Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN

DARAH DAN PRODUK LAIN (TRANSFUSI DARAH)

No. Dokumen No Revisi HALAMAN

00 1/5

STANDAR TanggalTerbit Ditetapkan,


PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 03 MARET 2018 RS KASIH IBU RENGAT
(SPO)

dr. Nurhadi, Sp.OG

Pengertian Suatu prosedur pemberian darah atau komponen


darah melalui jalur intravena dari donor darah yang
cocok dengan darah pasien setelah dilakukan
pemeriksaan cross matching (reaksi silang).

Tujuan 1. Agar prosedur pemberian darah 1egative1 dapat


berlangsung dengan aman dan efektif.
2. Agar kebutuhan darah dan komponen darah bagi
pasien segera dapat dipenuhi.
3. Agar masalah atau reaksi yang muncul selama
1egative1 darah dapat segera ditangani dengan
baik.
Kebijakan 1. Undang-Undang No. 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 17 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Izin Penyelenggaraan Praktek
Perawat.
3. Peraturan Menteri Kesehatan 161 tahun 2010
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
4. SK DIRUT…..
Prosedur ALAT YANG DIPERSIAPKAN :

1. Perlengkapan pemasangan infuse dengan kanul


nomor 18 atau 20 (Jika pasien belum terpasang
infuse).
2. Set infus tranfusi darah
3. NaCL 0.9% 100 ml
4. Leucodepletion filter (jika diperlukan)
5. Infusion pump
6. Sarung tangan bersih
7. Blood warmer (jika diperlukan)
8. Form PMI
9. Form cairan Infus
10. Kartu kendali
11. Kantong darah

SUHU AKSILER

SEBELUM TRANSFUSI

 Kaji ulang prinsip umum 2egative2 darah


 Sebelum memulai 2egative2, periksa dan pastikan
hal-hal berikut ini :
 Golongan darah benar dan identitas bayi tertulis
dengan jelas. Pada keadaan darurat, gunakan
darah golongan O 2egative tanpa dilakukan reaksi
silang
 Telah dilakukan uji silang
 Kantong darah belum dibuka dan tidak bocor
 Kantong darah belum dikeluarkan dari lemari es
lebih dari 2 jam, plasmanya tidak berwarna merah
muda, sel darah merahnya tidak tampak ungu atau
hitam
 Tetesan infus intravena lancar dan jarum yang
digunakan cukup besar (misal no. 22) sehingga
darah tidak membeku dalam jarum selama proses
transfusi.
 Catat tanda vital yaitu suhu, denyut jantung dan
frekuensi napas.
SELAMA TRANSFUSI

Bila terjadi perdarahan akut :


 Berikan transfusi darah segar sebanyak 20 ml/kg
selama empat jam
 Pantau suhu, denyut jantung dan frekuensi nafas,
5 menit pertama,10 menit kedua, 15 menit
kemudian bila tanda vital mulai membaik bisa
ditingkatkan kecepatan laju darah.
Bila indikasi transfusi adalah untuk keadaan lain :
 Berikan transfusi packed red cells sebanyak 20
ml/kg selama empat jam
 Bila packed red cells tidak tersedia, gunakan
darah segar (whole blood)
 Gunakan peralatan infuse untuk mengatur
kecepatan pemberian transfusi, bila tersedia
 Pastikan darah diberikan dengan kecepatan
yang tepat.
SESUDAH TRANSFUSI

Lakukan penilaian ulang. Bila masih dibutuhkan darah

REAKSI TRANSFUSI

Reaksi transfuse dapat bervariasi mulai dari ruam kulit


sampai syok anafilaktik (jarang pada bayi baru lahir).
Syok anafilaktik akibat transfusi darah pada neonates
sangat sulit didiagnosis karena kondisi lain yang dapat
menyebabkan syok seperti sepsis, perdarahan internal,
hipotermia atau masalah lain dapat terjadi bersamaan
dan sangat sulit dan tidak mungkin memisahkan antara
satu dengan lainnya. Bila hal tersebut dapat
dibedakan, stop transfusi dan tetap berikan cairan IV
(salin normal atau Ringer laktat) sambil menilai apakah
terjadi reaksi transfusi akut dan konsultasikan.

