Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA

ANALISIS PERKEMBANGAN FISIK, KOGNITIF, DAN SOSIO-EMOSI PADA MASA


KANAK-KANAK AWAL DALAM FILM OOKAMI KODOMO NO AME TO YUKI

Oleh Andrianus Tejo Kusumo; NIM: 180811642155; Offering A

SINOPSIS

Film Ini berkisah tentang seorang mahasiswa bernama Hana yang hidup sendirian di
tokyo dan memenuhi biaya kuliah serta hidupnya dengan bekerja part time yang kemudian
bertemu dengan pria yang membuat jantungnya berdebar di kampus tempat ia kuliah. Kian
hari ia merasakan getaran yang berbeda terhadap pria dengan postur tinggi dan wajah yang
maskulin, sampai wanita itu mengetahui jati diri dari pria tersebut yang ternyata adalah
manusia serigala, namun karena rasa cinta yang muncul pada saat pandangan pertama
membuat Hana memutuskan untuk bersama dengan pria serigala itu.
Kehidupan mereka begitu indah dengan dikaruniai anak laki-laki dan perempuan
bernama Ame dan Yuki yang lahir dengan sehat, namun sayang kebahagiaan tersebut tidak
berlangsung lama, kehidupan berubah menjadi berat saat sang suami yang merupakan
serigala itu meninggal akibat terjatuh keselokan pada saat berburu makanan untuk diberikan
pada istrinya yang baru saja melahirkan.
Kehidupan tanpa seorang suami dilalui oleh wanita ini dengan tegar bersama kedua
anaknya yang merupakan keturunan serigala dari ayahnya yang membuat perjalanan hidup
lebih berat. Kebingungan hidup ditengah keramaian kota dengan anak-anaknya yang masih
belum bisa mengendalikan perubahannya membuat mereka pindah ke desa yang lebih
terpencil dan hidup dengan sangat sederhana, Hana memindahkan keluarga ke pedesaan
menjauh dari tetangga yang selalu ikut campur. Dia bekerja keras untuk memperbaiki rumah
yang bobrok, ia berjuang untuk mempertahankan keluarga dengan hasil panen mereka
sendiri. Dengan bantuan seorang lelaki tua yang keras bernama Nirasaki, ia belajar bertani
dengan cukup, dan ia berteman dengan beberapa penduduk setempat. Walaupun hidup
ditengah kesederhanaan tersebut, hal ini tetap menjadi sangat indah karena ditemani
dengan senyuman kedua anaknya setiap harinya.
Suatu hari musim dingin, Ame hampir tenggelam di sungai setelah mencoba berburu
ikan, tetapi Yuki menyelamatkannya, dan Ame menjadi lebih percaya diri pada
kemampuannya sebagai serigala. Yuki memohon pada ibunya untuk membiarkannya pergi
ke sekolah seperti anak-anak lainnya. Hana menerima dengan syarat bahwa Yuki
merahasiakan sifat serigalanya. Meskipun teman sekelas Yuki menemukannya sesuatu
yang aneh pada awalnya, namun mereka segera berteman. Berbeda dengan Yuki, Ame
lebih tertarik pada hutan dan mengambil pelajaran dari rubah tua tentang bertahan hidup di
alam liar.
Momen menyedihkan terjadi pada saat kedua anaknya tumbuh besar dan memilih
kehidupannya sendiri dimana anak laki-lakinya bernama Ame memilih untuk hidup sebagai
serigala, pecahnya tangis terjadi disaat melihat anaknya sudah tumbuh dewasa dan tidak
memerlukan dia lagi, namun yang terpancar adalah air mata bahagia melihat anaknya yang
tumbuh dengan sangat baik tanpa seorang ayah.
TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan waktu tahap perkembangan, masa kanak-kanak adalah masa


perkembangan dari usia 2 hingga 6 tahun. Perkembangan fisik merupakan dasar bagi
kemajuan perkembangan berikutnya, dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh baik berat
badan maupun tinggi badan serta kekuatannya, memungkinkan anak untuk lebih aktif dan
berkembang keterampilan fisiknya, dan juga berkembangnya eksplorasi terhadap
lingkungan tanpa bantuan orang tuanya. Perkembangan kognitif, anak dalam hal ini otaknya
mulai mengembangkan kemampuan untuk berfikir, belajar dan mengingat. Masa anak-anak
adalah masa perkembangan dari usia 2 tahun sampai dengan usia 6 tahun, pada masa-
masa ini perkembangan biologis dan fisik berjalan dengan sangat cepat dan pesat, akan
tetapi secara sosiologisnya anak-anak masih sangat terikat dengan lingkungannya terutama
keluarga.

A. Perkembangan Fisik
Perubahan fisik yang secara nyata menandai masa kanak-kanak awal adalah
pertumbuhan di dalam hal tinggi dan berat tubuh. Secara tidak kentara pada masa ini juga
terjadi perubahan di dalam otak dan system saraf yang penting bagi perkembangan kognisi
dan bahasa anak-anak.
 Tinggi dan Berat
Dimasa ini, rata-rata anak bertambah tinggi 2,5 inci dan bertambah berat 5 hingga
7 pon setiap tahunya. Selama tahun-tahun ini, tubuh anak-anak perempuan hanya
sedikit lebih kecil dan sedikit lebih ringan dibandingkan tubuh anak laki-laki.
Selama masa prasekolah, baik anak perempuan atau laki-laki terlihat lebih kurus
karena tungkai mereka bertambah tinggi.
 Bentuk Kepala/Wajah
Pada masa ini bentuk dan ukuran kepala anak-anak masih tergolong besar
dibandingkan ukuran tubuhnnya. Meskipun demikian di akhir usia prasekolah,
kebanyakan paras wajah anak-anak yang terlihat besar di kepala itu mulai hilang.
 Bentuk Tubuh
Selama masa ini pertambahan lemak pada tubuh juga mulai berkurang dan
menurun secara tetap. Bayi yang gemuk sering kali terlihat lebih kurus di akhir
masa ini. Anak perempuan memiliki jaringan lemak yang lebih banyak
dibandingkan anak laki-laki, sementara dibandingkan dengan anak perempuan,
laki-laki lebih banyak memiliki jaringan otot.
 Otak
Ketika anak anak berumur 3 tahun, ukuran otak mereka adalah tiga per empat
ukuran otak orang dewasa, ketika berumur 6 tahun, otak telah mencapai 95
persen ukuran otak dewasa. Sehingga, otak anak berusia 5 tahun hampir
menyerupai ukuran otak anak tersebut ketika dewasa. Para peneliti menemukan
perubahan yang paling cepat pada anak usia 3-6 tahun berada pada area lobus
frontal yang melibatkan tindakan perencanaan dan pengorganisasian, serta
mempertahankan atensi.
Namun semua pola pertumbuhan ini terjadi secara individual bervariasi. Pada masa
ini mungkin akan terlihat perbedaan perkembangan di beberapa anak. Hal ini tentu tidak
lepas dari pengaruh asal-usul hereditas(etnis) dan juga nutrisi yang dikonsumsi anak.
B. Perkembangan Motorik
Sebagian besar anak-anak prasekolah akan mengalami keaktifan yang sama
sepanjang masa hidupnya. Keaktifan ini tentu berhubungan dengan perkembangan motorik
mereka.
 Keterampilan Motorik Kasar
Ketika berusia 3 tahun, anak-anak gemar melakukan gerakan-gerakan
sederhana, seperti melompat serta berlari ke depan dan ke belakang. Pada usia 4
tahun, anak-anak masih menikmati berbagai aktivitas sejenis. Namun kini mereka
menjadi lebih berani. Mereka mulai mencoba untuk memanjat benda-benda di
sekitarnya. Ketika berumur 5 tahun anak-anak mulai mengembangkan jiwa
petualang mereka. Pada masa ini mereka sering melakukan yang mendebarkan
jantung, seperti berlari dengan cepat atau berlomba dengan teman sebayanya.
 Keterampilan Motorik Halus
Di usia 3 tahun, kadang-kadang anak-anak sudah mampu memungut obyek-
obyek yang kecil menggunakan ibu jari dan telunjuknya. Pada usia 4 tahun,
koordinasi motorik halus anak sudah memperlihatkan kemajuan yang bersifat
substansial dan ia juga sudah lebih cermat. Pada usia 5 tahun perkembangan
motorik halus semakin memperlihatkan kemajuan yang lebih jauh lagi. Tangan,
lengan, dan tubuh, semuanya bergerak bersama di bawah komando mata.

C. Perubahan Kognitif
Dunia kognitif anak pada masa ini memiliki sifat kreatif, bebas, dan penuh fantasi.
Imajinasi anak-anak berkerja sepanjang waktu, dan kemampuan mental mereka dalam
memahami dunia meningkat.
 Tahap Praoperasional Piaget
Tahap yang berlangsung dari usia 2-7 tahun ini merupakan tahap kedua menurut
piaget. Dalam tahap ini, anak-anak mulai mempresentasikan dunia menggunakan
kata-kata, bayangan, dan gambar. Mereka membentuk konsep yang stabil dan
mulai bernalar. Pada saat yang bersamaan, dunia kognitif anak kecil didominasi
oleh egosentrisme dan keyakinan magis. Tahap ini dibagi menjadi dua
subtahapan:
 Symbolic function substage
Terjadi antara umur 2-4 tahun. Dalam subtahap ini, anak kecil memiliki
kemampuan untuk membayangkan penampilan objek yang tidak hadir
secara fisik. Dalam masa ini, anak-anak masih memiliki dua keterbatasan
berupa; Egocentrism yaitu ketidakmampuan membedakan perspektifnya
sendiri dan perspektif orang lain; Animism yaitu keyakinan bahwa benda-
benda memiliki kualitas yang seolah-olah hidup dan mampu beraksi.
 Intuitive thought substage
Berlangsung ketika anak berusia antara 4-7 tahun. Pada subtahap ini,
anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin mengetahui
jawaban terhadap segala jenis pertanyaan.
 Teori Vygotsky
Berbeda dengan piaget yang beransumsi perkembangan kognitif anak didasari
dengan tindakan dan interaksi mereka dengan dunia secara fisik, dalam teori
vygotsky menyebutkan bahwa anak-anak menyusun pemikiran dan
pemahamanya melalui interaksi sosial. Beberapa ide tentang bagaimana anak
belajar yang dikemukakan vygotsky diantaranya adalah:
 Scaffolding
Konsepnya adalah pengajaran yang dilakukan oleh seseorang yang lebih
trampil. namun seiring berkembangnya kemampuan mereka, pengajaran
juga semakin dikurangi
 Private Speech
Dalam pandangan Vygotsky, Private Speech merupakan sarana berpikir
yang penting di masa ini. Vygotsky berkeyakinan bahwa anak-anak yang
menggunakan Private Speech dalam jumlah banyak adalah anak-anak
yang lebih memiliki kompetensi sosial dibandingkan mereka yang tidak.

D. Perkembangan Sosio-Emosi
Dimasa kanak-kanak awal, perkembangan sosio-emosi anak-anak kecil ditandai oleh
sejumlah perubahan. Perkembangan pikiran serta pengalaman emosi yang terjadi
menghasilkan kemajuan yang nyata dalam perkembangan diri, kematangan emosi,
pemahaman moral, serta kesadaran gender.
 Diri
Dimasa perkembangan ini, anak-anak berkembang sedemikian rupa sehingga
mereka mampu menambah pengenalan dirinya. Menurut perkembangan
psikososial erikson, anak-anak pada masa ini berada di tahap:
 Inisiatif versus Rasa Bersalah
Tahap ini berkembang mulai umur 3-6 tahun. Pada tahap ini, dengan
inisiatifnya sendiri ia bergerak dengan gembira menuju dunia sosial yang
luas. Inisiatif ini dipimpin oleh suara hati.
 Pemahaman Diri (Self-Understanding)
Di masa kanak-kanak awal, anak-anak kecil berpikir bahwa diri dapat di
deskripsikan menurut berbagai karakteristik material, seperti ukuran,
bentuk dan warna. Mereka membedakan diri mereka sendiri dengan
orang lain melalui berbagai atribut fisik dan material.
 Perkembangan Emosi
Seperti orang dewasa, anak-anak kecil mengalami berbagai emosi dalam
kehidupannya sehari-hari. Perkembangan emosi di masa kanak-kanak awal
membuat mereka mencoba untuk memahami reaksi-reaksi emosi orang lain dan
mengendalikan emosinya.
 Mengekspresikan Emosi
Selama tahun-tahun kehiduan kanak-kanak awal, emosi-emosi seperti
bangga dan rasa bersalah menjadi lebih umum. Secara khusus mereka
dipengaruhi oleh respon-respon orang tua terhadap tingkah laku anak.
 Memahami Emosi
Selama masa kanak-kanak awal, anak-anak semakin memahami suatu
situasi dapat menimbulkan emosi tertentu, ekspresi wajah
mengindikasikan emosi tertentu, emosi memengaruhi perilaku, serta
emosi dapat digunakan untuk memengaruhi emosi orang lain.
 Regulasi Emosi
Regulasi emosi adalah aspek penting dalam perkembangan anak.
Regulasi berperan penting terutama pada kemampuan anak-anak
mengelola tuntutan dan konflik yang dihadapi dalam berinteraksi.
 Perkembangan Moral (Moral Development)
Perkembangan moral mencangkup perkembangan pikiran, perasaan, dan perilaku
menurut aturan dan kebiasaan mengenai hal-hal yang seharusnya dilakukan
seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain.
 Perasaan Moral
Menurut teori psikoanalisis Freud, rasa cemas dan bersalah merupakan
hal yang penting dalam menjelaskan perkembangan moral. Menurut
Freud, untuk meredakan kecemasan, menghindari hukuman, dan
mempertahankan afeksi orang tua, anak-anak beridentifikasi dengan
orang tua, menginternalisasi standar-standar mengenai benar dan salah,
sehingga terbentuklah superego, sebagai elemen moral dari kepribadian.
 Penalaran Moral
Menurut Piaget pada umur 4-7 tahun, anak-anak memperlihatkan
moralitas heteronom, tahap pertama dari pekembangan moral dalam
teori piaget. Dalam pikiran anak-anak, keadilan dan aturan-aturan
dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah dan
terlepas dari kendali manusia.
 Gender
Pengetahuan akan adanya perbedaan gender akan berpengaruh pada model
perilaku anak terhadap lawan jenisnya serta kehidupan sosialnya.
 Identitas Gender
Merujuk pada penghayatan seseorang terhadap gendernya, termasuk
pengetahuan, pemahaman, dan penerimaan menjadi seorang pria atau
wanita. Hal ini biasanya disadari anak pada usia umur sekitar 2,5 tahun.
 Peran Gender
Merupakan seperangkat ekspetasi yang menentukan bagaimana wanita
dan pria seharusnya berpikir, bertindak, dan merasa.
 Tipe Gender
Mengacu pada penerapan peran tradisional dari maskulin atau feminim.
PEMBAHASAN

