Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI PERAN DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN

PERLINDUNGAN ANAK DALAM MENANGANI KASUS KEKERASAN


TERHADAP ANAK
Sri Dewi Laraswati
Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Singaperbangsa Karawang. Jalan HS.
Ronggowaluyo Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, 41361 Indonesia.
Email: laraswatisridewi@gmail.com, Telp: 0895353053865
Abstrak
Kekerasan terhadap anak seringkali terjadi di kalangan masyarakat sekitar, seperti halnya
kasus-kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Kabupaten Karawang ini. Kasus
kekerasan yang di lakukan oleh orangtua, lingkungan masyarakat sekitar atau lingkungan
sekolah sekalipun sering di hadapi oleh pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak. Disini faktor-faktor yang menjadikan dilakukan kekerasan terhadap anak
salah satunya hubungan keluarga yang tidak harmonis, faktor ekonomi keluarga dan
perseturuan antara ibu dan ayah korban yang menyebabkan imbasnya terjadi pada seorang
anak yang bahkan tidak tau permasalahannya seperti apa. Disini dinas pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak telah melakukan berbagai macam pendekatan yang
dilakukan terhadap anak korban kasus kekerasan ini dan memberikan arahan serta masukan
untuk para orangtua korban kasus kekerasan tersebut.
Kata kunci : Kekerasan terhadap anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak.

Abstract
Violence against children often occurs in surrounding community, such as the cases of
violence against children that occurred in Karawang Regency. Cases of violence perpetrated
by parents, the surrounding community or even the school environment are often faced by the
Office of Woman Empowerment and Child Protection. Here are the factors that make
violence against children. one of them is a family relationship that is not harmonious, family
economic factors and equality between the mother and father of the victim that causes the
impact occurs on a child who does not even know what the problem is like. Here the office of
woman empowerment and child protection service has taken a variety of approaches to the
child victims of this violence case and provided guidance and advive for the parents of
victims of the violence
Keywords: Violence against children, the Office of Woman Empowerment and Child
Protection.
Pendahuluan Di Kabupaten Karawang sendiri,
diketahui sementara ini hak-hak anak
Anak adalah amanah sekaligus
kurang begitu diperhatikan dalam
karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang
penanganan kasus kekerasan. Data
Maha Esa kepada kita yang sudah
kekerasan setiap tahun mengalami
berkeluarga. Anak merupakan aset yang
peningkatan, bahkan pada tahun 2014
berharga bagi masa depan bangsa dan
dinyatakan sebagai tahun darurat kejahatan
sebagai generasi muda penerus cita-cita
seksual pada anak. Kasus-kasus kekerasan
perjuangan bangsa yang patut untuk diasuh,
anak dapat berupa kekerasan fisik, tertekan
dilindungi dan dididik dengan baik. Setiap
secara mental, kekerasan seksual, pedofilia,
anak berhak atas kelangsungan hidup,
anak bayi dibuang, aborsi, pernikahan anak
tumbuh dan berkembang serta berhak atas
dibawah umur, kasus tenaga kerja dibawah
perlindungan dari kekerasan dan
umur, trafficking, anak-anak yang
diskriminasi sebagaimana telah diamatkan
dipekerjakan sebagai PSK, dan kasus
dalam Pasal 28B ayat 2 Undang-Undang
perceraian. Semua kasus ini berobjek pada
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
anak yang tentu saja akan berdampak buruk
1945 yang menyatakan bahwa “Setiap anak
pada perkembangan dan kepribadian anak,
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh
baik fisik, maupun psikis dan jelas
dan berkembang serta berhak atas
mengorbankan masa depan anak.
perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi” Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Karawang
Anak sangat rentan terhadap
juga telah mempersipkan guna
kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang
meningkatkan penguatan pemberdayaan
di sekitarnya, di ruang-ruang publik,
pada perempuan dan anak. Diketahui
bahkan di dalam rumahnya sendiri.
