Anda di halaman 1dari 4

PENGKAJIAN

1) Identitas Klien  melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang: nama
lengkap, nama panggilan, tujuan, waktu ,tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
Tanyakan dan catat usia klien dan no RM, tanggal mpengkajian dan sumber data yang
didapat.
2) Alasan masuk apa yang menyebabkan klien atau keluarga dtang, atau dirwat dirumah
sakit, biasanya berupa menyendiri (menghindari orang lain), komunikasi kurang atau
tidak ada, beridam diri di kamar, menolak interkasi dengan orang lain, tidak melakukan
kegiatan sehari-hari, dependen, perasaan kesepian, merasa tidak aman berada dengan
orang lain, mearasa bosam dan lambat menghabsikan waktu, tidak mampu konsentrasi.
Apakah sudah tau penyakit sebeblumnya, apa yang dilakukan keluarga untuk mengatasi
maslah ini.
3) Faktor predisposisi
 Factor perkembangan pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas
perkembangan yang harus dilalui individu dengan sukses agar tidak terjadi gangguan
dalam hubungan social. Tugas perkembangan pada masing-masing pada masing-masing
tahap tumbuh kembang ini memiliki karakterikstik sendiri.
 Factor Biologis genetic merupakan salah stau factor pendukung gangguan jiwa.
 Factor social budaya  isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku dan
system nilai yang berbeda dan kelompok budaya mayoritas. Harapan yang tidak realistis
terhadap hubungan merupakan factor lain yang berkaitan dengan gangguan ini
 Factor komunikasi  dalam keluarga gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan
factor pendukung untuk terjadinya gangguan dlam berhubungan social. Dalam teori ini
termasuk maslaah komunikasi yang tdiak jelas yaitu suatu dimana keadaan dimana
seseorang anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu
bersamaan, ekpresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk
berhubungan dengan lingkungan di luar keluarga

4) Stresor Presipitasi
 Stressor social budaya dapat dari beberapa factor antara factor lain dan factor keluarga.
Seperti menurunya stabilitas unit keluargha dan berpisah dari orang yang berarti dalam
kehiduapanya misalnya dirawat dirumah sakit
 Stressor psikologis  tingkat kecemasan yang berat akanj menyebabkan nmenurunya
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas kecemasan yang
ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu mengatasi masalah
diyakini akan menimbulkan berbagi masalah gangguan berhubungan (isolasi social)

5) Pemeriksaan fisik

Memeriksa tanda-tanda vitaln, tinggi badan. Berat badan dan tanyakan apakah ada keluhan fisik
yang dirasakan

6) Psikososial

 Genogram  menggambarkan klien dengan keluarga, diloihat dari pola komunikasi,


pengambilan keputusan dan pola asuh.
 Konsep diri
- Gambaran diri tanyakan persepsi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan
bagian yangdisukai.pada klioen isolasi social klien menolak melihat dan menyentuh
bagian tubuh yang berubah atau tidak menerima perubahan tubuh.
-Identitas diri mengalami ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan keinganan
dan tidak mampu mengambil keputusan
-Fungsi peran pada klien dengan isolasi social bisa berubah atau berhenti fungsi peran
yang disebakan penyakit, proses menuah, putus sekolah, PHK, perubahan yang terjadi
saat klien sakit dan dirawat
-Ideal diri pada klien isolasi social cenderung mengungkapkan keputusasaan karena
penyakitnya, mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi
-Harga diri perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri,
gangguan hubungan social, merendahkan martabat, mencederai diri dan kurang percaya.

7) Status mental

1. Penampilan
Pada klie isolasi social mengalami deifist perawatand iri (penampilan tidak rapi, penggunaan
oakaian tidak sesuai, cara berpakaian tidak seperti biasanya, rambut kotor, rambut tidak pernah
disisir, gigi kotor dan kuning kuku panjang dan hitam

2. Pembicaraan

Tidak mampu memulai pembicaraan, berbicara hanya ditanya. Pada pasien isolasi social bisa
ditemukan cara berbicara yang pelan (lambat, lembut sedikit/membisu, dengan menggunakan
kata simbolik)

3.Aktivitas motorik

Klien dengan social cenderung lesu dan lebih sering duduk menyendiri, berjalan pelan dan
lemah. Aktif motorik menurun, kadang ditemukan hipokinesia

4. Afek dan emosi

Klien dengan social cenderung datar dan tumpul

5. Interaksi selama wawancara

Klien dengan social cenderung kontak amata kurang, merasa bosan dan cenderung tidak
kooperatif (tidak konsentrasi menjawab pertanyaan). Emosi ekspresi sedih dan mengekpresikan
penolakan atau kesepian kepada orang lain

6.persepsi sensori

Klien dengan isolasi social bersiko mengalami gangguan sensori/persepsi halusinasi

7. proses berpikir

 Proses piker arus: bloking (pembicaraan terhenti tiba2 tanpa gangguan dari luar
kemudian dilanjutkan kembali
 Isi fikir social isolation yaitu isi pikiran yang berupa rasa terisolasi, tersekat, terkucil
terpencil dilingkungan sekitar masyarakat

8. tingkat kesadaran  cenderung bingung, kacau, dan apatis


9. memori klien sulit mengingat hal-hal yang telah terjadi oleh karena menurunan konsentrasi

10. Tingkat konsentrasi dan berhitung klien selalu meminta agar pertanyaan diulang karena
tidak menangkap apa yang ditanyakan atau tidak dapat menjelaskan kembali pembicaraan

11. Daya titik cenderung mengingkari penyakit yang diderita: klien tidak menyuadarai gejala
penyakit pada dirinya dan merasa tidak perlu meminta pertolongan/klien menyangkal keadaan
penyakitnya, klien tidak mau bercerita tentang penyakitnya.

8) Koping penyelesaian masalah

Mekanisme yang sering digunakan pada siolasi social adalah regresi, represi dan isolasi

 Regresi adalah mundur kemasa perkembangan yang telah lalu


 Represi adalah perasaan2 dan pikiran2 yang tdiak dapat diterima secara sadar dibengung
supaya jangan tiba di kesadaran
 Isolasi adalah mekanisme mental tdiak sadar yang mengakibatkan timbulnya kegagalan
definitive dalam menghubungkan perilaku dengan motivasi atau pertentangan antara
sikap dan perilaku

Anda mungkin juga menyukai