Anda di halaman 1dari 16

5/17/2018 ProposalKampanyeDisabiltyAwarenessWeek-slidepdf.

com

PROPOSAL KAMPANYE
DISABILITY AWARENESS WEEK
“Membangun Kesadaran Demi Kesetaraan”  

Sebuah gerakan untuk menumbuhkan kesadaran sosial


terhadap kebutuhan dan kepentingan kaum difabel 

Pusat Kajian Disabilitas


Universitas Indonesia
2011
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kampanye-disabilty-awareness-week 1/16  
5/17/2018 ProposalKampanyeDisabiltyAwarenessWeek-slidepdf.com

“Yang kami harapkan bukan perhatian yang berlebihan, akan tetapi 


pemikiran dan kesadaran untuk menyejajarkan para penyandang cacat
— Elfrina M
(Tunanetra, Aktivis H

Hear their sound? Be a part of “Disability Awareness Wee

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kampanye-disabilty-awareness-week 2/16  
5/17/2018 ProposalKampanyeDisabiltyAwarenessWeek-slidepdf.com

Background

Istilah difabel merupakan singkatan yang berasal dari Bahasa Ingggris, Different 
 Ability People, yang berarti Orang dengan Kemampuan Berbeda. Istilah difabel merujuk
pada orang-orang yang menyandang keterbatasan secara fisik, atau sering disebut
sebagai penyandang cacat. Istilah difabel diperkenalkan karena adanya kesadaran
bahwa setiap manusia diciptakan berbeda sehingga keterbatasan fisik tersebut tidak
seharusnya dipandang sebagai kecacatan, melainkan perbedaan.

Meskipun seharusnya tidak dipandang sebagai orang cacat, di lingkungan sosial

masyarakat Indonesia, kalangan difabel atau disable merupakan salah satu kelompok
yang hingga saat ini keberadaannya masih termarjinalisasi baik secara sosial, ekonomi,
dan politik. Bahkan secara data statistika, berapa banyak jumlah orang-orang difabel di
Indonesia tidak diketahui secara pasti.

Kalangan difabel seringkali tersingkirkan dari wacana permasalahan sosial dan


hak asasi manusia. Padahal mereka juga merupakan manusia utuh yang hidup di
lingkungan sosial sebagai anggota masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, kecacatan
fisik masih dimaknai sebagai suatu ketidaksempurnaan, sesuatu yang abnormal, bahkan
terkadang dipandang sebagai aib yang memalukan. Di kalangan akademis, isu
kebutuhan kalangan difabel belum menjadi sorotan utama bagi para pemerhati masalah
sosial dan hak asasi manusia di Indonesia padahal ia merupakan masalah yang krusial.
Begitu pula di mata kaum pemuka agama, kecacatan yang diderita orang difabel
seringkali masih dianggap sebagai kodrat, cobaan Tuhan, yang harus diterima dengan
sabar dan oebuh kepasrahan. Hal ini akhirnya menyebabkan terbetuknya pola pikir 
dalam diri para penyandang cacat bahwa segala pandangan negatif, marginalisasi, dan
segala keterbatasan merupakan konsekuensi dari takdir Tuhan yang harus diterima
dengan lapang dada. Akibatnya, selain kondisi fisiknya yang tidak sempurna, kondisi
mental dan psikologis mereka pun ikut terkikis dan terpojok.

Kalangan difabel merupakan kelompok yang memiliki kebutuhan khusus. Namun,


kurangnya perhatian terhadap keberadaan dan kepentingan kalangan difabel membuat
berbagai kebutuhan khusus mereka menjadi diabaikan. Berbagai fasilitas publik tidak
diciptakan dengan mmperhatikan kondisi fisik mereka. Kalangan difabel pun menghadapi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kampanye-disabilty-awareness-week 3/16  
5/17/2018 ProposalKampanyeDisabiltyAwarenessWeek-slidepdf.com

berbagai kesulitan dalam bersekolah, bekerja, dan melakukan aktivitas sosial lainnya
karena terbatasnya akses mereka dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi, dan
pelayanan umum serta kesehatan. Dalam konteks kebijakan publik dan ranah politik pun,
kalangan difabel ditempatkan sebagai objek. Para penyandang cacat ini belum menda-
patkan ruang yang bermartabat dalam proses perancangan kebijakan dan pemerintahan,
meskipun kebijakan tersebut sebenarnya ditujukan untuk mereka. Keterbatasan akses
sumber daya ini berujung pada fakta yang memprihatinkan, sebagian besar kalangan
difabel hidup di bawah garis kemiskinan.

