Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aktifitas fisik berupa senam lansia merupakan upaya pencegahan primer yang bisa
dilakukan oleh lansiaa hipertensi. Pelaksanaan senam lansia dapat memberikan kesegaran
jasmani, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness. Manfaat lain dari pelaksanaan
senam lansia antara lain perencanaan dan promosi perubahan perilaku, memfasilitasi akses
pelayanan sosial, memfasilitasi pelayanan medis, memfasilitasi kegiatan sebaya, perencanaan
dan perawatan kesehatan masa depan.

Perubahan perilaku dalam konteks lansia hipertensi difokuskan kepada perubahan


perilaku sehat. Perilaku sehat tersebut merupakan kelengkapan personal seperti keyakinan,
harapan, motif nilai, persepsi, tindakan dan kebiasaan yang berhubungan dengan pemeliharaan
kesehatan pemulihan kesehatan dan peningkatan kesehatan.

Salah satu teori yang menjelaskan perilaku sehat adalah Health Belief Model (model
kepercayaan kesehatan) dikemukakan oleh Roschstock (1974,1977), yang menganggap bahwa
perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan maupun sikap. Perilaku tersebut
ditentukan oleh kepercayaan seseorang bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan
tertentu (perceived susceptibility) , kepercayaan seseorang dalam menganggap keseriusan
masalah (perceived severity), kepercayaan seseorang dalam meyakini efektivitas tujuan
pengobatan dan pencegahan (perceived benefits), kepercayaan seseorang dalam menerima
anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan (cues tu action).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan senam lansia dipengaruhi oleh
persepsoi keseriusan terhadap penyakit hipertensi, persepsi manfaat mengikuti senam lansia,
persepsi hambatan, dan petunjuk perilaku bertindak dari petugas kesehatan dan keluarga.

Persepsi atau anggapan tentang keseriusan suatu penyakit hipertensi yang dapat
mengakibatkan stroke dan tidak bisa melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari, membuat
lansia bersedia untuk melakukan upaya dalam pencegahan dengan mengikuti senam lansia
secara teratur. Lansia mengetahui manfaat senam lansia yaitu perubahan yang dirasakan tubuh
(lebih sehat dan bugar). Persepsi hambaatan dalam senam lansiaa dikarenakan banyak
anggapan bahwa dengan mengikuti senaam lansia malah membuat tubuh semakin lelah dan
biaya yang dikeluarkan setiap datang senam. Atau adanya hambatan seperti ketersediaan sarana
prasarana yang dibutuhkan, akses menuju tempat senam yang jauh dan kadang dipungut biaya
membuat lansia enggan untuk berpartisipasi. Petunjuk perilaku bertindak yang baik dari
keluarga, lingkungan maupun dari petugas kesehatan akan menyebabkan keberhasilan dalam
senam lansia diharapkan lansia merasa diperhatikan dan dibutuhkan sehingga tergerak dengan
sendirinya menjaga kesehatan.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan antara lain :

1. Bagi Lansia
Lansia diharapkan melakukan pemeriksaan kesehatan secaara rutin dan mengikuti
senam lansia pada posyandu lansia serta penetapan pola hidup sehat untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan yang umum terjadi pada lansia misalnya penyakit
hipertensi.
2. Bagi Institusi Kesehatan
Institusi kesehatan hendaknya mengadakan program pendidikan kesehatan tentang
pentingnya melakukan pencegahan terhadap penyakit yang dapat menyerang lansia
seperti hipertensi yaitu dengan metode senam lansia kepada seluruh masyarakat.
3. Bagi Kader dan Organisasi Posyandu Lansia
Kader dan Organisasi Posyandu Lansia diharapkan lebih perhatian dalam melakukan
tugasnya yaitu menyampaikan informasi yang diterima dari petugas kesehatan kepada
masyarakat terutama lansia dan lebih pro aktif sehingga lansiaa bersedia untuk mengikti
kegiatan posyandu setiap bulan.
DAFTAR PUSTAKA

Endang Rini S, Fajar Sri W. (2012). Senam Kebugaran: FIK UNY


Endang Sri Retno. (2015). Kesegaran Jasmani. Jakarta:Balai Pustaka
Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia. (2013). Senam Ayo Bersatu. Jakarta: FOMI
Rusli Lutan. (2013). Menuju Sehat dan Bugar. Departemen Pendidikaan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai