Anda di halaman 1dari 16

Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584

Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, KUALITAS


PELAYANAN FISKUS, SANKSI PAJAK DAN TAX AMNESTY TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN PREFERENSI RESIKO SEBAGAI
VARIABEL MODERASI

Elin Dwi Mareti1), Susi Dwimulyani2)


Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti
E-mail: elinmareti1170@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemahaman peraturan
perpajakan, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, dan tax amnesty
terhadap kepatuhan wajib pajak dengan preferensi risiko sebagai variabel
moderasi. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi (WP
OP) yang masih aktif. Sampel dalam penelitian ini 100 wajib pajak orang pribadi.
Pembagian kuesioner dilakukan dengan metode conveniennce sampling.
Kuesioner yang di distrubisikan 110, namun yang dapat diolah hanya 100
dengan respon rate sebesar 90,9%. Teknik analisis data dalam penellitian ini
menggunakan uji asumsi klasik, dan Moderated Regression Analysis (MRA)
melalui SPSS 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preferensi risiko dapat
memoderasi pengaruh antara tax amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak.
Namun preferensi risiko tidak dapat memoderasi pengaruh antara pemahaman
peraturan perpajakan, kualiatas pelayanan fiskus, dan sanksi perpajakan.

Kata kunci: Kepatuhan Wajib Pajak, Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kualitas Pelayanan
Fiskus, Sanksi Perpajakan, Tax Amnesty, Preferensi Risiko

Pendahuluan
Pajak adalah sumber pendapatan negara yang penting, pajak digunakan untuk
memenuhi pengeluaran dan pembangunan pemerintah. Bahkan pendapatan yang berasal
dari pajak dijadikan sebagai kunci keberhasilan pembangunan di masa yang akan datang
bagi pemerintahan. Wajib pajak dituntut agar berperan aktif yaitu mulai dengan melaporkan
hingga menyerahkan Surat Pemberitahuan Tahunan (Hadiprajitno dan Rusli, 2014). Pada
umumnya wajib pajak cenderung untuk menghindarkan diri dari pembayaran pajak.
Kecendrungan ini terjadi karena tingkat kesadaran masyarakat masih rendah. Pemeriksaan
pajak merupakan salah satu instrument yang baik untuk meningkatkan tingkat kepatuhan
wajib pajak, baik formal maupun material dari peraturan perpajakan. Pemeriksaan pajak
yang dilakukan oleh pemerintah tentunya memiliki tujuan yang mulia, bukan hanya soal
penerimaan melainkan agar wajib pajak (WP) menjadi patuh akan kewajibannya.Direktur
Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo menilai tingkat
kepatuhan masyarakat Indonesia akan pajak masih rendah. Faktanya, tingkat kepatuhan
yang rendah tergambar dari tax coverage ratio (nisbah realisasi terhadap potensi) baru sebesar
72%. Nisbah penerimaan pajak terhadap PDB (tax ratio) masih rendah, berkisar 11%-12%
atau naik 0,1% saja dalam rentang 2004-2014. Dari jumlah wajib pajak juga belum optimal,
baru 36.031.972 wajib pajak pada 2017, dengan rincian 2.922.712 WP Badan, 6.222.442 WP OP
Non Karyawan, dan 26.886.818 WP OP Karyawan. Rincian pembayaran pajak per jenis pajak
pada tahun. Apabila masyarakat sudah mulai memahami perpajakan maka aparat
yang berperan dalam mengelola perpajakan itu juga harus lebih memahami
bagaimana aturan perpajakan tersebut. Semakin tinggi pengetahuan aparat pajak

2.51.1
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

mengenai peraturan perpajakan, akan berpengaruh terhadap pelayanan yang


diberikan (Pranadata, 2014). Pelayanan yang baik akan mendorong wajib pajak
untuk lebih patuh terhadap kewajibannya membayar pajak. Sehingga dalam hal ini
aparat fiskus juga harus memberikan service yang baik kepada wajib pajak. Aparatur
pajak memiliki tanggungjawab untuk memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat. Pemerintah menciptakan upaya lain yang lebih cenderung mengajak wajib
pajak untuk melaksanakan kewajiban membayar pajak dengan menerbitkan instrument
penghapusan sanksi pajak, yaitu reinventing policy pada tahun 2015. Hal ini diatur dalam
Pasal 37A UndangUndang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2007). Salah satu tujuan dikeluarkannya kebijakan tax amnesty ini adalah
untuk meningkatkan penerimaan negara dengan mendorong wajib pajak untuk
menyampaikan SPT, menyetorkan kekurangan pembayaran yang tercantum dalam SPT,
kemudian melakukan pembetulan pada SPT (Leba, 2016). Selain itu tax amnesty merupakan
upaya pemerintah untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk melaksanakan
kewajibannya membayar pajak (Ragimun, 2016). Huslin dan Ngadiman (2015) menyatakan
bahwa tax amnesty berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Aryobimo (2012) Keputusan wajib pajak individu dapat dipengaruhi oleh sikap mereka
terhadap risiko. Wajib pajak dapat memilih apakah memutuskan untuk menghadapi atau
menghindari risiko tersebut. Preferensi risiko digunakan untuk mempertimbangkan sebuah
keputusan, sehingga dalam penelitian ini tidak semua variabel diperkuat atau diperlemah
oleh preferensi risiko ini

Masalah Penelitian
1. Masalah penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Apa Pemahaman peraturan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
3. Apakah kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib Pajak?
4. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?
5. Apakah tax amnesty berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?
6. Apakah preferensi risiko memoderasi pengaruh pemahaman peraturan perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak ?
7. Apakah preferensi risiko memoderasi pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap
kepatuhan wajib pajak?
8. Apakah preferensi risiko memoderasi pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib
pajak ?
9. Apakah preferensi risiko memoderasi pengaruh tax amnesty terhadap kepatuhan wajib
pajak?

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan
memberikan bukti empiris:
1. Untuk mengetahui pengaruh pemahaman peraturan pajak terhadap kepatuhan wajib
pajak
2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak
3. Untuk mengetahui pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak
4. Untuk mengetahui pengaruh tax amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak
5. Untuk mengetahui pengaruh preferensi risiko dalam memoderasi pemahaman
6. peraturan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.
7. Untuk mengetahui pengaruh preferensi risiko dalam memoderasi kualitas pelayanan
fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak

2.51.2
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

8. Untuk mengetahui pengaruh preferensi risiko dalam memoderasi sanksi pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak.
9. Untuk mengetahui pengaruh preferensi risiko dalam memoderasi tax amnesty peraturan
pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah ;
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan sekaligus
wawasan dalam melakukan penelitian dan pendalaman teori yang berkaitan khususnya
terkait pengaruh pemahaman peraturan perpajakan, kualitas pelayanan fiskus, sanksi
perpajakan, dan tax amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak dengan preferensi resiko
sebagai variabel moderasi.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi perhatian dan umpan balik kepada Pemerintah
yang diharapkan dapat memberikan informasi, referensi, dan masukan dalam menyusun
atau menentukan kebijakan mengenai perpajakan terutama dalam kaitannya dengan
pemahaman peraturan pajak, kualitas pelayanan fiskus, dan sanksi perpajakan sehingga
penerimaan pajak PPh Orang Pribadi akan efektif dan efisien memenuhi target
penerimaan Negara.
3. Bagi Pihak Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan memperkaya wawasan dalam bidang
perpajakan terutama dalam hal program tax amnesty. Berbeda dengan penelitian
sebelumnya penelitian ini menggunakan preferensi risiko sebagai variabel moderasi
yang bersifat memperkuat atau memperlemah pengaruh kepatuhan wajib pajak dengan
variabel independen terhadap variabel dependen. Dimana hasil penelitian ini
berkontribusi dalam menambah bukti empiris mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak serta penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

Studi Pustaka dan Pengembangan Hipotesis


Teori Kepatuhan
Teori ini berkeyakinan bahwa tidak ada individu yang bersedia membayar pajak
sukarela. Menurut Dudy (2016) teori ini mengasumsikan bahwa tingkat ketidakpatuhan
dari sisi ekonomi, perilaku wajib pajak didasarkan pada keinginan memaksimalkan
kegunaan yang diharapkan. Teori ini juga menyatakan bahwa preferensi risiko merupakan
salah satu komponen dari kepatuhan pajak, yang mana ketika wajib pajak mempunyai
tingkat risiko yang tinggi maka akan dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.

Teori Gaya Pikul


Teori gaya pikul adalah teori yang dimana pengenaan pajaknya sesuai dengan
kemampuan seseorang wajib pajak itu sendiri. Pengukuran pengenaan pajak menurut teori
gaya pikul ini dapat menggunakan berdasarkan jumlah kekayaan, penghasilan yang dimiliki
beserta jumlah pengeluran dan jumlah tanggungan keluarga yang sudah menjadi
tanggungan

Teori Kepentingan
Dalam teori ini mengatakan bahwa wajib pajak memiliki kepentingan yang besar
terhadap tugas ataupun jasa Negara., dapat dikatakan juga bahwa semakin besar
kepentingan seseorang terhadap Negara, maka semakin tinggi pula pajak yang harus
dibayarkan ( Mardiasmo 2009, 3).

2.51.3
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Kepatuhan Wajib Pajak


Pratama (2011) berpendapat bahwa disebut sebagai wajib pajak yang patuh adalah
wajib pajak yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai wajib pajak yang
memenuhi kriteria tertentu yang dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan
pembayaran pajak. Menurut penelitian Safri (2013) Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib pajak Orang Pribadi antara lain :
a. Pemahaman Terhadap Sistem Self Assessment Dan Ketepatan Membayar Pajak
b. Kualitas Pelayanan
c. Tingkat Pendidikan
d. Presepsi Wajib pajak Terhadap Sanksi Perpajakan

Pemahaman Peraturan Perpajakan


Yulianti (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Pengetahuan dan
pemahaman akan peraturan perpajakan adalah proses dimana wajib pajak mengetahui
tentang perpajakan dan mengaplikasikan pengetahuan itu untuk membayar pajak.
Dimas Ramadiansyah (2014) dalam penelitiannya menjelaskan definisi pemahaman
adalah kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.
Widayati dan Nurlis (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat beberapa
indikator wajib pajak memahami peraturan perpajakan, antara lain :
a. Kewajiban Kepemilikan NPWP
b. Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Hak dan Kewajiban
c. Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai Sanksi Perpajakan
d. Pengetahuan dan Pemahaman Mengenai PTKP, PKP, dan Tarif Pajak
e. Wajib Pajak Mengetahui dan Memahami Peraturan Perpajakan

Kualitas Pelayanan Fiskus


Kusuma (2014) berpendapat bahwa pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada
orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan
interpersonal agar tercipta kepuasan dan keberhasilan.
Sanksi Pajak
Mardiasmo (2006:39) sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan
dituruti/ditaati/dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah
agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan.

Tax Amnesty
Pengampunan pajak atau Tax Amnesty (TA) didefinisian dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 pasal 1 sebagai “penghapusan pajak yang
seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi adminitrasi perpajakan dan sanksi pidana
dibidang perpajakan, dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebussan,
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.Ragimun (2016) menyatakan bahwa Tax
amnesty adalah suatu kesempatan waktu yang terbatas pada kelompok pembayar pajak
tertentu untuk membayar sejumlah tertentu dan dalam waktu tertentu berupa
pengampunan kewajiban pajak (termasuk bunga dan denda) yang berkaitan dengan masa
pajak sebelumnya atau periode tertentu tanpa takut hukuman pidana Menurut Rahayu
(2017) bahwa terdapat beberapa indikator dalam tax amnesty antara lain;
1. Pengetahuan wajib pajak terhadap program tax amnesty
2. Pemahaman wajib pajak terhadap program tax amnesty
3. Kesadaran wajib pajak terhadap program tax amnesty
4. Manfaat program tax amnesty untuk wajib pajak

2.51.4
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Preferensi Resiko
Aryobimo (2012) menyatakan bahwa preferensi risiko merupakan salah satu
karakteristik seseorang dimana akan mempengaruhi perilakunya. Preferensi risiko
seseorang merupakan salah satu komponen dari beberapa teori yang berhubungan
dengan pengambilan keputusan termasuk kepatuhan pajak. Dasar teoritis yang tepat
untuk memoderasi preferensi risiko dalam hubungan antara kepatuhan pajak dengan
kualitas pelayanan fiskus terdapat dalam teori prospek
Menurut Ardyanto (2014) indikator preferensi risiko adalah sebagai berikut :
a. Resiko Keuangan
b. Resiko sosial ekonomi
c. Resiko pekerjaan
d. Resiko keselamatan kerja

Hasil Penelitian Terdahulu


1. Kusuma (2016) dalam penelitian menyebutkan bahwa kualitas pelayanan pajak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi,
kemudian pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Dan untuk sanksi perpajakan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib orang pribadi.
2. Adiasa (2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pemahaman peraturan
perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Kemudian preferensi risiko
tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, dan preferensi risiko tidak
memoderasi hubungan antara variabel pemahaman peraturan perpajakan dengan
kepatuhan wajib pajak.
3. Penelitian Kartika dan Suntono (2015) hasilnya menunjukan Preferensi risiko sebagai
variabel moderasi tidak dapat memoderasi pengaruh pemahaman peraturan pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak dan pengaruh pelayanan fiskus terhadap kepatuhan
wajib pajak UMKM.
4. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Suyanto, dkk (2016) , menyebutkan bahwa tax
amnesty berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Rerangka Konseptual

Gambar 1 Rerangka Konseptual

2.51.5
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Hipotesis
H1 : Pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak
H2 : Kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
H3 : Sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
H4 : Tax Amnesty berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
H5 : Preferensi risiko memperkuat pengaruh pemahaman wajib pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak
H6 : Preferensi risiko memperlemah pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap
kepatuhan wajib pajak
H7 : Preferensi risiko memperkuat pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib
pajak
H8 : Preferensi risiko memperkuat pengaruh tax amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak

Metodologi Penelitian
Rancangan Penelitian
Penelitian ini meneliti Pengaruh pemahaman peraturan perpajakan, Kualitas
Pelayanan Fiskus, Sanksi Pajak, Dan Tax Amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak dengan
Preferensi Risiko sebagai variabel moderating dengan metode penelitian kuantitatif.
Pendekatan penelitian yang dilakukan ini melalui beberapa tahapan, yakni diawali dengan
mengumpulkan data melalui penyebaran kuisoner kepada sejumlah responden yang
menjadi sampel penelitian.

Definisi Operasional Variabel


Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan wajib pajak mengarah pada Simon James et al dalam Santoso (2008) yang
menjelaskan bahwa kepatuhan pajak (tax compliance) adalah kesediaan wajib pajak untuk
memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya
pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan, ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik
hukum maupun administratif.

Pemahaman Peraturan Perpajakan


Pemahaman peraturan perpajakan adalah proses dimana wajib pajak mengetahui
tentang dimana wajib pajak mengetahui tentang perpajakan dan mengaplikasikan
pengetahuan itu untuk membayar pajak (Kiryanto, 2000).
Kualitas Pelayanan Fiskus
Kualitas pelayanan fiskus adalah usaha yang dilakukan untuk melayani wajib pajak secara
maksimal agar wajib pajak tidak mengalami kendala yang cukup berarti saat memenuhi
kewajiban perpajakannya (Mutia , 2014).

Sanksi Pajak
Peraturan atau undang-undang merupakan rambu rambu bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak
dilakukan. (Rahayu,2017).

Tax Amnesty
Tax amnesty adalah suatu kesempatan waktu yang terbatas pada kelompok
pembayaran pajak tertentu untuk membayar sejumlah tertentu dan dalam waktu tertentu
berupa pengampunan pajak yang berkaitan dengan masa pajak sebelumnya atau periode
tertentu tanpa takut hukuman pidana (Rahayu,2017).

2.51.6
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Preferensi Resiko
Risiko atau peluang yang akan dipertimbangkan oleh wajib pajak yang menjadi
prioritas utama diantara yang lainya dari berbagai pilihan yang tersedia (Ardyanto,2014)

Teknik Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dimana sumber data
yang di ambil berasal dari (1) penyebaran kuisoner kepada responden wajib pajak orang
pribadi, (2) meminta responden untuk mengisi kuisoner dengan masing- masing jawaban
dalam kuesioner akan diberi skor satu sampai lima. (3) setelah kuisoner telah di isi oleh
responden maka kuesioner terlebih dahulu diuji reliabilitas dan validitasnya.

Teknik Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (Sugiyono, 2013) dengan hasil
perhitungan 94,77 yang dibulatkan menjadi 100 responden. Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini adalah dengan metode convenience sampling

Metode Analisa Data


Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013) statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran
atau deskripsi ringkas mengenai variabel-variabel yang diteliti yaitu jumlah sampel yang
diteliti, nilai rata-rata, nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi dari masing-
masing variabel.
Uji Kualitas Data
Uji Validitas
Suatu kuesioner dikatakan valid atau sahih jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika nilai korelasi (r hitung) > r table (Ghozali ,2014). Suatu instrumen
dikatakan valid apabila taraf probabilitas kesalahan (sig) 0,05 dan r hitung > r tabel,
sebaliknya suatu instrument dikatakan tidak valid apabila taraf probabilitas kesalahan (sig)
0,05 dan r hitung < r table.

Uji Reabilitas
Uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach Alpha dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagaimana dinyatakan oleh Ghozali (2016: 43), yaitu jika koefisien
Cronbach Alpha > 0,7 maka pertanyaan dinyatakan andal. Sebaliknya, jika koefisien
Cronbach Alpha ≤ 0,7 maka pertanyaan dinyatakan tidak andal.

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, kedua
variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi normal atau setidaknya mendekati
normal (Ghozali, 2014). ini dilakukan dengan memasukkan nilai residual dalam pengujian
non parametrik. Jika nilai signifikansi signifikan, yaitu < 0,05 dan Z > 1,96, maka data tidak
terdistribusi secara normal. Data akan terdistribusi normal jika Z > 1,96 dan signifikansi >
0,05.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2014). Dasar pengambilan keputusan
adalah apabila nilai tolerance > 0,1 atau sama dengan nilai VIF < 10 berarti tidak ada
multikolinearitas antar variabel dalam model regresi. Apabila antar variabel independen

2.51.7
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

terdapat korelasi yang cukup tinggi (R² diatas 0,90) maka itu artinya bahwa terdapat
multikolonieritas.

Uji Kelayakan Model


Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Menurut Ghozali (2013), koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji Koefisien
Determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar persentase sumbangan dari
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen

Uji Hipotesis
Uji hipotesis diuji menggunakan metode analisis regresi berganda. Dalam penelitian
ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan
Pengaruh Pemahaman Peraturan perpajakan, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Pajak dan
Tax Amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak dengan Preferensi Resiko sebagai Variabel
Moderasi.

