Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dwi Yanti kontak udara (O2) dengan minyak.

NIM : F34160045 Disamping itu semakin tinggi suhu


Stabilitas Minyak pemanasan makan akan menyerap oksigen
Stabilitas minyak merupakan suatu kedalam radikal asam lemak tak jenuh
perhitungan serta pengukuran yang semakin cepat akibatnya persenyawaan
meliputi bilangan iod, kadar FFA, bilangan peroksida yang terjadi semakin besar.
peroksida, warna, kejernihan, dan aroma Kecepatan peroksida tergantung pada
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat komposisi minyak, minyak yang
kerusakan suatu minyak. Adapun bebeapa mempunyai kandungan asam lemak tak
faktor yang mempengaruhi kerusakan pada jenuh rendah akan tahan terhadap
minyak adalah jika terkena cahaya, panas, ketengikan, sedangkan minyak yang
dan kontak dengan oksigen. Disamping itu mempunyai kandungan asam lemak jenuh
kerusakan minyak juga disebabkan karena tinggi akan mengalami proses oksidasi.
adanya air, yaitu minyak akan mengalami Nilai peroksida yang semakin
hidrolisis jika didalamnya terkandung air meningkat menunjukkan adanya
(Derlean 2009). peningkatan kandungan peroksida karena
Faktor adanya sinar dan panas akan proses oksidadi. Pada saat menggoreng
meningkatkan asam lemak bebas yang dengan suhu tinggi nilai peroksida akan
terkandung di dalamnya. Asam lemak menurun karena mengalami kerusakan, dan
bebas terbentuk karena proses oksidasi dan pada saat pendinginan peroksida akan
hindrolisa enzim selama pengolahan dan terbentuk kembali. Peroksida dalam
penimpanan. Kandungan asam lemak bebas minyak akan bertambah pada minyak yang
pada minyak kelapa dominan asam laurat, sudah digunakan didinginkan dan
sedangkan minyak sawit dominan peroksida mengalami dekomposisi kembali
mengandung asam palmitat. Adanya proses setelah proses pemanasan. Kandungan
pemanasan akan mempengaruhi kestabilan peroksida tidak stabil pada penggorengan
minyak serta akan mengalami perubahan deep fat drying, pada saat penggorengan
baik secara fisika maupun kimia. hidroperoksiia terurai membentuk karbonil
Pemanasan akan mingkatkan kadar asam dan senyawa aldehid yang menyebabkan
lemak bebas yang dapat menunjukkan nilai peroksida menurun.
kerusakan seperti bau tengik. Aroma tengik Kadar FFA di dalam minyak
disebabkan oleh proses hidrolisis yang menunjukkan tingkat kerusakan minyak
dihasilkan gliserida dari asam lemak yang akibat pemecahan tryaciliglicerol dan
berantai pendek (C4-C12), sehingga akan oksidadi dalam asam lemak ikatan ganda.
terjadi perubahan flavour dan odor dari Hasil penelitian Tarmizi dan Siew (2008)
minyak dan lemak sehingga aroma menjadi menunjukkan bahwa peningkatan kadar
tengik (Derlean 2009). FFA berhubungan erat dengan menurunnya
Faktor suhu pada pemanasan akan titik asap minyak goreng. Minyak yang
mengakibatkan kerusakan pada minyak, memiliki mutu baik apabila itik asapnya
karena minyak akan mengalami proses semakin tinggi. Penurunan FFA disebabkan
oksidasi. Semakin tinggi suhu pemanasan karena hilangnya asam lemak yang
semkain besar pula minyak akan rusak. memiliki bobot molekul rendah melaluoi
Semakin kecil kontak udara dengan minyak proses penguapan.
maka semakin kecil pula kerusakan Bilangan iod menyatakan ketidak
minyak. Keruskan minyak ini disebabkan jenuhan dari minyak atau lemak dan dapat
proses oksidasi yang terjadi karena adanya juga digunakan untuk menggolongkan jenis
minyak pengering dan minyak bukan minyak goreng ke dalam produk. Proses
pengering. Minyak pengering mempunyai hidrolisis pada minyyak akan berlangsung
bilangan iod yang lebih dari 130. Jenis cepat apabila terdapat air di dlaam bahan
minyak pengering adalah mempunyai sifat pangan (Ilmi et al. 2015).
dapat mengering jikak teroksidasi, dan akan
mengalami perubahan menjadi lapisan Carolina K. 2008. Penentuan kadar asam
tebal yang membentuk sejenis selaput jika lemak bebas dan bilangan iodin dari
dibiarkan terbuka. Bilangan iod juga minyak hasil ekstraksi kacang tanah dengan
berguna sebagai penunjuk bentuk dari pelarut n-heksana. Universitas Sumatra
minyak atau lemak, lemak dengan bilangan Utara.
iod yang tinggi umumya berwujud cair, Derleam A.2009. Pengaruh suhu dan lama
sednagkan yang memiliki bilangan iod pemanasan terhadap kerusakan minyak
yang rendah biasanya berwujud padat. kelapa. Bimafika. 1 : 19-26.
Selama pemrosesan miyak dengan proses Ilmi IB, Khomsan A, Marliyati SA. 2015.
hidrogenasi akan menurunkan bilangan iod. Kualitas minyak goreng dan produk
Bilangan iod ditentukan pada lemak dan gorengan selama penggorengan di rumah
minyak untuk mengetahui kestabilannyya tangga Indonesia. Jurnal Aplikasi
selama proses penggorengan (Carolin Teknologi Pangan. 4(2): 61-65.
2008).
Pemanasan minyak goreng dengan
suhu tinggi dan digunakan secara berulang
ulang akan mengakibatkan minyak
mengalami kerusakan karena adanya
oksidasi yang mampu menghasilkan
senyawa keton, aldehida, serta senayawa
aromatis yang menghasilkan bau tengik.
Selain itu mengakibatkan polimerisasi
asam lemak tidak jenuh sehingga komposisi
medium minyak berubah. Penggunaan
minyak yang berulang dengan pemanasan
tinggi beserta kontak oksigen akan
mengakibatkan kenaikan asam lemak bebas
selain itu minyak juga akan membentuk
asam lemak trans. Selama proses
penggorengan minyak mengalami proses
hidrolisis dan oksidasi. Proses hidorlisis
mengakibatkan terjadinya peningkatakn
FFA, monoacylgylcerol, diacylgycerols,
dan gliserol. Sedangkan pada proses
oksidasi terbentuk hidroperoksida, aldehid,
keton, asam karboksilat, alkana rantai
pendek dan alkena. Pengaruh kerusakan
miyak akan mengurangi laju perpindahan
panas ke dalam produk, waktu
penggorengan lebih lama, terjadi perubahan
warna dan meningkatkan penyerapan

Anda mungkin juga menyukai