Anda di halaman 1dari 15

21 Kondisi Gangguan pada Sistem Pernapasan – Penyebab,

Gejala, Pengobatan dan Pencegahan


Sistem pernapasan kita pasti pernah yang namanya mengalami gangguan. Ketika gangguan terjadi,
otomatis kita akan merasa tak nyaman saat sedang beraktivitas. Menghirup udara saja menjadi sulit
dan kebutuhan oksigen pun kurang terpenuhi dengan baik. Di bawah ini adalah segala jenis
gangguan pada sistem pernapasan dalam bentuk penyakit yang umum kita temui.

1. Asma
Ini adalah salah satu gangguan sistem pernapasan yang cukup umum dan merupakan kondisi jangka
panjang. Terjadinya asma diawali saat bronkus terserang peradangan. Bronkus sendiri adalah
saluran pernapasan yang fungsinya supaya udara bisa keluar masuk dari paru-paru.

Faktor Pemicu

 Alergen, seperti misalnya tungau debu, udara dingin, maupun bulu hewan.
 Olahraga
 Infeksi paru-paru.
 Terkena serbuk sari atau asap rokok.

Gejala

 Sesak nafas.
 Mengi (khususnya saat kambuh).
 Batuk-batuk

Pengobatan
Sebetulnya obat untuk asma belumlah ada hingga kini, namun perawatan untuk dapat
mengendalikan asma selalu ditawarkan. Penanganan tersebut meliputi mencegah serangan asma
serta meredakan gejalanya. Biasanya hal ini dilakukan dengan mengonsumsi sejumlah obat-obatan,
menghindari faktor pemicu asma, serta menjalani pola hidup sehat dan benar.

Pencegahan

 Mengetahui apa saja pemicu asma dan menghindarinya.


 Mengetahui tanda-tanda serangan asma dan menanganinya dengan cepat.
 Mengonsumsi obat asma yang sudah diresepkan dokter.
 Vaksinasi pneumonia dan vaksinasi influenza supaya komplikasi asma bisa dicegah.

(Baca juga: pantangan asma)

2. Faringitis
Kondisi medis satu ini adalah peradangan yang menyerang bagian faring; faring sendiri terletak di
belakang tenggorokan kita. Pada umumnya, gangguan pada sistem pernafasan ini terjadi pada faring
akan membuat kita merasa sakit saat menelan. Kondisi ini biasanya kita anggap dan sebut sebagai
sakit tenggorokan.

(Baca juga: penyebab faringitis)

Faktor Pemicu

 Infeksi bakteri, seperti jenis klamidia, gonore, streptococcus serta corynebacterium.


 Adanya kondisi sakit lambung.
 Paparan polusi dan asap rokok.
 Adanya tumor yang tumbuh di bagian pita suara, tenggorokan, atau lidah.

Gejala Akibat Bakteri

 Pembengkakan pada amandel.


 Demam tinggi. (Baca juga: penyebab demam)

Gejala Akibat Virus

 Pembesaran kelenjar yang ada di bagian leher.


 Sakit kepala
 Demam
 Nyeri bagian otot.
 Sakit dibuat menelan/sakit tenggorokan.
 Hidung mengeluarkan ingus.
 Batuk

Pengobatan
Obat untuk faringitis secara medis biasanya adalah Penisilin G. Sesudah benar-benar dipastikan
bahwa kita mengidap faringitis, obat tersebut akan diberikan. Dalam waktu 4-36 jam, obat akan
bekerja dengan baik. Sedangkan untuk menurunkan panas demam dan rasa sakit, aspirin dan
parasetamol dapat menjadi obatnya.

Pencegahan

 Menghindari asap rokok maupun debu serta polusi.


 Banyak istirahat.
 Minum banyak air putih.

(Baca juga: cara mengobati faringitis)

3. Asbestosis
Mungkin sebagian dari kita menduga bahwa asbestosis adalah sebuah gangguan pernapasan yang
terjadi karena serbuk atau serat asbes. Tebakan tersebut memang benar dan itulah yang membuat
paru-paru menjadi terganggu dan penderita sesak napas.

Faktor Pemicu

 Memiliki pekerjaan yang berhubungan erat dengan pengerjaan bahan asbes.


 Serat asbes yang terhirup. Ini otomatis akan masuk ke alveolus dan menyebabkan kerusakan.

Gejala

 Turunnya berat badan.


 Sesak saat bernapas.
 Sulit saat menelan.
 Pembengkakan pada wilayah wajah dan leher.
 Dalam dahak ada darah.
 Darah tinggi.

Pengobatan

 Oksigen – Oksigen akan diberikan supaya pernapasan dapat lebih lancar. Pemberian akan
dilakukan dari tangku lewat selang plastik di mana ada dua cabang yang dimasukkan ke lubang
hidung penderita.
 Inhaler – Pasien yang juga memiliki asma juga biasanya memiliki inhaler. Ini akan membuat otot-otot
saluran udara menjadi lebih kendur.
 Pereda Nyeri – Tylenol dan aspirin akan meredakan rasa sakit yang diakibatkan peradangan.
 Antibiotik – Bila penderita harus menjalani operasi, antibiotik akan diberikan agar tidak terjadi infeksi
serta mengurangi rasa sakit. (Baca juga: bahaya antibiotik tanpa resep dokter)

Pencegahan

 Menurunkan kadar debu dan serat asbes meski saat berada di lingkungan kerja.
 Tidak merokok.
 Mandi dan membersihkan diri (termasuk mengganti pakaian kerja) sebelum balik ke rumah setelah
bekerja.

(Baca juga: bahaya asbes bagi kesehatan manusia)

4. Bronkitis
Bronkus atau saluran udara utama pada organ paru yang terkena infeksi akan mengalami inflamasi
dan ini yang dinamakan bronkitis.

Faktor Pemicu

 Virus penyebab flu dan pilek.


 Bakteri tertentu.
 Kebiasaan merokok.
 Lingkungan kerja yang kurang sehat.
 Memiliki sakit asam lambung.

Gejala

 Cepat lelah.
 Sakit di bagian dada, seperti rasa nyeri.
 Hidung tersumbat atau malah beringus.
 Sesak saat bernapas.
 Tenggorokan terasa sakit.
 Batuk dengan dahak berwarna hijau atau kuning agak abu-abu.

Pengobatan
Sebetulnya bronkitis ini sebuah kondisi yang bakal hilang sendiri hanya dalam hitungan minggu, jadi
kadang tak perlu obat tertentu untuk penanganannya. Hanya saja, penderita perlu lebih banyak
beristirahat dan minum banyak air putih.

Pencegahan
Agar tidak kambuh atau tidak mengalami bronkitis, dianjurkan untuk menghindari rokok. Jaga kondisi
tubuh bila memang lingkungan kerja dirasa kurang menyehatkan. Asupan makan pun perlu dijaga
supaya metabolisme dan pertahanan tubuh tetap terjaga. Dengan begitu, virus maupun bakteri tak
akan sanggup menyerang tubuh kita.

(Baca juga: bronkitis asmatis)

5. Emfisema
Kondisi ini masih masuk dalam golongan PPOK atau penyakit paru obstruktif kronis di mana
umumnya napas akan menjadi lebih pendek-pendek. Jaringan paru-paru mengalami kerusakan pada
keadaan ini, tepatnya pada area bronkiolus. Ini yang menjadikan pertukaran udara bersih dan kotor
terganggu.

Faktor Pemicu

 Asap rokok.
 Faktor usia (lansia lebih cenderung mengalami emfisema).
 Kurangnya zat Alpha-1-antitrypsin.
 Terpapar polusi terlalu sering.

Gejala

 Fungsi mental menurun.


 Kuku serta bibir berubah abu-abu atau kebiruan.
 Napas menjadi lebih pendek dan mudah terengah-engah.
 Kemampuan menjalankan kegiatan sehari-hari dan berolahraga otomatis menurun.

Pengobatan

 Pembedahan – Solusi pengobatan ini ada dua metode, yakni transplantasi paru-paru serta
pengurangan volume paru-paru. Tapi transplantasi hanya bakal dilaksanakan sebagai pilihan terakhir.
 Terapi – Berbagai solusi terapi ditawarkan, meliputi terapi nutrisi, rehabilitasi paru, hingga suplemen
oksigen.
 Obat – Ada beberapa jenis obat yang biasanya akan diresepkan, contohnya antibiotik, steroid,
mucolytic, dan bronchodilator. Pemberian obat akan sesuai dengan tingkat keseriusan emfisema.

Pencegahan

 Menghindari asap rokok.


