PERT (Program Evaluation and Review Technique) digunakan untuk penjadwalan proyek.
Informasi yang diperlukan untuk masing – masing kegiatan adalah: (a) urutan dari kegiatan
masing – masing pekerjaan, dan (b) waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing –
masing pekerjaan.
Urutan pekerjaan digambarkan dalam bentuk diagram jaringan, dengan symbol: (a) panah
digunakan untuk mewakili suatu kegiatan, dan (b) simpul (node) digunakan untuk mewakili
suatu kejadian. Contoh diagram jaringan dapat dilihat pada Gambar 4.
Pada Gambar 4 terdapat lima kegiatan, yaitu A, B, C, D, dan E; serta 5 buah kejadian, yaitu 1, 2,
3, 4, dan 5. Awal dan akhir dari suatu kegiatan diawali dengan suatu kejadian dan diakhiri
dengan kejadian yang lainnya. Kejadian yang mengawali suatu kegiatan disebut dengan kejadian
ekor (tail event) dan kejadian yang mengakhiri suatu kegiatan disebut dengan kejadian kepala
(head event). Kegiatan A diawali dengan ekor kejadian 1, dan diakhiri dengan kepala kejadian 2.
Pada Gambar 4: (1) kegiatan A dan B merupakan kegiatan pertama di proyek dan dapat
dikerjakan secara serentak bersamaan, (2) kegiatan C belum dapat dikerjakan apabila pekerjaan
A belum selesai dikerjakan, (3) kegiatan C dan D mendahului kegiatan E, dan (4) kegiatan E
merupakan kegiatan akhir dari proyek dan belum dapat dikerjakan jika pekerjaan C dan D belum
selesai dikerjakan.
Beberapa aturan di dalam penggambaran diagram jaringan: (1) Setiap kegiatan hanya dapat
diwakili oleh satu dan hanya satu panah di jaringan. Tidak ada sebuah kegiatan yang diwakili
dua kali di jaringan (tidak ada kegiatan yang kembar). (2) Tidak ada dua kegiatan yang
ditunjukkan oleh ekor kejadian dan kepala kejadian yang sama.
Situasi tersebut dapat muncul pada dua atau lebih kegiatan yang dapat dilakukan secara serentak,
seperti pada Gambar 5.
Pada Gambar 5 diperlihatkan penggambaran yang salah, karena 2 kejadian A dan B ditunjukkan
oleh ekor kejadian (kejadian nomor 1) dan kepala kejadian (kejadian nomor 2) yang sama. Untuk
kasus seperti Gambar 5, penggambaran yang benar adalah dengan menggunakan kegiatan
boneka/dummy (dummy activity) seperti pada Gambar 6 atau 7.
Untuk meyakinkan hubungan urutan yang benar pada diagram jaringan, pertanyaan-
pertanyaan berikut harus dijawab untuk tiap-tiap kegiatan yang akan ditambahkan di dalam
jaringan, yaitu: (a) Kegiatan apa yang harus sudah diselesaikan terlebih dahulu sebelum suatu
kegiatan tertentu dapat dilakukan ? (b) Kegiatan apa yang harus mengikuti kegiatan tertentu ? (c)
Kegiatan apa yang harus dilakukan serentak dengan kegiatan tertentu ?
Dari kasus berikut: (a) kegiatan A, B dan C merupakan kegiatan pertama dan dapat
dilakukan secara serentak, kegiatan A mendahului kegiatan D, kegiatan B mendahului kegiatan
E, F dan G, dan kegiatan C mendahului kegiatan G. (b) kegiatan D dan E mendahului kegiatan H
dan J. (c) kegiatan F mendahului kegiatan I, (d) kegiatan G mendahului kegiatan J, dan (e)
kegiatan H, I, dan J merupakan kegiatan terakhir pada proyek; maka dapat digambarkan diagram
jaringan proyek sebagaimana yang disajikan pada Gambar 8.
Gambar 8. Diagram Jaringan Proyek
Pada gambar 8 terlihat ada 7 jalur kegiatan, yaitu: (1) A, D, H (2) A, D, J (3) B, E, H (4) B,
E, J (5) B, F, I, (6) B, G, J, dan C, G, J. Suatu jalur kritis adalah jalur yang menunjukkan
kegiatan kritis dari awal kegiatan sampai dengan akhir kegiatan pada diagram jaringan. Suatu
kegiatan disebut sebagai kegiatan kritis apabila penundaan waktu pada kegiatan tersebut akan
mempengaruhi waktu penyelesaian dari proyek. Adapun kegiatan disebut tidak kritis jika
kegiatan tersebut mempunyai waktu yang dapat ditunda. Waktu yang dapat ditundan pada
kegiatan yang tidak kritis disebut slack atau float.
Sebagai contoh, dari gambar 8 tersebut diketahui waktu penyelesaian kegiatannya disajikan
pada Tabel 2.
Lebih lanjut, untuk tiap-tiap simpul (node) dapat dijelaskan adanya ES (earliest start time,
waktu mulai tercepat) dan LF (latest finish time, waktu selesai terlama). Untuk menghitung ES
dengan menggunakan prinsip forward pass, sedangkan untuk menghitung LF dengan backward
pass. Penggambaran akhir dari perhitungan ES dan LF disajikan pada gambar 9.
Kenyataan di lapangan, waktu dari masing-masing kegiatan proyek tidak dapat ditentukan
dengan pasti. Untuk mengestimasi waktu yang diharapkan yang mengandung unsur probabilitas
tersebut digunakan multiple – estimate approach, dengan menggunakan tiga waktu yang dipakai
pada masing-masing kegiatan, yaitu: a = waktu optimis (most optimist time), yaitu waktu paling
cepat dilakukan, b = waktu pesimis (most pessimistic time), yaitu waktu paling lama dilakukan,
dan m = waktu tengah-tengah (most likely), yaitu waktu medium yang dilakukan.
Waktu yang diharapkan serta simpanan bakunya sebagaimana yang dikutip oleh jogiyanto
(1990) adalah dirumuskan sebagai berikut:
........................................................ (1)
Dengan:
................................................................. (2)
Dengan:
Diberikan contoh, ada enam kegiatan pada suatu proyek, yang diagram jaringannya
disajikan pada Gambar 10. Adapun data ai, bi, dan mi disajikan pada tabel 4 pada kolom 2, 3, dan
4. Maka nilai waktu harapan (ti) dan simpangan baku disajikan pada kolom 5 dan 6.
Tabel 4. Kegiatan, ai, bi, mi, Waktu Harapan (ti) dan Simpangan Baku
Jalur kritis yang terbentuk adalah kegiatan A-C, dengan total waktu pada jalur kritis adalah 15
hari + 10 hari = 25 hari.
Gambar 10. Diagram Jaringan
Besarnya simpangan baku untuk jalur kritis dapat dihitung dari akar penjumlahan variasi
kegiatan – kegiatan pada jalur kritis, sehingga:
Misalnya akan dihitung probabilitas proyek tersebut dapat diselesaikan dalam waktu 30 hari,
maka terlebih dahulu dihitung nilai Zh sebagai berikut:
................................................ (3)
dengan:
=3
Dengan melihat tabel kurva normal pada Tabel 5, maka diperoleh nilai Z = 0,99865.
Dengan demikian diperoleh nilai probabilitas selesainya proyek tersebut dalam waktu 30 hari
adalah 99,865 %.
3.0 .9986
3.9