PENANGANAN REAKSI TRANSFUSI

Reaksiringan

 Reaksi ringan timbul akibat hipersensitifitas


ringan. Gejala reaksi ringan adalah ruam gatal
 Pelankan kecepatan transfusi
 Berikan hidrokortison 200 mg IV atau berikan
khlorfeniramin 0,1 mg/kg IM, bila tersedia.
 Bila gejalanya tidak memburuk setelah 30 menit,
lanjutkan transfuse dengan kecepatan normal
 Bila gejala menetap, tangani sebagai reaksi
sedang

Reaksisedang

Reaksi sedang timbul karena hipersensitivitas sedang,


reaksi non-hemolitik, pirogen atau kontaminasi bakteri.
Biasanya muncul dalam 30-60 menit setelah transfuse
dimulai dan meliputi gejala ruam gatal yang berat,
flushing, suhu aksila lebih dari 380 C, rigor, gelisah dan
denyut jantung cepat.

 Stop transfusi, ganti alat transfusi dan berikan


cairan IV
 Berikan hidrokortison 200 mg IV atau berikan
khlorfeniramin 0,1 mg/kg IM, bila tersedia
 Bila gejala membaik, mulai lagi pemberian
transfuse menggunakan darah yang baru
dengan tetesan lambat dan amati secara ketat
 Bila gejalanya tidak membaik dalam 15 menit,
tangani sebagai reaksi berat.

Reaksiberat

 Reaksi berat timbul akibat proses hemolisis,


kontaminasi bakteri dan syok sepsis, kelebihan
cairan atau anafilaksis. Gejala reaksi berat
meliputi suhu aksila lebih dari 380 C, rigor,
gelisah, denyut jantung dan frekuensi nafas
cepat, urine berwarna hitam atau merah
kehitaman, perdarahan yang tidak jelas.
 Stop transfusi, ganti peralatan transfusi dan
berikan cairan IV
 Berikan oksigen
 Berikan epinefrin 0,01 mg/kg berat badan
 Berikan hidrokortison 200 mg IV atau berikan
khlorferinarim 0,1 mg/kg IM, bila tersedia.
 Laporkan reaksi ini ke unit transfusi darah
segera
 Berikan furosemid 1 mg/kg berat badan IV
 Tangani sebagai infeksi berat

MENCATAT REAKSI TRANSFUSI

 Segera setelah timbul reaksi, ambil sampel


darah dan kirim ke unit transfusi darah disertai
permintaan pemeriksaan laboratorium sebagai
berikut :
Sampel darah yang diambil segera setelah transfusi
adalah :

 Satu sampel darah beku


 Satu sampel darah dengan anti koagulan
(EDTA/sequestrene) yang diambil dari darah
vena pada sisi lain tempat infus
 Unit darah dan peralatan set transfusi yang
mengandung sisa sel darah merah dan plasma
dari darah donor
 Spesimen urine bayi yang keluar pertama kali
setelah timbul reaksi
Bila diduga terjadi syok septic kontaminasi darah
donor, ambil kultur darah menggunakan botol kultur
khusus dan isi lengkap blangko laporan reaksi
transfusi.

 Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium


pertama, kirim sampel darah untuk pemeriksaan
laboratorium selanjutnya ke unit transfuse darah :
 Sampel darah pada 12 dan 24 jam setelah terjadi
reaksi :
 Satu sampel darah beku
 Satu sampel darah dengan anti koagulan
(EDTA/sequestrene) yang diambil dari sisi lain
tempat infus
 Urine tamping selama 24 jam setelah timbul
reaksi
 Segera laporkan semua reaksi transfuse akut
kecuali ruam kulit ringan, ke unit transfuse darah
yang melayani darah donor
 Catat informasi berikut pada lembar pengamatan
bayi :
 Tipe reaksi transfusi
Lama timbulnya reaksi setelah transfusi dimulai
Unit Terkait 1. Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Ruang Bersalin
4. OK
5. HCU.

Anda mungkin juga menyukai