Dewi Sartika
Dewi Sartika
PENDAHULUAN
balita di Indonesia. Jenis karies gigi sulung umumnya terjadi adalah rampan karies
Rampan karies adalah karies yang terjadi sangat cepat dan mengenai
beberapa gigi serta sering menimbulkan rasa sakit sehingga anak sulit makan dan
rewel .Karies ini sering ditemukan pada anak usia di bawah lima tahun (balita),
Dengan penyebaran yang tertinggi pada anak usia tiga tahun.2 Wei (1989)
dalam plak dan saliva akibat yang mengkonsumsi makanan olahan yang
mengandung sukrosa di antara dua waktu makan, serta menurunya sekresi saliva.
Kesehatan gigi anak yang buruk seperti rampan karies yang dapat menyebabkan rasa
makanan yang akhinya akan mempengaruhi kedaan gizi anak sehingga tumbuh
Hasil penelitian Ayhan (1996) menujukan berat dan tinggi badan anak
penderita rampan karies dan sindroma karies botol lebih rendah di bandingkan
dengan anak yang bebas karies.1 Early childhood caries terjadi pada gigi yang baru
erupsi dan anak pra-sekolah.Gigi rahang atas lebih sering terkena dibanding gigi
1
rahang bawah karena di lindungi oleh lidah selama gerakan menghisap atau minum
susu. Early childhood caries (ECC) dapat didefinisikan sebagai adanya satu gigi
atau lebih yang terkena karies pada anak usia 6 tahun atau lebih muda. Salah satu
bakteri yang terdapat dalam Early childhood caries adalah streptococcus mutans.
ECC biasanya membutuhkan perawatan yang lama dan jika tidak diobati dapat
pada tahun (2007) menunjukan bahwa gigi berlubang telah meningkat khususnya
pada anak balita dan anak pra sekolah, meningkat dari 24 % menjadi 28 %. Untuk
Indonesia mencatat kemajuan yang cukup berarti dalam penyajian nutrisi bagi
anak sehingga harapan mencapai target millennium development goals tahun (2015).
Salah satu makanan tambahan pada anak balita adalah susu formula. Diharapkan
pemberian susu formula untuk balita diberikan agar kebutuhan gizi terpenuhi selama
masa pertumbuhanya.Prioritas utama adalah tetap pada air susu ibu sedangkan susu
formula berfungsi hanya sebagai pengganti susu ibu jika memang produksi ASI tidak
berhasil. Dalam susu formula ada tambahan nutrisi yang sudah terukur dan di
sesuaikan dengan gizi yang di butuhkan bayi karena itu pemberian susu formula
dewasa ini membuat para konsumen khususnya orang tua mempunyai banyak pilihan
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
keparahan rampan karies pada anak dan banyakx gigi yang mengalami rampan
karies.
1.5 HIPOTESIS
1. Makin lama anak minum susu formula makin parah karies yang ditemukan.
2. Makin lama minum susu formula makin banyak gigi yang mengalami karies.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karies gigi adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email,
dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik pada
suatu karbohidrat yang dapat diragikan menjadi masa yang asam yang
sehingga menyebabkan pH plak akan turun dalam waktu 1-3 menit sampai
4
waktu 30-60 menit, dan jika penurunan pH plak ini terjadi secara terus-
terjadinya karies yaitu terlihat white spot pada permukaan email kemudian
proses ini akan berjalan secaran perlahan-lahan sehingga lesi kecil tersebut
pada dentin disertai kematian odontoblast, dan apabila karies telah mencai
berlanjut ke pulpa.5
1. Plak
mulut maka akan di tutupi oleh lapisan organik amorf yang disebut
5
gigi.Sifatnya sangat lengket dan mampu membantu melekatkan bakteri–
mengeluarkan gel ekstra – sel yang lengket dan akan menjerat berbagai
dibersihkan.
2. Karbohidrat
email. Karbohidrat ini substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan
yang rendah seperti gula akan segera meresap ke dalam plak dan
6
butuhkan waktu 30 – 60 menit.Oleh karena itu konsumsi gula yang
3. Permukaan gigi
karies oleh karena itu gigi yang memudahkan perlekatan plak sangat
mungkin terkena karies seperti pada gigi molar1terdapat fit dan fissure.
