Anda di halaman 1dari 10

Gambaran Pengetahuan tentang Etika Batuk pada Penderita Tuberkulosis Paru di

Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Purbaratu Kota Tasikmalaya

Siti Atikatul Hasanah


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
Program Studi Diploma III Keperawatan

ABSTRAK
Tuberkulosis atau TBC adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalui udara. TBC merupakan penyakit infeksi salah
satu penyebab terbesar kematian di dunia termasuk Indonesia. Jumlah kasus tertinggi yang
dilaporkan terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur
dan Jawa Tengah Sebagian besar penderita, mengidap penyakit TB paru setelah ada anggota
keluarga yang tinggal serumah mengidap TB paru sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor yang diantaranya adalah kurang pengetahuan, sikap dan tindakan baik pada pasien maupun
keluarga yang kurang mendukung sehingga terjadinya penularan TB paru antara anggota keluarga.
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran pengetahuan tentang
etika batuk penderita TB Paru di keluarga di wilayah kerja Puskesmas Purbaratu Kota
Tasikmalaya. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif, dengan teknik sampling
menggunakan Purposive Sampling, serta analisis data menggunakan analisis univariat. Populasi
yang peneliti gunakan adalah penderita TB paru yang masih aktif di wilayah kerja Puskesmas
Purbaratu Kota Tasikmalaya sebanyak 33 penderita dari data Triwulan 4 tahun 2018 sebanyak 5
penderita dan data Triwulan 1 tahun 2019 sebanyak 28 penderita. Hasil Penelitian menunjuakan
dari 25 responden sebagian besar memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 15 orang (60,0%),
kategori baik sebanyak 8 orang (32,0%) dan kategori kurang sebanyak 2 orang (8,0%). Saran
untuk peneliti selanjutnya dari hasil penelitian ini adalah dapat mengembangkan lagi penelitian ini
dengan meneliti faktor-faktor lain yang berhubungan dengan etika batuk, misalnya sikap dan
penerapan etika batuk pada penderita tuberkulosis paru.

Kata Kunci : Etika batuk, Gambaran Pengetahuan, Tuberkulosis, TB Paru.

PENDAHULUAN
Tuberkulosis atau TBC adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis. TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti paru-
paru, saluran pencernaan, tulang, otak, ginjal, kelenjar getah bening, dan lain-lain, namun organ
tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru (Novel, 2011 : 40). Prevalensi TB di dunia
menurut laporan WHO tahun 2011 sekitar 12 juta orang atau 178 per 100.000, dimana setiap
tahunnya ditemukan sekitar 8,8 juta dengan kematian sekitar 1,1 juta jiwa. Tingginya kasus TB itu
karena sampai saat ini upaya penemuan masih rendah yaitu 62% dengan kesuksesan sekitar 86%.
Fenomena kasus penyakit menular di Indonesia berdasarkan media atau cara penularan, . Pada
tahun 2017 ditemukan jumlah kasus tuberkulosis sebanyak 425.089 kasus, meningkat bila
dibandingkan semua kasus tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2016 yang sebesar 360.565
kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang
besar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah . Kasus tuberkulosis di tiga provinsi tersebut
sebesar 43% dari jumlah seluruh kasus tuberkulosis di Indonesia (Kemenkes RI, 2017).
Penularan utama penyakit TB Paru adalah melalui droplets yang dikeluarkan oleh
penderita sewaktu batuk, bersin, atau berbicara, tanpa sengaja penderita telah mengeluarkan
droplet dan jatuh ke tanah, lantai atau tempat lainnya (Setiarsih dan Roffi, 2016). Sebagian besar
penderita, mengidap penyakit TB paru setelah ada anggota keluarga yang tinggal serumah
mengidap TB paru sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah
kurang pengetahuan, sikap dan tindakan baik pada pasien maupun keluarga yang kurang
mendukung sehingga terjadinya penularan TB paru antara anggota keluarga. Kurang penetahuan
tentang tindakan pencegahan penularan TB pada pasien ataupun keluarga tentunya dapat
meningkatkan resiko terjadinya penularan penyakit TB (Anggraini, 2013 dalam Setiarsih dan
Roffi, 2016).
METODE
Tabel 5.2
Penelitian yang dilakukan adalah Tabel Silang dari Hasil Karakteristik
penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang Usia dengan Gambaran Pengetahuan
bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan Tentang Etika Batuk Pada Penderita
tentang etika batuk pada penderita TB paru di Tuberkulosis Paru di Keluarga
keluarga di wilayah kerja Puskesmas Purbaratu
Kota Tasikmalaya. Populasi yang peneliti Sebaran Pengetahuan Jumlah
gunakan adalah penderita TB paru yang masih Usia Baik Cukup Kurang
aktif sebanyak 33 penderita dari data Triwulan 12-25 3 3 0 6
4 tahun 2018 sebanyak 5 penderita dan data Tahun
Triwulan 1 tahun 2019 sebanyak 28 penderita. 26-45 3 5 0 8
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Tahun
instrumen berupa kuesioner yang diisi oleh 46-65 2 7 2 11
responden. Teknik sampling pada penelitian ini Tahun
menggunakan Purposive Sampling. Serta Total 25
analisis data menggunakan analisis univariat.
Pengetahuan tentang etika batuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada penderita tuberkulosis paru
1. Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru diperoleh data persebaran pengetahuan
di Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas baik, cukup, kurang terdapat pada usia 46-
Purbaratu Kota Tasikmalaya. 65 tahun yaitu dengan hasil pengetahuan
baik sebanyak 2 orang, pengetahuan
a. Usia Responden cukup 7 orang dan pengetahuan kurang 2
Tabel 5.1 orang. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Budiman dan Riyanto (2013) bahwa usia
Penderita Tuberkulosis Paru di Keluarga di mempengaruhi daya tangkap dan pola
Wilayah Kerja Puskesmas Purbaratu Kota pikir seseorang, semakin bertambah usia
Tasikmalaya. akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin
Usia Responden Jumlah Presentase
membaik.
(%)
Remaja 12-25 tahun 6 24,0%
c. Jenis kelamin
Dewasa 26-45 tahun 8 32,0%
Tabel 5.3
Lansia 46-65 tahun 11 44,0%
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Total 25 100,0% Kelamin Penderita Tuberkulosis Paru di
Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas
Berdasarkan hasil data penelitian Purbaratu Kota Tasikmalaya. April-Mei
menunjukkan sebagian besar responden berada 2019
pada rentang usia 46-65 tahun yaitu sebanyak
11 orang (44,0%). Hasil penelitian ini sama Jenis Jumlah Presentase
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kelamin (%)
Purnama (2015) bahwa responden dengan usia Laki-laki 16 64,0%
>35 tahun memiliki tingkat pengetahuan baik. Perempuan 9 36,0%
Menurut beberapa teori mengemukakan umur Total 25 100,0%
dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang,
semakin cukup umur kemampuan kematangan
sesoerang akan lebih matang dalam berpikir
Responden yang berjenis kelamin
dan menerima informasi
laki-laki yaitu sebanyak 16 orang
(64,0%) dan jumlah responden dengan
b. Tabel Silang dari Hasil Karakteristik Usia
jenis kelamin perempuan adalah
dengan Gambaran Pengetahuan Tentang
sebanyak 9 orang (36,0%). Hal ini
Etika Batuk Pada Penderita Tuberkulosis
sejalan dengan penelitian yang
Paru di Keluarga.
dilakukan oleh Marselia, dkk (2017)
bahwa responden yang berjenis kelamin sejalan dengan penelitian yang
laki-laki yaitu sebanyak (66,1%) dan dilakukan oleh Marselia, dkk (2017)
jumlah responden dengan jenis kelamin bahwa jumlsh responden ysmg bekerja
perempuan adalah sebanyak (33,9%). lebih banyak disbanding responen yang
Prevalensi TB paru terbanyak di derita tidak bekerja.
oleh laki-laki karena mereka lebih berat
beban kerjanya, kurang istirahat, gaya f. Tabel Silang dari Hasil Karakteristik
hidup yang tidak sehat, seperti merokok Pekerjaan dengan Gambaran Pengetahuan
dan minum alkohol sehingga mudah Tentang Etika Batuk Pada Penderita
terkena TB paru. Selain dari kebiasaan Tuberkulosis Paru di Keluarga.
merokok, laki-laki lebih beresiko
terkena TB paru dibandingkan dengan Tabel 5.6
perempuan, hal ini berkaitan erat Tabel Silang dari Hasil Karakteristik
dengan interaksi sosial yang lebih tinggi Pekerjaan dengan Gambaran
pada laki-laki dibandingkan perempuan. Pengetahuan Tentang Etika Batuk Pada
Penderita Tuberkulosis Paru di Keluarga
d. Tabel Silang dari Hasil Karakteristik Jenis
Kelamin dengan Gambaran Pengetahuan
Tentang Etika Batuk Pada Penderita Sebaran Pengetahuan Jumlah
Tuberkulosis Paru di Keluarga. Pekerjaan Baik Cukup Kurang
Bekerja 6 9 1 16
Tabel 5.4 Tidak 2 6 1 9
Tabel Silang dari Hasil Karakteristik bekerja
Jenis Kelamin dengan Gambaran Total 25
Pengetahuan Tentang Etika Batuk Pada
Penderita Tuberkulosis Paru di Keluarga
Persebaran pengetahuan tentang
Sebaran Pengetahuan Jumlah etika batuk baik, cukup, kurang yang
Jenis Baik Cukup Kurang tertinggi terdapat pada respnden yang
Kelamin bekerja yaitu dengan hasil pengetahuan
Laki-laki 5 10 1 16 baik sebanyak 6 orang, pengetahuan
Perempuan 3 5 1 9 cukup 9 orang, kurang 1 orang.
Total 25
g. Pendidikan
Persebaran pengetahuan tentang etika Tabel 5.7
batuk baik, cukup, kurang yang tertinggi Distribusi Responden Berdasarkan
terdapat pada jenis kelamin laki-laki yaitu Pendidikan Penderita Tuberkulosis Paru
dengan hasil pengetahuan baik sebanyak di Keluarga di Wilayah Kerja
5 orang, pengetahuan cukup 10 orang dan Puskesmas Purbaratu Kota Tasikmalaya.
pengetahuan kurang sebanyak 1 orang.
Pendidikan Jumlah Presentase
e. Pekerjaan (%)
Tabel 5.5 SD 10 40,0%
Distribusi Responden Berdasarkan SMP 6 24,0%
Pekerjaan Penderita Tuberkulosis Paru SMA 9 36,0%
di Keluarga di Wilayah Kerja Perguruan Tinggi 0 0,0%
Puskesmas Purbaratu Kota Tasikmalaya. Total 25 100,0%

Pekerjaan Jumlah Presentase (%) Sebagian besar responden


Bekerja 16 64,0% mempunyai tingkat pendidikan SD yaitu
Tidak bekerja 9 36,0% sebanyak (40,0%), pendidikan SMP
sebanyak (24,0%), pendidikan SMA
Total 25 100,0%
sebanyak (36,0%) dan yang
. Responden yang bekerja sebanyak
berpendidikan perguruan tinggi (0,0%).
(64,0%) dan responden yang tidak
Menurut Yahya dan Ngalimun (2014)
bekerja sebanyak (36,0%). Hal ini
pendidikan merupakan salah satu Pengalaman Jumlah Presentase
indikator yang mampu mencerminkan (%)
kemampuan daya intelektual sumber Pernah 17 68,0%
daya manusia dalam berkarya sehingga Tidak pernah 8 32,0%
perlu diperhatikan dalam menelaah Total 25 100,0%
potensi dari sekelompok penduduk.
Rendahnya tingkat pendidikan Berdasarkan hasil penelitian bahwa
seseorang akan berpengaruh kepada persentase terbesar dari variabel
pemahaman mereka di dalam hubungan- pengalaman mendapat informasi tentang
hubungan dengan orang lain. Namun, cara batuk yang benar adalah sebanyak
perlu ditekankan bahwa seseorang yang (68,0%) dengan kategori pernah
berpendidikan rendah tidak berarti mendapat informasi tentang cara batuk
mutlak berpengetahuan rendah pula yang benar melalui tenaga kesehatan
(Budiman dan Riyanto, 2013). sebanyak (8,0%) dan yang mendapat
informasi tentang cara batuk yang benar
h. Tabel Silang dari Hasil Karakteristik melalui media cetak sebanyak (60,0%).
Pendidikan dengan Gambaran Masih minimnya sumber informasi
Pengetahuan Tentang Etika Batuk Pada tentang etika batuk dari petugas
Penderita Tuberkulosis Paru di Keluarga kesehatan menyebabkan responden
mempunyai sumber pengetahuan yang
Tabel 5.8 cukup atau terbatas, sehingga
Tabel Silang dari Hasil Karakteristik mempengaruhi tingkat pengetahuannya
Pendidikan dengan Gambaran tentang etika batuk. Sebagaimana
Pengetahuan Tentang Etika Batuk Pada dijelaskan oleh Notoatmodjo (2010)
Penderita Tuberkulosis Paru di Keluarga yang menyatakan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi tingkat
Sebaran Pengetahuan Jumlah pengetahuan adalah sumber informasi
Pendidikan Baik Cukup Kurang yang memadai. Jika sumber informasi
SD 2 7 1 10 sangat sedikit, maka akan membuat
SMP 0 5 1 6 pengetahuan seseorang menjadi
SMA 6 3 0 9 terbatas.
Perguruan 0 0 0 0 j. Tabel Silang dari Hasil Karakteristik
Tinggi Pengalaman Mendapat Informasi Tentang
Total 25 Etika Batuk dengan Gambaran
Pengetahuan Tentang Etika Batuk Pada
Penderita Tuberkulosis Paru di Keluarga
Persebaran pengetahuan tentang
etika batuk baik, cukup, kurang yang Tabel 5.10
tertinggi terdapat pada responden yang Tabel Silang dari Hasil Karakteristik
berpendidikan SD yaitu dengan hasil Pekerjaan dengan Gambaran
pengetahuan baik sebanyak 2 orang, Pengetahuan Tentang Etika Batuk Pada
pengetahuan cukup 7 orang dan Penderita Tuberkulosis Paru di Keluarga
pengetahuan kurang sebanyak 1 orang
Sebaran Pengetahuan Jumlah
i. Pengalaman Mendapat Informasi Tentang Pengalaman Baik Cukup Kurang
Etika Batuk Pernah 8 9 0 17
Tidak pernah 0 6 2 8
Tabel 5.9 Total 25
Distribusi Responden Berdasarkan
Pengalaman Mendapat Informasi
Tentang Etika Batuk Pada Penderita
Persebaran pengetahuan tentang
Tuberkulosis Paru di Keluarga di
Etika Batuk baik, cukup, kurang yang
Wilayah Kerja Puskesmas Purbaratu
tertinggi terdapat pada responden yang
Kota Tasikmalaya.
pernah mendapatkan informasi tentang
etika batuk yaitu dengan hasil
pengetahuan baik sebanyak 8 orang, data persebaran pengetahuan baik,
pengetahuan cukup sebanyak 9 orang cukup, kurang terdapat pada responden
dan pengetahuan kurang sebanyak 0 dengan pernah mendapat informasi
orang. tentang etika batuk yaitu dengan hasil
pengetahuan baik sebanyak 8 orang,
k. Sumber Informasi pengetahuan cukup sebanyak 9 orang
Tabel 5.11 dan pengetahuan kurang sebanyak 0
Distribusi Responden Berdasarkan orang dengan sumber informasi yang
Sumber Informasi Penderita diperoleh melalui tenaga kesehatan yang
Tuberkulosis Paru di Keluarga di berpengetahuan baik sebanyak 1 orang,
Wilayah Kerja Puskesmas Purbaratu pengetahuan cukup sebanyak 1 orang
Kota Tasikmalaya. dan pengetahuan kurang sebanyak 0
orang. Sedangkan yang melalui media
Sumber informasi Jumlah Presentase cetak pengetahuan baik sebanyak 7
(%) orang, pengetahuan cukup 8 orang dan
Tenaga kesehatan 2 12,0% pengetahuan kurang sebanyak 0 orang.
Media cetak 15 88,0% Sebagaimana dijelaskan oleh
Total 17 100,0% Notoatmodjo (2010) yang menyatakan
bahwa salah satu faktor yang
Jumlah responden yang pernah mempengaruhi tingkat pengetahuan
mendapat informasi tentang cara adalah sumber informasi yang memadai.
Jika sumber informasi sangat sedikit,
batuk yang benar melalui tenaga
maka akan membuat pengetahuan
kesehatan sebanyak 2 orang (8,0%) seseorang menjadi terbatas.
dan yang mendapat informasi
tentang cara batuk yang benar m. Lama Menderita
melalui media cetak sebanyak 15 Tabel 5.13
orang (60,0%) sedangkan 8 orang Distribusi Responden Berdasarkan
(32,0%) tidak pernah mendapat Lama Menderita Tuberkulosis Paru di
informasi tentang cara batuk yang Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas
benar. Purbaratu Kota Tasikmalaya.

l. Tabel Silang dari Hasil Karakteristik Lama menderita Jumlah Presentase


Sumber Informasi Tentang Etika Batuk (%)
dengan Gambaran Pengetahuan Tentang ≤ 2 bulan 3 12,0%
Etika Batuk Pada Penderita Tuberkulosis > 2 bulan 22 88,0%
Paru di Keluarga Total 25 100,0%

Tabel 5.12 Berdasarkan lamanya menderita


Tabel Silang dari Hasil Karakteristik dibagi menjadi dua kelompok yaitu ≤ 2
Sumber Informasi dengan Gambaran bulan dan > 2 bulan. Sebagian besar
Pengetahuan Tentang Etika Batuk Pada responden menderita tuberkulosis paru
Penderita Tuberkulosis Paru di Keluarga > 2 bulan adalah sebanyak (88,0%) dan
Sumber Pengetahuan Jumlah responden yang menderita tuberkulosis
Informasi Baik Cukup Kurang paru ≤ 2 bulan adalah sebanyak
Tenaga 1 1 0 2 (12,0%).
Kesehatan
Media 7 8 0 15
Cetak
Total 17
Berdasarkan hasil data antara n. Tabel Silang dari Hasil Karakteristik
karakteristik pengalaman mendapat Lama Menderita dengan Gambaran
informasi dan gambaran pengetahuan Pengetahuan Tentang Etika Batuk Pada
tentang etika batuk pada penderita Penderita Tuberkulosis Paru di Keluarga
tuberkulosis paru di keluarga diperoleh
Tabel 5.14 umur yang berada pada rentang ≥ 46 tahun
Tabel Silang dari Hasil Karakteristik dengan persentase (44,0%), pengalaman
Lama Menderita dengan Gambaran mendapat informasi tentang cara batuk
Pengetahuan Tentang Etika Batuk Pada yang benar adalah sebanyak (68,0%). Data
Penderita Tuberkulosis Paru di Keluarga diatas menunjukan kesamaan dengan teori
yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa
Sebaran Pengetahuan Jumlah dalam umur yang sedang produktif, waktu
Lama luang yang cukup, serta pengalaman yang
Menderita sering dapat membantu responden untuk
Baik Cukup Kurang menyerap informasi semaksimal mungkin
≤ 2 bulan 0 2 1 3 sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
> 2 bulan 8 13 1 22 terhadap etika batuk.
Total 25 Pengetahuan responden tentang
etika batuk pada penelitian yang dilakukan
Persebaran pengetahuan tentang termasuk pada kategori cukup, tetapi
etika batuk baik, cukup, kurang yang walaupun dalam kategori cukup tidak
tertinggi terdapat pada penderita yang menutup kemungkinan etika batuk menjadi
sudah > 2 bulan yaitu dengan hasil penyebab menularnya TB Paru dari
pengetahuan baik sebanyak 8 orang, penderita pada orang yang ada disekitarnya.
pengetahuan cukup 13 orang dan Sejalan dengan yang dikemukakan oleh
pengetahuan kurang sebanyak 1 orang Kemenkes (2011), sumber penularan TB
Paru adalah pasien dengan BTA positif.
Pada saat batuk atau bersin, pasien
2. Gambaran Pengetahuan Tentang Etika menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
Batuk Pada Penderita Tuberkulosis Paru di percikan dahak (droplet nuclei). Pada
Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas penelitian yang dilakukan oleh Staf
Purbaratu Kota Tasikmalaya. Pengajar PSIK – FK UNSRI yang berjudul
“Upaya Keluarga Dalam Pencegahan
Tabel 5.15 Penularan TB Paru Ke Anggota Keluarga
