Anda di halaman 1dari 12

PT AVISENA MANDIRI SEJAHTERA

RUMAH SAKIT UMUM AVISENA


Jl. Melong NO. 170 Cimahi
Telp : 022-6000830

KEPUTUSAN DIREKTUR
Nomor:
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN
(DPJP) DI RUMAH SAKIT AVISENA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AVISENA

Menimbang : a) Bahwa untuk mendukung terwujud pelayanan dirumah sakit Umum


Avisena yang optimal dan menjamin keselamatan pasien perlu
ditetapkan panduan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP);
b) Bahwa untuk mencapai tujuan pada butir (a), maka ditetapkan
melalui surat keputusan Direktur Rumah sakit;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.


2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/11/2008
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
6. Peraturan menteri kesehatan nomor 269/Menkes/Per/III/2008
tentang Rekam Medis.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien..

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AVISENA
TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN DOKTER
PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP) DIRUMAH
SAKIT AVISENA.
KEDUA : Tugas DPJP dan pola operasional diuraikan dalam pedoman yang
terlampir menyangkut antara lain (1) Melaksanakan Asuhan Medis,
(2) Memberi informasi kepada pasien tentang hak dan kewajibanya,
(3) Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan penyakit pasien.

KETIGA : Surat keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Cimahi
Pada tanggal : Juli 2019

DIREKTUR RSU AVISENA

dr. ANTIONO HAJI ISHAK


PANDUAN DPJP
(DOKTER PENANGGUNGJAWAB PELAYANAN PASIEN)

RUMAH SAKIT UMUM AVISENA

RUMAH SAKIT UMUM AVISENA CIMAHI


TAHUN 2019
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan ........................................................................................... 1


BAB II Ruang Lingkup ........................................................................................... 3
BAB III Tata Laksana ........................................................................................... 5
BAB IV Dokumentasi ........................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN

1. Definisi
a. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) : adalah dokter yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas pengelolaan asuhan medis seorang pasien di Rumah Sakit
Umum Avisena (apabila pasien hanya perlu asuhan dari 1 orang dokter)
b. DPJP utama : adalah dokter koordinator yang memimpin proses pengelolaan
asuhan medis bagian pasien yang harus dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang
dokter.
c. DPJP tambahan : adalah dokter yang ikut memberikan asuhan pada seorang pasien,
yang oleh karena kompleksitas penyakitnya memerlukan perawatan bersama oleh
lebih dari 1 orang dokter.
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini berlaku pada semua ini pelayanan rumah sakit yang meliputi : IGD,
Rawat Jalan, Rawat Inap, Kamar Bedah, Kamar Bersalin, Hemodialisa dan sarana pelayanan
medis.

2. Hak dan Kewajiban DPJP


a. Hak DPJP :
1) Mengelola asuhan medis seseorang pasien secara mandiri dan otonom, yang
mengacau pada standar pelayanan medis rumah sakit, secara komperhensif
mulai dari diagnosa, terapi, tindak lanjut sampai rehabilitasi.
2) Melakukan konsultasi dengan disiplin lain yang dianggap perlu untuk meminta
pendapat atau perawatan bersama, demi kesembuhan pasien.
b. Kewajiban DPJP :
1) Dalam waktu 1x 24 jam, DPJP membuat rencana pelayanan pasien dalam
berkas rekam medis yang membuat segala aspek asuhan medis yang akan
dilakukan, termasuk konsultasi, rehabilitasi dll. Kemajuan perkembangan
kondisi pasien terukur dalam rekam medis tersebut.
2) Memberikan penjelasan secara rinci kepada pasien dan keluarga tentang
rencana dan hasil pelayanan baik tentang pengobatan, prosedur maupun
kemungkinan hasil yang tidak diharapkan.
3) Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang kewajibannya terhadap
dokter dan rumah sakit yang dicatat dalam berkas rekam medis.
4) DPJP berkewajiban memberikan kesempatan kepada pasien atau keluarganya
untuk bertanya atas hal-hal yang tidak/belum dimengerti.
5) DPJP berkewajiban mengisi ringkasan pulang pasien. Jika di rawat bersama
maka DPJP utama yang mengisi ringkasan pulang pasien.

3. Hak dan kewajiban DPJP Utama :


a. Hak DPJP Utama
1) Melakukan koordinasi proses asuhan medis pasien oleh DPJP yang terlibat.
2) Menyeleksi dan mengefesiensikan pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap
pasien.
3) Menyeleksi dan mengefisiensikan pengobatan yang akan diberikan kepada
pasien.
4) Mengehentikan keterlibatan DPJP lain dalam perawatan bersama apabila
dianggap perannya tidak dibutuhkan lagi.

b. Kewajiban DPJP Utama


a Memberikan penjelasan medis kepada keluarga atas kemajuan atau kondisi
pasien.
b Mengisi ringkasan pulang pasien.
c Menjawab pertanyaan pihak ketiga atas kondisi pasien.

BAB III
TATA LAKSANA

1. Pola operasional DPJP


a. Setiap pasien yang berobat di Rumah Sakit Umum Avisena harus memiliki DPJP
dalam 1x24 jam.
b. Apabila pasien berobat di instalasi rawat jalan maka DPJP nya adalah dokter klinik
terkait.
c. Apabila pasien berobat di IGD dan tidak dirawat inap, maka DPJP nya adalah dokter
jaga IGD.
d. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP nya adalah dokter spesialis disiplin sesuai.
e. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang spesialis, maka harus
ditunjuk seorang sebagai DPJP utama yang lain sebagai DPJP tambahan.

2. Penentuan DPJP
a. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk rumah sakit baik rawat
jalan, IGD maupun rawat inap.
b. DPJP menandatangani lembar DPJP dikolom nama dokter .
c. Apabila dari IGD maupun rawat jalan DPJP belum ditentukan, maka petugas
ruangan wajib segera melakukan klarifikasi tentang siapa DPJP pasien tersebut.
d. Apabila pasien dirawat bersama maka petugas ruangan juga wajib melakukan
klarifikasi siapa DPJP utama dan siapa DPJP Tambahannya.

3. Penentuan DPJP bagi pasien baru di ruangan


Pengaturan penetapan DPJP dapat berdasarkan :

a. Jadwal konsulen jaga di IGD; konsulen juga hari itu menjadi DPJP dari semua pasien
masuk pada hari tersebut, kecuali kasus surat rujukan.
b. Surat rujukan langsung kepada konsulen ; dokter spesialis yang dituju otomatis
menjadi DPJP pasien tersebut, kecuali dokter yang dituju berhalangan, maka beralih
ke konsulen jaga hari itu.
c. Atas permintaan keluarga ; pasien dan keluarga berhak meminta salah seorang dokter
spesialis untuk menjadi DPJP nya sepanjang sesuai dengan disiplinnya. Apabila
penyakit yang di derita pasien tidak sesuai dengan disiplin dokter dimaksud, maka
diberi penjelasan kepada pasien atau keluarga dan bila pasien atau keluarga tetap
pada pendiriannya maka dokter spesialis yang dituju yang akan mengonsulkan
kepada disiplin yang sesuai.
d. Hasil rapat komite medis pada kasus tertentu ; pada kasus yang sangat kompleks atau
sangat spesifik maka penentuan DPJP berdasarkan rapat komite medis.

4. Rawat Bersama
a. Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai bidang/ disiplin dan
kompetensinya saja. Bila ditemukan yang memerlukan penanganan mutu disiplin
lain, maka perlu dilakukan bersama.
b. DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada disiplin lain sesuai
kebutuhan.
c. Segera ditentukam siapa yang menjadi DPJP Utama dengan beberapa cara antara
lain;
a. Penyakit yang terberat, atau
b. Penyakit yang memerlukan tindakan segara atau
c. Dokter yang pertama mengelola pasien

5. Perubahan DPJP Utama :


a. Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pelayanan, DPJP utama dapat saja beralih
dengan pertimbangan seperti diatas, atau atas keiinginan pasien/ keluarga atau
keputusan Komite medis.
b. Perubahan DPJP Utama ini harus dicatat dalam berkas rekam medis dan ditentukan
sejak kapan berlakunya.

6. DPJP Pasien Rawat HCU


Apabila pasien dirawat di ruang HCU, DPJP tetap menjadi DPJP Utama yang berwenang
mengendalikan pengelolaan pasien dengan tetap berkoordinasi dengan dokter ruangan
HCU.

7. DPJP Utama Di OK
Adalah dokter operator yang melakukan oprasi dan bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan pembedahan, sedangkan dokter anaestesi sebagai DPJP tambahan. Dalam
melakukan tugas mengikuti SPO masing-masing, akan tetapi semua harus mengikuti
prosedur Save Surgery check (sign in, time out dan sign out) serta dicatat dalam berkas
rekam medis.

8. Pengalihan DPJP
a. Pengalihan DPJP di IGD
Pada pelayanan di IGD, dalam memenuhi respons timer yang adekuat dan demi
keselamatan pasien, maka apabila konsulen jaga tidak dapat dihubungi dapat
dilakukan pengalihan DPJP kepada konsulen lain yang dapat segera dihubungi.

b. Pengalihan DPJP di Rawat Inap


Pada pelayanan di rawat inap, dalam memenuhi respon timer jika DPJP menyatakan
tidak bisa visite dalam beberapa hari, pelayanan dapat berlangsung dengan dokter
konsulen yang lain. Sehingga ada mekanisme pengalihan DPJP kepada DPJP yang
mampu melakukan pelayanan.pengalihan ini harus berdasarkan izin dari DPJP utama.

9. Koordinasi dan Tranfer Informasi antar DPJP


a. Koordinasi DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien harus dilaksanakan secara
komprehensif, terpadu dan efektif serta selalu berpedoman pada SPM dan Standar
Keselamata Pasien.
b. Koordinasi dan tranfer informasi antar DPJP harus dilakukan secara tertulis.
c. Apabila secara tertulis dirasa belum optimal maka harus dilakukan koordinasi
langsung dengan komunikasi pribadi atau pertemuan/rapat formal.
d. Koordinasi dan tranfer informasi antar DPJP dalam Departemen/kelompok SMF
yang sama dapat ditulis dalam berkas rekam medis, tetapi antar
departemen/kelompok SMF harus menggunakan formulir khusus/ lembar konsultasi.
e. Konsultasi bisa biasa, atau cito/segera.
f. Dalam keadaan tertentu seperti konsul diatas meja oprasi, lembar konsul bisa
menyusul, sebelumnya me;lalui telepon.
g. Konsultasi dari dokter jaga IGD kepada konsulen jaga bisa lisan pertelepon yang
kemudian ditulis dalam berkas rekam medis oleh dokter jaga.
h. Koordinasi dan tranfer informasi antar DPJP dengan bagian profesi kesehatan lain
(instalasi gizi, fisioterapi, radiologi, intalasi farmasi, laboratorium) dilakukan secara
lisan dan tertulis.
i. Koordinasi dan tranfer informasi antar DPJP dengan bagian profesi kesehatan lain
dapat diwakilkan oleh dokter jaga yang sedang bertugas.
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Formulir pemberian informasi/ edukasi


2. Formulir penetapan DPJP
3. Formulir memilih DPJP
4. Formulir rencana perawatan
5. Formulir rekonsiliasi obat

Anda mungkin juga menyukai