Anda di halaman 1dari 1

Berat dalam Taat, Nikmat dalam Maksiat

al-Hafidz Ibn al-Jauzi, dalam kitabnya, Shaid al-Khathir, menuturkan bahwa andai saja orang yang
melakukan maksiat menyadari, betapa kenikmatan maksiat itu hanya sesaat, kemudian setelah itu
dia merasakan akibat kemaksiatannya, yaitu kemurkaan Allah, dosa dan siksa-Nya, maka orang itu
tidak akan sanggup melakukan maksiat.

Namun, ada orang yang melakukan maksiat, anehnya tetap merasa tidak ada masalah. Baginya,
kemaksiatannya itu tidak ada dampaknya secara nyata dalam hidupnya. Dia pun enjoy menikmati
hidup bergelimang maksiat. Apa yang sesunggunya terjadi pada orang seperti ini?

Ibn al-Jauzi memberika jawaban, “Kemaksiatan itu diganjar dengan kemaksiatan.” maksudnya,
ketika orang melakukan satu maksiat, lalu diikuti maksiat berikutnya, maka kemaksiatan berikutnya
itu sesungguhnya adalah siksa Allah, tetapi dia tidak merasa, bahwa dia sedang disiksa oleh Allah.
Sebaliknya, “Kebaikan setelah kebaikan adalah pahala bagi kebaikan itu.”

Orang yang melakukan maksiat, terkadang tidak merasa dirinya melakukan maksiat. Padahal,
dampak maksiatnya itu membuat hatinya tidak lagi merasakan nikmatnya ketaatan. Dia shalat
dan berdoa pun tidak bisa khusyu’. Shalat dan doanya pun kehilangan ruhnya, akibatnya shalat dan
berdoa, tetapi tidak ada pengaruhnya.
Dia pun mulai meninggalkan shalat, serta Qurannya karena baginya Al-Quran dan shalat hampa saja
terasa olehnya. Dia pun malas datang kajian, karena nikmat ketaatannya sirna. Akhirnya, dia pun
jauh, dan semakin jauh dari ketaatan.

Sesungguhnya Maksiat itu telah membunuh kelezatan ketaatannya kepada Allah SWT. Bila
tanda-tanda tadi menghinggapi diri-diri ini maka bersegeralah kembali kepada-Nya, agar setitik
kenikmatan keimanan tidak lenyap dari hati ini, agar suara keimanan tidak hilang saat kita
terperdaya ingin melakukan maksiat, sebab hal yang tidak dapat diprediksi hingga saat ini adalah
trafik naik dan turunnya keimanan.

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau
memberi petunjuk kepada kami. Dan karunialah kepada kami rahmat dari sisi engkau. karena 
Sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi karunia.” Aamiin allahumma aamiin. 

Terakhir diubah: 23 Nov 2019

Anda mungkin juga menyukai