Distribusi Responden Berdasarkan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo
Pengetahuan Tentang Etika Batuk Pada Pagaralam Tahun 2010”, didapatkan hasil
Penderita Tuberkulosis Paru di Keluarga di bahwa upaya pencegahan penularan yang
Wilayah Kerja Puskesmas Purbaratu Kota dapat dilakukan adalah dengan menutup
Tasikmalaya. mulut saat batuk atau bersin.
Pengetahuan Jumlah Presentase (%) KESIMPULAN DAN SARAN
tentang etika batuk A. Simpulan
Baik 8 32,0% Berdasarkan uraian dari hasil
Cukup 15 60% penelitian yang telah dilakukan di
Kurang 2 8,0% Puskesmas Purbaratu Kota Tasikmalaya
Total 25 100,0% dengan jumlah responden sebanyak 25
responden yang menjadi sampel
Berdasarkan hasil penelitian penelitian dari jumlah populasi 33
persentase terbesar tentang pengetahuan responden dapat disimpulkan sebagai
berada dalam kategori cukup yaitu berikut:
sebanyak (60,0%). Hal ini sejalan dengan 1. Karakteristik penderita tuberkulosis
penelitian yang dilakukan oleh Permana paru di keluarga
(2015) bahwa hampir setengahnya (40%) a. Usia
responden memiliki pengetahuan yang Sebagian besar responden
cukup mengenai etika batuk. Hal tersebut dengan rentang usia 46-65 tahun
didukung oleh beberapa data karakteristik sebanyak 11 orang (44,0%).
penderita tuberkulosis paru yang telah b. Jenis Kelamin
dijabarkan sebelumnya. Berikut ini sebagian besar responden
merupakan persentase terbesar dalam berjenis kelamim laki-laki sebanyak
beberapa karakteristik responden, seperti 16 orang (64,0%) dan responden
dengan jenis kelamin perempuan Rencana Pulang Tentang Penyakit TB
adalah sebanyak 9 orang (36,0%). Paru Di Ruang Rawat Inap RS. Paru
c. Pekerjaan dr. M. Goenawan Partowidigdo.
Sebagian besar responden Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan
bekerja sebanyak 16 orang (64,0%) Universitas Indonesia
dan yang tidak bekerja sebanyak 9
orang (36,0%). Agustina, Saflin., dan Wahjuni, Chatarina
d. Pendidikan Umbul. (2017). Pengetahuan dan
Responden berdasarkan tingkat Tindakan Pencegahan Penuluran
pendidikan terbanyak pada SD Penyakit Tuberkolosa Paru pad
sebanyak 10 orang (40,0%), Keluarga Kontak Serumah.Jurnal
sedangkan yang paling sedikit yaitu Berkala Epidemiologi, Volume 5
pendidikan Perguruan Tinggi 0 Nomor 1, Januari 2017, hlm.85-94
orang (0,0%).
e. Pengalaman mendapat informasi
tentang etika batuk Sebagian besar Arikunto.(2010). Prosedur Peneletian.Jakarta
responden pernah mendapat : Rineka Cipta
informasi tentang cara batuk yang
benar sebanyak 17 orang (68,0%). Budiman dan Riyanto.(2013). Kuisoner
f. Sumber informasi Pengetahuan dan Sikap dala
Sumber informasi yang diperoleh Peneletian Kesehatan.Jakarta :
melalui media cetak 15 orang Salemba Medika
(60,0%) melalui tenaga kesehatan
sebanyak 2 orang (8,0%) sedangkan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya,
8 orang (32,0%) tidak pernah (2018).Profil Kesehatan Kota
mendapat informasi tentang cara Tasikmalaya Tahun 2018,
batuk yang benar. Tasikmalaya: Dinas Kesehatan Kota
g. Lamanya menderita Tasikmalaya
Sebagian besar responden
lamanya menderita >2 bulan
Ermawati, dkk (2010) Etika Keperawatan,
sebanyak 22 orang (88,0%) dan ≤ 2
Jakarta : Trans Info Media
bulan adalah sebanyak 3 orang
(12,0%)
2. Gambaran pengetahuan tentang etika Irianto, Koes. (2014). Epidemiologi Penyakit
batuk di keluarga di Wilayah Kerja Menular & Tidak Menular Panduan
Puskesmas Purbaratu Kota Klinis.Bandung : Alfabeta,cv.
Tasikmalaya dari 25 responden
sebagian besar memiliki pengetahuan Kementrian Kesehatan RI. (2011). Pedoman
cukup yaitu sebanyak 15 orang Nasional Penanggulangan
(60,0%), kategori baik sebanyak 8 Tuberkulosis. Jakarta: Kementrian
orang (32,0%) dan kategori kurang Kesehatan
sebanyak 2 orang (8,0%).
_____________________. (2012). Pedoman
B. Saran Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Diharapkan agar lebih dapat Tuberkolusis di Fasilitas Layanan
mengembangkan lagi penelitian ini pada Kesehatan. Jakarta : Direktorat Bina
peneliti selanjutnya dengan meneliti Upaya Kesehatan, Kementrian
faktor-faktor lain yang berhubungan Kesehatan RI.
dengan etika batuk, misalnya sikap dan
penerapan etika batuk pada penderita
tuberkulosis paru. _____________________. (2017). Profil
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Tahun 2017. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI
Adiwidia, Kurniawan. (2012). Gambaran
Tingkat Pengetahuan TB Paru
Manurung, Santa., Suratun., Krisanty, Paula., Padjadjaran, Volume 3 Nomor 3
Ekarini, Ni Luh. (2013). Asuhan Desember 2015.
Keperawatan Gangguan Sistem
Pernafasan Akibat Infeksi. Jakarta: Oktapia, Ine. (2018). Gambaran Tingkat
CV.Trans Info Media. Pengetahuan Pasien Tuberkulosis
Paru tentang Etika Batuk di Ruang
Marselia, Reni, Wilsn, Sari Eka Pratiwi. RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya.
(2017). Hubungan antara Lama Tasikmalaya : STIKes Bakti Tunas
Terapi terhadap Tingkat Gejala Husada.
Depresi pada Pasien TB Paru di Unit
Pengobatan Penyakit Paru-paru Permana, Gilang. (2015). Gambaran
Pontianak, Cerebellum, Volume 3 Pengetahuan Pasien Tentang
Nomor 3 Agustus 2017. Pencegahan Penularan TB Paru di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Masloman, Anugrah Perdana., Kandou, G.D., Bandung. Bandung: Politeknik
dan Tilaar, Ch. R. (2015). Analisis Kesehatan Kemenkes Bandung
Pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Kamar Profil Puskesmas Purbaratu Kota
Operasi RSUD Dr. Sam Ratulangi Tasikmalaya (2018).
Tondano.Universitas Sam Ratulangi
Manado: Artikel Peneliatian, JIKMU
Puspitasari, Suci. (2012). Hubungan Tingkat
Vol. 5 No. 2 April 2015
Pengetahuan dan Sikap Penderita
TBC dengan Keteraturan Minum Obat
Nizar, (2017) Pemberantas dan TBC Pada Pasien di Puskesmas
Penanggulangan Tuberkulosis Edisi Karanganom Kabupaten Klaten.
Revisi.Yogyakarta : Gosyen Pulishing. Tahun 2012

