PENCEMARAN LAUT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup mengalami
perubahan, sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya terganggu.
Ketidakseimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi karena proses alam atau juga
karena perbuatan manusia. Dalam abad modern ini banyak kegiatan atau perbuatan
manusia untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan teknologi sehingga banyak
menimbulkan pencemaran lingkungan. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut, manusia
memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia. Semakin banyak jumlah manusia,
semakin banyak pula sumberdaya alam yang digali, diolah dan dijadikan berbagai produk
yang siap digunakan (Luthfi, Achmad. 2004).
Karena itu, masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat populer,
banyak dibahas oleh kalangan masyarakat di seluruh permukaan bumi kita ini. Masalah
pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat penanganan secara
serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk yang terjadi karena
pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat mencegah jangan sampai terjadi
pencemaran lingkungan (Luthfi, Achmad. 2004).
Berhubungan dengan masalah pencemaran lingkungan, maka dalam hal ini kami
menyusun makalah “Pencemaran Lingkungan” agar mengetahui penyebab pencemaran
lingkungan terjadi, macam-macam dan dampak pencemaran lingkungan, limbah sebagai
sumber pencemar dan bagaimana cara penanggulangannya.
B. TUJUAN
PEMBAHASAN
Bentuk kerusakan lingkungan yang disebabkan faktor alam pada umumnya merupakan
bencana alam, seperti letusan gunung api, banjir, abrasi, angin puting beliung, gempa bumi,
tsunami, dan sebagainya.
- Letusan gunung api sering terjadi di berbagai belahan bumi yang merupakan jalur
gunung api, seperti Indonesia. Peletusan gunung api ada yang lemah dan ada yang
kuat. Makin kuat letusan gunung api, makin besar kerusakan lingkungan yang
ditimbulkannya.
- Banjir sering pula disertai dengan tanah longsor telah mengakibatkan kerusakan
terhadap lingkungan kehidupan. Banjir telah mengakibatkan daerah permukiman
dan pertanian terendam sehingga banyak tanaman-tanaman mati, jalan-jalan
longsor, jembatan hancur, dan sebagainya.
- Kerusakan lingkungan hidup di tepi pantai disebabkan oleh adanya abrasi, yaitu
pengikisan pantai oleh air laut yang terjadi secara alami.
- Peristiwa gempa bumi merupakan kekuatan alam yang berasal dari dalam bumi dan
dapat menyebabkan getaran di permukaan bumi. Gempa bumi sering terjadi di
berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia sehingga menimbulkan kerusakan
pada lingkungan.
Proporsi kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia sebetulnya jauh lebih
besar dibandingkan dengan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh alam. Bentuk
keruskan lingkungan yang disebabkan oleh manusia di antaranya pencemaran sungai oleh
limbah industri, penebangan hutan secara massal dan ilegal, dan sebagainya.
- Penebangan-penebangan hutan untuk keperluan industri, lahan pertanian, dan
kebutuhan-kebutuhan lainnya telah menimbulkan kerusakan lingkungan hidup yang
luar biasa. Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi menyebabkan timbulnya lahan
kritis, ancaman terhadap kehidupan flora dan fauna, dan kekeringan.
- Pencemaran lingkungan dapat terjadi terhadap air, tanah, dan udara. Pada
umumnya, pencemaran air dan tanah terjadi karena pembuangan limbah-limbah
industri dan biasanya terjadi di perkotaan. Adapun pencemaran terhadap udara
terjadi karena hasil pembakaran bahan bakar.
- Perladangan hutan secara liar oleh penduduk. Akibatnya keanekaan flora dan fauna
hutan menurun drastik, serta manfaat hutan bagi manusia pun terganggu bahkan
hilang sama sekali.
B. Pencemaran Lingkungan
Sedangkan bila ditinjau dari segi ilmu kimia yang disebut pencemaran lingkungan adalah
peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan
keseimbangan pada dau rmateri, baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga
mengganggu kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan ini perlu mendapat
penanganan secara serius oleh semua pihak, karena pencemaran lingkungan dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan kesehatan bahkan dapat berakibat
terhadap jiwa manusia (Luthfi, Achmad. 2004).