Uji T
Menurut Ghozali (2013) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/bebas secara individual dalam menjelaskan variasi variabel
dependen. Untuk mencari t tabel dihitung df = n-k-1, dimana n adalah jumlah responden
dan k adalah jumlah variabel. Taraf nyata 5 % dapat dilihat menggunakan tabel statistik.
Nilai t tabel dapat dilihat menggunakan tabel t. Dasar pengambilan keputusan adalah. a.
Jika t hitung>t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak b. Jika t hitung<t tabel, maka Ha
ditolak dan Ho diterima. Tipe analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah Multiple Regression Analysis (MRA).
Terdapat model regresi dengan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel dependen, untuk
variabel independen adalah pemahaman peraturan pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi
pajak, dan tax amnesty. Preferensi digunakan sebagai variabel moderasi, Persamaan
matematisnya adalah :
KWP = a + b1PPP + b2KPF + b3SP + b4TA + b5PR + b6 PR.PPP + b7 PR.KPF + b8 PR.SP + b9
PR.TA + e

Hasil dan Pembahasan


Analisa Data
Uji Validitas
Berikut ini Berikut ini adalah beberapa tabel hasil dari pengujian validitas butir
instrumen Kepatuhan Wajib Pajak, Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kualitas Pelayanan
Fiskus, Sanksi Pajak, Tax Amnesty dan Preferensi menggunakan program SPSS versi 23.0

2.51.8
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Tabel 1. Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak


Pertanyaan r Hitung r Tabel Kesimpulan

1 0,518 0,197 Valid


2 0,483 0,197 Valid
3 0,476 0,197 Valid
4 0,605 0,197 Valid
5 0,635 0,197 Valid
6 0,499 0,197 Valid
7 0,570 0,197 Valid
8 0,543 0,197 Valid
9 0,603 0,197 Valid
10 0,352 0,197 Valid
11 0,320 0,197 Valid
Sumber: Data Diolah dengan SPSS

Tabel 2. Uji Validitas Pemahaman Peraturan Perpajakan


Pertanyaan r Hitung r Tabel Kesimpulan
1 0,578 0,197 Valid
2 0,539 0,197 Valid
3 0,564 0,197 Valid
4 0,565 0,197 Valid
5 0,658 0,197 Valid
6 0,706 0,197 Valid
Sumber: Data Diolah dengan SPSS

Tabel 3. Uji Validitas Kualitas Pelayanan Fiskus


Pertanyaan r Hitung r Tabel Kesimpulan
1 0,652 0,197 Valid
2 0,666 0,197 Valid
3 0,638 0,197 Valid
4 0,714 0,197 Valid
5 0,338 0,197 Valid
6 0,652 0,197 Valid
7 0.471 0,197 Valid
8 0,471 0,197 Valid
9 0,582 0,197 Valid
10 0,500 0,197 Valid
11 0,451 0,197 Valid
12 0,576 0,197 Valid
Sumber: Data Diolah dengan SPSS

2.51.9
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Tabel 4. Uji Validitas Sanksi Pajak


Pertanyaan r Hitung r Tabel Kesimpulan
1 0,785 0,197 Valid
2 0,756 0,197 Valid
3 0,777 0,197 Valid
4 0,732 0,197 Valid
5 0,308 0,197 Valid
Sumber: Data Diolah dengan SPSS

Tabel 5. Uji Validitas Tax Amnesty


Pertanyaan r Hitung r Tabel Kesimpulan
1 0,652 0,197 Valid
2 0,502 0,197 Valid
3 0,703 0,197 Valid
4 0,485 0,197 Valid
5 0,645 0,197 Valid
6 0,660 0,197 Valid
Sumber: Data Diolah dengan SPSS

Tabel 6. Uji Validitas Preferensi Resiko


Pertanyaan r Hitung r Tabel Kesimpulan
1 0,705 0,197 Valid
2 0,758 0,197 Valid
3 0,737 0,197 Valid
4 0,355 0,197 Valid
5 0,592 0,197 Valid
6 0,651 0,197 Valid
7 0.286 0,197 Valid
8 0,753 0,197 Valid
9 0,586 0,197 Valid
Sumber: Data Diolah dengan SPSS

Dari hasil analisis validitas data yang ada, menunjukkan bahwa bila koefisien
korelasi sama r tabel (0,197) atau lebih, maka butir instrument dikatakan valid. Oleh karena
itu semua butir pertanyaan dari variabel Kepatuhan Wajib Pajak, Pemahaman Peraturan
Perpajakan, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Pajak, Tax Amnesty dan Preferensi Resiko
adalah valid dan dapat digunakan.

