Anda di halaman 1dari 3

Nyeri yang b/d kompresi akar saraf servikalis, spasme otot servikalis sekunder dari cedera

medula spinal stabil dan tidak stabil.

Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam nyeri berkurang /hilang atau teradaptasi.

Kriteria Hasil : Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi, skala nyeri 0-
1 (0-4) dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri, klien tidak
gelisah.

Intervensi :

1. Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri non farmakologi dan non invansif
Rasional : pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan non farmakologi lainnya telah
menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri.
2. Lakukan manajemen nyeri keperawatan :
a. Istirahatkan leher, atur posisi fisiologis, dan pasang ban leher.
Rasional : posisi fisiologis akan menurunkan kompresi saraf leher. Pemasangan
fiksasi kolar servikal dapat menjaga kestabilandalam melakukan mobilitas leher.
Pada saat pemasangan pemasangan collar cervical (ban leher) perawat penting
menjaga kesejajaran dari posisi tulang belakang agar jangan terjadi kompresi
akar saraf.
b. Lakukan masase pada otot leher.
Rasional : masase ringan dapat meningkatkan aliran darah dan membantu
suplaidarah dan oksigen ke area nyeri leher akibat spasme otot.
c. Ajarkan teknik relaksasi pernapasana dalam pada saat nyeri muncul.
Rasional : Meningkatkan asupan O2 sehingga akan menurunkan nyeri sekunder
dari iskemia.
d. Manajemen lingkungan : lingkungan tenang dan batasi pengunjung.
Rasional : Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan
menganjurkan klien untuk beristirahat dan pembalasan pengunjung akan
membantu meningkatkan kondisi O2 ruangan yang akan berkurang apabila banyak
pengunjung yang berada di ruangan.
e. Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.
Rasional : Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulus internal
dengan mekanisme peningkatan produksi endorfin dan enkofalin yang dapat
memblok reseptor nyeri untuk tidak dikirimkan ke korteks serebri sehingga
menurunkan persepsi nyeri.
3. Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri dan menghubungkan berapa lama nyeri
akan berlangsung.
Rasional : Pengetahuan yang akan dirasakan membantu mengurangi nyerinya. Dan dapat
membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik.

Ketidakefektifan pola nafas b/d kehilangan fungsi otot interkosta

Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam pasien akan menunjukkan pola nafas efektif yang d.d RR dalam
rentang normal.

Kriteria Hasil : Pemeliharaan ventilasi yang memadai yang dibuktikan dengan tidak adanya
gangguan pernapasan dan hasil dari BGA dalam batas yang dapat normal. Menunjukkan perilaku
yang sesuai untuk mendukung upaya pernafasan.

Intervensi :

1. Kelola oksigen dengan metode yang sesuai, misal ventilator, masker, nasal kanul, intubasi.
Rasional : Metode ditentukan oleh tingkat cedera, tingkat insufisiensi respirasi, dan jumlah
pemulihan fungsi otot pernapasan setelah fase syok spinal.
2. Berikan oksigen masker 3lpm.
Rasional : Menyediakan supply oksigen yang adekuat, meminimalkan resiko kelelahan,
dan mencegah terjadinya ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome).
3. Memelihara kepatenan jalan nafas, menjaga kepala dalam posisi yang tepat yaitu
mempertahankan posisi normal vertebra ( Spinal Alighment).
Rasional : Pasien dengan cedera leher rahim tinggi dan gangguan muntah / batuk refleks
akanmemerlukan bantuan dalam mencegah aspirasi / mempertahankan jalan napas paten.
4. Memeriksa serangan tiba-tiba dari dispnea, sianosis dan/atau tanda lain yang mengarah
pada distress pernafasan.
Rasional : Perkembangan emboli paru dapat “silent” karena persepsi nyeri mengalami
perubahan dan/atau thrombosis vena dalam tidak mudah dikenali.
5. Auskultasi bunyi nafas. Catat area dimana terjadi perubahan suara nafas.
Rasional : Hiperventilasi secara umum dapat menyebabkan akumulasi sekret, atelektasis
dan pneumonia (komplikasi yang sering terjadi).
6. Kaji warna kulit dari sianosi, kehitam-hitaman.
Rasional : Dapat menunjukkan kegagalan pernafasan, membutuhkan segera evaluasi
pengobatan dan intervensi.
7. Latih otot pernafasan pasien, dengan cara pengaturan dari fungsi ventilator yang dipasang
atau metode weaning untuk pasien yang dipasang ventilator.
Rasional : Untuk mengoptimalkan fungsi pernafasan pasien, dan untuk meningkatkan
kekuatan otot pernafasan pasien.

Anda mungkin juga menyukai