AMBULANCE
0
SURAT KEPUTUSAN
RSU BHAKTI RAHAYU SURABAYA
NOMOR :....................................
TENTANG
PANDUAN AMBULANCE
MENIMBANG :
a. Bahwa pelayanan di rumah sakit harus berkesinambungan dan tidak terputus-
putus;
b. Bahwa pelayanan berkesinambungan seperti pada point a termasuk transfer
pasien intra dan antar rumah sakit;
c. Bahwa kendaraan transportasi harus memenuhi syarat pengoperasian, kondisi
dan pemeliharaan, peralatan medik lengkap;
d. Bahwa sehubungan dengan point a, b dan c maka diperlukan Panduan
Ambulance.
MENGINGAT :
1. UU 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
2. UU 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
3. UU 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Keputusan Dirjen Bina Upaya Kesehatan HK.02.04/I/2790/11 tentang Standar
Akreditasi Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Keputusan Direktur RSU Bhakti Rahayu Surabaya Tentang
Panduan Ambulance;
KEDUA : Panduan Ambulance sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Di tetapkan di : Surabaya
Tanggal : 01 April 2016
Direktur **
RSU Bhakti Rahayu Surabaya
1
DAFTAR ISI
BAB IV DOKUMENTASI..…………………………………….......…………14
2
BAB I
DEFINISI
3
BAB II
RUANG LINGKUP
4
BAB III
TATA LAKSANA
5
2. Periksa semua perlengkapan oksigen dan ventilasi berfungsi
dengan baik.
3. Bersihkan debu dan cari tanda tanda karat pada alat resccue.
4. Nyalakan semua peralatan bertenaga aki untuk memastika
kinnerjanya.
5. Lengkapii laporan pemeriksaan perbaiki kerusakan ganti barang
barang yang hilang.
6. Bersihkan kompartemen untuk menghindari resiko infeksi.
d. Mengoperasikan Ambulance
a. Syarat pengemudi ambulans
1. Sehat secara fisik (tidak merokok).
2. Sehat secara mental.
3. Bisa mengemudi di bawah tekanan.
4. Memiliki keyakinan positif atas kemampuan dirinya.
5. Bersikap toleran selalu ingat bahwa pengemudi lain akan
bereaksi berbeda ketika mengetahui kendaraan gawat darurat.
6. Tidak dalam pengaruh obat obatan berbahaya, terlarang dan
obat penenang.
7. Jika dibutuhkan, kacamata dan lensa kontak harus selalu
dipakai.
8. Evaluasi keadaan diri sendiri berdasarkan respon terhadap
tekanan, kelelahan dan rasa kantuk.
9. Petugas membawa STNK dan SIM yang masih berlaku.
10. Petugas selalu dalam keadaan waspada.
11. Membunyikan sirene dengan bijak.
12. Selalu menyalakan lampu dan rotator.
13. Atur kecepatan dalam keadaan aman
c. Aturan di jalan
1. Ambulan memiliki hak-hak khusus saat menggunakan jalan
jika digunakan untuk respon gawat darurat. Hak-hak khusus
tidak berlaku jika tidak dalam respon gawat darurat. Menurut
UU No. 22 Tahun 2009 pasal 134, penggunna jalan yang
6
memperoleh hak utama untuk didahulukan sesuai dengan
urutan berikut:
i. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang
melaksanakan tugas.
ii. Ambulan yang mengangkut orang sakit.
iii. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada
kecelakaan lalu linntas.
iv. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik
Indonesia.
v. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta
lembaga innternasional yangg menjadi tamu negara.
vi. Iring-iringan jenazah.
vii. Konvoi dan/atau kendaraan untuk kepentinggan
tertentu menurut pertimbangan petugas kepolisian
Negara Republik Indonesia.
2. Respoon gawat darurat ini harus ditunjukkan dengan
menghidupkan alat peringatan (warning device) berupa sirene
dan lampu rotator sebagaimana bunnyi UU No 22 Tahun 2009
pasal 135: kendaraan yang mendapaat hak utama sebagaimana
dimaksud dalam pasal 134 harus dikawal oleh petugas
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau menggunakan
isyarat lampu merah atau biru da bunyi sirene.
3. Risiko kecelakaan tetap ada sehingga pengemuudi tetap harus
memiliki kewaspadaan tinggi mempedulikan keselamatan
pengemudi lain dan tidak ceroboh.
4. Hak- hak khusus ini meliputi :
i. memarkir kendaraan dimanapun selama tidak
membahayakan orang lain dan tidak merusak hak
milik orang lain.
ii. Melewati lampu merah dan tanda berhenti lain.
iii. Melewati batas kecepatan maksimum yang
diperbolehkan selama tidak membahayakann orang
lain.
iv. Mendahului kendaraan lain di daerah larangan
mendahului setelah memberi sinyal yang tepat,
memastikn jalur aman ddan menghindari hal-hal yg
dapat membahayakan nyawa dan harta benda.
v. Mengabaikan arah jalur dan aturan belok, setelah
memberi sinyal yang tepat.
7
i.2 Gunakan sirene dengan bijak dan hanya ketika perlu.
Sirene hanya digunakan saat respon gawat darurat.
Suara sirene dapat menambah rasa takut dan cemas
pasien.jika terlalu sering diguunakan pengemudi lain
cenderung tidak memberikan jalan karena dianggap
sebagai penyalahgunaan
i.3 Selalu waspada meski sudah membunyikan sirene.
Adanya bangunan, pepohonan, semak belukar dan radio
tape dapat menghalangi bunyi sirene.
i.4 Selalu waspada terhadap manuver aneh pengemudi lain
yang enjadi paniik ketika mmendengar suara sirene.
i.5 Jangan menggunakan sirene secara tiba tiba didekat
kendaraan lain gunakan klakson
i.6 Jangan menggunakan sirene untuk menakut-nakuti
orang.
ii. Lampu dan rotator
ii.1.1 Berdasarkan UU No 22 tahun2009 tentang lalu lintas
dan angkutan jalan pasal 59 ayat 5, ampu isyarat isyarat
yang digunakan ambulan adalah berwarna merah.
ii.2 Lampu depan harus selalu dinyalakan dimana dan
kapan pun berada.
ii.3 Rotator, lampu peringatan dan semua lampu lain harus
dinyalakan pada respon gawat darurat.
e. Kecepatan dan kesselamatan
1. Kecepatan yang berlebihan dapat meninngkatkan kemungkian
terjadinya tabrakan.
2. Kecepatan yang lebih tinggi membutuhkan jarak yang lebih
panjang untuk berhenti.
3. Pastikan pengemudi dan semua penumpang menggunakan sabuk
pengaman saat ambulan berjalan.
8
4. Secara berkala dilakukan service.
5. Apabila ada kerusakan atau permasalahan, segera melaporkan ke
bagian koordinator umum.
6. koordinator umum melaporkan ke kepala bagian umum.
7. Kepala bagian umum mengajukan ke Direktur untuk persetujuan
perbaikan.
9
B. KRITERIA TRANSFER
Sebelum dilakukan pemesanan/pemakaian ambulance harus ditentukan terlebih dahulu kriteria transfer sebagai berikut:
No. LEVEL PASIEN PETUGAS PENDAMPING PERALATAN
1 Prioritas 1: Dokter ATLS dan perawat BLS/PPGD 1. Peralatan Airway:
Mengancam jiwa a. Nasofaring & Orofaring
Mengancam fungsi vital b. Suction
Tidak Stabil 2. Peralatan Breathing:
Sifat Emergency a. Masker Rebreathing, Ambubag, Jackson Reeze
b. Pulse Oksimeter (Saturasi Oksigen)
c. Oksigen Transport Set
3. Peralatan Sirkulasi
a. Tensi Meter
b. Bandage
c. Transfusi Set
d. Foley Cateter
e. IV Cateter No. 18
4. Peralatan Disabiliti:
a. Senter
b. Spinal Board, Scoop Stretcher
c. Neck Collar
5. Peralatan Exposure
a. Termometer
b. Selimut
c. Kompres Hangat
6. Obat-obatan:
a. RL/NaCl 0,9%
b. Adrenalin
10
No. LEVEL PASIEN PETUGAS PENDAMPING PERALATAN
c. Dexametason
d. Aminopilin
e. ISDN SL
f. Dopamin
2 Prioritas 2: Perawat BLS/PPGD 1. Peralatan Airway:
Potensial Mengancam a. Nasofaring & Orofaring
Jiwa/Fungsi Vital b. Suction
Relatif Stabil 2. Peralatan Breathing:
Perlu Observasi Ketat a. Masker Rebreathing, Ambubag, Jackson Reeze
Sifat Urgent b. Pulse Oksimeter (Saturasi Oksigen)
c. Oksigen Transport Set
3. Peralatan Sirkulasi
a. Tensi Meter
b. Bandage
c. Transfusi Set
d. Foley Cateter
e. IV Cateter No. 18
4. Peralatan Disabiliti:
a. Senter
b. Spinal Board, Scoop Stretcher, Mobile Stretcher
c. Neck Collar
5. Peralatan Exposure
a. Termometer
b. Selimut
c. Kompres Hangat
11
No. LEVEL PASIEN PETUGAS PENDAMPING PERALATAN
6. Obat-obatan:
a. RL/NaCl 0,9%
b. Adrenalin
c. Dexametason
d. Aminopilin
e. ISDN SL
Dopamin
3 Prioritas 3: Perawat BLS/PPGD -
Memerlukan Pelayanan
Biasa
Non Emergency
Tanda-tanda Vital Stabil
12
C. MONITORING PROSES TRANSPORTASI
Proses transportasi didokumentasikan pada:
1. Form Rujukan
2. Form/Lembar Observasi
3. Form Transfer Antar Rumah Sakit
13
BAB IV
DOKUMENTASI
14