 Melindungi diri dari polusi.
 Tidak merokok.

(Baca juga: penyebab emfisema)

6. SARS
Corona SARS adalah nama virus pemicu SARS dan virus inilah yang membuat seseorang memiliki
gangguan pada sistem pernapasan akut. Karena saking cepat proses penyebarannya, terkadang
menjadi terlambat untuk ditangani. Tak jarang juga kematian adalah akibatnya.

Faktor Pemicu

 Virus penyebab influenza.


 Melakukan kontak dengan penderita SARS.
 Riwayat perawatan di rumah sakit.
 Berada di tempat dengan wabah SARS.

Gejala

 Batuk
 Demam
 Sakit pada tenggorokan.
 Sesak napas.
 Gejala gastrointestinal.
 Myalgia

(Baca juga: jenis penyakit menular)

Pengobatan
Bantuan ventilasi, suplemen oksigen dan juga anti-pyretic tampaknya adalah solusi dari SARS karena
antibiotik tidak dianggap efektif. Pada corona virus tersebut, para ilmuwan mencoba untuk
menggunakan obat antiviral yang biasanya dipakai untuk influenza, hepatitis, serta AIDS.

Pencegahan

 Tidak berada di lingkungan dengan wabah SARS.


 Tidak berinteraksi dan kontak dengan penderita SARS.
 Menjaga kebersihan diri.
 Tak berbagi pakai barang pribadi.

(Baca juga: gejala paru-paru bermasalah)

7. Hipoksia
Ini adalah keadaan di mana tubuh mengalami kekurangan oksigen sehingga fungsi normalnya
menjadi terganggu. Kondisi seperti ini mengancam jiwa karena organ-organ vital kita tak akan
mendapat cukup oksigen.

Faktor Pemicu

 Anemia
 Obat tertentu yang bisa mengganggu pernapasan.
 Gangguan pada jantung.
 Kadar oksigen terlalu rendah.
 Keracunan zat berbahaya atau gas.
 Gangguan pada paru-paru.

Gejala

 Mengalami halusinasi. (Baca juga: penyebab halusinasi)


 Sesak napas.
 Perubahan warna pada kulit, menjadi merah agak keunguan atau biru.
 Kebingungan
 Mengi
 Detak jantung lebih cepat.
 Cepat merasa lelah.
 Batuk
 Berkeringat

Pengobatan

 Oksigen – Karena penyebab utama adalah kekurangan oksigen, jadi pasokan oksigen perlu
ditambah.
 Intubasi – Proses pengobatan ini membentuk saluran udara mekanis yang manfaatnya sebagai
penyalur oksigen dengan pemberian kadar lebih tinggi.
 Ruang Hiperbarik – Cara ini juga akan membuat oksigen pada darah lebih meningkat.

Pencegahan

 Menjaga pola makan.


 Menjauhi zat-zat berbahaya.
 Rutin memeriksakan kondisi kesehatan, terutama bila memiliki penyakit paru-paru, jantung, anemia
dan darah tinggi.

(Baca juga: cara menjaga kesehatan organ pernapasan manusia)

8. Asfiksi
Keadaan ini adalah adanya gangguan pada proses penyuplaian oksigen menuju jaringan tubuh
karena fungsi paru-paru, jaringan tubuh itu sendiri, serta pembuluh darah mengalami gangguan.

Faktor Pemicu

 Bakteri yang bernama diplococcus pneumonia.


 Cairan limfe di dalam alveolus.
 Gas racun karbon monoksida.

Gejala

 Fase Dispneu – Terjadi selama 4 menit dikarenakan kadar karbondioksida tinggi dan oksigen
rendah.
 Fase Konvulsi – Terjadi kurang lebih 2 menit dan penderita akan mengalami kejang klonik, lalu
tonik dan terakhir adalah kejang opistotonik.
 Fase Apneu – Terjadi hanya semenit di mana penderita akan mengalami kehilangan kesadaran.
 Fase Terminal – Penderita akan mengalami pernapasan dan detak jantung yang berhenti karena
timbulnya paralisi pusat pernapasan.

Pengobatan
Biasanya penderita akan ditangani dengan memberikan obat-obatan, salah satu contohnya adalah
epinefrin. Selain itu juga perangsangan jantung serta paru-paru supaya oksigen tetap tersuplai lancar.
Intubasi endotrakeal juga akan dilakukan di tahap akhir pengobatan.

