ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN GAS PDF
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN GAS PDF
A
DENGAN GASTROENTERITIS AKUT (GEA)
DI RUANG CANDI SAMBISARI RSUD PRAMBANAN
Disusun Oleh :
Vinda Astri Permatasari P07120112080
A. Pengertian
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
sehari pada bayi dan lebih dari 3 kali sehari pada anak dengan
konsistensi encer, dapat berwarna hijau/ dapat pula bercampur lendir dan
darah/ lendir saja. (Ngastiyah, 2005).
B. Etiologi
3) BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah) dan bayi baru lahir.
(Suharyono dkk.,1994 dalam Wicaksono, 2011)
C. Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
mengakibatkan tekanan asmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga
timbul diare.
2. Gangguan sekresi
D. Manifestasi klinik
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
2. Kram perut
3. Demam
4. Mual
5. Muntah
6. Kembung
7. Anoreksia
8. Lemah
9. Pucat
10. Urin output menurun (oligouria,anuria)
11. Turgor kulit menurun sampai jelek
12. Ubun-ubun atau fontanela cekung (pada bayi)
13. Kelopak mata cekung
14. Membran mukosa kering
(Suriadi, 2001).
A B C
Yang dinilai
(Tanpa dehidrasi) (dehidrasi tak berat) (Dehidrasi berat)
Riwayat <4x /hari cair 4-10 x / hari cair >10 x / hari cair
Diare sedikit/ tidak beberapa kali haus sangat sering tidak
Muntah minum biasa tidak sekali , rakus ingin dapat minum
Rasa haus haus minum banyak
Tidak ada dalam 6
Air kemih Normal Sedikit gelap jam
Periksa
Keadaan umum Sehat ,aktif Tampak sakit, Sangat mengantuk,
Air mata mengantuk, lesu, lemah, letargi, tidak
Mata Ada rewel, gelisah sadar/koma
Mulut / lidah Normal Tidak ada Tidak ada
Nafas Basah Cekung * Kering, sangat
Kering ** cekung
Normal Agak cepat Sangat kering
Cepat dan dalam
Raba
Kulit (dicubit) Kembali cepat kembali lambat *** Kembali sangat
Denyut nadi Normal agak cepat lambat
Ubun-ubun Normal cekung Sangat cepat, lemah
tidak teraba
Sangat cekung
Kehilangan
Berat badan < 40 g/KgBB 40-100 g/KgBB > 100 g/KgBB
Cairan < 5% BB 5-10% BB > 10% BB
Keterangan :
* Pada beberapa anak mata normalnya agak cekung : perlu
dikonfirmasikan dengan orang tua
** Kekeringan mulut dan lidah tidak dapat diraba dengan jari bersih dan
kering, mulut selalu kering pada anak yang biasa bernafas dengan
mulut, mulut anak dehidrasi dapat basah karena habis minum
*** Cubitan kulit kurang berguna pada anak dengan marasmus,
kwashiorkor atau anak gemuk (sangat lambat jika kembali > 2 detik)
A = Tidak atau tanpa dehidrasi
B = Dehidrasi tidak berat : 2 atau lebih tanda dimana salah satu tanda
adalah*
C = Dehidrasi berat : 2 atau lebih tanda dimana salah satu tanda adalah *
E. Patofisiologi
2. Syok
3. Kejang
4. Sepsis
6. Ileus paralitik
7. Malnutrisi
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan feses
Darah samar mungkin positis (erosi mukosa), steatorea dan garam
empedu dapat ditemukan.
2. Foto
Menelan barium dapat menunjukkan penyempitan lumen pada ileum
terminal, kekakuan dinding usus, mukosa mudah terangsang atau
ulkus.
3. Enema barium
Usus halus hampir selalu terkena, tetapi area rektal dipengaruhi
hanya 50%. Fistula sering dan biasanya ditemukan pada ujung ileum
tetapi hanya ad apada segmen sepanjang saluran gastrointestinal.
4. Pemeriksaan sigmoideskopi
Dapat menunjukkan edema hiperemik mukosa kolon, celah
transversal atau ulkus longitudinal.