1) Faktor Industrialisasi
2) Faktor Urbanisasi
b. Meningkatnyakebutuhanpangandankebutuhanenergi.
c. Pemborosan energ
b. Macam-Macam Pencemaran Lingkungan
1. Pencemaran Udara
Table 1
Sumber pencemaran air berasal dari limbah (efluen) industri, rumah tangga, pasar,
daerah pertanian, dan kebocoran tanker minyak. Zat pencemar yang dapat masuk ke
air, antara lain: bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan yang membutuhkan banyak
oksigen untuk menguraikannya, bahan kimia anorgnik dari industri, limbah pupuk
pertanian, bahan yang tidak terlarut, endapan, bahan yang mengandung radio aktif dan
panas. Limbah-limbah tersebut dapat mencemari air karena di dalam komposisi kimianya
terdapat zat-zat berbahaya (logam berat dan bakteri), suhu dan pH nya dapat mematikan
organism di dalamnya, dan kemampuan untuk menyerap oksigen dari air sangat besar
sehingga organism di perairan menjadi kekurangan oksigen. Dampak negatif pencemaran
air antara lain: berubah warna dan berbau busuk, biota air mati, penyakit kulit, muntaber,
penyakit minamata (kabyo), air tanah tercemar, dan terjadinya eutrofikasi.Air tanah yang
tercemar sangat sulit untuk dikembalikan menjadi air bersih karena airnya tidak mengalir
dan tidak mengandung bakteri pengurai aerob, pengencerandan penguraian polutan tidak
dapat berjalan (Dharmono, 2013).
Tabel 2
Dampak terhadap
No. Unsur Pencemar Sumber
Manusia
Pabrik pipa
plastic, PVC, Sakit pinggang dan
1 Cadmium tambang timah tulang punggung, gagal
hitam, tambang ginjal
bijih seng
Kekurangan hormone
kelenjar gondok, tekanan
Industri
darah tinggi,
2 Kobalt elektronika,
pergelangan kaki
industry kimia
membengkak, penyakit
jantung
3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah atau daratan terjadi jik ada bahan-bahan asing, baik organik
maupun anorganik, yang menyebabkan daratan atau tanah rusak. Akibatnya, daratan tidak
dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia. Padahal jika daratan tersebut
tidak mengalami kerusakan, maka dapat digunakan untuk mendukung kehidupan manusia
seperti untuk pertanian, peternakan, kehutanan, pemukiman, dan lain-lain (Luthfi, Achmad.
2004).
Pencemarannya berupa sampah plastik dan kaca yang sulit terurai, sampah
organik, logam, kertas, kaleng, pupuk, detergen, dan pestisida yang berasal dari limbah
industri, tumah tangga, pertanian, dan pertambangan (Dharmono, 2013).
Pupuk buatan, obat pembasmi hama seperti pestisida, herbisida, bila digunakan
secara berlebihan dapat menimbulkan pencemaran tanah, merubah sifat fisis, sifat kimia
dan sifat biologis tanah, sehingga menganggu pertumbuhan tumbuh-tumbuhan. Sampah
dan bahan buangan dan benda padat yang makin meningkat jumlahnya dapat menjadi
bahan penceman tanah, apalagi yang sukar diuraikan oleh bakteri pengurai (Luthfi,
Achmad. 2004).
Tanah merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia. Banyak dari gas
SO yang dihasilkan dari perubahan bahan bakar batu bara atau bensin berakhir dengan
sulfat yang masuk ke dalam tanah atau tertampung di atas tanah. Tanah juga sebagai
tempat penampungan banyak limbah-limbah dari rembesan penumpukan tanah (landfill),
kolam lumpur (lagoon), dan sumber-sumber lainnya. Dalam beberapa kasus, lahan
pertanian dari bahan-bahan organik berbahaya yang dapat mengurai juga merupakan
tempat pembuangan yang menyebabkan pencemaran tanah terjadi. Mikroorganisme tanah
melalui aktivtasnya dapat menghilangkan CO dari atmosfir. Oleh karena itu tanah
merupakan tempat penampungan dari karbon monoksida (Luthfi, Achmad. 2004).
Polutannya berupa suara bising yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor,
konser musik, dan pesawat terbang. Dampak negatifnya dapat menimbulkan gangguan
fisiologis seperti peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, bertambahnya metabolism
basal, gangguan psikologis seperti rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur,
dan gangguan emosi, gangguan komunikasi, dan terjadinya ketulian.Tingkat kebisingan
terjadi apabila intensitas bunyi melampaui 50 desibel (dB) (Dharmono, 2013).
a. Pengertian Limbah
Limbah yang tidak diolah kembali maka selanjutnya akan menyebabkan berbagai polusi
baik itu udara, air maupun tanah. Seperti misalnya, pada lingkungan yang dipakai sebagai
tempat pembuangan sampah maka udara disekitarnya tidak akan sehat dan baunya
cenderung tak sedap. Tak sampai di situ karena bisa saja sumber air di sekitar lingkungan
tersebut akan terkontaminasi dengan zat kimia limbah sehingga menyebabkan tanahnya
menjadi tandus.
Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak
bermanfaat/bernilai ekonomi lagi.Limbah sendiri dari tempat asalnya bisa beraneka ragam,
ada yang limbah dari rumah tangga, limbah dari pabrik-pabrik besar dan ada juga limbah
dari suatu kegiatan tertentu. Dalam dunia masyarakat yang semakin maju dan modern,
peningkatan akan jumlah limbah semakin meningkat. Logika yang mudah seperti ini;
dahulunya manusia hanya menggunakan jeruk nipis untuk mencuci piring, namun sekarang
manusia sudah menggunakan sabun untuk mencuci piring sehingga peningkatan akan
limbah tak bisa di elakkan lagi.Berdasarkan bentuknya dapat di bedakan menjadi 3, yaitu :
1. Berdasarkan wujudnya :
Pada pengelompokan limbah berdasarkan wujud lebih cenderung di lihat dari fisik
limbah tersebut.Contohnya limbah padat, disebut limbah padat karena memang fisiknya
berupa padat, sedangkan limbah cair dikarenakan fisiknya berbentuk cair, begitu pula
dengan limbah gas.
a) Limbah Gas, merupakan jenis limbah yang berbentuk gas, contoh limbah
dalam bentuk Gas antara lain: Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida
(CO), SO2,HCL,NO2. dan lain-lain.
b) Limbah cair, adalah jenis limbah yang memiliki fisik berupa zat cair misalnya:
Air Hujan, Rembesan AC, Air cucian, air sabun, minyak goreng buangan,
dan lain-lain.
2. Berdasarkan sumbernya
Pada pengelompokan limbah nomor 2 ini lebih difokuskan kepada dari mana limbah
tersebut dihasilkan. Berdasarkan sumbernya limbah bisa berasal dari:
d) Limbah domestik; Yakni limbah yang berasal dari rumah tangga, pasar,
restoran dan pemukiman-pemukiman penduduk yang lain.
3. Berdasarkan senyawa
Berdasarkan senyawa limbah dibagi lagi menjadi dua jenis, yakni limbah organik dan
limbah anorganik.
b) Limbah anorganik, adalah jenis limbah yang sangat sulit atau bahkan tidak
bisa untuk di uraikan (tidak bisa membusuk), limbah anorganik tidak
mengandung unsur karbon. Contoh limbah anorganik adalah Plastik dan
baja.
1) Limbah Domestik
Limbah domestik lebih kita kenal dengan istilah limbah rumah tangga. Limbah
domestik ini berasal dari pembuangan dalam rumah tangga, seperti sampah dan
sejenisnya. Limbah ini dihasilkan dari sisa pembuangan makanan, sisa barang-barang
yang sudah tidak terpakai dan ingin segera dibuang, air bekas mencuci atau mandi dan
kotoran yang berasal dari tubuh manusia (feses dan urin). Sejatinya limbah domestik tidak
berbahaya seperti limbah industri. Akan tetapi jika pembuangannya tidak tepat bisa menjadi
sumber penyakit bagi masyarakat. Limbah domestik dapat berupa cairan, limbah cair yang
dihasilkan dari rumah tangga ini cenderung merupakan kotoran umum (Sugiharto, 1987).
Berikut adalah klasifikasi limbah cair:
a) Limbah cair domestik (Domestic waste water), yaitu limbah cair hasil
buangan dari perumahan (rumah tangga), perkantoran, bangunan
perdagangan, dan saranasejenis. Contoh : air deterjen sisa cucian.
b) Limbah cair industri (Industrial waste water), yaitu limbah cair hasil buangan
industri. Contoh : air sisa cucian daging, buah dan sayur dari industri
pengolahanmakanan, cairan sisa pewarna tekstil dari industri tekstil.
c) Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal
dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair
melaluirembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan.
Contoh : luapan air buangan talang atap, pendingin ruangan, pertanian atau
perkebunan.
d) Air hujan ( storm water ), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan
diatas permukaan tanah.
Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah kelompok limbah yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, membahayakan lingkungan,
kesehatan dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Definisi limbah
B3 menurut BAPEDAL (1995), limbah B3 adalah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan
proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat
(toxicity, flammability, reactivity. dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya tidak
langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan
manusia.
Sifat limbah B3 dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, dikenal
sampah spesifik, yaitu sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan atau volumenya
memerlukan pengelolaan khusus. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
mengandung satu atau lebih senyawa berikut ini :
b) Pengoksidasi (oxidizing)
c) Beracun (moderatelytoxic)
d) Berbahaya (harmful)
e) Korosif (corrosive)
g) Dll
3) Macam-macam limbah B3
a) Primary sludge
b) Chemicial sludge
d) Digested sludge
c) Limbah reaktif
d) Limbah beracun
Contoh produk limbah rumah tangga berpotensi B3, yaitu sebagai berikut:
a) Dapur : pembersih lantai, kompor gas, pembersih kaca, plastik, racun tikus,
dan bubuk pembersih.
d) Kamar tidur : kamper, obat anti nyamuk, baterai, cat kuku, dan pembersih.
e) Garasi dan gudang : oli dan aki mobil, minyak rem, catwax, pembesih
karburator, cat dan tiner, lem, pembunuh tikus, semir sepatu, dan genteng
asbes.
