AGENCY THEORY
✘ Teori agensi mengasumsikan bahwa manajemen memiliki intensi tertentu untuk melakukan tindakan tidak sejalan
dengan kepentingan pemilik (prinsipal) sehingga akan menimbulkan biaya agensi (Jensen & Meckling, 1976).
✘ Biaya agensi diakibatkan karena adanya potensi perilaku oportunistis seperti memaksimalkan kepentingan
sendiri, menghindari risiko, dan menyembunyikan informasi privat (asymmetric information).
✘ Perbedaan biaya agensi yang ditimbulkan pada entitas sektor publik adalah pola relasi antara agensi dan prinsipal
tidak sesederhana entitas sektor privat (Zimmerman, 1977).
✘ Pertanggungjawaban organisasi selain bersifat vertikal antara eksekutif dengan entitas pelaksana di bawahnya
(instansi/departemen/agensi) juga bersifat vertikal antara eksekutif dengan legislatif dan eksekutif dengan
masyarakat (Heald, 2003).
AGENCY THEORY
✘ Hubungan agensi-prinsipal dikaitkan dengan pemangku kepentingan menurut sudut pandang eksekutif
secara garis besar ada 2 (dua) yaitu eksternal dan internal.
✘ Hubungan pemangku kepentingan eksternal dengan eksekutif diantaranya adalah
parlemen,
masyarakat (misal: pembayar pajak dan pengguna layanan publik),
perusahaan dan unit penyedia layanan profesional (misal: rumah sakit, kompetitor penyedia
layanan),
pemerintahan di atasnya, pemeriksa, dan investor.
✘ Hubungan agensi-prinsipal di internal pemerintah meliputi hubungan dalam hirarki birokrasi
pemerintahan, manajer sektor publik, dan aparatur pemerintah. (Boyne, Day, & Walker, 2002).
✘ Menurut kerangka konseptual sektor publik, pemangku kepentingan layanan pemerintah secara garis
besar terdiri dari penerima layanan (service recipients) dan penyedia sumber daya (resource
providers) (IFAC, 2015).
✘ Teori agensi berkaitan erat dengan teori pilihan publik.
✘ Teori pilihan publik menyatakan bahwa prinsipal ultimat pada hakikatnya adalah masyarakat pemilih
(voters).
✘ Antara aparatur pemerintah dan pengawas merupakan sekumpulan manusia yang memiliki
kepentingan terhadap kebijakan publik (Joseph E. Stiglitz, 2000).
✘ Kedua belah pihak sesuai perannya diberikan mandat oleh masyarakat untuk menyepakati kontrak
penyediaan layanan publik (berupa barang publik dan barang privat tersedia secara publik) yang
sejalan dengan kepentingan umum.
✘ Potensi kontrak yang tidak lengkap (incomplete contract) (Hart & Moore, 1999) menciptakan peluang
ketidakselarasan kepentingan antara pribadi (self interest) dan publik (public interest) sehingga akan
menciptakan inefisiensi pada tingkat kesejahteraan umum (social welfare) (Martimort, De Donder, &
de Villemeur, 2005).
Peran utama akuntansi manajemen sektor publik adalah menyediakan informasi akuntansi yang akan
digunakan oleh manajer publik dakam melakukan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi.
Akuntansi manajemen merupakan bagian dari suatu sistem pengendalian manajemen.
Peran Perencanaan :
1. Perencanaan strategik merupakan usaha untuk membuat keputusan dan memberikan panduan pada
organisasi sektor publik tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana meraih suatu tujuan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
2. Pemberian informasi biaya, Akuntansi manajemen manajemen sektor publik memberikan informasi biaya
dan biaya aktivitas yang direncanakan.
3. Penilaian investasi, apabila anaggaran mengalami surplus maka anggaran tersebut dapat digunakan untuk
investasi.
4. Anggaran, Anggaran sektor publik adalah pertanggungjawaban dari pemegang manajemen organiasi untuk
memberikan informasi tentang segala aktivitas dan kegiatan organisasi kepada pihak pemilik organisasi
atas pengelolaan dan publik dan pelaksanaan berupa rencana – rencana program yang dibiayai dengan
uang publik.
5. Penentuan biaya pelayanan dan penentuan tarif pelayanan.
6. Penilaian kinerja, seberapa besar tingkat efektifitas dan efisien pencapaian tujuan organisasi sektor publik.
Peran Pengendalian :
1. Pengendalian preventif, terkait pada perumusan strategi.
2. Pengendalian operasional. terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang sudah
ditetapkan.
3. Pengendalian kinerja, terkait analisis evaluasi pengukuran kinerja yang telah ditetapkan.
Anggaran sector publik adalah pertanggungjawaban dari pemegang manajemen organisasi untuk
memberikan informasi tentang segala aktivitas dan kegiatan organisasi kepada pihak pemilik organisasi
atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan berupa rencana – rencana program yang dibiayai
dengan uang publik.
Isi anggaran adalah rencana kegiatan dalam suatu periode yang dipresentasikan dalam bentuk
rencana pendapatan dan belanja dalam satuan moneter.
Anggaran publik merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan berapa biaya-biaya atas
rencana yang telah dibuat dan bagaimana cara memperoleh uang untuk mendanai rencana rencana
tersebut.
APBN merupakan rencana keuangan yang dibuat pemerintah setiap tahun dan disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR)
APBD adalah rencana keuangan yang dibuat pemerintah daerah setiap tahunnya, disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Pihak yang terkait dalam APBD
1. EKSEKUTIF : kepala daerah, sekretaris daerah, tim anggaran, Satuan Kerja PErangkat Daerah
(SKPD), BAPPEDA, Badan Pengelola Keuangan Daerah.
2. Legislatif: panitia anggaran, komisi- komisi DPRD.
3. Pengawas : Inspektorat dan BPK.
Siklus APBD
Strktur APBD
1. Pendapatan 2. Belanja 3. Pembiayaan
Penyusunan APBD
1. Penyusunan rencana kerja pemerintah daerah
2. Penyusunan rancangan kebijakan umum anggaran (KUA)
3. Penetapan prioritas dan plafon anggaran sementara (PPAS)
4. Penyusunan rencana kerja dan anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD)
5. Penyusunan rancangan perda APBD
6. Penetapan APBD
7. Pelaksanaan APBD