Anda di halaman 1dari 6

Tingginya Kecelakaan Lalu Lintas Bikin Negara Merugi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tingginya Kecelakaan Lalu Lintas Bikin
Negara Merugi", https://otomotif.kompas.com/read/2018/09/21/200029115/tingginya-kecelakaan-
lalu-lintas-bikin-negara-merugi.
Penulis : Alsadad Rudi
Editor : Agung Kurniawan

Penulis Alsadad Rudi | Editor Agung Kurniawan JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia


dilaporkan masih menjadi salah satu negara dengan tingkat kecelakaan lalu lintas tertinggi di
dunia. Padahal kecelakaan lalu lintas dapat berujung pada kemiskinan sistemik jika korban
adalah tulang punggung keluarga. Dampaknya bahkan bisa ke persoalan ekonomi nasional.
Pada diskusi yang diadakan Lalintas dan United in Diversity (UID), di Jakarta pada Jumat
(21/9/2018), disebutkan bahwa WHO memperkirakan kerugian negara karena kecelakaan di
jalan raya bisa mencapai 3 persen dari total Produk Domestik Bruto. Dalam laporan tahunannya,
Badan Pusat Statistik juga menyatakan bahwa kerugian negara pada tahun 2016 karena
kecelakaan di jalan raya hampir mendekati RP 227 miliar. Mengacu pada data itulah, Lalintas,
sebuah platform khusus di bidang kampanye keselamatan jalan raya, bekerjasama dengan
organisasi non-profit UID dan sejumlah pemerhati keselamatan lalu lintas membentuk sebuah
gerakan bersama dalam upaya menekan jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Co-
Founder Lalintas Chaerany Putri menyatakan, keselamatan di jalan raya menjadi tanggung
jawab bersama, bukan hanya pemerintah. Sehingga ia menilai sudah saatnya isu keselamatan
lalu lintas mendapatkan perhatian yang lebih serius dari kita semua karena angka kecelakaan
Ialu lintas per tahunnya masih relatif cukup tinggi. "Angka kematian dari kecelakaan Ialu lintas
mencapai 2 hingga 3 jiwa per jam di Indonesia," kata Putri. Baca juga: Kecelakaan di Tol
Tangerang Bukti Tidak Amannya Bahu Jalan Tol Sejumlah warga melihat sebuah bus
berpenumpang wisatawan yang masuk jurang di Tanjakan Letter S, Cikidang, Sukabumi, Jawa
Barat, Sabtu (8/9/2018). Data Polres Sukabumi menyebutkan kecelakaan lalu lintas tunggal ini
mengakibatkan 21 orang tewas dan 17 luka-luka berat dan ringan.(ANTARA
FOTO/BUDIYANTO) Dalam diskusi yang diadakan Lalintas dan UID, digelar pula deklarasi
gerakan bersama "Indonesia: Road to Safety". Gerakan ini merupakan sebuah bentuk dukungan
atas kampanye yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui World Health
Organization (WHO), yakni Dekade Aksi Keselamatan Jalan 2011-2020. Tujuan dari kampanye
ini adalah untuk mengurangi angka kematian akibat kecelakaan sebanyak 50 persen pada tahun
2020. Menurut Putri, upaya penurunan angka kecelakan lalu lintas memerlukan aksi nyata
yang berkelanjutan dan secara bersama-sama. Tanpa aksi nyata dan gerakan bersama,
kecelakaan lalu lintas diprediksi dapat menjadi penyebab kematian ketujuh tertinggi di dunia
pada tahun 2030. Saat ini, setiap tahunnya tercatat sekitar 26.000-29.000 jiwa tewas karena
kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Jika mengacu pada Program Dekade Aksi Keselamatan
Jalan, Indonesia memiliki target untuk mengurangi korban meninggal hingga 14.000-15.000 jiwa
pada 2020. Baca juga: Rawan Kecelakaan, Ini Area “Blind Spot” pada Truk Mobil Mazda
berwarna merah berpelatnomor B 900 RED yang dikemudikan oleh Berlyno Julian (19)
menabrak sebuah truk trailer di bahu jalan Tol Jakarta - Bitung Tangerang KM 21.200 A pada
Jumat (14/9/2018) pukul 08.20 WIB. (Dok. Satlantas Metro Tangerang ) Oleh karena itu, Putri
menyatakan Lalintas bersama UID akan membantu pemerintah mencapai target ini lewat
gerakan "Indonesia: Road to Safety". Melalui gerakan ini, ia menyatakan pihaknya akan
membangun kesadaran untuk mengubah mindset dalam berkendara yang aman dan nyaman.
Pendekatan akan dilakukan dengan cara yang kreatif. Tidak hanya dengan metode sosialisasi,
namun juga dengan pendekatan permainan-permainan sosial yang menggugah, khususnya bagi
para remaja.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tingginya Kecelakaan Lalu Lintas Bikin
Negara Merugi", https://otomotif.kompas.com/read/2018/09/21/200029115/tingginya-kecelakaan-
lalu-lintas-bikin-negara-merugi.
Penulis : Alsadad Rudi
Editor : Agung Kurniawan
Angka Kecelakaan Lalu Lintas
Indonesia Termasuk Tinggi di
ASEAN

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Indonesia Jenderal


Tito Karnavian mengatakan tingkat kecelakaan lalu
lintas di Indonesia masih tinggi di antara negara-negara
ASEAN. "Masalah lalu-lintas yang paling tinggi adalah
kecelakaan di jalan,” kata Tito, saat membuka Forum
Polantas ASEAN 2017 bertajuk Kerja Sama Global untuk
Menciptakan Keselamatan Berlalu Lintas di Negara-negara
ASEAN, di Jakarta, Rabu, 15 November 2017.

Korban kecelakaan di Indonesia lebih banyak dari jumlah


korban terorisme, bencana tsunami, dan bencana banjir.
Kepala Korps Lalu-lintas Kepolisian Indonesia Inspektur
Jenderal Royke Lumowa mengatakan jumlah korban
kecelakaan lalu lintas di Indonesia sekitar 28-30 ribu jiwa
per tahun. "Kecelakaan lalu-lintas di Indonesia termasuk
tinggi, ranking dua sampai tiga di bawah di ASEAN.

Baca: 10 Penyebab Utama Kecelakaan Lalu Lintas ...

Enam negara yang paling tinggi angka kecelakaan lalu-


lintasnya adalah Thailand, Vietnam, Malaysia, Indonesia,
Filipina, dan Laos. "Angka kecelakaan lalu-lintas di Malaysia
dan Thailand mencapai lima kali angka kecelakaan di
Singapura."

Sedangkan tingkat kecelakaan lalu-lintas Brunei


Darussalam dan Singapura terendah di ASEAN. "Hanya
Brunei dan Singapura yang memiliki jalur lalu-lintas paling
baik dan angka kecelakaan terendah di ASEAN,” kata
Kapolri seraya memberi selamat kepada Brunei dan
Singapura.

Tingkat kecelakaan lalu-lintas di Singapura tercatat hampir


mendekati negara-negara dengan sistem lalu-lintas terbaik
di dunia yakni Belanda dan Inggris.

Digelarnya Forum Polantas ASEAN (ATPF) 2017 ini sebagai


ajang berbagi penegakan hukum lalu lintas, keselamatan
berkendara, memperbaiki sistem hukum di wilayah ASEAN
serta menjalin kerja sama antar kepolisian lalu lintas
negara-negara ASEAN. Indonesia menjadi tuan rumah
penyelenggaraan Forum Polantas ASEAN (ATPF) 2017. Forum
ATPF yang ke-2 ini digelar di Jakarta dan Bali sejak 14-18
November 2017. Forum ini dihadiri para kepala polantas
delegasi dari sejumlah negara ASEAN yakni Kamboja, Laos,
Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam
dan Vietnam.

Baca juga: Lebaran 2017, Polri: Kasus Kecelakaan Lalu ...


ADVERTISEMENT

Dari forum ATPF, kata Lumowa, Indonesia akan belajar dari


negara-negara dengan angka kecelakaan lalu-lintas
rendah. "Kerja sama, berbagi pengalaman satu sama lain
yang muaranya adalah keselamatan lalu lintas."

Lumowa mengatakan Singapura memberlakukan penegakan


hukum ketat dan ketersediaan infrastruktur yang memadai
menjadikan negara itu memiliki tingkat kecelakaan lalu
lintas yang rendah.
Polri ingin sistem pengawasan lalu lintas di Indonesia
dikerjakan dengan memanfaatkan teknologi. "Di negara
maju, polisi jarang ada di jalan,” kata Lumowa. Pengawasan
menggunakan teknologi, CCTV, speeding camera. Di masa
mendatang, Polantas Indonesia tidak akan melakukannya
secara manual lagi. “Pelan-pelan akan berangsur seperti
itu."
Sepanjang 2018, Polisi Catat 27.910
Pengendara Tewas di Jalanan

Merdeka.com - Kapolri Jendral Tito Karnavian menyampaikan ada penurunan


jumlah korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas di sepanjang tahun 2018.
Berdasarkan data, tercatat sebanyak 27.910 korban tewas akibat kecelakaan
lalu lintas pada 2018.
Sementara di tahun 2017, ada 29.810 orang tewas akibat kecelakaan lalu lintas.

"Jumlah korban meninggal dunia menurun 6 persen dibandingkan tahun 2017,"


tutur Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (27/12).
Meski begitu, angka kecelakaan lalu lintas sendiri mengalami kenaikan. Di
tahun 2018, angka kecelakaan lalu lintas tercatat sebanyak 103.672 kasus.
Berbeda dengan 2017 yang mencapai 101.022 kasus.

Faktor kelalaian pengendara menjadi penyebab utama tingginya angka


kecelakaan lalu lintas dengan 33 persen. Masalah jalan dan cuaca juga
mempengaruhi dengan masing-masing sebesar 29,7 persen.

"Sepeda motor terlibat dalam 73 persen lakalantas sepanjang tahun 2018,"


jelas dia.

Sebagian besar korban tewas dari kecelakaan lalu lintas berprofesi sebagai
karyawan swasta, wiraswasta, dan pelajar.
Lebih lanjut, jumlah tilang dan teguran di 2018 terbilang menurun
dibandingkan tahun 2017.

"Jumlah tilang di 2018 sebanyak 7.107.992, sedangkan pada 2017 sebanyak


7.456.913 penindakan. Teguran pada tahun 2018 sebanyak 3.350.456
sementara tahun 2017 sebanyak 3.620.393," kata Tito.

Reporter: Nanda Perdana


Sumber : Liputan6.com [rhm]

Anda mungkin juga menyukai