(Baca juga: penyebab dada sesak)

9. Radang Amandel
Nama lain dari keadaan ini adalah tonsilitis di mana dialami di bagian amandel maupun tonsil. Anak-
anaklah yang kerap menjadi penderita tonsilitis ini.
Faktor Pemicu

 Virus yang memicu demam kelenjar.


 Virus yang memicu diare.
 Virus yang memicu pilek.
 Virus yang memicu flu.
 Virus yang memicu penyakit tangan, kaki dan mulut.
 Virus yang memicu campak.
 Virus yang memicu radang pita suara.

Gejala

 Mudah lelah.
 Batuk
 Sakit kepala.
 Sakit tenggorokan.
 Nyeri pada bagian telinga.
 Sakit ketika dibuat menelan.
 Mual
 Napas bau.
 Timbul bintik-bintik bernanah di bagian amandel.
 Kelenjar getah bening membengkak.
 Suara berubah atau justru menghilang.
 Demam
 Sakit perut.

Pengobatan
Obat yang pada umumnya diberikan adalah jenis obat pereda nyeri, seperti misalnya aspirin,
parasetamol atau ibuprofen. Tapi kalau misalnya setelah didiagnosis hasilnya adalah tonsilitis yang
diakibatkan bakteri, maka antibiotiklah yang diberikan oleh dokter. Operasi semacam ablasi dingin,
diatermi, USG, sinar laser dan operasi standar juga merupakan jenis operasi tonsilektomi yang akan
diberikan sebagai solusi. Operasi adalah jalan yang perlu ditempuh bila antibiotik sudah tak mempan.

(Baca juga: pantangan amandel)

10. Legionnaires
Kondisi ini dikenal sebagai bentuk lebih serius dari pneumonia. Seseorang dapat menderita
gangguan pernapasan ini ketika menghirup bakteri.

Faktor Pemicu

 Bakteri Legionella pneumophila.


 Menghirup air atau udara yang di dalamnya ada bakteri legionella mikroskopis.

Gejala

 Demam dengan suhu tubuh di atas 40 derajat Celsius.


 Menggigil dan kedinginan.
 Nyeri pada otot.
 Sakit kepala.
 Perubahan mental.
 Gangguan pencernaan.
 Penurunan nafsu makan.
 Lelah
 Sakit pada dada.
 Sesak napas
 Batuk yang bisa juga disertai darah.

Pengobatan
Antibiotik adalah pengobatan yang biasanya diberikan. Terapi yang juga semakin cepat dilakukan
bakal memperkecil potensi komplikasi kondisi.

(Baca juga: jenis penyakit paru-paru)

11. Laringitis
Pada bagian laring terjadi peradangan dan ini yang disebut dengan laringitis. Pada umumnya,
penderita bakal mengalami kehilangan suara atau bersuara serak.

Faktor Pemicu

 Iritasi pada laring.


 Reaksi alergi.
 Infeksi jamur, bakteri atau bahkan virus.
 Rusaknya pita suara.
 Kenaikan asam lambung lewat kerongkongan sampai ke tenggorokan. (Baca juga: gejala asam
lambung)

Gejala

 Kesulitan sewaktu bernapas.


 Suara berubah serak.
 Kesulitan sewaktu bicara.

Pengobatan
Obat-obat khusus yang biasanya untuk meredakan nyeri akan diberikan sebagai solusi. Tujuan dari
obat-obat tersebut adalah untuk membuat gejala menjadi lebih minimal dan kesembuhan bisa terjadi
lebih cepat. Banyak istirahat dan minum banyak-banyak air putih juga mendukung kesembuhan
penderita.

Pencegahan

 Menjauhi paparan debu.


 Tidak merokok maupun mengonsumsi alkohol.

(Baca juga: ciri asam lambung dan obatnya)

12. Rhinitis
Gangguan pernapasan ini memang hampir sama seperti kondisi saat kita pilek. Kondisi ini adalah di
mana terjadi iritasi serta peradangan yang menyerang membran mukosa pada bagian hidung kita.

Faktor Pemicu Rhinitis Non-Alergi


Khusus untuk tipe rhinitis yang non-alergi, jenis kondisi ini akan disebabkan oleh adanya infeksi
bakteri dan virus.
Faktor Pemicu Rhinitis Alergi
Jenis alergi tentu bisa terjadi disebabkan oleh adanya alergen. Contoh alergen adalah seperti serbuk
sari, bulut hewan tertentu, serta debu.

