Anda di halaman 1dari 3

2.2.

2 Implementasi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Kelompok Biota


Sumberdaya alam (natural resources) pada dasarnya mempunyai pengertian
segala sesuatu yang berada dibawah atau diatas bumi, termasuk tanah itu sendiri
(Suparmoko, 2005). Dengan kata lain, sumberdaya alam adalah sesuatu yang
masih terdapat didalam maupun diluar bumi yang sifatnya masih potensial dan
belum dilibatkan dalam proses produksi.
Sumber daya hayati laut meliputi hutan mangrove, terumbu karang, padang
lamun dan rumput laut, dan perikanan laut (Darsono 2009) :
A. Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan ekosistem pendukung kehidupan yang penting
di wilayah pesisir dan lautan. Secara ekologis, hutan mangrove berfungsi
sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan
bagi berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin taufan dan
tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut dan lain sebagainya.
B. Terumbu Karang
Ekosistem terumbu karang mempunyai produktivitas organik yang tinggi,
demikian pula keanekaragaman hayatinya. Terumbu karang berfungsi
ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, pelindung fisik
pantai, tempat pemijahan, tempat asuhan dan mencari pakan bagi berbagai
biota. Terumbu karang juga mempunyai produk yang bernilai ekonomis
penting seperti berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang, dan
berbagai jenis keong dan kerang.
C. Padang Lamun
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Spermatophyta) yang sudah
sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup di bawah permukaan air laut.
Lamun hidup di perairan dangkal agak berpasir, sering juga dijumpai di
ekosistem terumbu karang. Lamun membentuk padang yang luas dan lebat
di dasar laut yang masih terjangkau oleh cahaya matahari dengan tingkat
energi cahaya yang memadai bagi pertumbuhannya. Lamun tumbuh tegak,
berdaun tipis yang bentuknya mirip pita dan berakar jalar. Tunas-tunas
tumbuh dari rhizoma, yaitu bagian rumput yang tumbuh menjalar di bawah
permukaan dasar laut.
D. Rumput laut (benthic algae)
Potensi rumput laut (alga) di perairan Indonesia dapat diamati dari potensi
lahan budidaya rumput laut yang tersebar di 26 propinsi di Indonesia.
Biota perairan yang tertulis dalam Undang-undang No. 31 Tahun 2004
tentang Perikanan dan perubahannya yaitu Undang-undang No.45 Tahun 2009.
Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian hidupnya berda
didalam lingkungan perairan, yaitu :
1. Ikan bersirip (pisces);
2. Udang, rajungan, kepiting, dan sebangsanya (crustacean);
3. Kerang, tiram, cumi-cumi, siput, dan sebangsanya (Mollusca);
4. Ubur-ubur (coelenterate);
5. Teripang, bulu babi (Echinodermata);
6. Kodok (amphibian);
7. Paus, lumba-lumba, duyung (mamalia);
8. Rumput laut dan tumbuhan lainnya yang hidup di dalam air (algae);
9. Biota perairan lain yang ada kaitannya dengan jenis di atas
Pengelolaan sumberdaya perikanan adalah suatu proses yang terintegrasi
mulai dari pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pengambilan
keputusan, alokasi sumber dan implementasinya, dalam rangka menjamin
kelangsungan produktivitas serta pencapaian tujuan pengelolaan (FAO, 1997).
Sementara Widodo dan Nurhakim (2002) mengemukakan bahwa secara umum,
tujuan utama pengelolaan sumberdaya biota adalah untuk :
1. Menjaga kelestarian produksi, terutama melalui berbagai regulasi serta
tindakan perbaikan (enhancement).
2. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan social para nelayan serta
3. Memenuhi keperluan industri yang memanfaatkan produksi tersebut.
Untuk mengatasi hasil tangkapan yang cenderung mengalami penurunan
dilakukan upaya-upaya pemulihan sumberdaya perikanan, antara lain (Kusnandar
2015) :
1. Penyuluhan tentang :
 Kondisi sumberdaya yang ada
 Jumlah alat tangkap optimum
 Akan adanya over fishing.
2. Sosialisasi kegiatan-kegiatan pelestarian sumberdaya, melalui :
 Diversifikasi jenis alat tangkap dengan alat tangkap yang ramah
lingkungan
 Pembatasan waktu penangkapan ikan agar memberi kesempatan pada
ikan untuk melakukan pemijahan
 Zonasi wilayah penangkapan yang mengalami over fishing

Daftar Pustaka
Darsono, Prapto. 2009. Pemanfaatan Sumber Daya Laut dan Implikasinya Bagi
Masyarakat Nelayan. Oseana. Vol 14(4):1-9
Food and Agricultural Organization, 1997. Fisheries Management. FAO
Technical Guidelines for Responsible Fisheries, No. 4 82p. Rome.
Kusnandar., Mulyani, Sri. 2015. Strategi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Berbasis Ekosistem. Oseatek. Vol 9(1): 9-16
Suparmoko, M, 2005. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. (Suatu
Pendekatan Teoritis). Ed.2. BPFE. Yogyakarta.
Widodo, J dan S. Nurhakim, 2002. Konsep Pengelolaan Sumberdaya Perikanan.
Disampaikan dalam Training of Trainers on Fisheries Resource
Management. 28 Oktober s/d 2 November 2002. Hotel Golden Clarion.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai