Anda di halaman 1dari 7

DASAR-DASAR NETWORK PLANNING Penggunaan Network Planning

P
ada bab berikut akan disajikan penggunaan network planning dan
penentuan lintasan kritis, penggunaan EET dan LET pada network untuk
menentukan lintasan kritis.
Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah: (1) mengetahui gambaran langsung
penggunaan diagram network planning dan penentuan lintasan kritis serta
penggunaan EET dan LET, (2) mengetahui dan mengerti kegunaan dan manfaat
dari network planning berikut lintasan kritis, EET, dan LET.

16.1. Penggunaan Network Planning dan Menentukan


Lintasan Kritis
Misalnya terdapat proyek pembuatan mesin besar. Aktivitas-aktivitas dari
pembuatan mesin tersebut, taksiran waktu pelaksanaan, dan urut-urutan
pengerjaan yang disyaratkan dapat dicermati pada Tabel 16.1 berikut:

Tabel 16.1. Uraian Aktivitas, Waktu, dan Urut-urutan Pengerjaan Proyek

Kode Penjelasan Aktivitas Waktu Aktivitas


Aktivitas Pelaksanaan yang
(hari) Mendahului
A Memesan bagian-bagian untuk Sub 1 5 Tidak ada
B Memesan bagian-bagian untuk Sub 2 3 Tidak ada
C Memesan bagian-bagian untuk Sub 3 10 Tidak ada
D Membuat/mengassembling Sub 1 7 A
E Membuat/mengassembling Sub 2 10 B
F Mengassembling Sub 4 5 D dan E
G Membuat/mengassembling Sub 3 9 B dan C
H Assembling terakhir 4 F dan G
I Pemeriksaan dan pengujian 2 H

140
DASAR-DASAR NETWORK PLANNING Penggunaan Network Planning

Dengan notasi-notasi pada bab sebelumnya, maka dapat disusun suatu network
Gambar 16.1. berikut:

2
A(5) D(7)

B(3) E(10) F(5) H(4) I(2)


1 3 5 6 7 8

X(0)
C(10) G(9)
4

Gambar 16.1.
Diagram Perencanaan Jaringan Kerja Proyek Pembuatan Mesin Besar

a. Berapa lama proyek dapat diselesaikan:


Ada 3 (tiga) jalur kritis yang perlu diperhatikan dari awal dimulai sampai
dengan akhir proyek:
1. A-D-F-H-I yang merupakan waktu 5+7+5+4+2 = 23 hari
2. B-E-F-H-I yang merupakan waktu 3+10+5+4+2 = 24 hari
3. C-G-H-I yang merupakan waktu 10+9+4+2 = 25 hari

Jadi proyek dapat diselesaikan dalam waktu 25 hari (hari yang terpanjang dari
jalur-jalur lintasan dari awal dimulai sampai dengan akhir proyek.

b. Adapun lintasan kritis (critical path)nya adalah:


Lintasan kritis melalui aktivitas-aktivitas yang jumlah waktu pelaksanaannya
paling panjang, yaitu melalui jalur C-G-H-I.
Lintasan kritis adalah lintasan yang paling menentukan penyelesaian proyek
secara keseluruhan.
c. Apa gunanya lintasan kritis:
1. Penundaan pekerjaan pada “lintasan kritis” menyebabkan seluruh proyek
tertunda penyelesaiannya.
2. Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya apabila pekerjaan-pekerjaan
yang ada pada lintasan kritis dapat dipercepat.

141
DASAR-DASAR NETWORK PLANNING Penggunaan Network Planning

3. Pengawasan atau kontrol hanya “diketatkan” atau difokuskan pada lintasan


kritis saja.

Untuk itu, pekerjaan-pekerjaan di jalur kritis:

 Perlu pengawasan ketat agar tidak tertunda.


 Kemungkinan di trade off dengan crash program: dipersingkat
waktunya dengan tambahan biaya (lembur).
4. Time slack (kelonggaran waktu) terdapat pada pekerjaan-pekerjaan yang
tidak dilalui lintasan kritis. Kondisi ini memungkinkan bagi manajer untuk
merealokasikan atau memindahkan tenaga kerja, alat-alat, dan biaya-biaya
ke pekerjaan-pekerjaan di lintasan kritis demi efisiensi.

16.2. Penggunaan EET dan LET pada Network untuk


Menentukan Lintasan Kritis
A. Penggambaran NE, EET, dan LET

EET
NE
LET

NE = number of event merupakan indeks urut dari saat/peristiwa sejak awal


sampai dengan akhir, misalnya: pada Gambar 16.1. ditunjukkan nomor 1 sampai
dengan 8.

EET = earliest event time merupakan waktu paling lama peristiwa itu dapat
dikerjakan.

Cara mencarinya (metode algorhitma):


1. Mulai dari event nomor 1 bergerak ke event terakhir dengan cara
menjumlahkan.
2. Bila pada suatu event bertemu 2 (dua) atau lebih kegiatan, EET yang dipakai
adalah waktu yang terbesar.

142
DASAR-DASAR NETWORK PLANNING Penggunaan Network Planning

Contoh: Event nomor 5 dan 6 pada Gambar 16.2.

Event nomor 5, 10, dan 12 pada Gambar 16.3.

LET = latest event time merupakan waktu paling akhir peristiwa itu harus
dikerjakan.

Cara mencarinya (metode algorhitma):


 Mulai dari event akhir bergerak mundur ke event nomor 1 dengan cara
mengurangi.
 Apabila pada suatu event bertemu 2 (dua) atau lebih kegiatan maka LET yang
dipakai adalah waktu yang terkecil.

Contoh: Event nomor 1 dan 3 pada Gambar 16.2.


Event nomor 1, 3, dan 6 pada Gambar 16.3.

143
DASAR-DASAR NETWORK PLANNING Penggunaan Network Planning

B. Contoh Network dengan EET dan LET


Dijelaskan bahwa pada Gambar 16.2., garis double adalah lintasan kritis.

5 D(7)
2
A(5) 7

0 B(3) 3 E(10) 13 F(5) 19 H(4) 23 I(2) 25


3 5 6 7 8
1
0 4 14 19 23 25

X(0)
C(10)
G(9)
10
4
10

Gambar 16.2.
Diagram Perencanaan Jaringan Kerja Proyek Pembuatan Mesin Besar
dengan Lintasan Kritis, EET, dan LET

C. Lintasan Kritis pada Network dengan EET dan LET


Lintasan kritis melalui event-event di mana waktu EET bersamaan dengan waktu
LET pada event tersebut. Kondisi ini menggambarkan bahwa event-event tersebut
tidak mempunyai time slack (kelonggaran waktu) lagi. EET-nya tidak dapat lebih
awal dan LET-nya tidak dapat lebih akhir dari perhitungan. Konsekuensi yang
harus dihadapi oleh manajer adalah diperlukan adanya kontrol yang ketat demi
penyelesaian proyek, sebab lintasan kritis kira-kira 20% dari seluruh lintasan.

 Contoh lintasan kritis dengan waktu EET dan LET yang sama:
Gambar 16.2.: event 1, 4, 6, 7, dan 8 dengan lintasan C-G-H-I
Gambar 16.3.: event 1, 3, 5, 8, 11, 12, dan 13 dengan lintasan F-G-C-D-E-O
 Dalam network yang sesungguhnya lintasan kritis tidak hanya 1 (satu)
lintasan, tetapi seringkali terdapat 2, 3, atau lebih. Lintasan kritis dapat juga
melebihi dummy.

144
DASAR-DASAR NETWORK PLANNING Penggunaan Network Planning

 Event awal (nomor 1), EET-nya dapat dimulai dengan hari ke-0 atau hari ke-1,
tergantung pada perjanjian yang dijadikan dasar. Sedangkan selesainya proyek
dihitung dengan cara EET akhir dikurangi 0 atau dikurangi 1.

Tabel 16.2. Uraian Aktivitas, Waktu, dan Urut-urutan Pengerjaan Proyek


“Perusahaan Assembling Mesin Jahit BUTTERFLY”

Kode Penjelasan Aktivitas Waktu Aktivitas


Aktivitas Pelaksanaan yang
(hari) Mendahului
A Perencanaan biaya 4 Tidak ada
B Menghubungi bank 3 A
C Bank dan bea cukai 7 B dan G
D Biaya impor 5 C
E Biaya keseluruhan 4 D
F Perencanaan material 6 Tidak ada
G Bea cukai material 10 F
H Material ke gudang 6 F
I Seleksi material 5 H
J Material disiapkan 8 I
K Perencanaan tenaga kerja 2 Tidak ada
L Job analysis 4 K
M Rekrutmen tenaga kerja 4 L
N Melatih tenaga kerja 15 M dan H
O Proses assembling 5 E, J, dan N

145
DASAR-DASAR NETWORK PLANNING Penggunaan Network Planning

5 B(3) 17 C(7) 24 D(5) 29


2 5 8 11
14 17 24 29
A(4) G(10
E(4)
1 F(6) 7 H(6) 13 I(5) 18 J(8) 33 O(5) 38
1 3 6 9 12 13
1 7 18 25 33 38
X(0) N(15
K(2)
3 7 13
4 7 10
10 L(4) 14 M(4) 18

Gambar 16.3.
Diagram Perencanaan Jaringan Kerja Proyek Perusahaan Assembling Mesin
Jahit BUTTERFLY dengan Dummy, Lintasan Kritis, EET, dan LET

16.3. Rangkuman
Melalui penerapan network dapat ditentukan lintasan kritis (critical path) yang
merupakan lintasan yang paling menentukan penyelesaian proyek secara
keseluruhan. Lintasan kritis melalui aktivitas-aktivitas yang jumlah waktu
peleksanaannya paling panjang.

Selain itu, dengan menggunakan EET (earliest event time) dan LET (latest event
time) pada network juga dapat ditentukan lintasan kritisnya, yaitu lintasan yang
melalui event-event dengan waktu EET sama dengan waktu LET.

146

Anda mungkin juga menyukai