Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Imunisasi dasar merupakan program yang dilakukan untuk melindungi tubuh
dari penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri diantaranya penyakit
tuberculosis, polio, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B dan campak.Sasaran
program tersebut pada bayi 0-11 bulan agar tecapai kekebalan jika dikemudian
hari terpapar dengan penyakit tersebut. Imunisasi dasar meliputi imunisasi BCG,
DPT/HB, polio dan campak dengan rentang usia kurang dari satu tahun
(Kemenkes RI, 2010).
Bayi memerlukan imunisasi dasar lengkap, hal ini diupayakan untuk
mencegah masuknya virus ke dalam tubuh bayi atau sebagai antibodi dari
berbagai penyakit.Kelengkapan imunisasi dasar merupakan alat atau segala
sesuatu yang tersedia dengan lengkap untuk membuat zat anti untuk mencegah
penyakit (Suparyanto, 2011).
Jika anak tidak diberikan imunisasi dasar lengkap, maka tubuhnya tidak
mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap penyakit.Bila kuman berbahaya
yang masuk cukup banyak maka tubuhnya tidak mampu melawan kuman tersebut
sehingga bias menyebabkan rasa sakit berat, cacat atau meninggal. Oleh karena
itu, bila orang tua tidak mau anaknya diimunisasi berarti bisa membahayakan
keselamatan anaknya dan anak-anak lain disekitarnya. (IDAI, 2013)
Menurut UNICEF (2018) ada 27 juta anak balita di seluruh dunia masih belum
mendapatkan layanan imunisasi rutin, sehingga menyebabkan lebih dari 2 juta
kematian tiap tahun. Angka ini mencakup 1,4 juta anak balita yang terenggut
jiwanya.Berdasarkan data yang diperoleh, Indonesia merupakan salah satu dari 10
Negara yang termasuk angka tertinggi pada kasus anak tidak diimunisasi,yakni
sekitar 1 juta anak.
Cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) di Indonesia tahun 2016 belum
mencapai target. Pemerintah menargetkan cakupan IDL sebesar 91,5 persen,
namun hingga akhir tahun hanya 82,1 persen yang berhasil tercapai (Widiyani,
2016). Gorontalo menduduki peringkat ke 21 dengan presentasi pemberian
imunisasi dasar lengkap mencapai 80,6%. Hal ini menunjukan bahwa provinsi
Gorontalo belum mencapai target cakupan imunisasi yang ditargetkan oleh
pemerintah, dimana pemerintah menargetkan cakupan imunisasi dasar lengkap
sebesar 92% (Kemenkes RI, 2018)
Data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, diketahui
bahwa jumlah bayi di bulan Januari-September tahun 2018 sebanyak 6318.
Sedangkan yang melakukan imunisasi dasar lengkap bayi laki-laki sebanyak 1770
dan bayi perempuan 1780 sehingga total cakupan bayi yang melakukan imunisasi
dasar lengkap sebanyak 3550 atau sebesar 56% dan yang tidak melakukan
imunisasi dasar lengkap sebanyak 2768 atau sebesar 44% (Dinkes, 2018).
Keluarga merupakan sumber dukungan yang penting bagi ibu. Adanya
dukungan keluarga dapat mempengaruhi orang tua dalam mengikutsertakan
anaknya mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Keluarga yang tidak mengizinkan
untuk mendapatkan imunisasi merupakan kurangnya dukungan keluarga.
Dukungan keluarga yang baik yaitu mendorong orang tua untuk melakukan
imunisasi yang dapat memproteksi anak-anak atau orang dewasa untuk melawan
penyakit infeksi yang berbahaya. Dukungan keluarga dapat diwujudkan dengan
memberikan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan
dukungan informasional. Dukungan keluarga dapat diwujudkan dengan memberi
perhatian, bersikap empati, memberikan dorongan, memberikan saran, memberi
pengetahuan dan sebagainya. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fajar
(2015) Dukungan keluarga merupakan tindakan atau tingkah laku serta informasi
yang bertujuan untuk membantu seseorang dalam mencapai tujuannya atau
mengatasi masalah seseorang pada situasi tertentu.
1.2 Tujuan Penyuluhan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan masyarakat yang mempunyai bayi 0-12
bulan dapat memberikan dukungan kepada ibu baik dukungan
informasional, dukungan instrumental, dukungan emosional serta
dukungan penghargaan agar anaknya mendapatkan imunisasi dasar
lengkap.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Masyarakat dapat mengetahui apa itu dukungan keluarga
2. Masyarakat dapat mengatahui apa saja jenis-jenis imunisasi dasar
3. Masyarakat dapat mengetahui apa yang akan terjadi jika anak tidak
mendapatkan imunisasi dasar lengkap
1.3 Manfaat Penyuluhan
Penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk masyarakat dan
keluarga bahwa dukungan keluarga mempunyai peran penting dalam
mendorong ibu untuk mengikutsertakan anaknya agar mendapat imunisasi
dasar lengkap.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyuluhan
Pelaksanaan penyuluhan dilakukan pada masyarakat Desa Tuladenggi
Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Materi penyuluhan yang
dibawakan mengenai dukungan keluarga terhadap kelengkapan imunisasi dasar.
Peserta penyuluhan mengatakan bahwa sebelumnya sudah
mendapatkan informasi dari kader mengenai pentingnya
imunisasi dasar tetapi untuk penyuluhan mengenai dukungan
keluarga dalam imunisasi belum pernah diadakan.
Kegiatan ini terlebih dahulu meminta izin kepada aparat
desa Tuladenggi bahwasannya akan mengadakan penyuluhan
dalam rangka kegiatan pengabdian terhadap masyarakat. Dan
dalam pelaksanaan penyuluhan disaksikan oleh aparat desa
setempat, kader posyandu Tuladenggi serta fasilitator yang
bertugas memberikan penilaian terhadap pemateri. Harapan
yang ingin dicapai dari dilaksanakannya penyuluhan ini yaitu
agar masyarakat bisa mendapatkan informasi secara mendalam
mengenai dukungan keluarga dalam imunisasi, memahaminnya
serta dapat memotivasi keluarga untuk ikut memberikan
dukungan dalam pemberian imunisasi anaknya.

2.2 Dukungan Keluarga


A. Definisi Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga merupakan suatu upaya yang diberikan oleh keluarga
kepada anggota keluarga terutama bayi dalam mendapatkan imunisasi dasar.
B. Jenis-jenis Dukungan Keluarga
Dukungan dapat dibagi menjadi 5 bentuk, yaitu :
1. Dukungan emosional (emotional support)
Bentuk dukungan emosional yang dapat diberikan seperti ekspresi, empati,
dan perhatian terhadap individu. Contohnya yaitu dengan mengajak ibu ke
posyandu agar anaknya mendapatkan imunisasi, dan memberikan perhatian
kepada ibu saat anaknya sakit setelah mendapatkan imunisasi.
2. Dukungan penghargaan (esteem support)
Bentuk dukungan penghargaan yaitu keluarga bertindak sebagai umpan
balik, membimbing, dan menangani masalah, serta sebagai sumber validator
identitas anggota keluarga. Contohnya yaitu menganjurkan ibu untuk melakukan
imunisasi dasar pada anaknya, menyediakan waktu untuk mendampingi ibu
membawa anaknya melaksanakan imunisasi setiap bulan, memberikan pujian
kepada ibu saat anaknya sudah mendapatkan imunisasi dasar.
3. Dukungan instrumental (Instrumental support)
Dukungan instrumental merupakan bentuk dukungan langsung dan nyata.
Dukungan yang diberikan dapat berupa penyediaan materi yang dapat
memberikan pertolongan langsung seperti pinjam uang, barang, makanan, serta
pelayanan. Contohnya yaitu mengingatkan ibu tentang jadwal imunisasi,
menyediakan obat penurun demam apabila anak mengalami demam setelah
diimunisasi, serta menyediakan uang dan transportasi untuk membawa anaknya ke
posyandu.
4. Dukungan informasional (Informational support)
Bentuk dukungan informasional adalah pemberian informasi terkait
dengan hal yang dibutuhkan individu. Contohnya memberikan informasi
mengenai tujuan serta manfaat dari imunisasi, dan memberi informasi mengenai
tempat pelaksanaan imunisasi.
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga
Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga adalah :
1. Faktor internal
a. Tahap perkembangan
Tahap perkembangan artinya dukungan dapat ditentukan oleh rentang usia
(bayi-lansia) yang memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan
kesehatan yang berbeda-beda.
b. Pendidikan dan tingkat pengetahuan
Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk oleh intelektual
yang terdiri dari pengetahuan, latar belakang pendidikan, dan pengalaman masa
lalu. Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk
kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit
dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga kesehatan
dirinya.
c. Faktor emosi
Faktor emosional mempengaruhi keyakinan terhadap adanya dukungan
dan cara melaksanakannya. Seseorang yang mengalami respon stress dalam setiap
perubahan hidupnya cenderung berespon terhadap berbagai tanda sakit, dilakukan
dengan cara mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat mengancam
kehidupannya.
d. Faktor spiritual
Spiritual adalah bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup
nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga atau teman dan
kemampuan mencari harapan dan arti dalam kehidupan.

2. Faktor eksternal
a. Praktik dikeluarga
Praktik dikeluarga adalah bagaimana keluarga memberikan dukungan
biasanya mempengaruhi penderita dalam melaksanakan kesehatannya. Misalnya
klien juga kemungkinan besar akan melakukan tindakan pencegahan jika keluarga
melakukan hal yang sama. Misalnya anak yang selalu diajak orang tuanya
melakukan pemeriksaan rutin, maka ketika punya anak dia akan melakukan hal
yang sama.
b. Faktor sosial ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya dia akan lebih cepat
tanggap terhadap gejala penyakit yang dirasakan. Sehingga dia akan segera
mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya.

c. Latar belakang budaya


Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan
individu dalam memberikan dukungan termasuk cara pelaksanaan kesehatan
pribadi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keluarga merupakan sumber dukungan yang penting bagi ibu. Adanya


dukungan keluarga dapat mempengaruhi ibu dalam mengikutsertakan anaknya
dalam pemberian imunisasi. Jadi semakin baik dukungan keluarga yang diberikan,
maka akan mendorong ibu untuk melengkapi imunisasi dasar bayinya.

3.2 Saran

Diharapkan setelah penyuluhan ini dilakukan dapat memberikan informasi


untuk masyarakat secara umumnya secara khususnya terhadap pentingnya
dukungan keluarga dalam mengimunisasikan anaknya.

Anda mungkin juga menyukai