Notoatmodjo, Soekardjo. (2014). Metodologi Ramadhani, Fitri., dan Hidayati, Devi Nisa.
Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka (2017). Laporan Kegiatan
Cipta Pengabdian Masyarakat Melalui
Promosi Kesehatan “Upaya
Notoatmodjo, Soekardjo. (2014). Promosi Pencegahan Penularan Tuberculosis
Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Melalui Gerakan Etika Batuk Yang
Jakarta : Rineka Cipta Benar di Praktek Bidan Mandiri Desa
Karanganyar.”Semarang :Program
Novel, Sinta Sasika.(2011). Enslikopedi Studi Profesi Apoteker Fakultas
Penyakit Menular dan Farmasi Universitas Wahid Hasyim
Infeksi.Yogykarta : Familia.
Sarmen, Refica Dewita., Hajar, Surya., dan
Nuratif, A.Huda (2015) Aplikasi Asuhan Suyanto. (2017). Gambaran
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Pengetahuan dan Sikap Pasien TB
Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Paru terhadap Upaya Pengendalian
Revisi jilid 3.Yogyakarta : Mediaction. TB di Puskesmas Sidomulyo Kota
Pekanbaru.Jom FK Volume 4 No. 1
Februari 2017
Nurhayati, Iis., Kurniawan, Titis., dan
Mardiah, Wiwi. (2015). Perilaku
Pencegahan Penularan dan Setiadi.(2013). Konsep dan praktek penulisan
Faktor-Faktor yang riset keperawatan.Yogyakarta: Graha
Melatarbelakanginya pada Ilmu
Pasien Tuberculosis Multidrugs
Resistance (TB-MDR).Fakultas Setiarsih, Intan Galuh., dan Roffi,
Keperawatan, Universitas Muhammad. (2016). Gambaran
Perilaku Pencegahan Dan
Pengobatan Pasien Tuberkulosis Paru
Yang Menjalani Pengobatan Rawat
Jalan Di Rumah Sakit Paru Dr Ario
Wirawan Salatiga. Universitas
Diponnegoro :Jurnal Jurusan
Keperawatan Tahun 2016, Halaman 1-
8.

Setiawan, Ridwan. (2016). Teori dan Praktek


Keperawatan Keluarga.Semarang:
Unnes Press.

Staf Pengajar PSIK-FK Unsri, Jaji (2010).


Upaya Keluarga Dalam Pencegahan
Penularan Tuberkulosis (TB) Paru Ke
Anggota Keluarga Lainnya Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo
Pagaralam Tahun 2010, Sidorejo.

Sudrajat. (2011). Pengaruh Lingkungan


Terhadap Individu.
http://wikipedia.com. Diakses 16 Mei
2019.

Sujarweni, V. Wiratman.(2014) Metodologi


Penelitian Keperawatan.Yogyakarta :
Gava Media.

Widoyono. (2011). Penyakit Tropis :


Epidemologi, Penularan,
Pencegahan, & Pemberantasannya.
Jakarta : Erlangga.

Widyanto, Faisalado Candra dan Cecep


Triwibowo. (2013) Trend Disease
“Trend Penyakit Saat Ini. Jakarta :
CV. Trans Info Media.

Yahya dan Ngalimun. (2014).


Profesionalisme Sistem Pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Available at: from
http://www.path.org/files/ Diakses 16
Mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai