Anda di halaman 1dari 2

2.1.

Definisi Kekurangan Energi Protein


Kurang energi protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan
sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu sehingga tidak memenuhi
angka kecukupan gizi. KEP sendiri lebih sering dijumpai pada anak
prasekolah. KEP merupakan penyakit gizi terpenting di negara berkembang
dan menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak
dibawah usia lima tahun di seluruh dunia. (Saufar, 2014).
KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
mampu memenuhi kebutuhan gizi makro (zat tenaga, zat pembangun dan
lemak) yang biasanya disertai kekurangan zat gizi mikro (Vitamin A, Besi,
Seng, Vitamin B dan sebagainya) sesuai dengan angka kecukupan gizi
(AKG). Istilah KEP digunakan apabila berat badan anak kurang dari 80%
indeks berat badan menurut umur (BB/U) baku yang bila di ukur nilai z-
scorenya terletak dibawah-2 Standart Deviasi (SD) menurut rujukan World
Health Organisation-National Center For Health Statistic (WHO-NCHS)
(Nazmiar, 2012).

2.2. Epidemiologi

2.3. Klasifikasi dan Gejala


Untuk tingkat puskesmas penentuan KEP yang dilakukan dengan
menimbang BB anak dibandingkan dengan umur dan menggunakan KMS dan
Tabel BB/U Baku Median WHO-NCHS.
1. KEP ringan bila hasil penimbangan BB/U 70 - 80 % baku median WHO-
NCHS.
2. KEP sedang bila hasil penimbangan berat badan BB/U 60 - 70 % baku
median WHO-NCHS.
3. KEP berat/gizi buruk bila hasil penimbangan BB/U <60% baku median
WHO-NCHS.
Untuk KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan hanya anak
tampak kurus. Gejala klinis KEP berat/gizi buruk secara garis besar dapat
dibedakan sebagai marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor.
Tanpa mengukur/melihat BB bila disertai edema yang bukan karena penyakit
lain adalah KEP berat/Gizi buruk tipe kwasiorkor.
Dalam pandangan ahli gizi KEP dibedakan gambaran penyakit
kwashiorkor, marasmus dan marasmus kwashiorkor. Kwashiorkor adalah
penyakit KEP dengan kekurangan protein sebagai penyebab dominan,
marasmus adalah gambaran KEP dengan defisiensi energi yang kronis dan
marasmus kwashiorkor adalah kombinasi defisiensi kalori dan protein pada
berbagai variasi.
1. Marasmus, gejala-gejala klinis dari marasmus, sebagai berikut.
a. Anak kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
b. Wajah seperti orang tua
c. Cengeng, rewel
d. Lapisan lemak bawah kulit sangat sedikit, kulit mudah diangkat, kulit
terlihat longgar, kulit paha berkeriput
e. Otot menyusut (wasted), lembek
f. tulang rusuk tampak terlihat jelas
g. terlihat tulang belakang lebih menonjol dan kulit di pantat berkeriput (
baggy pant )
h. Ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan dagu menonjol, mata besar
dan dalam
i. Tekanan darah, detak jantung pernafasan berkurang
2. Kwashiorkor, gejala-gejala klinis dari Kwashiorkor, sebagai berikut.
a. Kulit kering, hiperpigmentasi dan bersisik, serta ada tanda lain crazy
pavement dermatosis (bercak-bercak putih/merah muda dengan tepi
hitam dan ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan)
b. Hepatomegali (Pembengkakan hati)
3. Marasmus-Kwashiorkor, gejala-gejala klinis dari Marasmus-
Kwashiorkor antara lain sebagai berikut.
a. Gabungan dari tanda marasmus dan kwashiorkor
b. Gangguan pertumbuhan
c. Crazy pavement dermatosis
d. Rambut tipis, pirang dan mudah dicabut
e. Muka seperti orang tua
f. Oedema hanya pada anggota gerak bagian bawah

Daftar Pustaka
Saufar, Syarifah S.. 2014. Karakteristik Balita Kurang Energi Protein (KEP) di
Puskesmas Saigon Kecamatan Pontianak Timur Tahun 2010-2011. Naskah
Publikasi. Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.
Nazmiar, Nana. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Kekurangan Energi Protein (KEP) pada Balita (6-59 Bulan) di Wilayah
Kerja Puskesmas Kelurahanpetukangan Selatan Kecamatan Pesanggrahan
Jakarta Selatan Tahun 2012. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai