Anis Wahyu. LKM 3. Gerontik
Anis Wahyu. LKM 3. Gerontik
NIM : 170102003
c. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam
ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini
dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya
pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran,
dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga terjadi infark otak,
oedema, dan mungkin herniasi otak
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :
1) Aneurisma Berry, biasanya ddefek kongenital.
2) Aneurisme fusiformis dari atherosklerosis
3) Aneurisme myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis
4) Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan persambungan pembuluh
darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena
5) Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan
penebalan dan dgenerasi pembuluh darah.
d. Hypoksia umum
1) Hipertensi yang parah
2) Cardiac Pulmonary Arrest
3) Cardiac output turun akibat aritmia
e. Hipoksia setempat
1) Spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan subarachnoid
2) Vaskontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain
11. Jelaskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan stroke (definisi, batasan
karakteristik, faktor yang berhubungan, atau faktor risiko)
a. Intoleransi (00092)
1) Definisi : ketidakcukupan energi psikologi atau fisiologi untuk
mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
yang harus atau yang ingin dilakukan.
2) Batasan karakteristik :
a) Dispnea setelah beraktivitas
b) Keletihan
c) Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
d) Perubahan elektrokardiogram (EKG) (mis, aritmia, abnormalitas
konduksi, iskemia)
e) Respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
f) Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
3) Faktor yang berhubungan
a) Gaya hidup kurang gerak
b) Imobilitas
c) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
d) Tirah baring
b. Risiko jatuh (00155)
1) Definisi : rentan terhadap peningkatan risiko jatuh yang dapat
menyebabkan bahaya fisik dan gangguan kesehatan.
2) Faktor risiko :
Dewasa
a) Penggunaan alat bantu (mis., walker, tongkat, kursi roda)
b) Prostesis ekstremitas bawah
c) Riwayat jatuh
d) Tinggal sendiri
e) Usia >65 tahun
Anak
a) Jenis kelamin laki-laki berusia <1 tahun
b) Kurang pengawasan
c) Kurangnya pengekang pada mobil
d) Tidak ada pagar pada tangga
e) Tidak ada terali pada jendela
f) Usia <2 tahun
Kognitif
a) Gangguan fungsi kognitif
Lingkungan
a) Lingkungan yang tidak terorganisasi
b) Kurang pencahayaan
c) Kurang material antislip di kamar mandi
d) Penggunaan restrein
e) Penggunaan karpet yang tidak rata/terlipat
f) Ruang yang tidak dikenal
g) Pemajanan pada kondisi cuaca tidak aman (mis., lantai basah, es)
Agen farmaseutikal
a) Penggunaan alkohol
b) Agens farmaseutikal
Fisiologis
a) Anemia
b) Artritis
c) Defisit proprioseptif
d) Diare
e) Gangguan keseimbangan
f) Gangguan mendengar
g) Gangguan mobilitas
h) Gangguan pada kaki
i) Gangguan visual
j) Hipotensi ortostatik
k) Inkontinensia
l) Kesulitan gaya berjalan
m) Mengantuk
n) Neoplasma
o) Neuropati
p) Penurunan kekuatan ektremitas bawah
q) Penyakit vaskular
r) Periode pemulihan pasca operasi
s) Perubahan kadar gula darah
t) Pusing saat mengekstensikan leher
u) Pusing saat menolehkan leher
v) Sakit akut
w) Urgensi berkemih
12. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan stroke
(klafisikasi dan indikator)
a. Intoleransi (00092)
Toleransi terhadap aktivitas (0005)
1) Saturasi oksigen ketika beraktivitas
2) Frekuensi nadi ketika beraktivitas
3) Frekuensi pernafasan ketika beraktivitas
4) Kemudahan bernafas ketika beraktivitas
5) Tekanan darah sistolik ketika beraktivitas
6) Tekanan darah diastolik ketika beraktivitas
7) Temuan/hasil EKG (Elektrokardiogram)
8) Warna kulit
9) Kecepatan berjalan
10) Jarak berjalan