5. Endoskopi
Memberikan visualisasi area yang terlibat
6. Darah lengkap
Anemia (hipokromik, kadang-kadang makrositik) dapat terjadi karena
malnutrisi atau malabsorbsi atau tekanan fungsi sumsum tulang
(proses inflamasi kronis), peningkatan sel darah putih.
7. ESR
Peningkatan menunjukkan inflamasi
8. Albumin atau protein total
Menurun.
9. Kolesterol
Meningkat (dapat mengalami batu empedu).
10. Kapasitas asam folat- besi serum
Menurun sehubungan dengan infeksi kronis atau sekunder terhadap
kehilangan darah.
11. Pemeriksaan pembekuan
Gangguan dapat terjadi sehubungan dengan absorbsi vitamin B12
buruk.
12. Elektrolit
Penurunan kalium, kalsium, dan magnesium dengan peningkatan
natrium.
13. Urine
Hiperoksalaria (dapat menyebabkan batu ginjal).
14. Kultur urine
Bila ada organisme Eschericia colli, diduga pembentukan fistula pada
kandung kemih.
i. Penyuluhan/ pembelajaran
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan
Perencanaan keperawatan menurut Doenges (2000) pada pasien
Gastroenteritis adalah:
a. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi atau malabsorpsi usus.
Intervensi :
- Mesalamin (Rowasa)
- Psillium (Metamucil)
- Azatioprin (Imuran)
- Antibiotik
Vitamin K (Mephyton)
9) Kolaborasi
Analgesik
A. Pengkajian
Hari, tanggal : Kamis, 02 Januari 2014
Waktu : Pukul 24.00 WIB
Tempat : Bangsal Candi Sambisari, kamar 6A
Oleh : Vinda Astri Permatasari
Sumber Data : Pasien, keluarga pasien, catatan medis dan keperawatan,
tim kesehatan lain
Metode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi
dokumen
I. Identitas
a.Pasien
Nama : Ny. “A”
Umur : 44 tahun
Tanggal lahir : 14 September 1969
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Suku : Jawa
Alamat : Gunung Gebang, Sumberharjo,
Prambanan
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Dagang
Tanggal Masuk RS : Rabu, 01 Januari 2014
No. CM : 035985
b. Penanggung jawab
Nama : Bp. “S”
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Advokat/ pengacara
Alamat : Gunung Gebang, Sumberharjo,
Prambanan
Hubungan dgn pasien : Suami
c. Diagnosis Medis : Gastroenteritis Akut (GEA)
Keterangan :
= perempuan
= laki-laki
= pasien
= garis pernikahan
= garis keturunan
2. Personal hygiene
a. Frekuensi mandi : Sebelum sakit 2x sehari, selama di rumah
sakit 2x sehari setiap pagi dan sore, pasien menyatakan mandi
hanya dilap dengan air hangat.
3. Aktivitas.
a) Sebelum sakit
Kemampuan
perawatan 0 1 2 3 4
diri
Makan dan
minum
Mandi
Toiletting
Berpakaian
Mobilitas di
tempat tidur
Berpindah
ROM
Keterangan :
0 :Tergantung total
3 :Alat bantu
4 :Mandiri
Makan dan
minum
Mandi
Toiletting
Berpakaian
Mobilitas di
tempat tidur
Berpindah
ROM
Keterangan :
0 : Tergantung total
3 : Alat bantu
4 : Mandiri
3) Hubungan interpersonal
Hubungan dengan anggota keluarga sangat harmonis walaupun
berjarak jauh. Hubungan dengan tetangga dan kerabat terjalin
silturahmi dengan sangat baik.
4) Mekanisme koping
Pasien menganggap penyakit ini sebagai cobaan dari Allah SWT. Dan
pasien menganggap cobaan ini pasti ada hikmahnya.
5) Support system
Saudara-saudara pasien selalu mendoakan pasien agar segera
sembuh dari sakit dan pulang kembali ke rumah. Begitu pula dengan
suami pasien, yang setia menunggu pasien.
7) Aspek intelegensi
Ketika dilakukan pengkajian pasien mampu menjawab pertanyaan
yang diberikan dengan baik dan lancar. Pasien masih mengingat
kejadian sebelum sakit.
8) Hubungan sosial
Pasien menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia dalam
kehidupan sehari – hari. Pasien tinggal di rumahnya sendiri.
Lingkungan pasien berada di wilayah pedesaan. Air yang digunakan
dan dikonsumsi sehari – hari menggunakan air sumur. BAB, BAK dan
dan kegiatan MCK dilakukan di rumah. Hubungan pasien dan keluarga
dengan para perawat dan pasien lain yang satu ruangan dengan
pasien terjalin dengan baik.
1. Pemeriksaan cepalo-kaudal
a. Kepala : Bentuk kepala normal, terlihat bekas luka jahitan di dahi
sebelah kiri.
a) Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, mata
terlihat sayu.
b) Telinga : Bersih, simetris, tidak keluar secret, tidak ada
gangguan pendengaran.
c) Hidung : Bersih, simetris, fungsi pembauan baik.
d) Mulut : Bibir terlihat kering, gigi bagian depan terlihat
karies gigi.
b. Leher
Tidak terlihat benjolan dan pembesaran kelenjar tiroid.
c. Dada
Bentuk normal chest, simetris, pernafasan dada, gerakan paru
simetris, ekspansi dada simetris, suara paru sonor, suara nafas
vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
d. Punggung
Punggung tidak ada lesi, tidak ada nyeri dan kelainan tulang
belakang.
e. Abdomen
Bising usus 34 x/menit, hiperperistaltik. Pasien menyatakan perutnya
bersuara secara terus-menerus dan terdengar keras, pasien
menyatakan sakit pada perut
P : Nyeri abdomen
Q : Diremas-remas
R : Abdomen
S : 8 (1-10)
T : Hilang timbul
f. Genetalia
Tidak terpasang kateter
g. Ekstrimitas :
a) Atas
Lengkap, pasien bisa menggerakkan tangan kiri dan kanan, tidak
terdapat oedem, tidak terlihat atrofi, infus RL 40 tpm makro
terpasang di tangan kanan pasien sejak 01 Januari 2014 kondisi
balutan bersih, tidak terlihat tanda-tanda infeksi.
b) Bawah
Lengkap, kaki kiri dan kanan bisa digerakkan dan tidak ada
gangguan. Tidak terdapat oedema. Otot kaki tidak atrofi.
C. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Pemeriksaan Laboratorium hematologi (darah)
Pemeriksaan tanggal 01 Januari 2014
Komponen Hasil Nilai normal Satuan
L : 14,0-18,0
P : 12,0-16,0
Hemoglobin 11,7 An (1-4 thn) : gr/dL
12,0-14,0
Bayi : 13,5-19,5
Dws : 4,0-11,0
An (1-4 thn) : 5,0
Leukosit 5,8 – 13,5 ribu/mm3
Bayi : 10,0 –
26,0
L : 4,5-6,2
Eritrosit 4,31 juta/mm3
P : 4,0-5,4
Dws : 150,0-
Trombosit 202 450,0 ribu/mm3
Bayi : 100-450
L : 42-52
Hematokrit 39,4 %
P : 37-47
Netrofil Segmen 78,2 50-65 %
Dws : 20-40
Limfosit 12,7 %
Anak : 45-65
D. Program terapi
1. Infus RL 40 tpm makro terpasang di tangan kanan pasien sejak 01
Januari 2014 kondisi balutan bersih, tidak terlihat tanda-tanda infeksi.
2. Injeksi ethiferan (metoclopramide HCI) 10mg/ 8jam
3. Injeksi ranitidin 50mg/ 8jam
4. Obat oral antasida 4x 2 sendok teh
5. Obat oral sukralfat 3x 500mg
6. Obat oral lansoprazol 3x 30mg
7. Diet lunak tanpa serat tanpa buah (Diet LTSTB)
ANALISA DATA
- Tanda-tanda vital
Suhu : 36,3º C
Nadi : 80 x/menit
TD : 100/70 mmHg
RR : 20 x/menit
- Pemeriksaan lab
Hematokrit : 39,4 %
DS :
DS :
P : Nyeri abdomen
Q : Diremas-remas
R : Abdomen
S : 8 (1-10)
T : Hilang timbul
- Selama di rumah sakit pasien
menyatakan tidak bisa tidur,
tidur hanya sebentar dan tidak
pulas
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH
- Tanda-tanda vital
Suhu : 36,3º C
Nadi : 80 x/menit
TD : 100/70 mmHg
RR : 20 x/menit
- Pemeriksaan lab
Hematokrit : 39,4 %
DS :
- Tanda-tanda vital :
Suhu : 36,3º C
Nadi : 80 x/menit
TD : 100/70 mmHg
RR : 20 x/menit
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
mengatakan
5. Mulai lagi pemasukan 5. Memberikan istirahat
sehari sudah
cairan per oral secara kolon dengan
BAB 3x
bertahap. Tawarkan menghilangkan atau
dengan
minuman jernih tiap jam menurunkan rangsang
konsistensi cair
: Hindari minuman makanan atau cairan.