Penanganan limbah baik limbah cair, padat, gas dan limbah B3 memiliki cara tersendiri
dalam penanganan pembuangan. Limbah B3 tidak bisa disamakan pembuangannya
dengan limbah cair ataupun limbah padat begitu pula sebaliknya. Untuk penanganan
limbah cair sendiri masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian, untuk lebih jelasnya
perhatikan bagaimana cara penanganan limbah di bawah ini.
1. Penanganan limbah Cair sangatlah sulit, setiap bahan yang berbeda harus
ditangani dengan cara yang berbeda pula. Dalam penanganan limbah cair
terdapat beberapa cara yakni sebagai berikut ini:
a) Pengolahan primer
b) Pengolahan sekunder
c) Pengolahan tersier
d) Desinfeksi
e) Pengolahan lumpur
Pada pengolahan limbah padat berbeda dengan penanganan limbah cair, dalam
penanganan limbah padat dibagi dalam beberapa cara yakni:
a) Penimbunan terbuka
b) Sanitary landfill
c) Daur ulang
d) Insinerasi
e) Dijadikan kompos
Untuk penanganan limbah gas lebih ditekankan pada bagaimana mencegah gas
pencemar tersebut mencemari lingkungan, misalnya dengan memasang filter (penyaring)
pada knalpot kendaraan bermotor, pengendap siklon, mengontrol emisi gas buang dan
masih banyak lagi.
4. Pengolahan limbah B3
Pengolahan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) memiliki cara yang berbeda,
berhubung jenis limbah ini bisa menimbulkan bahaya bagi lingkungan maka penanganan
dengan benar haruslah diperhatikan. Untuk pembuangan limbah B3 haruslah berhati-hati
karena tidak bisa dibuang begitu saja, limbah haruslah diolah terlebih dahulu baik melalui
pengolahan fisik, biologi dan kimia dengan tujuan dapat menghilangkan efek berbahaya
yang terdapat didalam limbah. Berikut ini beberapa cara pengolahan limbah B3:
Secara umum sampah dapat di kelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sampah organik
dan sampah anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari makhluk
hidup.Seperti daun-daunan, sampah dapur, serta sampah sayur atau buah-buahan di
pasar.Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang terdiri dari bahan-bahan
yang sulit terurai secara alami sehingga penghancurannya memerlukan penanganan lebih
lanjut. Misalnya, plastik, kertas, kaleng, dan styrofoam. Sampah dapat diolah, salah satu
caranya dengan daur ulang yaitu cara pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan
pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian, dan pembuatan produk atau
material bekas pakai (Dharmono, 2013).
Produksi bersih merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri
yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produkproduk samping yang
berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan
limbah-limbah yang aman dalam kerangkasiklus ekologi. Prinsip-prinsip produksi bersih
yang dapat diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan prinsip 4R yang
meliputi : Reduce (kurangi sampah), Recyle (daur ulang sampah), Reuse (gunakan sampah
yang masih dapat dipakai) dan Replace (ganti dengan barang yang ramah lingkungan)
(Dharmono, 2013).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan
manusia. Limbah berdasarkan wujudnya ada limbah padat, limbah cair dan limbah gas.
Berdasarkan sumbernya ada limbah industri, limbah pertanian, limbah pertambangan, dan
limbah domestik.
Jenis- jenis limbah yaitu limbah domestik dan limbah B3 (bahan berbahaya dan
beracun ). Limbah domestik berasal dari pembuangan dalam rumah tangga, seperti
sampah dan sejenisnya. Limbah ini dihasilkan dari sisa pembuangan makanan, sisa
barang-barang yang sudah tidak terpakai dan ingin segera dibuang, air bekas mencuci atau
mandi dan kotoran yang berasal dari tubuh manusia (feses dan urin). ). Limbah B3 adalah
setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity. dan corrosivity)
serta konsentrasi atau jumlahnya tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
Dalam mengelola limbah untuk daur ulang dapat digunakan prinsip-prinsip produksi
bersih yang dapat diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan prinsip 4R
yang meliputi : Reduce (kurangi sampah), Recyle (daur ulang sampah), Reuse (gunakan
sampah yang masih dapat dipakai) dan Replace (ganti dengan barang yang ramah
lingkungan).
B. Saran
Dengan penulisan makalah ini, masyarakat agar lebih sadar akan pelestarian
lingkungan dan sebaiknya masyarakat menambah wawasan lingkungan yang luas dalam
menjaga kondisi lingkungan agar benar-benar jauh dari pencemaran lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Luthfi, Achmad. 2004. Modul Kim 08. Pencemaran Lingkungan. Bagian Proyek
Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Departemen Pendidikan Nasional.