Anda di halaman 1dari 3

WOC (Web Of Caution) ANEMIA KEHAMILAN

STASE MATERNITAS NERS ANGKATAN X

DI SUSUN OLEH
FITRIYANI MOHAMAD, S.Kep
NIM. C03119022

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
TAHUN 2020
KOMPLIKASI
ETIOLOGI
DEFINISI
abkkk 1. Abortus (keguguran)
Anemia kehamilan merupakan Kekurangan zat gizi (zat besi, vit b12, asam folat) perdarahan 2. Persalinan prematur
kadar Hb <11 gr pada trimester 3. Gangguan
pertama dan ketiga, serta Hb Kegagalan sum-sum tulang pertumbuhan janin
<10,5 g/dl pada trimester kedua. 4. Ancaman
Konsentrasi sel darah merah dekompensasi kordis
Perubahan fisiologi pada
kehamilan terjadi ekspansi (Hb < 6 gr%)
Hb menurun
volume plasma relative lebih 5. Mudah terjadi infeksi
besar dibandingkan dengan 6. Hyperemesis
peningkatan jumlah sel darah gravidarum
merah. Volume plasma naik Anemia Defisiensi asam 7. Perdarahan sebelum
Defisiensi zat besi
sebanyak 40-45%,disproporsi folat, vit b12 persalinan
ini paling besar saat trimester
kedua. Pada trimester ketiga, PEMERIKSAAN
Perubahan sirkulasi Vakositas darah
volume plasma menurun dan PENUNJANG
menurun
masa hemoglobin meningkat. 1. Pemeriksaan laboratorium
Anemia megalobrastik
Resistensi aliran
KLASIFIKASI Daya tahan tubuh menurun
darah perifer
1. Anemia defisiensi besi
(62,3%)
Risiko infeksi Kelemahan
2. Anemia megaloblastik Aliran O2 ke jaringan
n
(29,0%) menurun

Intoleransi Aktivitas
Perfusi Perifer
MANIFESTASI KLINIS PENATALAKSANAA Tidak Efektif
Gejala anemia pada kehamilan N DAFTAR PUSTAKA
yaitu ibu mengeluh cepat lelah, a. Terapi oral 1. Asrina, Suhartik, Eddyma W. Ferial. 2014. Faktor-Faktor Yang
sering pusing, mata berkunang- b. Terapi parenteral Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Rumah
kunang, malaise, lidah luka, nafsu c. Terapi non Sakit Ibu dan Anak Siti Ftimah Makassar. Stikes Nani Hasanudin
Makassar. Diakes 23 Desember 2015.
makan turun (anoreksia), medika mentosa
2. Irianto Koes. 2015. Kesehatan Reproduksi. Bandung: Alfabeta
konsentrasi hilang, nafas pendek 3. Prawirohardjo, Sarwono. 2014. IlmuKebidanan. Jakarta: EGC
(pada anemia parah) dan keluhan
mual muntah lebih hebat pada
INTERVENSI 2.Manajemen Energi
Diagnosa Keperawatan (SDKI)
Observasi
1. Perfusi perifer tidak efektif
2. Intoleransi Aktivitas -Monitor kelelahan fisik dan emosional
3. Risiko Defisit Nutrisi -Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus
4. Risiko Infeksi Edukasi
Tujuan (SLKI) -Anjurkan tirah baring
1. Perfusi perifer tidak efektif
Kolaborasi
Setelah dilakukan tindakan x24 jam diharapkan tingkat perdarahan menurun dengan kriteria
-Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
hasil : Perdarahan vagina menurun,hemoglobin membaik,hematokrit membaik,tekanan darah
asupan makanan
membaik 3. Pencegahan Infeksi
2. Intoleransi Aktivitas Observasi
Setelah dilakukan tindakan x24 jam diharapkan toleransi aktivitas meningkat dengan kriteria hasil :
-Monitor tanda dan gejala infeksi lokal sistemik
Kemudahan melakukan aktivitas sehari-hari meningkat, perasaan lemah menurun, frekuensi nadi Edukasi
membaik,warna kulit membaik,tekanan darah membaik -Anjurkan untuk meningkatkan asupan nutrisi
3. Risiko Infeksi -Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Setelah dilakukan tindakan x24 jam diharapkan tingkat infeksi menurun dengan kriteria hasil :
kadar sel darah putih membaik
Intervensi (SIKI)
1. Transfusi Darah
Observasi
-Identifikasi rencana transfusi
-Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama dan setelah transfusi( tekanan darah,suhu,nadi dan
frekuensi napas)
-Monitor tanda dan kelebihan cairan ( mis. Dispnea, takikardia, sianosis, tekanan darah
meningkat,sakit kepala, konvulsi)
-Monitor reaksi transfuse
Terapeutik
-Lakukan pengecekan ganda (double check) pada label darah
(golongan darah,rhesus,tanggal kadaluwarsa,nomor seri,jumlah, dan identitas pasien
-Hentikan transfusi jika terdapat reaksi transfuse
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan prosedur transfuse
-Jelaskan tanda dan gejala reaksi transfusi

Anda mungkin juga menyukai