Pada bab sebelumnya kita telah membahas mengenai bagaimana beberapa teori
menjelaskan mengenai bagaimana anak berkembang secara fisik, kognitif, serta sosio-
emosi mereka. Kemudian pada bab ini kita akan mencoba untuk menerapkan apa yang
telah kita pelajari pada bab sebelumnya dengan menghubungkan teori-teori tersebut untuk
menjelaskan berbagai fenomena perkembangan pada anak bernama Ame dan Yuki. Ame
dan Yuki adalah tokoh fiktif yang terdapat film animasi jepang yang di rilis pada tahun 2012
dengan judul “Ookami Kodomo no Ame to Yuki”. Dalam film ini kita akan melihat bagaimana
tumbuh kembang mereka yang di asuh secara single parent, dan juga di tengah lingkungan
yang serba terbatas. Dijelaskan juga di dalam sinopsis, bahwa Ame dan Yuki adalah anak
serigala, mereka juga mewarisi darah manusia setengah serigala yang membuat Ame dan
Yuki terkadang berubah menjadi serigala. Dengan kondisi seperti itu tentu akan
mempengaruh sosio-emosi mereka serta bagaimana kognitif mereka berkembang. untuk itu
kita akan mencoba untuk mengulasnya lebih dalam dengan menganalisa film ini
menggunakan teori-teori yang ada.

PERKEMBANGAN FISIK

Perkembangan fisik Ame dan Yuki adalah aspek pertama yang akan kita coba ulas
pada bab ini. Ame dan Yuki adalah anak dari perempuan yang bernama Hana, mereka lahir
dengan sehat. Yuki lahir satu tahun terlebih dahulu dibandingkan dengan Ame. Hal ini tentu
membuat terjadi perbedaan perkembangan serta bentuk fisik pada keduanya di satu waktu
yang sama.

 Tinggi dan Berat


Didalam teori disebutkan bahwa selama kanak-kanak awal, tubuh anak-anak
perempuan hanya sedikit lebih kecil dan sedikit lebih ringan dibandingkan tubuh anak laki-
laki. Selama masa prasekolah, baik anak perempuan atau laki-laki terlihat lebih kurus
karena tungkai mereka bertambah tinggi.
Pada masa ini terlihat Yuki tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan Ame. Pada film
ini bisa dilihat perbedaan pada tinggi tubuh antara Ame dan Yuki secara signifikan.

“Setelah pindah dari kota menuju desa, Hana, ibu Ame dan yuki, memutuskan
memperbaiki rumah kosong yang ditempatinya. Ketika memperbaiki rumah
tersebut hana melihat terdapat bekas pengukuran tinggi badan anak pada tiang
di rumah tersebut. Karena itu hana mencoba mengukur kedua anaknya, Ame
dan Yuki, dengan cara serupa. Hana mengukur dengan memberikan garis
berdasarkan tinggi kedua anaknya yang masih berumur 5 dan 4 tahun pada
tiang rumah mereka.”

Pada adegan ini dapat dilihat terdapat perbedaan yang signifikan pada keduanya.
Jika dilihat berdasarkan garis pada tiang yang dibuat oleh Hana, Yuki terlihat lebih tinggi 5
hingga 8 cm dibandingkan dengan Ame. Disini juga terlihat perbedaan yang jelas dari aspek
tinggi badan. Walaupun jarak mereka hanya 1 tahun, Sebagai kakak perempuan,Yuki
tumbuh jauh lebih tinggi (signifikan) dibandingkan adik laki-lakinya. Sedangkan Ame
walaupun masih berumur 4 tahun, ukuran tubuhnya tidak jauh berbeda dengan kakaknya.
Ini bisa diasumsikan bahwa pertumbuhan berat Yuki sebagai perempuan memang sedikit
lebih kecil dibandingkan adik laki-lakinya. Tidak menutup kemungkinan apabila umur
mereka sama, bisa jadi Ame akan lebih berat dan berisi dibandingkan dengan kakaknya
Yuki.

 Bentuk tubuh
Bentuk tubuh adalah hal yang cukup terlihat untuk membedakan antara masa bayi
dengan masa kanak-kanak. Pertumbuhan ini juga diperlihatkan pada film ini. Hal ini dapat
dilihat dari adegan ini.

“Setelah melahirkan kedua anaknya Yuki dan Ame. Hana harus berjuang
sendirian di kota karena sang suami meninggal. Ame menjadi tidak mau
menyusu ketika bayi, dan Yuki juga terlihat alergi dengan beberapa makanan.
Kemanapun Hana pergi, Hana selalu menggendong mereka berdua yang
masih bayi. Beberapa tahun berlalu, karena gangguan dari orang mereka
memutuskan untuk pindah ke desa”

Pada adegan ini terlihat bagaimana terdapat perbedaan tubuh ketika mereka masih bayi
(tinggal di kota) dan ketika mereka menginjak umur 4 dan 5 tahun (tinggal di desa). Ketika
masih bayi, tubuh mereka terlihat lebih buncit dan bulat dibandingkan ketika sudah kanak-
kanak. Ketika kanak-kanak tubuh mereka terlihat lebih proporsional walaupun kepala
mereka masih tergolong besar dibandingkan tubuhnya.

PERKEMBANGAN MOTORIK

Seperti yang dijelaskan, bahwa anak-anak prasekolah akan mengalami keaktifan


yang sama sepanjang masa hidupnya. Keaktifan ini tentu berhubungan dengan
perkembangan motorik mereka. Kali ini kita akan melihat mengenai bagaimana aktifnya
kehidupan kanak-kanak mereka berdua.
 Motorik Kasar
Motorik kasar berhubungan dengan kemampuan gerak otot-otot besar pada tubuh.
Ketika umur 3 tahun terlihat yuki sudah mulai mengembangkan motorik kasarnya dengan
cara berlari kesana kemari di sekitar ruangan rumah.

“Pada suatu pagi Yuki merengek kepada ibunya untuk diajak jalan-jalan ke
taman, namun ibunya menolak karena Yuki baru saja sembuh dari penyakit.
Karena ditolak Yuki meluapkan kekesalanya dengan cara berlari mengelilingi
ruangan rumah”

Ketika umur 5 tahun yuki semakin aktif dan berlari kesana kemari serta memacu
adrenalinya, hal ini semakin tidak terbendung lagi setelah ia pindah ke desa.

“Setelah pindah ke desa, Yuki terkejut karena menjumpai lingkungan yang


baru. Karena itu ia merasa sangat senang. Setelah turun dari gendongan
ibunya ia langsung berlari ke rumput di halaman rumah yang tidak ia temukan
di perkotaan. Ia juga menaiki atap rumah yang telah roboh, serta mengejar
kupu-kupu di pekarangan. Ame juga sering mengikuti kakaknya ketika
kakaknya mengejar burung liar dan kucing liar di gunung”
Begitu juga dengan perkembangan Ame. dalam hal ini Ame juga sudah terlihat cukup
terampil menggunakan motorik kasarnya. Walaupun tidak seaktif kakaknya dan hanya
mengikuti kakaknya.
 Motorik Halus
Dari segi motorik halus, kedua kakak beradik ini terlihat sudah mampu menggunakan
jari-jarinya dengan baik. Koordinasi tubuh mereka juga cukup baik.

“Hana yang hidup sendiri tanpa suami memutuskan berkebun untuk memenuhi
kehidupan sehari-harinya. Dalam berekebun selain dibantu oleh tetangganya ia
juga dibantu oleh kedua anaknya yang membantunya dengan cara menggali
tanah dan menanam bibit kentang. Setelah lelah menjalani aktiftas seharian ia
dan kedua anaknya makan malam bersama untuk melepas penat. Dengan
terampil Ame dan Yuki menggunakan sumpit untuk mengambil makanan”

Pada adegan tersebut pada umur 4 dan 5 tahun terlihat Ame dan Yuki sudah terampil
mengkoordinasikan jari jemarinya. Terlihat mereka sudah bisa menggunakan sumpit untuk
mengambil makanan. Mereka juga mampu berkebun untuk membantu ibunya.

PERKEMBANGAN KOGNITIF

Selain secara fisik, perkembangan anak juga terjadi pada aspek kognitif. Lalu
bagaiamana perkembangan kognitif pada tokoh pada film ini? Pada bahasan kali ini kita
akan mencoba memaparkan bagaimana secara teori mendeskripsikan perkembangan
kognitif dari Ame dan Yuki.
Jika dihubungkan dengan perkembangan kognitif, teori yang dirasa cukup
korelasional untuk menjelaskan perkembangan kognitif Ame dan Yuki adalah teori
perkembangan kognitif piaget tahap Praoperasional. Tahap yang berlangsung dari usia 2-7
tahun ini merupakan tahap kedua menurut piaget. Dalam tahap ini, anak-anak mulai
mempresentasikan dunia menggunakan kata-kata, bayangan, dan gambar.
Pada umur ini Ame dan Yuki seringkali berubah menjadi serigala tanpa terkendali.
Karena hal tersebut, Hana, ibu mereka. Memutuskan untuk mengajari mereka untuk
mengontrol perubahanya.

“Suatu pagi, Hana memutuskan meminjam buku di perpustakaan berjalan


untuk referensi pertanian. Namun ia terkejut ketika tiba-tiba Yuki berubah
menjadi serigala. Karena cemas dengan keselamatan mereka, Hana
membuatkan berbagai gambar tentang larangan mereka untuk tidak berubah
menjadi serigala sembarangan. Ia juga memberikan gambar yang berisi
himbauan kepada mereka agar tidak sombong kepada hewan lain”

Dalam adegan ini Hana sepertinya mengetahui bahwa kedua anaknya (Ame dan
Yuki) lebih memahami menggunakan cerita atau larangan dalam bentuk gambar. Metode ini
ternyata membuahkan hasil. hasil dari usahanya terlihat ketika Ame dan Yuki berkata
Wakkata!, yang berarti Aku mengerti!
Melihat dari adegan tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa pada umur 4
dan 5 tahun Ame dan Yuki sudah mencapai pada tahap Symbolic Function Substage.
Ame dan Yuki sudah bisa memahami penjelasan menggunakan gambar-gambar tanpa perlu
menggunakan sesuatu yang secara fisik nyata. Kognitif mereka sudah mampu mencerna
perintah-perintah dengan gambar yang diberikan oleh ibunya. Selain berada pada tahap
symbolic function substage, dalam film ini juga diperlihatkan mengenai perkembangan dari
Ame pada tahap Intuitive Though Stage, yaitu tahap dimana anak ingin mengetahui
jawaban dari segala jenis pertanyaan.

“Siang itu, Ame melihat beberapa cerita bergambar dari buku yang dipinjam
dari perpustakaan berjalan, ia melihat di dalam gambar tersebut bahwa
serigala selalu menjadi musuh manusia dan diburu oleh mereka dengan sebab
yang tidak dijelaskan dalam buku. kemudian Ame bertanya pada Ibunya
(“okaasan, ookami te doushite itsumo warumono nano?”)”

Berdasarkan adegan tersebut terlihat tumbuhnya rasa penasaran Ame mengenai


buku bergambar yang ia lihat. Karena rasa penasaran yang belum terjawab itu, maka ia
bertanya kepada ibunya “ibu, mengapa serigala selalu menjadi penjahat?”. Pertanyaan ini
memberikan indikasi bahwa Ame sudah mencapai tahap intuitive though stage di umur 4
tahun.

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSI

Dimasa kanak-kanak awal, perkembangan sosio-emosi anak-anak kecil ditandai oleh


sejumlah perubahan. Perkembangan pikiran serta pengalaman emosi yang terjadi
menghasilkan kemajuan yang nyata dalam perkembangan anak. Oleh karena itu, aspek
terakhir yang akan kita bahas adalah mengenai bagaimana perkembangan sosio-emosi
pada Ame dan Yuki.
Pada aspek ini kehidupan sosial Ame dan Yuki seakan berbeda satu sama lain. Ame
lebih suka hidup bersosial dengan hewan-hewan di hutan, sedangkan Yuki lebih suka
Kehidupan sosial bersama teman di sekolahnya. Walaupun begitu terdapat beberapa
perkembangan sosio-emosi mereka yang bisa kita jelaskan secara teoritis.
 Pemahaman Diri (Self Understanding)
Dalam hal ini kedua bersaudara tersebut mulai menyadari tentang siapa mereka
sebenarnya. Dalam hal ini Ame merasa bahwa ia merupakan serigala, sedangkan Yuki
merasa bahwa dirinya adalah seorang perempuan biasa.

