Anda di halaman 1dari 8

Pajak dan Retribusi: Ketahui Persamaannya, Kenali Perbedaannya

Apa Pajak Itu?


Pajak merupakan iuran masyarakat pada negara yang didasarkan pada undang-undang
sehingga dapat dipaksakan. Namun, pembayar pajak tidak mendapatkan balas jasa secara
langsung. Menurut Charles E. McLure, pakar pajak dari Stanford University, pajak
merupakan kewajiban finansial yang dikenakan terhadap Wajib Pajak (orang pribadi atau
badan) oleh negara atau institusi yang digunakan untuk membiayai berbagai macam
keperluan publik.
Pajak dipungut sesuai dengan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi dan
jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Menghindari pembayaran pajak,
menolak, ataupun melakukan perlawanan terhadap pajak termasuk tindakan melawan
hukum. Karena itu, mempelajari dan mengetahui jenis-jenis pajak penting bagi wajib
pajak agar tidak terlibat masalah hukum.
Pembagian Jenis Pajak Berdasarkan Lembaga Pemungut Pajak
Berdasarkan lembaga pemungut pajak, jenis pajak dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Pajak Negara
Sering disebut juga pajak pusat ialah pajak yang dipungut Pemerintah Pusat yang terdiri
atas:
1. Pajak Penghasilan (PPh)
Diatur dalam UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang diubah terakhir
kali dengan UU No. 36 Tahun 2008.
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Diatur dalam UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah yang diubah terakhir kali dalam UU No. 42 Tahun
2009.
3. Bea Materai
UU No. 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai.
4. Bea Masuk
UU No. 10 Tahun 1995 jo. UU No. 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan.
5. Cukai
UU No. 11 Tahun 1995 jo. UU No. 39 Tahun 2007 tentang Cukai.

1
2. Pajak Daerah
Sesuai UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, di bawah ini
adalah jenis-jenis Pajak Daerah.
1. Pajak Provinsi Meliputi:
o Pajak Kendaraan Bermotor;
o Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
o Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
o Pajak Air Permukaan; dan
o Pajak Rokok.
2. Jenis Pajak Kabupaten/Kota Meliputi:
o Pajak Hotel;
o Pajak Restoran;
o Pajak Hiburan;
o Pajak Reklame;
o Pajak Penerangan Jalan;
o Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
o Pajak Parkir;
o Pajak Air Tanah;
o Pajak Sarang Burung Walet;
o Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan
o Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Jenis pajak berdasarkan wujudnya terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Pajak Langsung adalah pungutan atau pajak yang dibebankan secara langsung
kepada Wajib Pajak, seperti pajak kekayaan dan pajak penghasilan.
2. Pajak Tidak Langsung adalah pungutan atau pajak wajib yang harus dibayarkan
sebagai sumbangan wajib terhadap negara yang secara tidak langsung dikenakan
kepada Wajib Pajak, seperti cukai rokok.
Jenis pajak berdasarkan jumlah yang harus dibayarkan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Pajak Pendapatan
Pajak pendapatan adalah pajak yang dikenakan atas pendapatan tahunan atau laba dari
seseorang atau perseroan terbatas.
2. Pajak Penjualan
Pajak penjualan adalah pajak yang dikenakan pada saat terjadinya transaksi penjualan
barang atau jasa kepada pembeli
2
3. Pajak Badan Usaha
Pajak badan usaha adalah pajak yang dikenakan kepada badan usaha, semisal bank.
Retribusi: Pungutan Atas Penggunaan Fasilitas Negara
Awam pada umumnya mengira ketika membayar retribusi, mereka juga telah membayar
pajak. Hal ini disebabkan masyarakat lebih sering bersinggungan dengan pembayaran
retribusi daripada pajak, seperti retribusi pelayanan kesehatan, retribusi parkir, dan
retribusi pengujian kendaraan bermotor.
Sebenarnya Apa Retribusi Itu?
Retribusi adalah pungutan yang dikenakan kepada masyarakat atau warga yang
menggunakan fasilitas yang disediakan Negara. Dalam istilah lain, retribusi adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas pemberian izin tertentu atau jasa yang diberikan
atau disediakan Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Retribusi
dikelola langsung oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda). Jenis retribusi daerah
dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu:
1. Retribusi Jasa Umum
Meliputi:
 Retribusi Pelayanan Kesehatan.
 Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.
 Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil.
 Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat.
 Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum.
 Retribusi Pelayanan Pasar.
 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.
 Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran.
 Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta.
 Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus.
 Retribusi Pengolahan Limbah Cair.
 Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang.
 Retribusi Pelayanan Pendidikan.
 Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
2. Retribusi Jasa Usaha
Meliputi:
 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
 Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan.
3
 Retribusi Tempat Pelelangan.
 Retribusi Terminal.
 Retribusi Tempat Khusus Parkir.
 Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Vila.
 Retribusi Rumah Potong Hewan.
 Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan.
 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga.
 Retribusi Penyeberangan di Air.
 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
3. Retribusi Perizinan
Meliputi:
 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
 Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol.
 Retribusi Izin Gangguan.
 Retribusi Izin Trayek.
 Retribusi Izin Usaha Perikanan.
Persamaan Pajak dan Retribusi
Setelah mengetahui istilah dan jenis-jenis pajak serta retribusi, Anda perlu mengetahui
tentang persamaan kedua pungutan tersebut. Persamaan antara pajak dan retribusi adalah
keduanya merupakan bentuk pungutan yang dibebankan kepada masyarakat. Keduanya
memiliki sifat yaitu sama-sama bisa dipaksakan sehingga Wajib Pajak atau masyarakat
dapat memanfaatkan fasilitas daerah. Selain itu, pajak dan retribusi sama-sama dijalankan
demi tercapainya kesejahteraan.
Perbedaan Pajak dan Retribusi
Poin pertama yang membedakan antara pajak dan retribusi dilihat dari dasar hukum yang
memayungi keduanya. Untuk pajak, dasar hukumnya adalah undang-undang seperti
tercantum pada UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, dan UU No. 8 Tahun 1983
tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Sementara payung hukum retribusi adalah adanya Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan
Menteri, atau pejabat negara yang lebih rendah. Contohnya, Peraturan Daerah (Perda)
Kota Malang No. 3 Tahun 2015 tentang Retribusi Jasa Umum dan Peraturan Daerah
(Perda) Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta No. 1 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah.
4
Poin kedua yang membedakan antara pajak dan retribusi adalah balas jasa yang
didapatkan Wajib Pajak atau masyarakat. Bagi Wajib Pajak, setelah melakukan
pembayaran atas kewajiban pajaknya, Wajib Pajak tidak dapat langsung menikmati balas
jasanya. Akan tetapi, dikumpulkan terlebih dahulu untuk kemudian didistribusikan untuk
kepentingan umum. Sementara masyarakat yang membayar retribusi akan dapat langsung
menikmati manfaat dari apa yang dibayar. Misalnya, dengan membayar uang parkir, orang
tersebut berhak untuk menitipkan motor atau kendaraannya.
Poin ketiga, pembeda antara pajak dan retribusi adalah objek yang dikenakan pajak atau
retribusi. Beberapa hal yang bisa dikenakan pajak adalah penghasilan, kekayaan, laba
perusahaan, dan kendaraan. Sementara objek yang dikenai retribusi adalah orang-orang
tertentu yang menggunakan jasa pemerintah, seperti pelayanan kesehatan, terminal, dan
pelayanan pasar.
Poin keempat, pajak dan retribusi tidak dipungut lembaga yang sama. Untuk pembayaran
pajak, Pemerintah Pusat ataupun Daerah yang langsung mengelolanya. Sementara retribusi
hanya dikelola Pemerintah Daerah, yang dalam hal ini adalah Dinas Pendapatan Daerah
(Dispenda).
Secara umum, jika dirangkum perbedaan keduanya, akan terlihat jelas pada tabel berikut
ini.
PAJAK RETRIBUSI
Tidak memiliki kontra prestasi secara Memiliki kontra prestasi secara langsung
langsung. dan bersifat individual.
Bersifat memaksa dan unsur paksaan bersifat Unsur paksaan bersifat ekonomis.
pidana dan administratif.
Tidak diketahui pihak yang secara langsung Dikenakan pada orang yang menikmati
menikmati atau menerima. atau menerima jasa retribusi dari
Pemerintah.
Dikenakan kepada semua orang orang yang
memenuhi persyaratan untuk dikenakan
pajak.

5
Pengertian Belanja
Istilah "belanja" pada umumnya hanya digunakan di sektor publik, tidak di sektor bisnis.
Belanja di sektor publik terkait dengan penganggaran, yaitu menunjukkan jumlah uang
yang telah dikeluarkan selama satu tahun anggaran. Belanja pada organisasi sektor publik
ini menjadi ciri khas tersendiri yang menunjukkan keunikan sektor publik dibandingkan
sektor bisnis karena belanja di sektor publik secara konsep berbeda dengan biaya yang
lebih umum digunakan di sektor bisnis.

Belanja yang dalam bahasa Inggrisnya "expenditure" memiliki makna yang lebih luas
karena mencakup biaya (expense) dan sekaligus cost. Belanja dapat berbentuk belanja
operasi (operation expenditure) yang pada hakikatnya merupakan biaya (expense) maupun
belanja modal (capital expenditure) yang merupakan belanja investasi yang masih berupa
cost sehingga nantinya diakui dalam neraca. Belanja modal dalam konteks akuntansi
bisnis bukan merupakan aktivitas yang meinpengaruhi laporan laba-rugi, tetapi
mempengaruhi neraca.

Dengan demikian jelas bahwa pada organisasi sektor publik, khususnya pemerintahan,
setiap biaya merupakan belanja, tetapi tidak semua belanja merupakan biaya, karena bisa
jadi merupakan belanja modal yang masih berupa cost dan belum menjadi expense.

Pengertian Pengeluaran
Sebagaimana telah disinggung di awal bahwa tidak setiap pengeluaran kas dari rekening
kas umum daerah merupakan belanja, tetapi boleh jadi merupakan pengeluaran
pembiayaan. Pengeluaran merupakan komponen pos pembiayaan dalam struktur APBD
yang dimaksudkan untuk memanfaatkan surplus anggaran yang terjadi. Pengeluaran
pembiayaan dapat berupa: 1) pembentukan dana cadangan, 2) penyertaan modal misalnya
penambahan modal pada BUMD, 3) pembelian surat berharga seperti Surat Utang Negara
(SUN) atau obligasi pemerintah daerah, 4) pelunasan utang, dan 5) pemberian pinjaman.

Pengeluaran pembiayaan ini meskipun menggunakan uang kas daerah tidak dapat
dikategorikan belanja, sebab tujuan dan mekanisme pengeluaran kasnya dari rekening kas
umum daerah berbeda. Pengeluaran pembiayaan merupakan suatu bentuk pengeluaran
uang dari rekening kas umum daerah yang pada suatu saat akan diterima kembali,
sedangkan belanja adalah pengeluaran uang dari rekening kas umum negara/daerah yang
6
tidak akan diterima kembali. Jika dilihat dari mekanisme pencairan dananya dari rekening
kas umum daerah, maka terdapat perbedaan yang jelas antara belanja dengan pembiayaan.

Untuk mengajukan belanja harus dilakukan melalui mekanisme pengajuan SPP


LS/UP/GU/TU kepada Pengguna Anggaran/Pengguna Barang (PA/PB) yang kemudian
dilanjutkan dengan pengeluaran SPM LS/UP/GU/TU oleh PA/PB dan selanjutkan
diajukan ke Bendahara Umum Daerah (BUD) untuk dikeluarkan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) yang berfungsi sebagai cek. Pengeluaran belanja hanya melibatkan
eksekutif, setelah APBD disahkan dewan maka berarti eksekutif diberi kewenangan untuk
melaksanakan belanja sesuai dengan jumlah yang dianggarkan.

Pengeluaran pembiayaan tidak dilakukan melalui mekanisme sebagaimana pengeluaran


belanja. Pengeluaran pembiayaan harus melalui persetujuan dewan. Oleh karena itu
diperlukan dokumen berupa Bukti Mémorial, misalnya hasil kesepakatan (MoU) antara
eksekutif dengan législatif. Pengeluaran pembiayaan ini pun juga hanya bisa dilakukan
oleh BUD, sedangkan SKPD tidak memiliki kewenangan melakukan pengeluaran
pembiayaan.

Pengertian Pendapatan (Revenue) adalah pernyataan yang berhubungan dengan uang


atau keuangan dari keseluruhan hasil usaha pokok produk atau jasa-jasa yang dilakukan
oleh perusahaan dalam suatu periode. Secara sederhana revenue merupakan jumlah uang
yang diterima oleh perusahaan dari hasil penjualan produk (barang atau jasa) dari
pelanggan dan tidak berasal dari penanaman modal.

Pengertian Penghasilan (Income) adalah jumlah uang yang didapat dari hasil penjualan
dalam jangka waktu tertentu yang telah kurangi dengan harga pokok penjualan (HPP),
beban dan biaya-biaya lainnya. Penghasilan (Income) lebih menitik beratkan pada
pengertian pendapatan bersih (net income).

Perbedaan Pendapatan (Revenue) dan Penghasilan (Income)

Dalam ilmu ekonomi secara umum, terkadang income diartikan juga pendapatan. Namun
dalam ilmu akuntansi pengertian income berbeda dengan revenue.

7
Pada dasarnya income bisa diperoleh dari kelebihan revenue atas biaya-biaya yang tidak
dapat digunakan lagi untuk mendatangkan keuntungan pendapatan di masa mendatang
(expired cost).

Dengan demikian, penghasilan (income) dapat diartikan pendapatan bersih atau laba
bersih dari hasil usaha setelah dikurangi beban biaya, sedangkan pendapatan (revenue)
dapat diartikan pendapatan kotor atau laba kotor dari usaha yang belum dikurangi beban
biaya. Pendapatan (revenue) sering disebut omzet penjualan.

Anda mungkin juga menyukai