Gejala

 Iritasi ringan pada wilayah hidung sehingga menimbulkan ketidaknyamanan sama sekali.
 Sensitivitas indera penciuman menurun.
 Hidung sering mengeluarkan ingus atau malah tersumbat. (Baca juga: cara mengatasi hidung
tersumbat)
 Sering bersin.

Pengobatan
Antihistamin dan dekongestan merupakan contoh obat yang bisa dikonsumsi selama perawatan di
rumah. Untuk rhinitis jenis alergi, pada umumnya imunoterapi dapat dilakukan. Imunoterapi tak boleh
dilakukan sembarangan, dokter spesialislah yang harus bertanggung jawab pada prosesnya. (Baca
juga: obat batuk)

Pencegahan

 Menjauhi lingkungan penuh polusi.


 Menjauhi rokok maupun asap rokok.
 Menjauhi alergen umum.

(Baca juga: kelainan pada hidung)

13. Flu atau Influenza


Jenis penyakit ringan ini pasti pernah dialami siapapun. Kondisi ini termasuk dalam gangguan
pernapasan karena saluran pernapasanlah yang terserang oleh infeksi virus.

Faktor Pemicu
Virus adalah pemicu utama dari flu dan proses penyebarannya pun terbilang cepat dan mudah. Lewat
udara ketika pengidap flu batuk atau bersih bisa menulari yang lainnya.

Gejala

 Tenggorokan sakit.
 Selera makan hilang.
 Pegal
 Batuk
 Sakit kepala
 Kadang disertai demam.

Pengobatan
Ibuprofen maupun parasetamol akan bekerja secara efektif untuk mengurangi rasa pegal sekaligus
menurunkan demam. Selain itu, penderita dapat mengobati dengan makan buah serta sayur, serta
minum banyak air putih supaya cairan tubuh tak hilang.

Pencegahan

 Menjaga kadar cairan tubuh.


 Berolahraga
 Cukup istirahat.
 Memenuhi asupan gizi seimbang.
 Menjaga kebersihan diri.
 Menghindari penderita flu.

(Baca juga: ciri-ciri ispa)

14. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)


Kondisi ini terjadi tepatnya di bagian paru-paru, tenggorokan, sinus serta saluran udara di mana
bagian-bagian tersebut terkena infeksi.

Faktor Pemicu

 Bakteri pneumokokus.
 Rhinovirus
 Adenovirus

Gejala

 Sakit di seluruh tubuh.


 Sering lelah.
 Batuk
 Tenggorokan sakit. (Baca juga: bahaya radang tenggorokan)
 Paru-paru seperti ada yang menghambat.
 Hidung beringus atau malah tersumbat.
 Kesadaran menurun.
 Kadar oksigen menurun.
 Demam tinggi.
 Sulit bernapas.
 Menggigil

Pengobatan
Antibiotik adalah obat yang lebih sering diberikan kepada penderita ISPA. Ini dikarenakan memang
belum adanya obat yang dijamin efektif.

Pencegahan

 Menjaga kebersihan seluruh tubuh.


 Tidak menyentuh bagian wajah ketika tangan tidak dalam keadaan bersih.
 Menjauhi rokok.
 Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C.

(Baca juga: bahaya ispa)

15. Difteri
Pada kondisi ini, selaput lendir pada tenggorokan dan hidunglah yang terserang. Penularan dan
penyebaran dapat terjadi secara cepat dan dianggap penyakit infeksi serius.

Faktor Pemicu
Penyebab difteri diketahui adalah dari adanya bakteri Corynebacterium diptheriae bersama dengan
bakteri satu lagi yang bernama Corynebacterium ulcerans.
(Baca juga: gejala difteri)

Gejala

 Mengalami demam dan tubuh menggigil.


 Tubuh lelah dan lemas.
 Kelenjar limfa membesar.
 Napas menjadi sulit dan lambat.
 Suara serak.
 Sakit tenggorokan.
 Terjadi pembentukan membran abu-abu sehingga amandel dan tenggorokan tertutup.
 Hidung berair dari cair menjadi kental, kadang disertai darah.

Pengobatan
Eritromisin adalah salah satu obat yang bakal diberikan, kadang juga bersama dengan penisilin untuk
mengusir kuman serta agar pengeluaran toksin berhenti.

Pencegahan

 Memperoleh imunisasi DPT-HB 3 kali, DT, dan TD.


 Menjauhi kontak dengan penderita difteri secara langsung.
 Mengonsumsi makanan bergizi.
 Olahraga rutin.
 Menjaga kebersihan tubuh.

(Baca juga: difteri pada anak)

16. Pneumonia
Ini adalah sebuah gangguan pada sistem pernapasan yang juga disebut sebagai paru-paru basah.
Radang terjadi di jaringan salah satu atau kedua paru. Biasanya infeksilah yang menyebabkan
kondisi ini. Pembengkakan dan penumpukan cairan terjadi di saluran pernapasan bagian kantong-
kantong udara kecil pada ujung saluran pernapasan.

Faktor Pemicu
Pneumonia memang bisa terjadi akibat serangan berbagai virus dan bakteri, namun yang menjadi
penyebab utama adalah streptococcus pneumoniae. Bakteri tersebut merupakan bakteri yang juga
menyebabkan meningitis.

Gejala

 Sulit bernapas.
 Mengalami demam.
 Batuk-batuk

Pengobatan
Antibiotik lagi-lagi menjadi obat yang dokter akan resepkan sebagai solusi. Banyak minum dan
banyak istirahat juga akan mempercepat proses kesembuhan.

Pencegahan

 Menjalankan pola hidup benar dan sehat.


 Tak merokok.
 Vaksin PCV.
 Vaksin influenza.
 Menjaga kebersihan.

(Baca juga: ciri-ciri radang paru-paru)

17. TBC (Tuberkulosis)


Jenis gangguan pernapasan ini termasuk berbahaya dan merupakan penyakit menular. Setelah HIV,
ini adalah masalah kesehatan terbesar berikutnya di dunia.

Faktor Pemicu

 Bakteri yang bernama mycobacterium tuberculosis.


 Daya tahan tubuh lemah.
 Malnutrisi
 Merokok
 Mengonsumsi narkoba.
 Berhubungan dengan penderita TBC (biasanya staf medis).

Gejala

 Batuk yang kadang juga disertai darah. (Baca juga: gejala batuk tbc)
 Hilangnya nafsu makan.
 Kelelahan
 Demam
 Menurunnya berat badan.

Pengobatan
Pada umumnya vaksin BCG, kemudian latent tuberculosis, dan juga antibiotik adalah jenis
pengobatan yang perlu diberikan. Antibiotik pun paling tidak harus dikonsumsi selama 6 bulan tanpa
boleh putus.

Pencegahan
Vaksin BCG adalah satu-satunya pencegahan ampuh. Vaksin ini wajib untuk diberikan pada bayi
yang usianya belum mencapai 3 bulan. Remaja dan orang dewasa masih bisa menerimanya, tapi
efektivitasnya tidak sebesar ketika diberikan semasa bayi.

(Baca juga: cara mencegah tbc)

18. Sinusitis
Gangguan pada sistem pernapasan satu ini terjadi di bagian dinding sinus dan ini adalah akibat dari
munculnya inflamasi. Peradangan pada bagian tersebut kerap dipicu oleh infeksi bakteri maupun
virus.

Faktor Pemicu
Infeksi virus adalah faktor penyebab paling umum dan virus tersebut merupakan virus pilek atau flu.
Penyebarannya adalah berasal dari saluran pernapasan bagian atas. Sehabis mengalami flu,
terjadilah infeksi bakteri sekunder sehingga inflamasi muncul di dinding sinus.

(Baca juga: penyebab sinusitis)

Gejala
 Sering batuk.
 Indera penciuman menjadi kurang tajam.
 Wajah terasa nyeri dan bila ditekan terasa sakit.
 Hidung berair atau bahkan malah tersumbat.
 Sakit kepala.
 Mengalami demam di mana suhu tubuh bisa di atas 38 derajat Celsius.

Pengobatan
Obat peringan rasa sakit akan diberikan untuk sinusitis yang belum terlalu parah. Dekongestan cukup
terpercaya dalam hal ini dan membuat gejala berkurang. Steroid semprot maupun antibiotik juga
kiranya akan diresepkan. Tapi untuk sinusitis parah, operasi adalah jalan yang perlu ditempuh.