sementara ini hak-hak anak kurang begitu
Kekerasan terhadap anak biasanya terjadi di
diperhatikan. Dalam penanganan kasus
dalam rumah tangga yang sebenarnya kekerasan terhadap anak ini pihak Dinas
diharapkan dapat memberikan rasa aman Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
dan yang sangat disesalkan adalah kasus- Anak telah mempersiapkan aplikasi
kasus kekerasan terhadap anak ini selalu SELAPOR. Tujuan aplikasi ini agar tindak
dianggap sebagai masalah yang wajar dan kekerasan terhadap anak yang terjadi di
tidak dianggap sebagai tindak pidana Kabupaten Karawang ini sedikitnya bisa
kejahatan. berkurang, karna siapapun yang menjadi
korbannya sekarang dapat dengan mudah
Kekerasan terhadap anak merupakan melaporkan tindak kekerasan yang terjadi pada
permasalahan yang cukup kompleks, anak.
karena mempunyai dampak negatif yang
METODE PENELITIAN
cukup serius, baik bagi korban maupun
lingkungan sosial anak. Kekerasan Pada bagian ini akan dipaparkan
merupakan suatu bentuk tindakan yang berbagai metode penelitian yang digunakan
dilakukan oleh seseorang terhadap orang dalam menyusun jurnal ini. Metode-metode
lain yang mengakibatkan gangguan pada yang digunakan tentunya sesuai dengan
fisik maupun mental pada korban kaidah dan aturan, yaitu:
kekerasan.
Metode Penelitian Kualitatif Jenis Penelitian
Penelitian kualitatif merupakan suatu Penelitian ini menggunakan
penelitian yang banyak digunakan dalam penelitian studi kasus yang bersifat
penelitian di bidang sosial. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
kualitatif merupakan suatu penelitian yang Dimana penelitian ini pada hakikatnya
hasil penelitiannya tidak diperoleh melalui merupakan suatu upaya untuk
prosedur statistik atau metode kuantifikasi
menemukan kebeneran atau
yang lain. Peneliti menggunakan
membenarkan hasil penelitian tersebut.
pendekatan naturalistik untuk memahami
suatu fenomena tertentu. Penelitian Untuk itu di dalam proses penyususnan
kualitatif berbeda dengan penelitian penelitian ini, peneliti menggunakan
kuantitatif yang berusaha menjelaskan metode penelitin deskriptif, dengan
hubungan sebab akibat, prediksi,serta pendekatan kualitatif, merupakan cara
generalisasi hasil. Penelitian kualitatif dalam mengungkapkan dan menelaah
berusaha mendapatkan pencerahan, permasalahan dengan menggambarkan
pemahaman terhadap suatu fenomena dan dan memjelaskan peristiwa-peristiwa
ekstrapolasi pada situasi yang sama yang terjadi berdasarkan fakta yang ada,
(Golafshani, 2003 dalam Elearning sehingga menghasilkan data yang
Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan
bersifat deskriptif yaitu berupa kata-kata
Masyarakat [IKM] karangan dr. Titik
tertulis maupun lisan dari orang-orang
Kuntari, MPH.). Penelitian kualitatif sangat
da nperilaku yang diamati.
efektif untuk mendapatkan informasi
budaya yang spesifik seperti nilai-nilai, Penelitian deskriptif kualitatif
opini, perilaku dan konteks social pada bertujuan untuk menggambarkan,
suatu populasi (Mack et al, 2005 dalam meringkaskan berbagai kondisi,
Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu
berbagai situasi atau realitas sosial yang
Kesehatan Masyarakat [IKM] karangan dr.
ada di masyarakat yang menjadi objek
Titik Kuntari, MPH.)
penelitian dan berupaya menarik
Penelitian kualitatif adalah metode realitas itu ke permukaan sebagai suatu
yang lebih menekankan pada aspek ciri, karakter, sifat, model, tanda atau
permasalahan secara mendalam terhadap gambaran tentang kondisi, situasi
suatu masalah daripada melihat
tertentu. Metode deskriptif kualitatif
permasalahan untuk penelitian generalisasi.
memusatkan diri pada suatu unit
Metode penelitian ini menggunakan teknik
analisis mendalam (in-depth analysis) yaitu tertentu dari berbagai fenomena dimana
mengkaji masalah secara kasus perkasus kedalaman data menjadi pertimbangan
karena metodologi kualitatif yakin bahwa dalam penelitian ini (Bungin, 2007:68)
sifat suatu masalah satu akan berbeda
Metode ini menitikberatkan pada
dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan
observasi dan suasana alamiah. Peneliti
dari metodologi ini bukan suatu
bertindak sebagai pengamat. Ia hanya
generalisasi, tetapi pemahaman secara
mendalam terhadap suatu masalah. membuat kategori pelaku, mengamati
gejala dan mencatatnya dalam buku
observasi. Dengan suasana alamiah
berarti peneliti terjun ke lapangan. Ia
tidak berusaha memanipulasi objek Data sekunder merupakan sumber
karena kehadirannya. mungkin informasi yang diambil dari dokumentasi
mempengaruhi gejala, peneliti harus yang berkaitan dengan objek penelitian.
berusaha memperkecil pengaruh Seperti: photo-photo kegiatan, dan
tersebut. monografi desa atau sekolah, hasil sensus
Waktu dan Tempat Penelitian penduduk untuk mengetahui jumlah
penduduk, arsip kegiatan. Hal ini dilakukan
Peneliti dalam hal ini melakukan observasi
adalah untuk mempermudah penulis dalam
penelitian di Kantor Dinas Pemberdayaan
melakukan penelitian, serta untuk
Perempuan dan Perlindungan Anak yang
beralamatkan di Jl. Jenderal Ahmad Yani, mengetahui kebenarana narasumber dalam
Karangpawitan, Kecamatan Karawang memberikan keterangan tentang berbagai
Barat Kabupaten Karawang, Jawa Barat hal yang berkaitan dengan objek penelitian.
41315. Waktu pelaksanaan penelitian Instrumen Penelitian
sudah dilaksanakan pada bulan November
2019 dengan waktu penelitian selama 1 Dalam penelitian implementasi peran
minggu. dinas pemberdayaan perempuan dan
perlindunagan anak dalam menangani
Sumber Data
kasus kekerasan terhadap anak di
Sumber data dalam penelitian ini Kabupaten Karawang, yang menjadi
terdiri dari dua sumber yaitu sumer primer instrumen penelitian adalah peneliti sendiri
dan sumber sekunder. yang bertindak sebagai perencanaan
1 Data Primer pelaksana dalam mengumpulkan data,
melakukan analisis, menafsirkan data dan
Data primer adalah sumber data yang
melakukan laporan penelitian. Peneliti
berhubungan secata langsung dengan
mewawancarai informan dan mencatat
masalah yang dibahas orang yang terdapat
berbagai informasi yang berkaitan dengan
di daerah tersebut. Responden merupakan
masalah Implementasi Peran DP3A dalam
orang yang bersedia dimintai keterangan
menangani kasusu kekerasan yang terjadi di
tentang suatu fakta atau pendapat.
Kabupaten Karawang.
Keterangan tersebut dapat berupa tulisan
atau lisan (Arijunto, 2002: 122). Teknik Pengumpulan Data

Pemilihan responden atau informan Teknik pengumpulan data adalah


yang tepat, akan menjamin validitas data cara-cara yang digunakan oleh peneliti
yang didapat dari wawancara. Sebaliknya, dalam penelitian ini untuk memperoleh
pemilihan informan yang salah akan informasi atau data yang akurat sehingga
mengakibatkan data yang diperoleh akan dapat dipertanggungjawabkan sebagai
sama dan tidak valid. Penelitian ini suatu penelitian sosial yang ilmiah. Adapun
mengambil beberapa informan tertentu cara-cara tersebut dapat dibagi atas 2
(Key Informan) sebagai subjek penelitian bagian, yakni: Teknik pengumpulan data
yang dianggap mampu mewakili yang bersifat primer adalah dengan
stakeholder yang terlibat dalam menggunakan observasi atau pengamatan
permasalahan yang diteliti. serta wawancara mendalam atau indept
interview, dan dokumentasi. Sedangkan
2 Data Sekunder untuk data yang bersifat sekunder seperti
teori, pandangan-pandangan hasil Setelah data dikumpulkan, tentu akan
penelitian, buku dan catatan studi berlanjut kepada proses analisis dan reduksi
dokumentasi dan kepustakaan. data yang dijelaskan pada bagian hasil dan
pembahasan. Hasil dan pembahasan pada
Teknik Analisis Data dasarnya harus sesuai dan memiliki korelasi
Analisis data kualitatif dilakukan dengan teori yang digunakan. Dalam hal
apabila data empiris yang diperoleh adalah ini, teori Implementasi menurut George C
data kualitatif berupa kumpulan berwujud Edward yang dipengaruhi oleh empat
kata-kata dan bukan rangkaian angka serta variabel yaitu komunikasi, sumberdaya,
tidak dapat disusun dalam kategori- disposisi dan struktur birokrasi menjadi
kategori/struktur klasifikasi. Data bisa saja teori yang digunakan mengingat dengan
dikumpulkan dalam aneka macam cara berbagai variable yang terdapat di dalam
(observasi, wawancara, intisari dokumen, teori ini dapat membahas dan mengemas
pita rekaman) dan biasanya diproses suatu kasus secara keseluruhan.
terlebih dahulu sebelum siap digunakan Kegiatan Implementasi Peran Dinas
(melalui pencatatan, pengetikan, Pemberdayaan Perempuan dan
penyuntingan, atau alih-tulis), tetapi Perlindungan Anak dalam menangani kasus
analisis kualitatif tetap menggunakan kata- kekerasan anak dengan tujuan untuk
kata yang biasanya disusun ke dalam teks mengetahui peran Dinas Pemberdayaan
yang diperluas, dan tidak menggunakan Perempuan dan Perlindungan Anak
perhitungan matematis atau statistika Kabupaten Karawang dalam menangani
sebagai alat bantu analisis. kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi
Menurut miles dan Huberman, di Kabupaten Karawang serta untuk
kegiatan analisis terdiri dari tiga alur mengetahui faktor-faktor apa saja yang
kegiatan penarikan kesimpulan/verivikasi. menjadi penghambat peran Dinas
Terjadi secara bersamaan berarti reduksi Pemberdayaan Perempuan dan
data, penyajian data, dan penarikan Perlindungan Anak dalam penanganan
kesimpulan/verivikasi sebagai sesuatu yang kasus kekerasan terhadap anak.
saling jalin menjalin merupakan proses Berdasarkan hasil wawancara
siklus dan interaksi pada saat sebelum, dengan Ibu Diani Pratiwi selaku Kepala
selama, dan sesudah pengumpulan data Pendampingan Dinas Pemberdayaan
dalam bentuk sejajar yang membangun Perempuan dan Perilindungan Anak
wawasan umum yang disebut “analisis” Kabupaten Karawang menyatakan bahwa
(Ulber Silalahi, 2009: 339 dalam Jurnal implementasi peran dinas pemberdayaan
UNDIP karangan E. Fatmawati). perempuan dan perlindungan anak dalam
Dengan menggunakan teknik di atas menangani kasus kekerasan terhadap anak
kami dapat menyimpulkan melalui telah dilakukan secara tepat dan
pengamatan langsung dengan metode berkesinambungan. Salah satu upaya untuk
wawancara tanya jawab dengan informan menangani kasus kekerasan pada anak
terkait, serta dokumentasi yang telah adalah dengan menempatkan Satuan
diperoleh menjadi bukti konkret dari Petugas ( Satgas ) di setiap kecamatan yang
pelaksanaan observasi serta menjadi arsip berada di Kabupaten Karawang. Satuan
dari proses penyusunan jurnal ini. petugas yang ada di lapangan akan
berkoordinasi dengan DP3A Kabupaten
HASIL DAN PEMBAHASAN Karawang jika ditemukan adanya kasus
kekerasan yang terjadi. Satuan petugas DP3A dalam menangani kasus kekrasan
dapat melakukan penanganan secara anak.
langsung terhadap korban ataupun
Berdasarkan definisi tentang
diserahkan kepada DP3A untuk
dilakuknnya pendampingan. Setelah implementasi kebijakan, maka peneliti
dilakukan koordinasi antara satuan petugas menggunakan teori George C. Edward III
dengan pihak DP3A selanjutnya akan untuk menganalisis Implementasi Peran
dilakukan kegiatan pendampingan untuk Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
menindaklanjuti kasus yang sedang Perlindungan Anak dalam Menangani
ditangani untuk kedepannya. kasus Kekerasan Terhadap Anak yang
Kegiatan pendampingan merupakan terjadi di Kabupaten Karawang,
kegiatan yang dilakukan oleh DP3A untuk implementasi kebijakan dipengaruhi
menangani korban kekerasan pada anak. oleh empat variabel, yaitu:
Upaya yang dilakukan dalam menangani 1. Komunikasi,
korban kekerasan adalah dengan cara
melakukan identifikasi terhadap korban Pemberian informasi komunikasi
kekerasan pada anak. Dari hasil identifikasi dari pihak DP3A kepada masyarakat
korban dapat diklasifikasikan dua jenis sudah sangat memadai dan
kekerasan yaitu kekerasan yang menyerang sebagaimana mestinya. Bentuk
terhadap psikologis korban dan kekerasan penyampaian komunikasi disini
yang menyerang fisik korban. DP3A dilakukakn secara langsung dengan
memiliki tenaga ahli psikolog untuk masyarakat, dimana penyampaian
menangani korban kekerasan terhadap anak komunikasi tentang penanggulangan
yang mengalami kekerasan secara kekerasan terhadap anak
psikologis dan dapat diteruskan secara disampaikan melalui minggon yang
hukum ke Polres Karawang. Adapun ada di setiap kecamatan dimana
korban kekerasan secara fisik seperti masyarakat diberikan pengetahuan
kekerasan seksual ataupun kekerasan arahan agar tidak melakukan
terhadap fisik anak bisa ditindaklanjuti kekerasan terhadap anak yang
dengan cara visum ke RSUD setempat. nantinya akan mengakibatkan
gangguan mental atau fisik dan
Adapun faktor-faktor yang menjadi
pastinya akan mengalami trauma
penyebab terjadinya kekerasan terhadap
yang mendalam seorang anak yang
anak antara lain ketidakharmonisan
mengalami kasus kekerasan
hubungan suami istri yang berimbas kepada
tersebut, lalu penyampaian secara
anak, karena faktor ekonomi keluarga,
sosialisasi yang dilakukan kepada
kasus perselingkuhan orang tua yang tidak
tokoh-tokoh masyarakat, Guru-guru
memenuhi kebutuhan keluarga sehingga
BP di setiap sekolah. Hal ini sudah
anak menjadi pelampiasannya.
dilakukan dengan baik oleh pihak
Kekerasan terhadap anak dapat terjadi Dinas Pemberdayaan Perempuan
secara fisik yaitu kekerasan seksual. dan Perlindungan Anak Kabupaten
Kekerasan seksual yang dialami korban Karawang.
dapat ditangani dengan oleh psikolog.
Adapun kesulitan yang dialami oleh Dinas 2. Sumber daya
Karawang adalah korban yang terkadang
menutup diri sehingga menyulitkan upaya
Dapat menjadi masalah jika Kabupaten karawang. Terpenting
implementasi peran DP3A pada saat dalam variabel ini guna untuk
penyampaian informasi atau saat menunjang tercapainya peran dinas
melaksanakan pendampingan kekurangan dalam menangani kasus kekerasan
personel atau sumberdaya manusia yang yang ada.
dapat menghabat tugasnya. Disini pihak 4. Struktur Birokrasi
DP3A dalam menanggulangi kasus
kekerasan yang terjadi di Kabupaten Dalam hal ini didasarkan pada
Karawang bekerjasama dengan pihak asumsi peneliti bahwa setiap
Polres Kabupaten Karawang beserta Satpol kebijakan atau program dicanangkan
PP dan tenaga ahli kesehatan yang turut tidak mungkin dapat dilaksanakan
membantu pihak DP3A dalam melakukan secara efektif, manakala melibatkan
tugasnya. semua komponen yang terkait dalam
pelaksanaan peran dinas dalam
Bahwa sumberdaya manusia yang menangani kasus kekerasan
tidak memadai akan berakibat kurang terhadap anak di Kabupaten
maksimalnya peran dinas dalam menangani Karawang.
kasus kekerasan terhadap anak. Disini juga
Bahkan secara oprasional tidak
DP3A bekerjasama dengan tokoh-tokoh
jarang melibatkan instansi lain yang
masyarakat yang ada di Kabupaten
dapat mendorong akselerasi
Karawang, serta para guru BP sekolah dasar
pencapaian sasaran peran DP3A.
dan pihak masyarakat tentunya untuk terus Apalagi jika ini menyentuh
memantau dan melaporkan kepada pihak kepentingan masyarakat luas seperti
DP3A jiga mereka melihat kasus kekerasan kasus kekerasan terhadap anak,
terhadap anak yang terjadi di lingkungan tentunya membutuhkan bantuan dan
rumah ataupun sekolah. dukungan dari berbagai pihak.
Kondisi faktual memperlihatkan
Disini sumber daya dikatakan
bahwa dalam konteks pelaksanaan
sudah terlaksanakan dengan baik serta
peran DP3A, senantiasa melibatkan
sudah berjalan dengan lancar, dimana
berbagai pihak yang terkait, baik
pada hal ini masyarakat bisa melaporkan
secara internal sesuai dengan
lewat petugas yang ada di setiap struktur organisasi yang ada maupun
Kecamatannya atau bisa melalui website eksternal sesuai dengan esensi
SELAPOR milik DP3A. kebijakan yang dirumuskan.
3. Disposisi SOP ini juga terlaksana dalam
pelaksanaan peran DP3A dalam
Sudah berjalan dan terlaksanakan
menangani kasus kekerasan
dengan baik. Dalam pelaksanaan
terhadap anak yang terjadi di
peran DP3A mendapatkan respon
Kabupaten Karawang dan sudah
yang baik dari masyarakat, dimana
terlaksananya indikator-indikator
setiap ada tindak kekerasan yang
dalam struktur birokrasi ini, hal ini
terjadi di sekitarnya selalu ada dari
dapat dilihat darti pernyataan bahwa
pihak masyarakat yang melaporkan
pihak DP3A selaku penanganan
kejadian tersebut kepada Satgas yang
dalam Melaksanakan tugasnya selalu
ada di setiap wilayah kecamatan di
melakukan koordinasi yang baik imbasnya, cari jalan keluar yang bisa
dengan pihak korban. membuat damai dan tidak melakukan
diskriminasi.
Simpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Simpulan
Abu Hunaerah. 2006. Kekerasan terhadap
Kekerasan terhadap anak sering kali di
anak. Jakarta : Nuansa
anggap sebagai suatu masalah yang
biasa saja, namun itu malah akan Tyaseta Rabita, 2017. Saran Mengakhiri
berdampak buruk pada si anak untuk Kekerasan Anak dan Perempuan.
kedepannya. Kekerasan terhadap anak
Sugiyono. 2012. Metode penelitian
dilakukan karena anak yang sering kali
Kualitatif kuantitatifdan R&D.
menjadi korban pelampiasan dari
Bandung: Alfabeta
orangtua dalam keluarga atau dalam Creswell, J. W. (2016). Research
lingkungan. Desain Pendekatan Metode
Disini Dinas Pemberdayaan Perempuan Kuaitatif, Kuantitatif, dan
dan Perlindungan Anak telah Campuran. Yogyakarta:
melaksanakan tugasnya secara baik, Pustaka Pelajar.
dimana pihak DP3A yang bekerjasama
dengan Satuan Petugas yang ada di
setiap kecamatan di Karawang dalam
memecahkan suatu permasalah
kekerasan yang terjadi. Dimana anak
yang mengalami kekerasan terhadap
dirinya bisa ditangani dulu oleh pihak
satgas yang kemudian pihak satgas
melalukan koordinasi dengan DP3A.
Sejauh ini Implementasi peran DP3A
sudah berjalan dengan baik dengan
selalu melakukan pendampingan
terhadap anak yang mengalami kasus
kekerasan dan bekerjasama juga dengan
pihak RSUD dan Polres Kabupaten
Karawang juga Satpol PP dalam
menangani suatu masalah yang terjadi.
Saran
Untuk mengakhiri kasus kekerasan
terhadap anak, para orangtua yang
mempunyai masalah seharusnya tidak
melampiaskannya kepada seorang
anak, karena anak tersebut tidak
mengetahui apa-apa dan seharusnya
setiap masalah yang dihadapi oleh para
orangtua korban bisa dibicarakan baik-
baik sehingga anak tidak akan kena

Anda mungkin juga menyukai