Uji Reabilitas
Berikut adalah hasil perhitungan reliabilitas penelitian untuk variabel variabel
Kepatuhan Wajib Pajak, Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kualitas Pelayana Fiskus, Sanksi
Pajak, Tax Amnesty dan Preferensi Resiko

2.51.10
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Tabel 7. Uji Reabilitas


r r
Variabel Kesimpulan
Hitung Tabel
Kepatuhan Wajib Pajak 0,688 0,197 Valid
Pemahaman Peraturan Perpajakan 0,647 0,197 Valid
Kualitas Pelayanan Fiskus 0,826 0,197 Valid
Sanksi Pajak 0,728 0,197 Valid
Tax Amnesty 0,752 0,197 Valid
Preferensi Resiko 0,790 0,197 Valid
Sumber: Data Diolah dengan SPSS

Hasil Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Mean ,0000000
Parametersa,b Std. 3,6322127
Deviation 2
Most Extreme Absolute ,048
Differences Positive ,048
Negative -,046
Test Statistic ,048
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Sumber: Data diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pengujian nilai Asymp.Sig. (2-tailed)


memberikan nilai di atas 0.05 yaitu 0,200. Nilai tersebut menyatakan bahwa residual
memiliki tingkat signifikasi diatas 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam
penelitian ini telah terdistribusi dengan normal.

2.51.11
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Uji Multikolinearitas
Tabel 9. Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant) ,925
X1Z ,226 ,007 139,782
X2Z ,511 ,004 245,595
X3Z ,674 ,010 101,936
X4Z ,298 ,007 145,744
PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN ,580 ,027 37,447
KUALITAS PELAYANAN FISKUS ,447 ,023 43,226
SANKSI PERPAJAKAN ,751 ,024 41,441
TAX AMNESTY ,182 ,026 38,757
PREFERENSI RISIKO ,481 ,004 249,620
Sumber: Data diolah dengan SPSS
Kesimpulan dari uji multikolinearitas adalah bahwa terjadi korelasi antar variabel
independen. Hal tersebut karena untuk uji MRA variabel yang dikalikan saling berkaitan.

Hasil Uji Hipotesis


Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel 10. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
1 ,911a ,830 ,828 1,651 1,773
Sumber: Data diolah dengan SPSS

Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi ganda
(Adjusted R²) sebesar 0,828. Nilai ini menunjukan bahwa kepatuhan wajib pajak,
pemahaman peraturan perpajakan, kualitas pelayanan fiskus, sanksi pajak, tax amnesty dan
preferensi risiko dapat dijelaskan sebesar 83%. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variable
yang lain sebesar 17%.
Hasil Uji T
Tabel 11. Hasil Uji T
N Variabel Prediksi B Sig Kesimpulan Keterangan
o Arah
1 PPP + 0,435 0.000 Ha1 diterima Berpengaruh
2 KPF + 0,258 0.009 Ha2 diterima Berpengaruh
3 SP + 0,047 0.642 Ha3 diterima Berpengaruh
4 TA + 0,330 0.03 Ha4 diterima Berpengaruh
5 PPP_PR + Ha5 tidak Tidak
0,025 0.525
diterima Memperkuat
6 KPF_PR + Ha6 tidak Tidak
0,004 0.943
diterima Memperkuat
7 SP_PR + Ha7 tidak Tidak
- 0.032 0.360 diterima Memperkuat
8 TA_PR + -0.055 0.75 Ha8 diterima Berpengaruh
Sumber: Data diolah dengan SPSS

2.51.12
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Berdasarkan tabel 10. dapat dirumuskan model penelitian dengan persamaan regresi
berganda berikut ini:
KWP = -5.314 + 0.435PPP + 0.258KPF + 0.047SP – 0.330TA + 0.025PPP .PR + 0.004KPF.PR –
0.032SP.PR – 0.055TA.PR

