
1 0 0 √
2 10 10 √
3 12 12 √
4 14 16 -
5 17 19 -
6 20 20 √
7 25 25 √
A 1,2 10 0 10 0 0
B 2,3 2 10 12 0 0
C 3,6 8 12 20 0 0
D 2,4 4 10 16 2 0
E 4,5 3 14 19 2 0
F 5,6 1 17 20 2 2
G 6,7 5 20 25 0 0
JALUR KRITIS
Suatu lintasan adalah rangkaian dr sejumlah kegiatan
yg mulai dari kejadian awal dan berhenti pd kejadian
akhir. Berdasarkan ketentuan, maka definisi jalur
kritis dpt ditetapkan sbb :
(1). Jalur kritis terjadi jika lintasan dimana tiap ke-
jadian pada lintasan tersebut mempunyai waktu
kejadian paling cepat = waktu kejadian paling
lambat.
(2). Jumlah waktu yg diperlukan utk menyelesaikan
satu lintasan kritis sama dgn jumlah waktu yg
diperlukan utk menyelesaikan seluruh proyek.
(3). Kegiatan kritis adalah semua kegiatan yg terltk
pada jalur kritis. Dalam suatu diagram jaringan
kerja, jalur kritis ini biasanya ditandai dengan
warna khusus (misalnya merah).
Ketentuan-ketentuan lain :
(1). Jalur kritis juga diperkenankan melalui dummy.
(2). Jalur kritis tidak perlu hanya terdiri dari satu
jalur, tetapi boleh terdiri dari dua atau lebih
jalur.
(3). Waktu penyelesaian satu kegiatan kritis tidak
boleh melebihi waktu yg sudah ditentukan, krn
keterlambatan kegiatan kritis dpt mengganggu
(memperpanjang) waktu penyelesaian seluruh
proyek.
WAKTU MENGAMBANG
Selisih waktu antara waktu yg diperlukan oleh jalur
kritis dgn waktu yg diperlukan oleh jalur yg lain (tak
kritis) disebut slack atau float atau waktu mengam-
bang. Artinya terdapat waktu longgar atau idle time
utk menyelesaikan kegiatan tak kritis sehingga ke-
terlambatan waktu dlm jalur tak kritis hrus diperhi-
tungkan bbrp lama waktu mengambang yg diperkenan
kan utk tiap kegiatan shg jalur kritis tak terganggu.
Apabila adalah harga rata-rata waktu kegiatan
(Wij) dan sebagai standar deviasi, maka :
a + (4m) + b b-a
= ------------- ; dan = ------
6 6
Ternyata dan adalah harga rata-rata (mean) dan
deviasi baku dan distribusi beta adalah sbb :
a m b
Wij
a m b Wij