Ame
“Setelah ibunya mengajak Ame menuju kantor penjaga alam hutan niikawa,
Ame merasa tertarik dengan kehidupan di hutan. Setiap hari ia memilih
memilih belajar di hutan bersama rubah penunggu hutan daripada belajar di
sekolah.”
Yuki
“Ketika jam istirahat di sekolah, teman-teman yuki membawa berbagai
aksesoris di kotak yang dibawa dari rumah. Tapi apa yang dibawa yuki adalah
kejutan bagi teman-temanya. Yuki membawa bangkai, tulang, dan serangga.
Karena merasa ada yang aneh dengan reaksi teman-temanya, yuki sadar
bahwa apa yang dibawanya kurang feminim bagi perempuan seperti dirinya.
Karena kejadian itu, Ibunya membuatkan baju yang lucu sehingga Yuki bisa
merasa lebih feminim”
Dari dua adegan tersebut dapat kita lihat bahwa Ame dan Yuki mulai sadar tentang
siapa dirinya di lingkungan sosial. Yuki merasa ia adalah perempuan sehingga ia harus
berpenampilan dan berperilaku se-feminim mungkin. Sedangkan Ame merasa bahwa ia
adalah bagian dari hutan, sehingga ia lebih mengembangkan kemampuan serigalanya
dengan belajar di hutan.
 Memahami Emosi
Pada masa ini Ame dan Yuki sudah memiliki kemampuan untuk memahami orang
lain. Mereka sadar bahwa berbagai ekspresi wajah menggambarkan apa yang dipikirkan
oleh orang lain.
Ame
“Suatu hari Ame di ajak oleh ibunya untuk berkunjung ke kantor penjaga alam
hutan niikawa. Di kantor tersebut terdapat serigala tua yang sudah ditinggal
mati oleh pemiliknya. Ketika disana Hana, mencoba untuk berkomunikasi
dengan serigala tersebut. Namun serigala itu terdiam. Di perjalanan pulang ia
berkata kepada ibunya (“ nandaka anohito sabiso..”)” ia melihat ekspresi
kesepian pada serigala tua itu.
Yuki
“Yuki sering membawa benda-benda yang aneh bersamanya. Sampai suatu
ketika Yuki membawa bangkai, tulang, dan serangga di kelas. Namun tidak
sesuai bayanganya, teman-teman kelasnya berteriak dan menjauhi Yuki. Dari
kejadian itu ia sadar bahwa perilakunya selama ini membuat teman-temanya
tidak nyaman, sehingga ia bertekad untuk berubah lebih feminim”

Dua kejadian diatas menunjukan bahwa Ame dan Yuki sudah memiliki kemampuan
untuk memahami orang/binatang lain. Ame memiliki kemampuan untuk memahami binatang
lain, sedangkan Yuki mulai bisa memahami tentang reaksi ekspresi dari teman-temanya.

KESIMPULAN

Pada film ini walaupun Ame dan Yuki digambarkan sebagai anak setengah serigala,
meskipun begitu penokohan dan perkembangan cerita dari dua bersaudara ini tetap terfokus
pada perkembangan yang dialami oleh manusia. perkembangan fisik mereka terjadi seperti
manusia pada umumnya secara teoritis, begitu juga dengan perkembangan kognitif mereka.
Hal yang secara sepintas berbeda terjadi dari perkembangan sosio-emosional mereka.
Walaupun begitu fenomena tersebut masih dapat di jelaskan oleh beberapa teori
perkembangan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Santrock, Jhon W. 2012. Perkembangan Masa Hidup (ed. 13). Jakarta: Erlangga.

Hosoda, Mamoru. 2012. Ookami Kodomo no Ame to Yuki. Toho: Jepang. 117 mins

Anda mungkin juga menyukai