Hasil dan Pembahasan


1. Pengaruh pemahaman peraturan perpajakan (X1) terhadap kepatahuan wajib pajak (y)
Pengaruh pemahaman peraturan perpajakan menunjukan koefisein regresi postif
Sebesar 0.453 dengan tingkat signifikan sebesar 0.000 lebih kecil dari α = 0.05, maka
hipotesis 1 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa pengaruh
pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
2. Pengaruh Kualitas pelayanan fiskus (x2) terhadap kepatuhan wajib pajak (y)
Variabel kualitas pelayanan fiskus menunjukan koefisien regresi postif sebesar 0.258
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.009 lebih kecil dari α = 0.05, maka hipotesis 2
berhasil didukung dan sesuai dengan hipotesis. Penelitian ini berhasil membuktikan
bahwa Variabel kualtitas pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak
3. Pengaruh Sanksi pajak (x3) terhadap kepatuhan wajib pajak (y)
Variabel sanksi pajak menunjukan koefisien regresi positif sebesar 0.047 dengan tingkat
signifikan sebesar 0.642 lebih besar dari dari α = 0.05, maka hipotesis 3 berhasil
didukung dan arahnya positif . Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa variabel
sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
4. Pengaruh Tax amnesty (x4) terhadap kepatuhan wajib pajak (y)
Variabel tax amnesty menunjukan koefisien regresi positif sebesar 0.330 dengan tingkat
signifikan sebesar 0.001 lebih kecil dari dari α = 0.05, maka hipotesis 4 berhasil didukung
dan arahnya positif . Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa variabel tax amnesty
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
5. Pengaruh pemahaman peraturan perpajakan dengan moderasi preferensi resiko (x5)
terhadap kepatuhan wajib pajak (y)
Variabel moderasi preferensi resiko dalam hubungan pemahaman peraturan perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0.025
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.308 lebih besar dari α = 0.05. Karena koefisien
regresi positif dan tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0.05, maka hipotesis 5 tidak
berhasih didukung walaupun koefisien regresinya positif. Penelitian ini tidak berhasil
membuktikan bahwa preferensi resiko memperkuat hubungan positif antara
pemahaman peraturan perpajakan dan kepatuhan wajib pajak.
6. Pengaruh kualitas pelayanan fiskus dengan moderasi preferensi resiko (x6)
terhadap kepatuhan wajib pajak (y)
Variabel moderasi preferensi resiko dalam hubungan kualitas pelayanan fiskus
terhadap kepatuhan wajib pajak menunjukan koefisien regresi 0,004 dengan tingkat
signifikansi 0,847 lebih besar dari α = 0.05. maka hipotesis 6 tidak berhasil didukung
walaupun koefisien regresinya postif. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan
bahwa preferensi resiko memperkuat hubungan positif antara pemahaman kualitas
pekayanan fiskus dan kepatuhan wajib pajak.
7. Pengaruh sanski pajak dengan moderasi preferensi resiko (x7) terhadap kepatuhan
wajib pajak (y)
Variabel moderasi preferensi resiko dalam hubungan sanksi pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak menunjukan koefisien regresi -0,032 dengan signifikansi 0,366
lebih besar dari α = 0.05. maka hipotesis 7 tidak berhasil didukung walaupun
koefisien regresinya negatif. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa

2.51.13
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

preferensi resiko memperkuat hubungan positif antara sanksi pajak dan kepatuhan
wajib pajak.
8. Pengaruh Tax amnesty dengan moderasi preferensi resiko (x8) terhadap kepatuhan
wajib pajak (y)
Variabel moderasi preferensi resiko dalam hubungan tax amnesty terhadap
kepatuhan wajib pajak menunjukan koefisien regresi -0,055 dengan signifikansi 0,079
lebih besar dari α = 0.05. maka hipotesis 8 berhasil didukung walaupun koefisien
regresinya negatif. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa preferensi resiko
memperkuat hubungan positif antara tax amesty dan kepatuhan wajib pajak.

Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan mengenai Preferensi Risiko Sebagai Variabel Moderating
Dalam Pengaruh Antara Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kualitas Pelayanan Fiskus,
sanksi Perpajakan, dan Tax Amnesty terhadap Kepatuhan Wajib Pajak sebagai berikut:
1. Semakin tinggi tingkat pemahaman peraturan perpajakan wajib pajak maka semakin
meningkatkan kepatuhan wajib pajak tersebut terhadap kewajiban perpajakannya.
2. Semakin tinggi kualitas pelayanan yang diberikan oleh anggota fiskus dapat
mempengaruhi wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajaknnya.
3. Semakin tinggi tingkat ketegasan sanksi yang diberikan mempengaruhi wajib pajak
untuk melaksanakan kewajibannya dalam mematuhi perpajakannya.
4. Semakin tinggi program tax amnesty maka wajib pajak senantiasa memanfaatkan
kesempatan tersebut untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
5. Semakin tinggi tingkat pemahaman peraturan perpajakan dan adanya preferensi
risiko tidak mengakibatkan wajib pajak untuk meningkatkan kemauannya terhadap
kepatuhan kewajiban perpajakannya.
6. Semakin tinggi kualitas pelayanan fiskus yang diberikan kepada wajib pajak dan
adanya preferensi risiko yang ada tidak mengakibatkan wajib pajak untuk
meningkatkan kemauannya terhadap kepatuhan kewajiban perpajakannya.
7. Semakin tinggi sanksi yang diberikan terhadap wajib pajak dan dengan adanya
preferensi risiko tidak mengakibatkan wajib pajak untuk meningkatkan kemauannya
terhadap kepatuhan kewajiban perpajakannya.
8. Semakin lama masa berlaku tax amnesty dan dengan adanya preferensi risiko yang
lebih mengarah pada risiko keuangan dapat mengakibatkan wajib pajak semakin
tinggi dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian diatas maka penulis memberikan saran
antaran lain:
1. Selain menggunakan kuesioner secara tertulis bisa ditambahkan dengan menggunakan
wawancara atau interview.
2. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan analisis jalur untuk pengolahan data
dan prefrensi risiko dijadikan sebagai variabel intervening.
3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan melaksanakan penelitian dengan responden yang
lebih luas agar penelitian dapat digunakan secara universal.