(Baca juga: ciri-ciri sinusitis)

19. Kanker Paru-paru


Jenis kanker satu ini memang terbilang paling umum dan terbagi menjadi 2, yakni kanker paru-paru
primer maupun sekunder. Pada kategori primer, ini artinya asal kanker adalah dari paru-paru itu
sendiri. Sementara sekunder menandakan bahwa asal kanker adalah dari penyebaran kanker lain.

Faktor Pemicu

 Merokok
 Pajanan radiasi.
 Jenis pekerjaan yang membuat kita mengalami pajanan senyawa kimia.
 Polusi udara.

Gejala

 Suara serak.
 Batuk hebat dan terjadi terus-terusan.
 Sakit kepala.
 Dahak berubah warna dan berdarah.
 Kelelahan
 Hilangnya nafsu makan.
 Berat badan turun.
 Napas pendek.
 Wajah dan leher bengkak.

Pengobatan
Tingkat dari seberapa luas kanker sudah menyebarlah yang dapat menjadi penentu jenis
pengobatan. Operasi untuk mengangkat kanker adalah yang paling utama sebelum sel kanker
menyebar luas. Radioterapi adalah proses pengobatan selanjutnya, sel kanker akan dihancurkan
melalui proses tersebut.

Pencegahan

 Berhenti merokok dan jangan coba-coba mulai merokok.


 Berolahraga agar paru-paru sehat.
 Pola makan diatur dengan baik dengan nutrisi seimbang.

(Baca juga: penyakit akibat merokok)


20. Flu Burung
Keadaan gangguan pada sistem pernapasan ini sebenarnya sejenis penyakit flu, tapi terjadi karena
penularan oleh burung ke manusia. Virus dari burung tersebut akan berinkubasi dalam tubuh kita
kurang lebih 3-7 hari, baru gejala akan muncul.

Faktor Pemicu
Virus yang paling utama menyebabkan flu burung adalah virus dari unggas peternakan maupun
unggas liar. Pertamanya, penyebaran hanya antar unggas, namun virus flu burung dapat bermutasi.
Ada sejumlah turunan yang kemudian dapat menulari manusia, seperti H7N9 serta H5N1 yang
menjadi jenis turunan memakan korban paling banyak.

Penularan akan terjadi saat kita menyentuh unggas yang sudah kena infeksi virus. Bahkan
menghirup debu yang berasal dari kotoran kering unggas tersebut juga dapat memicu flu burung.
Menikmati hasil ternak, seperti telur yang berasal dari unggas sakit pun akan merugikan. Flu burung
bisa mengenai kita kalau daging atau telurnya tak diolah sampai matang.

Gejala

 Sakit dada.
 Hidung mengalami pendarahan.
 Gusi berdarah.
 Gangguan pencernaan.

Pengobatan

 Diisolasi supaya mencegah penularan.


 Minum banyak air.
 Menikmati makanan sehat.
 Banyak istirahat.
 Mengonsumsi obat antivirus serta obat peringan rasa sakit.

Pencegahan

 Menjaga kebersihan tubuh.


 Menjaga kebersihan kandang ternak unggas (bila punya).
 Memasak sampai matang hasil ternak unggas.
 Membeli daging unggas yang telah dipotong di tempat bersih.

(Baca juga: bahaya flu singapura)

21. Atelektasis
Penyakit pernapasan ini adalah sebuah keadaan di mana paru-paru tak berfungsi secara maksimal
karena bronkus terhalang. Bila kerusakan terjadi, otomatis pembuangan karbondioksida serta proses
penyerapan oksigen bermasalah.

Faktor Pemicu

 Darah yang menggumpal di paru-paru.


 Tumor pada jalur pernapasan.
 Jalur pernapasan menyempit.
 Benda asing di saluran pernapasan.
 Plak mukus.

Gejala

 Bernapas cepat namun dangkal.


 Kesulitan bernapas.
 Demam pada tahap ringan.
 Sering batuk. (Baca juga: penyebab batuk tidak kunjung sembuh)

Pengobatan

 Operasi
 Obat yang bisa membesarkan jalur bronkus.
 Fisioterapi dada.

Pencegahan

 Menjauhi rokok.
 Sering melatih pernapasan secara dalam-dalam.

Anda mungkin juga menyukai