11) Toleransi dalam memiliki tangga
12) Kekuatan tubuh bagian atas
13) Kekuatan tubuh bagian bawah
14) Kemudahan dalam melakukan aktivitas hidup harian (Activity of Daily
Living adl)
15) Kemampuan untuk berbicara ketika melakukan aktivitas fisik
b. Risiko jatuh (00155)
Tidak terdapat dalam Nursing Outcomes Classification (NOC)
13. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan stroke
(klafisikasi dan aktifitasnya)
a. Intoleransi aktivitas (00092)
Peningkatan latihan 0200
1) Galih hambatan untuk melakukan latihan
2) Galih pengalaman individu sebelumnya mengenail latihan
3) Monitor respon individu terhadap program latihan
4) Dukung ungkapan perasaan mengenai latihan tau kebutuhan untuk
melakukan latihan
5) Dukung individu untuk memulai atau melanjutkan latihan
6) Dampingi individu dalam menentukan tujuan jangka pendek dan
jangka panjang dari latihan yang dilakukan
7) Lakukan latihan bersama individu jika diperlukan
8) Libatkan keluarga atau orang yang memberi perawatan dalam
merencanakan dan meningkatkan program latihan
9) Instruksikan individu terkait dengan tipe aktivitas fisik yang sesuai
dengan derajat kesehatannya, kolaborasikan dengan dokter dan atau
ahli terapi fisik.
b. Risiko jatuh (00155)
Pencegahan jatuh (6490)
1) Identifikasi kekurangan baik kognitif atau fisik dari pasien yang
mungkin meningkatkan potensi jatuh pada lingkungan tertentu
2) Identifikasi perilaku dan faktor yang mempengaruhi resiko jatuh
3) Identifikasi karakteristik dari ligkungan yang mungkin meningkatkan
potensi jatuh (misalnya, lantai livin dan tangga terbuka)
4) Bantu ambulasi individu yang memiliki ketidak seimbangan
5) Instruksikan pasien mengenai penggunaan tongkat atau walker dengan
tepat
6) Ajarkan anggota keluarga mengenai faktor risiko yang berkontribusi
terhadap adanya kejadian jatuh dan bagaimana keluarga bisa
menurunkan resiko ini
7) Lakukan program latitahan fisik rutin yang meliputi berjalin
20. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan alzeimer
(klafisikasi dan indikator)
a. DX : Hambatan komunikasi verbal b.d gangguan sistem saraf pusat
Klasifikasi : Komunikasi
Indikator :
1) Menggunakan bahasa tertulis
2) Menggunakan bahasa lisan
3) Menggunakan foto dan gambar
4) Menggunakan bahasa isyarat
5) Menggunakan bahasa non verbal
6) Mengenali pesan yang di terima
7) Interpretasi akurat terhadap pesan yang di terima
8) Mengarahkan pesan pada penerima yang tepat
9) Pertukaran pesan yang akurat dengan orang lain
b. DX : Konfusi kronik berhubungan dengan penyakit alzheimer
Klasifikasi :
1) orientasi Kognitif
2) Tingkat demensia
Indikator :
1) Orientasi Kognitif
a) Mengidentifikasi diri sendiri
b) Mengidentifikasi orang-orang yang signifikan
c) Mengidentifikasi tempat saat ini
d) Mengidentifikasi hari dengan benar
e) Mengidentifikasi bulan dengan benar
f) Mmengidentifikai tahun dengan benar
g) Mengidentifikasi musim dengan benar
h) Mengidentifikasi peristiwa saat ini yang signifikan
2) Tingkat demensia
a) Kesulitan mengingat peristiwa yang baru terjadi
b) Kesulitan mengingat nama
c) Kesulitan mengingat nama benda yang lazim dikenal
d) Kesulitan menemukan jalan ke tempat yang lazim dikenal
e) Kesulitan mempertahankan percakapan
f) Kesulitan menafsirkan isyarat fisiologis
g) Kesulitan memproses informasi
h) Kesulitan mengikuti perintah kompleks
i) Kesulitan memecahkan masalah
j) Kesulitan mengekspresikan kebutuhan
k) Kesulitan melakukan kegiatan dasar hidup sehari-hari (ADL)
l) Kesulitan melakukan kegiatan alat bantu sehari-hari (IADL)
m) Kesulitan mentafsirkan rangsangan lingkungan
n) Keluyuran yang tidak aman
o) Imobilitas
p) Disorientasi waktu
q) Disotrientasi tempat
r) Disorientasi orang
s) Inkontinensia usus
t) Inkontinensia urin
u) Gangguan pola tidur/bangun
v) Gangguan pada kegiatan sosial
w) Depresi
x) Agitasi
y) Iritabilitas
z) Agresi
aa) Kecurigaan
bb) Penarikan diri secara sosial
cc) Perubahan kepribadian
dd) Perubahan tingkat kesadaran
c. Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
klasifikasi : status nutrisi
indikator :
1) Asupan Gizi
2) Asupan makanan
3) Asupan cairan
4) Energi
5) Rasio berat badan/ tinggi badan
6) hidrasi
21. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan alzeimer
(klafisikasi dan aktifitasnya)
a. DX : Hambatan komunikasi verbal b.d gangguan sistem saraf pusat
Peningkatan komunikasi : kurang bicara:
1) Monitor kecepatan bicara, tekanan, kecepatan, kuantitas, volume, dan
diskusi
2) Monitor proses kognitif, anatomis dan fisiologi terkait dengan
kemampuan berbicara
3) Monitor pasien terkait dengan perasaan frustasi, kemarahan, depresi,
dan respon-respon lain disebabkan karena adanya gangguan
kemampuan bicara
4) Instruksikan pasien dan keluarga untuk menggunakan proses kognitif,
anatomis, dan fisiologis yang terlibat dalam kemampuan bicara
5) Kenali emosi dan perilaku fisik sebagai bentuk komunikasi mereka
6) Sediakan metode alternatif menulis atau membac dengan cara yang
tepat
b. DX : Konfusi kronik berhubungan dengan penyakit alzheimer
Manajemen demensia :
1) Identifikasi pola-pola perilaku biasa untuk kegiatan
2) Tentukan riwayat fisik,sosial, psikologis, kebiasaan dan rutinitas
pasien
3) Monitor nutrsisi dan berat badan
4) Sertakan anggota keluarga dalam perencanaan, pemberian, dan
evaluasi perawatan sejauh yang diinginkan
5) Tentukan jenis dan tingkat defisit kognitif dengan menggunakan alat
pengkajian yang terstandar
6) Tentukan harapan-harapan perilaku yang sesuai dengan status kognitif
pasien
7) Sediakan lingkungan dengan stimulasi yang rendah (mis.,lingkungan
yang tenang, musik menenangkan, redup, dan sederhana, pola yang
tidak asing pada dekorasi, dan makan dalam kelompok kecil)
8) Siapkan untuk berinteraksi dengan menggunakan kontak mata dan
sentuhan, yang sesuai
9) Perkenalkan diri saat memulai kontak
10) Panggil pasien dengan jelas, dengan nama ketika memulai interaksi
dan bicara perlahan
11) Bicara dengan suara jelas, rendah, hangat dan menghormati
12) Berikan waktu istirahat untuk mencegah kelelahan dan mengurangi
stress
13) Berikan isyarat/ petunjuk untuk peristiwa saat ini, musim, lokasi, dan
nama- nama untuk membantu orientasi
14) Pilih aktivitas televisi atau radio berdasarkan kemampuan pengolahan
kognitif dan minat pasien
c. DX : Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Manajemen gangguan makan :
1) Monitor perilaku klien yang berhubungan dengan pola makan,
penambahan dan kehilangan berat badan
2) Monitor intake/asupan cairan secara tepat
3) Timbang berat badan klien secara rutin (pada hari yang sama setelah
BAK/BAB
4) Berikan dukungan terhadap peningkatan berat badan dan perilaku yang
meningkatkan berat badan
5) Batasi aktifitas fisik sesuai kebutuhan untuk meningkatkan berat badan
6) Bantu klien untuk mengkaji dan memecahkan masalah personal yang
berkontribusi terhadap (terjadinya) gangguan makan
7) Beri dukungan dan arahan jika diperlukan
Psikologis :
1) Persepsi klien
2) Konsep diri
3) Emosi
4) Adaptasi
5) Mekanisme pertahanan diri
Keadaan umum
Tingkat kesadaran
GCS
Tanda-tanda vital
Head To Toe :
1) Sistem kardiovaskuler
2) Sistem pernapasan
3) Sistem integumen
4) Sistem perkemihan
5) Sistem muskuloskeletal
6) Sistem endokrin
7) Sistem gastrointestinal
8) Sistem reproduksi
9) Sistem persyarafan
10) Sistem penglihatan
11) Sistem pengecapan
12) Sistem penciuman
j. Status Kognitif/ Afektif Sosial
1) Short Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ)
2) Mini Mental State Exam (MMSE)
3) Inventaris Depresi Beck
4) APGAr Keluarga
k. Data Penunjang
1) Laboratorium
2) Radiologi
30. Diagnosa Keperawatan dengan Pasien Hipertensi
a. Defisiensi Pengetahuan
Definisi : Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan
dengan topik tertentu.
Batasan Karakteristik :
1) Ketidakakuratan melakukan tes
2) Ketidakakuratan mengikuti perintah
3) Kurang pengetahuan
4) Perilaku tidak tepat
Pengkajian Sekunder
a. Pengumpulan Data
1) Identitas klien
Identitas klien yang berhubungan dengan penyakit gagal
jantung kongestif, yaitu : :
a) Umur : Gagal jantung adalah penyakit sistem kardio-vaskuler
yang banyak terjadi pada orang dewasa.
b) Pendidikan : Pendidikan yang rendah dapat mempengaruhi
terhadap pengetahuan klien tentang penyakit gagal jan-tung.
c) Pekerjaan : Ekonomi yang rendah akan berpengaruh ka-rena dapat
menyebabkan gizi yang kurang sehingga daya tahan tubuh klien
rendah dan mudah jatuh sakit.
2) Identitas penanggung jawab meliputi :
Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat dan hubungan dengan
klien.
b. Riwayat Penyakit
1) Keluhan utama
Keluhan utama klien dengan gagal jantung adalah saat
beraktivitas dan sesak nafas.
2) Riwayat penyakit saat ini
Pengkajian RPS yang mendukung keluhan utama dilaku-kan
dengan mengajukan serangkaian pertanyaan mengenai kele-mahan
fisik klien secara PQRST.
3) Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian RPD yang mendukung dikaji dengan mena-nyakan
apakah sebelumya klien pernah menderita nyeri dada,hipertensi,
iskemia miokardium, infark miokardium,diabetes mellitus, dan
hiperlipidemia.
Tanyakan mengenai obat-obatan yang biasa di minum oleh
klien pada masa yang lalu dan masih relevan dengan kondisi saat ini.
Obat-obatan ini meliputi obat diuretik,nitrat,penghambat beta,serta
antihipertensi.catat adanya efek samping yang terjadi di masa
lalu,alergi obat dan reaksi alergi yang timbul. Sering kali klien
menafsirkan suatu alergi sebagai efek samping obat.
4) Riwayat keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah di alami
oleh keluarga,anggota keluarga yang meninggal terutama pada usia
produktif,dan penyebab kematianya.penyakit jantung iskemik. Pada
orang tua yang timbulnya pada usia muda merupakan faktor risiko
utama terjadinya penyakit jantung iskemik pada keturunanya.
5) Riwayat pekerjaan dan pola hidup
Perawat menanyakan situasi tempat klien bekerja dan
lingkunganya. Kebiasaan sosial dengan menanyakan kebiasaan dan
pola hidup misalya minum alcohol atau obat tertentu. Kebiasaan
merokok dengan menanyakan tentang kebiasaan merokok,sudah
berapa lama,berapa batang perhari, dan jenis rokok.
Disamping pertanyaan-pertanyaan tersebut,data biografi juga
merupakan data yang perlu diketahui,yaitu dengan menanyakan
nama,umur,jenis kelamin,tempat tinggal, suku, dan agama yang
dianut oleh klien.
Saat mengajukan pertanyaan kepada klien, hendaknya
diperhatikan kondisi klien. Bila klien dalam keadaan kritis,maka
pertanyaan yang di ajukanbukan pertanyaan terbuka tetapi pertanyaan
tertutup yaitu pertanyaan yang jawabanya adalah “ya” dan “tidak”
atau pertanyaan yang dapat di jawab dengan gerakan tubuh,yaitu
menganggnk atau menggelengkan kepala sehingga tidak memerlukan
energi yang besar.
6) Pengkajian psikososial
Perubahan integritas ego yang ditemukan pada klien adalah
klien menyangkal,takut mati,perasaan ajal sudah dekat,marah pada
penyakit/perrawatan yag tak perlu,kuatir tentang keluarga,pekerjaan,
dan keuangan.kondisi ini ditandai dengan sikap
menolak,menyangkal,cemas,kurang kontak
mata,gelisah,marah,perilaku menyerang,dan fokus pada diri sendiri.
Interaksi sosial dikaji terhadap adanya stress karena
keluarga,pekerjaan,kesulitan biaya ekonomi dan kesulitan koping
dengan sresor yang ada,kegelisahan dan kecemasan terjadi akibat
gangguan oksigenasi jaringan,stress akibat kesakitan bernapas dan
pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik. Penurunan
lebih lanjut dari curah jantung dapat terjadi ditandai dengan adanya
keluhan insomnia atau tampak kebingungan.
7) Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan keadaan umum,kesadaran klien gagal
jantung biasanya baik atau kompos mentis dan akan berubah sesuai
tingkat gangguan perfusi sistem, saraf pusat.
a) B3 (Brain)
Kesadaran klien biasanya compos mentis. Sering di temu-kan
sianosis perifer apabila terjadi gangguan perfusi jaringan berat.
Pengkajian objektif klien meliputi wajah
meringis,menangis,merintih,meregang,dan menggeliat.
b) B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine selalu di hubungkan de-ngan
intake cairan. Perawat perlu memonitor adanya oliguria karena
merupakan tanda awal dari syok kardio-genik. Adanya edema
ekstremitas menunjukkan adanya retensi cairan yang parah.
c) B5 (Bowel)
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen
terjadi akibat pembesaran vena di hepar. Bila proses ini
berkembang, maka tekanan dalam pembuluh portal meningkat
sehingga cairan terdorong masuk ke rongga abdomen,suatu
kondisi yang di namakan asites. Pengumpulan cairan dalam
rongga abdomen ini dapat menyebabkan tekanan pada diafragma
sehingga klien dapat mengalami distress pernapasan.
d) Anoreksia
Anoreksia (hilangnya selera makan) dan mual terjadi aki-bat
pembesaran vena dan stasis vena di dalam rongga abdomen.
e) B6 (Bowel)
Edema
Mudah lelah
Klien dengan gagal jantung akan cepat merasa lelah. Hal ini
terjadi akibat curah jantung yang berkurang yang dapat
menghambat sirkulasi normal dan suplai oksigen ke jari-ngan dan
penghambat pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi
akibat meningkatnya energi yang di gunakan untuk bernapas dan
insomnia yang terjadi akibat distress pernapasan dan batuk.
Perfusi yang kurang pada otot-otot rangka menyebabkan
kelemahan dan keletihan. Gejala-gejala ini dapat di picu oleh
ketidakseimbanagan cairan dan elektrolit atau anorek-sia.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=362423danval=27
8&title=ASUHAN%20KEPERAWATAN%20KLIEN%20LANJUT%
20USIA%20DENGAN%20DEMRNSIA%20PADA%20HOME%20C
ARE
http://e-journal.uajy.ac.id/11006/3/22TA14256.pdf
http://www.academia.edu/28509213/askep_alzeimer
https://www.google.com/search?q=4.%09Tanda+dan+gejala+gagal+ja
ntung+kiri+pada+lansia&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b