4. Waktu
dalam periode bulan atau tahun.rata – rata kecepatan karies gigi tetap
5. Keturunan
Dari 12 pasang orang tua dengan keadaan gigi yang baik, terlihat
bahwa anak–anak dari 11 pasang orang tua memiliki keadaan gigi yang
karies yang tinggi, hanya 1 pasang yang memiliki anak dengan gigi yang
7
karies yang demikian maju pada akhir–akhir ini, sebenarnya faktor
6. Jenis kelamin
bahwa presentase karies gigi pada wanita lebih tinggi di banding dengan
laki – laki.
7. Umur
pase ini.
3. Pase III antara 40-50 tahun pada umur ini sudah terjadi retraksi atau
8
8. Saliva
parotis 26%. Pada malam hari pengeluaran saliva lebih sedikit, secara
bebrapa gigi serta sering menimbulkan rasa sakit sehingga anak menjadi
minum susu atau cairan manis lainnya melalui botol pada waktu tidur maka
cairan dari botol atau susu yang diminum anak akan tergenang didalam
mulut dalam waktu yang lama. Kecepatan kerusakan gigi akan jelas terlihat
karies). Selain itu keadaan lain yang dapat menyebabkan rampan karies
9
adalah substrat lama berada dalam mulut, kebiasaan anak menahan makanan
karies.6
1 lemak susu
2 Protein susu
Protein susu yang ada pada susu formula mengandung beberapa protein
3 Laktosa
Laktosa adalah karbihidrat atau gula susu yang hanya ditemukan dalam
akan memebentuk laktulosa yang mudah larut dan mempunyai rasa yan
agak manis.
10
4 Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam proses
5 Mineral
yang saling mempengaruhi. Ada empat faktor utama yaitu gigi, saliva,
dengan karies biasa hanya terjadi lebih cepat, banyak ahli menghubungkan
dengan kondisi anak itu sendri dimana email gigi sulung lebih tipis. Bila
rampan karies berlangsung lebih awal terutama pada anak yang minum susu
botol dalam waktu yang lama akan timbul corak karies tertentu, disebut
mengandung sukrose dan glukosa yang diminum pada anak. Sukrosa dan
11
adalah lactobacillus dan streptococcus mutants.Asam yang dibentuk dari
proses demineralisasi email gigi dan di awali dengan lesi white-spot pada
gigi dan kerusakan tersebut akan berlanjut ke dentin dan proses kariespun
dimulai.8
anak.Oleh karena itu gigi sulung diharapkan dalam kondisi yang baik untuk
kebiasaan oral yang buruk, dan berperan sebagai penuntun erupsi gigi
poaitif dan dapat mempengaruhi kualitas hidup anak pada masa depannya.9
gigi yang parah dan terjadi pada bayi atau anak-anak, berkembang dengan
anak. Kesulitan makan adalah keluhan yang sering dialami anak penderita
mengunyah, anak sering menangis karena rasa nyeri yang mengenai seluruh
12
2.2.5 Penggunaan Susu Formula Sebagai Pengganti ASI
eksklusif 6 bulan sebesar 80%. Namun demikian angka ini sangat sulit
untuk dicapai bahkan prevalensi ASI eksklusif dari tahun ketahun terus
pada tahun (1997) menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007.
pemberian air susu ibu karena bayi atau ibu sakit, ibu harus bekerja, serta
13
difasilitasi melakukan inisiasi menyusu dini. Salah satu caraadalah Bayi
yang lahir normal dan diletakkan di perut ibu segera setelah lahir dengan
kulit ibu melekat pada kulit bayi selama 1 jam akan berhasil menyusui,
sedangkan bayi lahir normal yang dipisahkan dari ibunya 50% tidak bisa
Menyusu Dini dengan jelas telah tercantum dalam Buku Acuan Asuhan
bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan. Bagi semua ibu bersalin
kelangsungan hidup dan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayi
perawat, dokter umum atau spesialis obstetri. Karena bidan secara umum
Indonesia maka dalam studi ini penolong persalinan disebut sebagai bidan.
ibu saja sampai 6 bulan untuk keuntungan yang optimal bagi ibu dan bayi.
dicapai bila masalah potensial seperti status gizi ibu hamil dan laktasi,
status mikronutrien (zat besi, seng dan vitamin A) bayi dan pelayanan
14
kesehatan dasar rutin bagi bayi (pengukuran pertumbuhan dan tanda klinis
defisiensi mikronutrien) sudah berhasil diatasi. Bila hal ini belum tercapai
maka mungkin akan timbul masalah seperti terjadinya growth faltering pada
bayi. Untuk mengatasi growth faltering ibu harus memberikan ASI eksklusif
selanjutnya.Dalam hal ini perlu dikaji makanan pendamping ASI yang tepat
termasuk sesuai dengan kondisi gizi dan umur bayi. Rata-rata pemberian
petunjuk yang jelas mengenai makanan pendamping apa saja yang dapat
adalah pemberian dukungan sosial dan gizi yang adekuat untuk ibu yang
perkembangan bakteri serta adanya bau mulut perlu pula dilakukan oral
15
profilaksis.Oral profilaksis dapat dilakukan dengan menyikat gigi secara
benar maupun dengan menggunakan alat bur atau alat lainnya yang lebih
canggih seperti air scaler maupun sand blaster Perawatan rampan karies
yang utama adalah menhilangkan rasa sakit, adanya rasa sakit perlu segera
Perawatan rasa sakit dapat diberikan baik secara lokal di gigi yang sakit
pula diberikan melalui obat minum atau oral. Obat ini diberikan pada rasa
1. Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain/ lap bersih.
Bersihkan dan pijat gusi pada area yang ompong dan pemakaian flossing
semua gigi anak yang telah erupsi, biasanya pada usia 2- 2,5 tahun
16
karies, tetapi juga anak dapat menderita cedera pada giginya ketika
yang berisi susu, formula atau jus buah atau larutan yang manis
4. Jika anak membutuhkan botol atau dot untuk pemberian makan yang
reguler, pada malam hari, atau hingga tertidur, berilah anak dot bersih
5. Hindari mengisi botol minum anak dengan larutan seperti air gula dan
soft drink
6. Jika air yang akan diberikan kepada anak tidak mengandung fluoride,
17
BAB III
KERANGKA KONSEP
Asupan susu
formula
Waktu
Pemberian susu
formula
Peranan orang
Ngemut karies tua
Penyebab
Tingkat
keparahan karies
Komposisi susu
formula
Ahli kesehatan
18
BAB IV
METODE PENELITIAN
a. Tempat Penelitian
b. Waktu Penelitian
Kriteria inklusi:
4.6 DATA
19
c. Penyajian data : tabel
a. Rampan Karies adalah daerah yang terserang karies akibat proses bertahap
b. Kuisioner yang berisi tentang lama pemberian susu formula pada anak(
a) Alat :
Sonde
Mirror
Nirbeken
Pinset
20
Gelas
Handuk putih
Ekskavator
Kapas
b) Bahan :
Alcohol 70%
Aquadest
Betadin
b. Pembagian kuiesioner
21
pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan cara
22
BAB V
HASIL PENELITIAN
formula dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak berusia dua hingga enam
tahun. Lama pemberian susu formula (tahun) diukur dengan menggunakan kuesioner
dan tingkat keparahan karies diukur dengan menggunakan CSI (Caries Severity
Index). Sebelum melihat hubungan antara lama pemberian susu formula dengan
tingkat keparahan karies, peneliti terlebih dahulu melihat hubungan antara kejadian
karies dengan pemberian susu formula. Penelitian dilakukan pada tanggal 14 Maret -
anak-anak TK yang berusia dua hingga enam tahun dengan pengambilan sampel
memenuhi kriteria subjektif dari peneliti dan kriteria seleksi sampel yang diambil
sampel penelitian dilakukan dengan dua metode pengukuran, yaitu kuesioner dan
secara klinis menggunakan indeks keparahan karies (CSI). Melalui kuesioner, dapat
diperoleh data-data dasar mengenai identitas sampel, riwayat pemberian air susu ibu
(ASI), riwayat konsumsi makanan manis, perilaku menjaga kesehatan gigi, dan
pemberian susu
23
formula. Adapun pemeriksaan klinis dilakukan secara langsung dengan
analisis data melalui penggunaan program SPSS 16.0. Hasil analisis data ditampilkan
memiliki jumlah sebanyak 50 orang. Terlihat pada tabel 1 bahwa jumlah laki-laki (32
orang) lebih banyak daripada perempuan (18 orang). Rata-rata usia pada penelitian
ini adalah (4.98) atau lima tahun. Sampel penelitian yang minum susu formula lebih
banyak daripada yang tidak minum susu formula, yaitu 29 orang yang minum susu
formula (58%) dan 21 orang yang tidak minum susu formula (42%). Adapun, rata-
rata lama pemberian susu formula adalah (1.56) atau satu setengah tahun. Akan
tetapi, jumlah sampel yang memiliki karies mencapai 43 orang (86%) dan hanya
tujuh sampel (14%) yang tidak memiliki karies ketika dilakukan pemeriksaan klinis.
24
Tabel 2. Distribusi jawaban responden terhadap kuesioner penelitian
Kuesioner Frekuensi (n) Persen (%)
Apakah anak pernah minum ASI?
Ya 6 12
Tidak 44 88
Apakah anak diberikan susu formula / cairan manis dari botol?
Ya 29 58
Tidak 21 42
Apakah anak sering makan permen / kue kering?
1x sehari 10 20
2x sehari 16 32
3-4x sehari 17 34
5x sehari 7 14
Apakah anak bila makan ditahan lama dalam mulut?
Tidak 17 34
Selalu 18 36
Saat-saat tertentu 15 30
Apakah anak dibiasakan makan sayur?
Ya 40 80
Tidak 10 20
Apakah anak dibiasakan makan buah-buahan berserat?
Ya 40 80
Tidak 10 20
Apakah anak sudah dibiasakan menyikat gigi?
Yang terbiasa 5 10
Kadang-kadang 24 48
Tidak pernah menyikat gigi 21 42
Pada usia berapa, anak teratur menyikat gigi?
2 tahun 28 56
3 tahun 18 36
4 tahun 1 2
5 tahun 3 6
Total 50 100
yang digunakan dalam penelitian ini. Kuesioner terdiri atas delapan pertanyaan
tertentu untuk setiap pertanyaan. Terlihat pada tabel 2 bahwa hampir seluruh
responden tidak memberikan ASI pada anaknya, namun 29 responden (58%) yang
memberikan susu formula dari botol setelah pernah memberi ASI. Adapun, seluruh
25
responden (34%). Selain itu, terdapat 18 responden (36%) mengaku anak-anak
mereka selalu menahan makanan lama dalam mulut. Akan tetapi, seba
sayuran dan buah-buahan berserat. Adapun, responden paling banyak mengaku tidak
setiap hari sudah membiasakan menyikat gigi anaknya, yaitu sebanyak 24 orang
Tabel 3.lama pemberian susu formula dengan jumlah gigi yang terkena karies
Lama pemberian ( Tahun ) Jumlah gigi yang terkena karies Persen%
0-1 3-5 9,4%
0-2 5-9 11,2%
0-3 9-15 20,6%
0-4 15-18 23,3%
0-5 18-20 35,5%
Total 100%
Sumber : Data primer
formula pada anak usia0 sampai 1 tahun dapat terjadi karies rampan 3 sampai 5 gigi
anak (9,45%). Sedangkan responden yang memberikan susu formula pada usia 0
sampai 2 tahun gigi yang terkena karies sebanyak 5 sampai 9 gigi (11,2%). Ibu yang
memberikan susu formula 0 sampai 3 tahun lebih banyak gigi yang terkena karies
memberikan susu formula pada anak pada usia 0 sampai 4 tahun lebih banyak lagi
yang memberikan susu formula pada anaknya pada usia 0 sampai 5 tahun dan gigi
26
menunjukan bahwa semakin lama pemberian susu formula pada anak dapat
kejadian karies. Terlihat pada tabel 4 bahwa responden yang memberikan susu
formula pada anak dan terjadi karies dini pada gigi ada sebanyak 24 sampel (48,0%),
sedangkan responden yang tidak memberikan susu formula dan tetap terjadi karies
dini pada anak berjumlah 11 sampel (22,0%). Adapun, responden yang memberikan
susu formula dan tidak terjadi karies dini pada anak berjumlah lima sampel (10,0%),
sedangkan responden yang tidak memberikan susu formula dan tidak karies
sebanyak 10 sampel (20,0%). Pada tabel 3 juga terlihat hasil uji statistik chi-square
dan diperoleh nilai p value sebesar 0.021, artinya terdapat hubungan yang signifikan
antara pemberian susu formula dengan kejadian karies. Hal ini juga didukung oleh
data yang menunjukkan bahwa sebagian besar sampel yang memberikan susu
Tabel 5. Hubungan antara lama pemberian susu dengan tingkat keparahan karies
Karies Tingkat keparahan karies
27
Dari hasil uji statistik tabel 5 memperlihatkan hubungan antara lama
pemberian susu dengan tingkat keparahan karies. Terlihat pada tabel 4 bahwa rata-
rata lama pemberian susu formula sekitar 1 tahun 5 bulan hingga 1 tahun 6 bulan
dapat menyebabkan karies hingga daerah pulpa dan sisa akar. Selain itu, jumlah gigi
yang terdiagnosis karies enamel lebih tinggi dibandingkan pada daerah lain, yaitu
lima hingga enam gigi. Paling sedikit diperoleh pada penelitian ini adalah karies
yang mencapai daerah pulpa, yaitu dua gigi. Melalui tabel 4 juga diperoleh hasil uji
statistik korelasi Pearson antara tingkat keparahan kariedengan lama pemberian susu
formula. Sejalan dengan tabel 4 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pemberian susu formula dengan kejadian karies, pada tabel 5 ini
juga diperoleh nilai p value di bawah 0.05 (p<0.05) untuk seluruh tingkat keparahan
karies, yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara lama pemberian susu
Jadi makin lama minum susu formula mumbuktikan makin banyak dari
sampel yang terkena karies.Demikian juga makin lama minum susu formula ditemui
28
BAB VI
PEMBAHASAN
Universitas Hasanudin kota Makassar sebanyak 50 orang dan hanya anak yang
Penggunaan susu formula di pengaruhi oleh keadaan social ekonomi dan ibu
bekerja.Maka dari itu para wanita turut andil untuk meluangkan waktunya bekerja
demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Banyaknya ibu yang meniti karirnya di luar
dan memberikan asupan gizi kepada anaknya terutama pemberian ASI, sehingga
memberikan susu formula untuk memenuhi asupan gizi pada anak.Penelitian pada
anak berusia 2-6 tahun tentang lamanya pemberian susu dapat di lihat sebagai berikut
Rata-rata usia pada penelitian ini adalah lima tahun. Sampel penelitian yang minum
susu formula lebih banyak daripada yang tidak minum susu formula, yaitu 29 orang
yang minum susu formula (58%) dan 21 orang yang tidak minum susu formula
(42%). Adapun, rata-rata lama pemberian susu formula adalah satu setengah tahun.
Pada penelitian ini jumlah sampel yang memiliki karies mencapai 43 orang (86%)
dan hanya tujuh sampel (14%) yang tidak memiliki karies ketika dilakukan
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini. Kuesioner terdiri atas delapan
pertanyaan tertutup untuk setiap pertanyaan. Terlihat pada tabel 2 bahwa hampir
29
(58%) yang memberikan susu formula dari botol setelah pemberian ASI. Adapun,
seluruh responden memberikan permen atau makanan manis kepada anaknya, namun
responden paling banyak memberikan makanan manis 3-4x sehari, yaitu sebanyak 17
mereka selalui menahan makanan lama dalam mulut. Akan tetapi, sebanyak 40
dan buah-buahan berserat. Adapun, responden paling banyak mengaku tidak setiap
hari sudah membiasakan menyikat gigi anaknya, yaitu sebanyak 24 orang (48%),
karbohidrat dan waktu. Orang tua yang engetahui cara pencegaha karies dapa
melakukan dengan memeberikan air minum setelah minum susu, mengosok gigi
untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dapat mengurangi risiko terjadinya karies
gigi .pengobatan karies gigi pada anak kadang di lakukan restorasi atau pencabutan
gigi yang mengalami karies .pencegahan gigi sulung yang telah direstorasi
kejadian karies. Terlihat pada tabel 4 bahwa responden yang memberikan susu
formula pada anak dan terjadi karies dini pada gigi ada sebanyak 24 sampel (48,0%),
sedangkan responden yang tidak memberikan susu formula dan tetap terjadi karies
dini pada anak berjumlah 11 sampel (22,0%). Adapun, responden yang memberikan
susu formula dan tidak terjadi karies dini pada anak berjumlah lima sampel (10,0%),
30
sedangkan responden yang tidak memberikan susu formula dan tidak karies
sebanyak 10 sampel (20,0%). Pada tabel 3 juga terlihat hasil uji statistik chi-square
dan diperoleh nilai p value sebesar 0.021, artinya terdapat hubungan yang signifikan
antara pemberian susu formula dengan kejadian karies. Hal ini juga didukung oleh
data yang menunjukkan bahwa sebagian besar sampel yang memberikan susu
Makan selama tidur meningkatkan risiko karies gigi karena kebersihan mulut
dan laju aliran saliva menurun saat tidur .jadi konsumsi minuman bergula dengan
botol harus di kurangi atau di hentikan .faktor resiko yang paling penting terkait
dengan karies gigi pada anak adalah paparan dari minum susu harus menentukan
bergula dengan konsentrasi yang sangat tinggi dapat berakibat buruk dan gula dalam
bentuk caramel yang di berikan diantara waktu tetap dapat mengakibatkan terjadinya
karies.Anak –anak yang mengkomsumsi cukup protein buah segar dan sayur –
sayuran akan menurunkan nafsu makan “ ngemil “ dan terbukti bahwa frekuensi
jenis makanan yang diamankan di antara waktu makan mengandung gula yang muda
31
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
diuraikan bahwa makin lama makin lama minum susu formula, pada sampel
susu formula. Yakni makin lama anak minum susu formula pada sampel
7.2 Saran
1. Diharapkan ibu memberikan susu botol sesuai dengan aturan pabrik agar
3. Ibu – ibu harus mengerti akibat yang d timbulkan karena pemberian susu
air minum,kumur – kumur air setelah minum susu formula atau mengosok
gigi.
32
4. Ibu – ibu sebaiknya ikut memelihara gigi anaknya lebih dini seperti
33
DAFTAR PUSTAKA
2002 (1):5-8
2007(284):.1-3
6. Suwelo IS. Karies gigi pada anak dengan pelbagai faktor etiologi, Jakarta EGC.
1992 p. 6 – 28
7. Susilorini eko tri, Sawitri eiirry manik produk olahan susu, Jakarta penebar
swadaya.2007 p.28 – 35
8. Handayani ,Hendrastuti dan Fajriani sifat kariogenik makanan pada anak – anak
34
10. Haryani W, Hadi H, Hendratini Y ,hubunhan antara komsumsi karbohidrat
dengan tingkat keparaha karies pada anak usia prasekolah di kecamatan depok
13. Bechal, Oyston, Sally; kidd A.M Edwina in:narlan sumawinta,lilian yuliono
p. 1-5 e
14. Wahjuri.P.H ,suryati F. hubungan antara asupan gizi dengan tumbuh kembang
anak usia 5 -6 tahun, jurnal penelitian kesehatan suara forikes, 2011 jan (11):44-
50
35