Di tingkat internasional, hak orang difabel sebenarnya dijamin melalui Konvensi


PBB mengenai Hak-hak Orang dengan Disabilitas ( UN Covention on the Rights of Peo-
 ple with Disabilities). PBB memandang disabilitas sebagai kondisi dua arah yang tercipta

karena adanya “kecacatan” pada diri seseorang dan sikap masyarakat atau kebijakan
pemerintah yang tidak mengakui atau mengakomodasi kecacatan tersebut, sehingga ke-
catatan itu menjadi disabilitas. Jika masyarakat atau pemerintah mengakomodasi setiap
keterbatasan manusia, maka kecacatan menjadi kurang relevan dalam menentukan ting-
kat partisipasi siapapun di masyarakat.

Meningkatnya kesadaran internasional dan kondisi memprihatinkan yang selama


ini dialami oleh para difabel di Indonesia mengilhami kesadaran beberapa difabel dan

  juga kativis ppeduli difabel untuk melakukan beberapa aktivitas yang berkaitan dengan
pemberdayaan dan advokasi untuk bagi sesamanya. Kegiatan pemberdayaan dan
advokasi terhadap kelompok difabel mulai marak dilakukan pada akhir tahun 1990 atau
menjelang masa reformasi. Sebagai dampaknya adalah munculnya beberapa orang
aktivis difabel yang menjadi motor gerakan difabel di Indonesia. Munculnya gerakan
difabel di Indonesia juga merupakan salah satu bentuk kritik nyata para difabel terhadap
keberadaan organisasi penyandang cacat dan institusi pemerintah karena meraka yang
seharusnya paling bertanggung jawab, justru tidak mampu memenuhi hak para difabel di
Indonesia. Gerakan difabel di Indonesia mencapai puncaknya pada awal tahun 2000
dengan diluncurkannya Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional (GAUN 2000).

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kampanye-disabilty-awareness-week 4/16  
5/17/2018 ProposalKampanyeDisabiltyAwarenessWeek-slidepdf.com

SWOT Analysis

STRENGTHS WEAKNESS

  Adanya kemauan yang keras


dalam diri kaum difabel untuk
mandiri dan setara dengan
orang lain  Kondisi mental dan psikis
kalangan difabel yang belum
 Kesadaran dalam diri terbangun sehingga rentan
Tabel Internal
kalangan difabel untuk terhadap pandangan negatif 

memperjuangkan hak masyarakat


asasinya
 Keterbatasan fisik yang
 Mulai banyak kalangan dialami kalangan difabel
difabel yang menjadi opinion
leader  dan memberi inspirasi
bagi kalangan difabel lainnya

OPPORTUNITY THREAT

 Perkembangan paradigma
yang menempatkan kaum  Stigma masyarakat yang
difabel dalam kerangka HAM negatif terhadap kalangan
di lingkungan akademis difabel
Tabel Eksternal
 Peningkatan wacana  Kurangnya kepedulian
disabilitas di media massa, pemerintah untuk
terutama media online meningkatkan aksesibilitas
 Tumbuhnya komunitas dan sumber daya bagi kalangan
aktivis yang peduli pada difabel
kaum difabel

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kampanye-disabilty-awareness-week 5/16  
5/17/2018 ProposalKampanyeDisabiltyAwarenessWeek-slidepdf.com

Situation Analysis
Selama ini masyarakat memandang kalangan difabel dengan berbagai stigma
negatif. Keterbatasan yang dimiliki kalangan difabel   dipandang dengan berlebihan.
Kalangan difabel  dipandang sebagai orang sakit, tidak berdaya, dan harus ditolong.
Masyarakat sering kali memperlakukan penyandang cacat dengan bantuan yang berlebi-
han dan sebisa mungkin tidak memberi penyandang cacat kewajiban apapun. Pandan-
gan dan sikap tersebut akhirnya menghambat mereka untuk berkembang.

Tidak hanya stigma dan pandangan negatif, kalangan difabel juga banyak mene-
rima diskriminasi dalam hal aksesibilitas dalam berbagai bidang kehidupan. Mulai dari
fasilitas umum dan fasilitas sosial yang tidak kompatibel dengan kondisi fisik mereka
serta minimnya sarana pendidikan yang sesuai bagi anak-anak difabel yang memiliki ke-
butuhan khusus, seperti kaum difabel. Pemerintah, sebagai pihak yang semestinya
paling bertanggung jawab, justru cenderung melupakan kebutuhan kaum difabel. Kondisi
ini diperburuk dengan rendahnya tingkat kesejahteraan kaum difabel yang akhirnya
membuat posisi tawar mereka rendah di mata masyarakat.

Segala permasalahan tersebut pada dasarnya berakar dari kurangnya kesadaran

masyarakat untuk menempatkan kalangan difabel dalam posisi yang setara dengan
manusia lainnya. Ketidaksadaran masyarakat ini tidak lain merupakan hasil konstruksi
sosial yang menanamkan paradigma bahwa kecacatan fisik merupakan kelemahan yang
mengakibatkan keterbatasan dan para penyandang cacat adalah orang yang seharusnya
dikasihani dan ditolong.

Dengan mengetahui akar permasalahan tersebut, sesungguhnya kita dapat


memutus mata rantai marjinalisasi terhadap kalangan difabel. Melalui transfromasi

paradigma masyarakat menjadi perspektif yang memandang masalah penyandang cacat


sebagai masalah sosial yang menyangkut hak asasi manusia untuk memperoleh
perlakuan yang sama, kesadaran sosial terhadap kebutuhan mereka dapat dibangun.
Tentu saja masyarakat inklusif yang suportif terhadap kaum difabel tersebut tidak
mungkin diciptakan melalui langkah praktis dalam waktu singkat. Namun, hal tersebut
tentu terwujud apabila dilakukan berbagai proses internalisasi nilai-nilai penghargaan
terhadap kesetaraan hak asasi kalangan difabel secara intensif dan bertahap.

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kampanye-disabilty-awareness-week 6/16  
5/17/2018 ProposalKampanyeDisabiltyAwarenessWeek-slidepdf.com

Core Problem
Dari hasil riset dan analisis situasi yang telah dilakukan, permasalahan ini men-
genai kondisi kaum difabel dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Karena kurangnya kesadaran sosial terhadap kesetaraan hak asasi kalangan difa-
bel, kalangan difabel banyak mengalami diskiriminasi secara ekonomi, sosial, dan
  politik; seperti kurangnya aksesibilitas dan banyaknya stigma negatif masyarakat 
yang dilekatkan pada mereka sehingga menghambat kalangan difabel untuk 
mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas kehidupannya secara mandiri”  

Berdasarkan pada masalah inti di atas, maka Pusat Kajian Disabilitas Universitas
Indonesia (Puskadis UI) berencana menciptakan sebuah gerakan sosial yang integratif 
demi memperjuangkan kepentingan kalangan difabel yang selama ini lebih sering
terpinggirkan. Sebagai sebuah lembaga di lingkungan akademis yang berupaya mening-
katkan kualitas hidup para difabel, Puskadis UI menyelanggarakan kampanye “Disability 
 Awareness Week ” atau Pekan Kesadaran pada Kebutuhan Difabel , dengan mengangkat
tema besar “ Membangun Kesadaran demi Kesetaraan”. Kegiatan ini merupakan
perwujudan salah satu visi Puskadis UI sebagai lembaga yang mengembangkan wacana
orang dengan disabilitas melintasi batas-batas retorika semata, menjadi aksi nyata seka-
ligus sebagai bentuk komitmen Universitas Indonesia dalam hal pengabdian masyarakat.

Kampanye ini akan diadakan dalam kurun waktu satu pekan mulai dari tanggal 28
November sampai dengan puncak acara yang akan diadakan pada tanggal 3 Desember 
2011 yang bertepatan dengan World Disability Day  atau Hari Difabel Internasional seba-
gai momentum penting dalam upaya memperjuangkan kesetaraan hak asasi bagi kaum
difabel.

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kampanye-disabilty-awareness-week 7/16  
5/17/2018 ProposalKampanyeDisabiltyAwarenessWeek-slidepdf.com

Goal and Objective


GOAL

“Terwujudnya masyarakat inklusif yang menempatkan kesetaraan bagi kalangan difabel


melalui peningkatan aksesibilitas bagi kalangan difabel dalam aspek sosial, ekonomi,
pendidikan, politik, dan pelayanan umum” 

OBJEKTIF

1. Membentuk kesadaran sosial akan keberadaan dan kebutuhan kaum difabel

2. Meminimalisasi stigma dan meluruskan pandangan negatif terhadap kaum difabel

3. Menjadikan ingkungan akademis sebagai motor penggerak perubahan cara pandang


mengenai kaum difabel

4. Melatih kaum difabel menjadi kelompok yang kuat, terampil, berkompeten, dan
mandiri serta meningkatkan solidaritas sosial antar kaum difabel

5. Meningkatkan pembentukan wacana mengenai kaum difabel

6. Mengembangkan peranan komunitas dan aktivis dalam memperjuangkan


kepentingan kaum difabel

7. Memperkuat posisi tawar kaum difabel di mata hukum, politik, dan pemerintahan,
terutama dalam hal perancangan kebijakan mengenai kaum difabel

8. Meningkatkan kesadaran pemerintah untuk menyediakan berbagai fasilitas umum


dan pelayanan publik yang mendukung kaum difabel

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kampanye-disabilty-awareness-week 8/16  
5/17/2018 ProposalKampanyeDisabiltyAwarenessWeek-slidepdf.com

Target Audience
TARGET KHALAYAK

JENIS KARAKTERISTIK
KHALAYAK Demografis Psikografis Geografis
 Pengetahuan moral
 Laki-laki & Perempuan dasar dan biasanya
 Anak-anak dan berbasis religius  Wilayah Depok
 Usia 10-15 thn
Remaja  Pandangan terhadap dan sekitarnya
 Pendidikan SD-SMP kaum difabel dibentuk
orang tua
 Kondisi mental sering

Pria dan Wanita terpengaruh
 Usia 20-45 tahun lingkungan sekitar 
 Berbagai tingkat  Wilayah
Kaum Difabel  Terdiskriminasi
pendidikan secara sosial Jabodetabek
 Berbagai status sosial  Memperjuangkan
ekonomi kesetaraan haknya
 Pria dan Wanita  Mulai terbentuk  Kampus UI Depok
 Akademisi
 Usia 18-45 thn wacana kesetaraan  Kampus lain di
(Mahasiswa dan
 Pendidikan S1  Tingkat pengetahuan wilayah
Dosen)
 Status Ekonomi A-B dan kesadaran tinggi Jabodetabek

 Pria dan Wanita  Memperjuangkan


Komunitas dan kesetaraan bagi
 Usia 25-45 thn  Wilayah
 Aktivis Kaum difabel
Difabel  Pendidikan min. SMA Jabodetabek
 Tingkat pengetahuan
 Status Ekonomi A-C dan kesadaran tinggi

PUBLIK POTENSIAL (KEY PUBLIC )


Dari berbagai target khalayak tersebut, yang dipilih menjadi khalayak potensial atau se-

bagai target utama yaitu kelompok Akademisi dan kelompok Aktivis (Komunitas). Hal ini
didasarkan pada fakta bahwa kedua kelompok tersebut merupakan opinion leader yang
dapat merancang isu difabel sebagai wacana publik yang lebih luas untuk membangun
awareness terhadap kaum difabel dalam benak masyarakat umum . 

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kampanye-disabilty-awareness-week 9/16  
5/17/2018 ProposalKampanyeDisabiltyAwarenessWeek-slidepdf.com

Messages
PESAN PRIMER

“Kalangan Difabel adalah manusia utuh yang harus diperhatikan hak asasinya”  

PESAN SEKUNDER

1. Keterbatasan fisik yang dialami kaum difabel tidak boleh dianggap sebagai aib atau
sesuatu yang yang memalukan

2. Kaum difabel bukan kelompok yang tidak berdaya, harus selalu dikasihani, dan harus
selalu dibantu

3. Kaum difabel seharusnya diberdayakan dan diberi ruang untuk menunjukkan eksis-
tensi dan kompetensinya

4. Sebagai manusia yang tercipta dengan kebutuhan khusus, kaum difabel harus ditun-
 jang dengan pelayanan publik yang mendukung kebutuhan khusus mereka

5. Kaum difabel seharusnya mendapatkan akses dan tempat yang setara dengan manu-

sia lainnya dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi, politik, dan pemerintahan

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kampanye-disabilty-awareness-week 10/16  
5/17/2018 ProposalKampanyeDisabiltyAwarenessWeek-slidepdf.com

Strategies - Tactics
STRATEGI

1. Melakukan kampanye melalui media massa serta materi publikasi lain

2. Melakukan suatu sosialisasi untuk memberikan informasi dan meluruskan pandangan


negatif masyarakat

3. Menjadikan isu difabel menjadi salah satu wacana utama dalam kajian masalah sosial
di lingkungan akademis dan di media massa

4. Membuat suatu program yang dapat menjembatani kaum difabel dan pemerintah

sehingga suara dan kepentingan mereka dapat diperhatikan


5. Membuat program community development  bagi pemberdayaan dan peningkatan
kualitas hidup difabel

6. Mengadakan program yang bertujuan menginternalisasikan nilai-nilai kepedulian pada


kaum difabel pada anak-anak dan remaja

TAKTIK

1. Kampanye “Equality for Different Ability” 


2. Mengadakan Eksibisi “Disability Community Fair”  

3. Mengadakan Kajian “Potret Disabilitas dalam Konstruksi Sosial”  

4. Mengadakan konferensi kaum difabel dan membuat petisi “Suara Difabel untuk Pe-
merintah” 

5. Mengadakan “Pekan Pemberdayaan Kaum Difabel”  

6. Mengadakan Rangkaian Lomba “Kepedulian terhadap Kaum Difabel” bagi pelajar SD


dan SMP

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kampanye-disabilty-awareness-week 11/16  
5/17/2018 ProposalKampanyeDisabiltyAwarenessWeek-slidepdf.com

Events in Details
Kampanye “Equality for Different Ability”  

Sebuah kampanye melalui publikasi di media massa dan tempat-tempat publik yang ber-
tujuan untuk menyebarluaskan informasi dan meningkatkan kesadaran akan keberadaan
kaum difabel. Kampanye dilakukan dengan cara memasang iklan di media massa serta
memasang poster dan menyebarkan newsletter  di lingkungan UI serta kawasan publik
yang potensial lainnya di sekitar Depok. Seluruh media publikasi yang digunakan, baik
iklan maupun poster dan newsletter, berisi seruan yang menginspirasi dan menggugah
kesadaran publik untuk mensejajarkan kaum difabel. Kampanye melalui media publikasi

ini dilakukan selama sebulan dari tanggal 1 November sampai 3 Desember 2011.

Eksibisi “Disability Awareness Fair” 

Pameran mengenai kaum difabel yang diadakan selama satu bulan dan terdiri dari ber-
bagai rangkaian acara yang berbeda setiap minggunya, antara lain:

 Open house bagi komunitas peduli kaum difabel Universitas Indonesia selama se-
pekan mulai dari tanggal 28 November-2 Desember 2011 yang akan bertempat di

Gedung Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia


 Pemutaran film mengenai kaum difabel selama tiga hari mulai dari tanggal 28-30
November 2011 yang akan bertempat di Auditorium Pusat Studi Jepang UI

 Pameran fotografi dengan tema “Mereka yang Spesial” menampilkan potret -potret
kemandirian para penyandang cacat selama sepekan, bertempat di selasar Gedung
Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia

 Pesta Rakyat sebagai puncak acara Kampanye ”Disability Awareness Week”  dengan

menyelenggarakan pentas kesenian yang menampilkan seniman serta atlet-atlet


berbakat dari kalangan difabel.

Kajian “Potret Disabilitas dalam Konstruksi Sosial”  

Seminar dan diskusi panel mengenai konstruksi Sosial terhadap citra kaum difabel
yang akan diadakan pada tanggal 1 Desember 2011 di Auditorium Pusat Studi Jepang UI  

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kampanye-disabilty-awareness-week 12/16  
5/17/2018 ProposalKampanyeDisabiltyAwarenessWeek-slidepdf.com

Events in Details
dengan mengundang kalangan difabel, aktivis disabilitas, mahasiswa, akademisi, serta
mengundang pihak pemerintah dan media massa dan bertujuan untuk mengintesifkan
kajian kaum difabel di lingkungan akademis dan agenda media massa.  

Konferensi Kaum Difabel dan Pembuatan Petisi “Suara Difabel untuk Pemerintah”  

Sebuah konferensi yang diikuti oleh kalangan difabel dan para aktivis peduli kaum difabel
yang bertujuan untuk membentuk wadah jejaring dan komunikasi antar aktivis gerakan
difabel di Indonesia, menyatukan visi aktivis gerakan difabel di Indonesia, dan
merumuskan Rencana Aksi Gerakan Difabel Indonesia secara berkesinambungan, dan
selanjutnya merumuskan petisi untuk menyuarakan kepentingan kaum difabel pada
pemerintah. Konferensi ini diselenggarakan selama dua hari dari tanggal 2-3 Desember 
2011 di Auditorium Pusat Studi Jepang UI.

“Pekan Pemberdayaan Kaum Difabel”  

  Acara pengabdian masyarakat dan community development  yang berbetuk workshop


dan pelatihan keterampilan bagi kaum difabel. Pelatihan keterampilan ini beragam dan
disesuaikan dengan kebutuhan khusus yang dimiliki setiap orang dengan disabilitas.
 Acara ini diselenggarakan melalui kerja sama dengan berbagai komunitas dan panti eha-
bilitasi penyandang cacat. Acara ini akan diadakan di tiga panti rehabilitasi penyandang
cacat di wilayah Depok selama sepekan dari tanggal 28 Noviember-2 Desember 2011.

Rangkaian Lomba bagi pelajar SD dan SMP


Rangkaian lomba ini terdiri dari lomba menggambar dan lomba cerpen yang bertemakan
“Kepedulian terhadap Kaum Difabel”. Lomba ini bertujuan untuk membangun pola pikir 
sejak dini yang peduli dengan keberadaan dan kebutuhan kaum difabel. Lomba ini dise-
lenggarakan selama Bulan Oktober-November dengan puncak acara penghargaan saat
Pesta Rakyat tanggal 3 Desember 2011.

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kampanye-disabilty-awareness-week 13/16  
5/17/2018 ProposalKampanyeDisabiltyAwarenessWeek-slidepdf.com

Calendar Timeline
PERENCANAAN WAKTU

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kampanye-disabilty-awareness-week 14/16  
5/17/2018 ProposalKampanyeDisabiltyAwarenessWeek-slidepdf.com

Evaluation Tools
KRITERIA PENGUKURAN

Kampanye yang dilaksanakan dianggap sukses apabila :

1. Persepsi dan pandangan negatif masyarakat terhadap kaum difabel menurun


dengan indikator dari riset kualitatif 

2. Kesadaran lingkungan akademis serta masyarakat di sekitar Depok terhadap


eksistensi dan kebutuhan kaum difabel mencapai lebih dari 50 % diukur riset
kuantitatif survei

3. Jumlah wacana di media massa dan media online yang mengangkat isu kaum
difabel meningkat lebih dari 25 %

4. Program pemberdayaan kaum difabel dilakukan secara berkesinambungan oleh


komunitas-komunitas terkait

5. Menguatnya posisi tawar kaum difabel di mata pemerintah yang ditunjukan


dengan tumbuhnya wacana kebijakan mengenai kaum difabel

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kampanye-disabilty-awareness-week 15/16  
5/17/2018 ProposalKampanyeDisabiltyAwarenessWeek-slidepdf.com

Proposal ini Dibuat untuk Tugas


Ujian Tengah Semester Genap 2011
Mata Kuliah Strategi Media Komunikasi, oleh :

AULIA DWI NASTITI


0906561452
Komunikasi Media – Departemen Ilmu Komunikasi
Universitas Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kampanye-disabilty-awareness-week 16/16  

Anda mungkin juga menyukai