2.51.14
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Daftar Pustaka
Adiasa, Nirawan. 2013. Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak TerhadapKepatuhan Wajib
Pajak dengan Moderating Preferensi Risiko. Accounting Analysis Journal Vol.3, No.4.
Agustus. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
Alabede, J. O., Affrin, Z. Z., Idris, K, M. 2011. “Tax Service Quality and Tax Compliance in
Nigeria: Do Taxpayer‟s Financial Condition and Risk Preference Play Any Moderating
Role.” European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences, (35), 90 – 108.
Ardyanto, Arif Angga dan Utaminingsih, Nanik Sri. 2014. Pengaruh Sanksi Pajak dan
Pelayanan Aparat Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Preferensi risiko
Sebagai Variabel Moderasi. Accounting Analysis Journal Vol.3, No.2.Januari.Semarang:
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Aryobimo, Putut Tri dan Cahyonowati, Nur. 2012. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak tentang
Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Kondisi Keuangan
Wajib Pajak dan Preferensi Risiko sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris terhadap
Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang). Jurnal Akuntansi Vol.1 No.2 Semarang:
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang
Devano, Sony dan Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori dan Isu. Jakarta: Kencana.
Direktorat Jenderal Pajak 2008. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Ghozali, Imam. 2014. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.
Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Julianti, Murni. 2014. Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi Untuk Membayar Pajak Dengan Kondisi Keuangan dan Preferensi
Risiko Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus pada Wajib Pajak yang Terdaftar di
KPP Pratama Candisari Semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro
Kartika dan Suntono. (2015). “Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak Dan Pelayanan Aparat
Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Preferensi Risiko sebagai Variabel Moderasi
(Studi Kasus pada UMKM yang Terdaftar Di KPP Pratama Demak)”. Jurnal Dinamika
Akuntansi, Keuangan dan Perbankan Vol. 4, No. 1
Kusuma. (2016). “Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Pemahaman Peraturan Perpajakan
Serta Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Membayar
Pajak Tahun 2014 (Studi Kasus pada Wajib Pajak yang Terdaftar di Kantor Pelayanan
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Wonosobo)”. Program Studi Akuntansi Jurusan
Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Leba. (2016). “Dampak Pelaksanaan Kebijakan Penghapusan Sanksi Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus di KPP Pratama Wilayah Kanwil
Direktoral Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogjakarta)”. Program Studi Akuntansi Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta..
Ngadiman dan Daniel Huslin. (2015). “Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty, Dan Sanksi
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Jakarta Kembangan)”. Jurnal Akuntansi/Volume XIX, No. 02, Mei 2015: 225-241: Fakultas
Ekonomi Universitas Tarumanagara.

2.51.15
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Nugroho. (2006). “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak
Dengan Kesadaran Membayar Pajak Sebagai Variabel Intervening”. Fakultas Ekonomika
Dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang
Pranadata, 2014. “Pengaruh pemahaman wajib pajak ,Kualitas Pelayanan Perpajakan, dan
Pelaksanaan Sanksi Pajak, Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP
Pratama Batu”. Universitas Brawijaya Malang, Malang.
Ragimun. 2016. Analisis Implementasipengampunan Pajak (Tax Amnesty) Di Indonesia.
Ramadiansyah, Dimas., Sudjana, Nengah., Dwiatmanto. 2014. “Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban
Membayar Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Singosari”. Jurnal e-
Perpajakan, No.1 volume 1. Universitas Brawijaya. Malang.
Safri Nurmantu. 2005. Dasar-dasar Perpajakan. Jakarta: Kelompok Yayasan Obor
Safri. (2013). “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Di Wilayah Kpp Pratama Yogyakarta)”.
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta
Sawyer, Adrian. 2006. “Targeting Amnesties at Ingrained Evasion – a New Zealand
Initative Warranting Wider Consideration?” Journal, Taxation and Bussiness Law,
Departement of Accountancy, Finance and Information SystemUniversity of Canterbury.
2006.
Shanti. (2016). “Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Pemahaman Peraturan Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Wirausahawan Dalam Membayar Pajak Penghasilan Di
KPP Pratama Gianyar”. Program Studi Pendidikan Ekonomi Falkutas Ekonomi Universitas
Pendidikan Ganesha, Singaraja.
Supadmi, Ni Luh. 2010. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas
Pelayanan. Jurnal Akuntansi Pajak.
Syahril. (2013). “Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak Dan Kualitas Pelayanan Fiskus
Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Pph Orang Pribadi (Studi Empiris Pada KPP
Pratama Kota Solok)”. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Padang.
Syamsudin, Marta. 2014. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Kualitas Pelayanan Fiskus
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Kondisi Keuangan Wajib Pajak Dan Preferensi
Risiko sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas
Stikubank.
Widayati dan Nurlis. 2010. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan untuk
Membayar Pajak WAjib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi
Kasus pada KPP Pratama Gambir Tiga)”. Simposium Nasional Akuntansi XIII,
Purwokerto.
Yulianti. (2015). “Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Formal
Wajib Pajak Dengan Preferensi Risiko Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Pada
WPOP KPP Pratama Makassar Utara)”. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Hasanuddin, Makassar.

2.51.16

Anda mungkin juga menyukai