dan berwarna
dingin Makan kembali secara
hijau, tanpa
bertahan cairan
lendir dan
mencegah kram dan
darah
diare berulang : namun
cairan dingin dapat
menimbulkan reaksi
stress yang dapat
meningkatkan motilitas
usus.
Vinda
GEA dalam batas 4. Ukur berat badan setiap 4. Indikator cairan dan
normal hari. status nutrisi.
- Tanda-tanda
3. Keseimbanga 5. Pertahankan 5. Kolon diistirahatkan
vital
n masukan pembatasan oral, tirah untuk penyembuhan
Suhu : 36,3º C
dan haluaran baring, hindari kerja. dan untuk menurunkan
Nadi : 80
dengan urine kehilangan cairan usus.
x/menit
normal dalam 6. Observasi perdarahan 6. Diet tak adekuat dan
TD : 100/70
konsentrasi/ dan tes feses tiap hari penurunan absorpsi
mmHg
jumlah dan adanya darah dapat menimbulkan
RR : 20
x/menit Vinda samar defisiensi vitamin K dan
merusak koagulasi,
- Pemeriksaan lab
potensial risiko
Hematokrit :
perdarahan.
39,4 %
7. Catat kelemahan otot 7. Kehilangan cairan usus
DS :
umum atau disritmia berlebih dapat
- Saat dirawat di jantung. menimbulkan
RS pasien ketidakseimbangan
menyatakan elektrolit, misal: kalium
minum 2 – 3 yang perlu untuk fungsi
gelas (± 750 cc) tulang dan jantung.
per hari 8. Kelola pemberian terapi 8. Digunakan untuk
- Pasien Injeksi ethiferan mengontrol mual/
menyatakan (metoclopramide HCI) muntah pada
diare sudah 3 10mg/ 8jam dan Injeksi eksaserbasi akut
hari, frekuensi ranitidin 50mg/ 8jam
>3x sehari, 9. Kolaborasi : 9. Kolaborasi
konsistensi cair, - Berikan cairan - Mempertahankan
warna hijau parenteral, transfusi cairan usus akan
- Pasien darah sesuai memerlukan
menyatakan indikasi. penggantian cairan
muntah disertai untuk memperbaiki
demam saat di kehilangan/ anemia.
rumah Catatan: cairan
mengandung
natrium dapat
dibatasi pada
adanya enteritis
regional.
- Berikan obat anti - Menurunkan
diare sesuai indikasi kehilangan cairan
Vinda dari usus.
Vinda
pasien
7. Observasi adanya 7. Rasional : Fistula dapat
menyatakan
isorektal dan fistula terjadi dari erosi dan
tidak bisa tidur,
perianal. kelemahan dinding
tidur hanya
usus.
sebentar dan
tidak pulas 8. Observasi/ catat 8. Dapat menunjukan
distensi abdomen, terjadinya obstruksi
peningkatan suhu, usus karena inflamasi,
penurunan tekanan edema dan jaringan
darah. parut.
9. Kolaborasi : 9. Kolaborasi :
Antikolinergik Menghilangkan
spasme saluran GI
Vinda
dan berlanjutnya
nyeri kolik.
.
Vinda
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. A ada beberapa
masalah yang belum teratasi, ada pula yang sebagian teratasi.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. FKUI : Jakarta
Whaley and Wong. 1995. Nursing Care of Infants and Children. St.Louis : Mosby
Year Book