Stabilitas Minyak pemanasan makan akan menyerap oksigen Stabilitas minyak merupakan suatu kedalam radikal asam lemak tak jenuh perhitungan serta pengukuran yang semakin cepat akibatnya persenyawaan meliputi bilangan iod, kadar FFA, bilangan peroksida yang terjadi semakin besar. peroksida, warna, kejernihan, dan aroma Kecepatan peroksida tergantung pada yang bertujuan untuk mengetahui tingkat komposisi minyak, minyak yang kerusakan suatu minyak. Adapun bebeapa mempunyai kandungan asam lemak tak faktor yang mempengaruhi kerusakan pada jenuh rendah akan tahan terhadap minyak adalah jika terkena cahaya, panas, ketengikan, sedangkan minyak yang dan kontak dengan oksigen. Disamping itu mempunyai kandungan asam lemak jenuh kerusakan minyak juga disebabkan karena tinggi akan mengalami proses oksidasi. adanya air, yaitu minyak akan mengalami Nilai peroksida yang semakin hidrolisis jika didalamnya terkandung air meningkat menunjukkan adanya (Derlean 2009). peningkatan kandungan peroksida karena Faktor adanya sinar dan panas akan proses oksidadi. Pada saat menggoreng meningkatkan asam lemak bebas yang dengan suhu tinggi nilai peroksida akan terkandung di dalamnya. Asam lemak menurun karena mengalami kerusakan, dan bebas terbentuk karena proses oksidasi dan pada saat pendinginan peroksida akan hindrolisa enzim selama pengolahan dan terbentuk kembali. Peroksida dalam penimpanan. Kandungan asam lemak bebas minyak akan bertambah pada minyak yang pada minyak kelapa dominan asam laurat, sudah digunakan didinginkan dan sedangkan minyak sawit dominan peroksida mengalami dekomposisi kembali mengandung asam palmitat. Adanya proses setelah proses pemanasan. Kandungan pemanasan akan mempengaruhi kestabilan peroksida tidak stabil pada penggorengan minyak serta akan mengalami perubahan deep fat drying, pada saat penggorengan baik secara fisika maupun kimia. hidroperoksiia terurai membentuk karbonil Pemanasan akan mingkatkan kadar asam dan senyawa aldehid yang menyebabkan lemak bebas yang dapat menunjukkan nilai peroksida menurun. kerusakan seperti bau tengik. Aroma tengik Kadar FFA di dalam minyak disebabkan oleh proses hidrolisis yang menunjukkan tingkat kerusakan minyak dihasilkan gliserida dari asam lemak yang akibat pemecahan tryaciliglicerol dan berantai pendek (C4-C12), sehingga akan oksidadi dalam asam lemak ikatan ganda. terjadi perubahan flavour dan odor dari Hasil penelitian Tarmizi dan Siew (2008) minyak dan lemak sehingga aroma menjadi menunjukkan bahwa peningkatan kadar tengik (Derlean 2009). FFA berhubungan erat dengan menurunnya Faktor suhu pada pemanasan akan titik asap minyak goreng. Minyak yang mengakibatkan kerusakan pada minyak, memiliki mutu baik apabila itik asapnya karena minyak akan mengalami proses semakin tinggi. Penurunan FFA disebabkan oksidasi. Semakin tinggi suhu pemanasan karena hilangnya asam lemak yang semkain besar pula minyak akan rusak. memiliki bobot molekul rendah melaluoi Semakin kecil kontak udara dengan minyak proses penguapan. maka semakin kecil pula kerusakan Bilangan iod menyatakan ketidak minyak. Keruskan minyak ini disebabkan jenuhan dari minyak atau lemak dan dapat proses oksidasi yang terjadi karena adanya juga digunakan untuk menggolongkan jenis minyak pengering dan minyak bukan minyak goreng ke dalam produk. Proses pengering. Minyak pengering mempunyai hidrolisis pada minyyak akan berlangsung bilangan iod yang lebih dari 130. Jenis cepat apabila terdapat air di dlaam bahan minyak pengering adalah mempunyai sifat pangan (Ilmi et al. 2015). dapat mengering jikak teroksidasi, dan akan mengalami perubahan menjadi lapisan Carolina K. 2008. Penentuan kadar asam tebal yang membentuk sejenis selaput jika lemak bebas dan bilangan iodin dari dibiarkan terbuka. Bilangan iod juga minyak hasil ekstraksi kacang tanah dengan berguna sebagai penunjuk bentuk dari pelarut n-heksana. Universitas Sumatra minyak atau lemak, lemak dengan bilangan Utara. iod yang tinggi umumya berwujud cair, Derleam A.2009. Pengaruh suhu dan lama sednagkan yang memiliki bilangan iod pemanasan terhadap kerusakan minyak yang rendah biasanya berwujud padat. kelapa. Bimafika. 1 : 19-26. Selama pemrosesan miyak dengan proses Ilmi IB, Khomsan A, Marliyati SA. 2015. hidrogenasi akan menurunkan bilangan iod. Kualitas minyak goreng dan produk Bilangan iod ditentukan pada lemak dan gorengan selama penggorengan di rumah minyak untuk mengetahui kestabilannyya tangga Indonesia. Jurnal Aplikasi selama proses penggorengan (Carolin Teknologi Pangan. 4(2): 61-65. 2008). Pemanasan minyak goreng dengan suhu tinggi dan digunakan secara berulang ulang akan mengakibatkan minyak mengalami kerusakan karena adanya oksidasi yang mampu menghasilkan senyawa keton, aldehida, serta senayawa aromatis yang menghasilkan bau tengik. Selain itu mengakibatkan polimerisasi asam lemak tidak jenuh sehingga komposisi medium minyak berubah. Penggunaan minyak yang berulang dengan pemanasan tinggi beserta kontak oksigen akan mengakibatkan kenaikan asam lemak bebas selain itu minyak juga akan membentuk asam lemak trans. Selama proses penggorengan minyak mengalami proses hidrolisis dan oksidasi. Proses hidorlisis mengakibatkan terjadinya peningkatakn FFA, monoacylgylcerol, diacylgycerols, dan gliserol. Sedangkan pada proses oksidasi terbentuk hidroperoksida, aldehid, keton, asam karboksilat, alkana rantai pendek dan alkena. Pengaruh kerusakan miyak akan mengurangi laju perpindahan panas ke dalam produk, waktu penggorengan lebih lama, terjadi perubahan warna dan meningkatkan penyerapan