Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012

EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM FEEDER JALAN


PROF. SOEDARTO, SH TEMBALANG, SEMARANG
Harijan, Putu Wisnu P., DR. Ir. Ismiyati, MS, Ir. Moga Narayudha, Sp1
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang
ABSTRAK
Perkembangan wilayah Tembalang, baik di kecamatan Banyumanik dan kecamatan
Tembalang, tumbuh dengan pesat. Perkembangan yang tidak didukung dengan fasilitas sarana
maupun prasarana yang ada menyebabkan kemacetan kawasan Tembalang. Untuk itu, dilakukan
evaluasi untuk mengetahui kinerja jalan Prof. Soedarto, SH, dengan perhitungan derajat
kejenuhan berdasar survey LHR. Lalu dilakukan evaluasi terhadap kondisi eksisting angkutan
umum saat ini, dari segi kinerja trayek, sarana dan prasarana. Kemudian dilakukan survei
kuisioner dan wawancara pada masyarakat yang bermukim di sekitar jalan Prof. Soedarto, SH
secara random sampling untuk melihat perilaku pergerakan dan pendapat masyarakat. Variable
yang digunakan yaitu kondisi sarana dan prasarana, tingkat kenyamanan, sistem operasional,
pola pergerakan, kriteria transportasi umum yang diinginkan. Dari hasil tersebut direncanakan
sistem feeder yang sesuai untuk jalan Prof. Soedarto, SH, Tembalang. Hasil evaluasi
menunjukkan pada ruas persimpangan Setiabudi – persimpangan SPBU Undip memiliki derajat
kejenuhan ≥ 0,75 sehingga perlu dilakukan penanganan. Sistem feeder yang direncanakan adalah
jalur pedestrian yang menghubungkan dengan angkutan feeder dan BRT, Rute trayek baru
angkutan utama dan ranting yang melewati jalan Prof. Soedarto, SH, mengacu pada Perda no.14
tahun 2011 tentang RTRW kota Semarang.
Kata Kunci : sistem feeder, kemacetan, kinerja jalan, sustainable

ABSTRACT
Development of the Tembalang region, both on Banyumanik or Tembalang Sub-district,
is grow rapidly. Therefor, evaluation is needed to determine performance of Prof. Soedato, SH,
Street by calculating degree of saturation that based on traffic survey. Then, evaluation of
existing condition of public transportation at present, in term of route performance, facilities and
infrastructure. Then conducted a questionnaire and interview survey in people who lived around
of Prof. Soedarto, SH. street by random sampling to know how about people behaviour on trip
and opinion. Variable used are facilities and infrastructure condition, level of ease, operational
system, trip pattern, desired criteria for public transportation. From that result, designed suitable
feeder system for Prof. Soedarto, SH. Street. Evaluation result show that segment Setiabudi
intersection – Undip Gas Station intersection has degree saturation value ≥ 0,75, so that its
necessary treatment. Feeder system which designed is pedestrian track that would be connected
with feeder transport or bus rapid transit, The main dan branch of new routes of transportation,
which pass through Prof. Soedarto, SH. Street, it’s accordance with Perda no. 14 tahun 2011
tentang RTRW Kota Semarang.
Keywords: feeder system, traffic jam, road performance, sustainable

1
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012

PENDAHULUAN negatif apabila tidak segera ditangani,


Penyelenggaraan sistem transportasi seperti lalu lintas yang semakin padat,
harus diwujudkan sesuai dengan tujuan dari tingkat polusi yang semakin tinggi, kondisi
Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), lalu lintas yang tidak nyaman, dan akibat
yakni untuk mewujudkan suatu sistem sosial lainnya.
transportasi yang selamat, aman, cepat, Dari data LHR yang telah dilakukan
lancar, tertib dan teratur, nyaman, efisien pada periode sebelumnya dapat diketahui
serta ramah lingkungan. Peningkatan bahwa lalu lintas di sekitar jalan Prof.
prasarana dan sarana transportasi, serta Soedarto, SH terlihat sangat padat. Apabila
pengelolaan sistem transportasi bertujuan dilakukan pelebaran ruas jalan untuk
untuk menghubungkan antara sentra mengatasi banyaknya pengguna kendaraan
kegiatan yang tersebar letaknya dengan akan tidak efektif sebab lahan yang sudah
sentra-sentra yang bersifat transito, terbatas. Oleh karena itu, perbaikan sistem
melayani kegiatan ekonomi,sosial atau, transportasi merupakan salah satu jalan
pendidikan maupun pemukimam yang juga keluar untuk mengatasinya. Penerapan
memegang peranan yang penting untuk sistem transportasi feeder yang merupakan
mendorong dan memperlancar investasi baik akses untuk memberi kenyamanan pada
untuk sektor pendidikan, pariwisata, masyarakat yang menggunakan kendaraan
pertanian, industri, maupun sektor jasa dan pribadi untuk beralih menggunakan moda
perdagangan. transportasi umum. Moda angkutan umum
Jalan Prof. Soedarto, SH adalah menggunakan ruang jauh lebih efisien
salah satu jalan akses menuju beberapa daripada moda angkutan pribadi, sehingga
wilayah di Semarang Atas yang memiliki bila ada pengendara yang berganti ke moda
beberapa pusat kegiatan seperti, pusat transportasi angkutan umum, maka angkutan
kegiatan pendidikan dimana terpusat pada pribadi mendapatkan keuntungan dari
Universitas Diponegoro, Politeknik Negeri perbaikan tingkat pelayanan akibat
Semarang, dan Poltekkes Kemenkes pergantian moda tersebut. Selain itu dengan
Semarang serta terdapat pemukimam angkutan umum tingkat kenyamanan
penduduk baik yang berupa perumahan pengguna jalan akan meningkat dengan
ataupun bukan, sehingga banyak pergerakan seiring berkurangnya pengguna kendaraan
terjadi dari dan ke wilayah tersebut dengan pribadi yang beralih ke kendaraan umum.
berbagai kepentingan. Daerah yang stabil
dan bebas banjir serta jauh dari keramaian MATERI DAN METODOLOGI
METODE PENGUMPULAN DATA
membuat pengembang dan orang – orang
a. Studi pustaka/referensi
berminat untuk membangun pemukiman di
merupakan tahap kegiatan yang
daerah tersebut. Dalam hal transportasi, hal
dilakukan sebelum memulai pengerjaan
ini memicu masyarakat yang bertempat
tugas akhir. Perencanaan yang baik
tinggal di wilayah tersebut menggunakan
diharapkan dapat mengefektifkan waktu
kendaraan pribadi untuk kepentingannya.
dan pekerjaan. Kegiatan-kegiatan yang
Hal ini dapat mengakibatkan berbagai hal
dilakukan pada tahap ini antara lain

2
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012

pengurusan administrasi, survei HASIL DAN PEMBAHASAN


pendahuluan referensi dan identifikasi Hasil rekapitulasi dari volume kendaraan
masalah. merupakan bahan analisis kapasitas jalan
b. Pengumpulan data atau v/c yang menunjukan tingkat pelayanan
 Identifikasi jenis data yang dibutuhkan (Level of Service), dengan persamaan
 Perumusan metodologi penelitian berikut :
tahapan ini merupakan perumusan tata C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
cara pengambilan data baik ditinjau dari (smp/jam )
aspek teknis maupun aspek dimana :
kuantitatifnya. Metode yang diperlukan C = Kapasitas ( smp/jam )
antara lain : Metode literature, metode Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
observasi, metode wawancara / FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu
kuisioner. lintas
 Pelaksanaan pengumpulan data FCsp = Faktor penyesuaian pemisahan arah
1) Data Sekunder, yaitu data yang langsung FCs f= Faktor penyesuaian hambatan
di dapatkan dari instansi tertentu samping
2) Data Primer, yaitu data yang diperoleh FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota
dari proses pengambilan langsung
dilapangan dapat berupa survei. Data Perhitungan kinerja ruas jalan Prof.
primer yang diambil, antara lain : Soedarto, SH, Tembalang, Semarang akan
 Arus lalu lintas pada jam puncak pada ditampilkan dalam tabel 1 di bawah ini akan
ruas jalan (data LHR) ditampilkan hasil perhitungan kondisi
Pengambilan data LHR dilakukan pada 5 eksisting pada tahun 2012 mengenai
(lima) titik di jalan Prof. Soedarto, SH, kapasitas, volume dan derajat kejenuhan dari
Tembalang, Semarang. jalan Prof. Soedarto, SH, Tembalang, hal ini
 Wawancara dengan Responden digunakan untuk menggambarkan kondisi
menanyakan langsung kepada responden lalu lintas sebenarnya terjadi pada saat tahun
untuk mendapatkan data tentang kondisi penelitian ini, yaitu Januari – Mei 2012.
sosial yang mempengaruhi permasalahan Tabel 1 Hasil Perhitungan Kinerja Ruas
transportasi atau meminta pendapat / Jalan Prof. Soedarto, SH, Tembalang tahun
opini langsung tentang rencana sistem 2012
feeder. Responden adalah masyarakat
yang tinggal pada wilayah di sekitar Tahun 2012
Kapasita
jalan Prof. Soedarto,SH, Tembalang, s Arus
Ruas Waktu lalu Derajat
pada saat survei bersedia diwawancarai (smp/ja
m) lintas kejenuh
dan mengisi atau menjawab isi (smp/ja an
m)
kuesioner. Lokasi target responden Jl.Prof.Soedart pagi 2710 2168 0,80
adalah wilayah perumahan yang berada o,SH I
(Persimpangan siang 2710 2144 0,79
di sekitar jalan Prof. Soedarto,SH, Setiabudi –
Jembatan Tol sore 2174 0,80
Tembalang. Tembalang ) 2710

3
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012
arah ruas jalan Prof. Soedarto, SH, Tembalang
1579 1,12
Undip 1407
Pagi arah dari Persimpangan SPBU – Bundaran Tugu
Ngesr 1669 1,19
Jl.Prof. ep 1407
Undip masih memiliki nilai kurang dari
Soedarto,SH II Arah
1445 1,03
0,75. Hal ini berarti jalan tersebut masih
Undip 1407
(Persimpangan
Sian
Arah mampu melayani volume kendaraan yang
g
Tirtoagung- Ngesr 1915 1,36 melintas
Persimpangan ep 1407
SPBU) Arah Pada jalan Prof. Soedarto, SH,
1580 1,12
Sor
Undip
Arah
1407
Tembalang ruas Persimpangan Setiabudi –
e
Ngesr 2068 1,47 Persimpangan SPBU Undip adalah kondisi
ep 1407
arah dimana jalan sudah tidak mampu melayai
1430 0,47
Undip 3041 volume lalu lintas. Hal ini disebabkan oleh
Pagi arah
Ngesr 1468 0,48 beberapa hal, antara lain:
Jl.Prof.Soedart
ep
Arah
3041
 Kondisi jalan yang sempit sedangkan jumlah
o,SH III 1483 0,49
(Persimpangan Sian
Undip 3041 volume yang besar
Arah
SPBU – g
Ngesr 1678 0,55  Penggunaan badan jalan untuk lahan parkir.
Persimpangan
Sirajudin)
ep
Arah
3041
 Penggunaan jalur pedestrian sebagai lahan
1654 0,54
Sor
Undip 3041 pedagang kaki lima.
Arah
e
Ngesr 1975 0,65  Tingginya penggunaan kendaraan pribadi
ep 3041 yang berasal dari wilayah perumahan baik
arah
1210 0,42 dari wilayah perumahan elit ataupun
Undip 2854
Pagi arah
Ngesr 723 0,25
perumahan penduduk biasa.
Jl.Prof.Soedart
ep 2854  Tingginya aktivitas yang terjadi di kawasan
Arah
o,SH III 867 0,30 tembalang, dimana melewati jalan Prof.
Undip 2854
(Persimpangan Sian
Arah Soedarto, SH. Kawasan tembalang menjadi
Sirajudin – g
Ngesr 1000 0,35
Bundaran
Tugu)
ep 2854 wilayah bangkitan dan tarikan, dimana
Arah
Undip 2854
461 0,16 terdapat kawasan pendidikan (Kampus
Sor
e
Arah Universitas DIponegoro, SD Al – Azhar,
Ngesr 773 0,27
ep 2854 SMP 27, dll), kawasan tempat tinggal
(Graha Estetika, Srondol Bumi Indah, dll),
Berdasarkan hasil survey LHR pada kawasan perdagangan (ruko, dan kafe –
Tabel 1 dapat diketahui bahwa jalan Prof. kafe).
Soedarto, SH, pada tabel tersebut dapat Padahal ruas jalan tersebut termasuk
dilihat derajat kejenuhan ruas jalan dari dalam kelas jalan kolektor (rencana fungsi
Persimpangan Setiabudi – Persimpangan jaringan jalan di kota Semarang menurut
SPBU Undip nilai derajat kejenuhan ≥ 0,75, RTRW kota Semarang tahun 2011 Peraturan
bahkan ada yang telah melewati nilai 1. Hal Daerah Kota Semarang No 14 tahun 2011).
ini menandakan bahwa ruas jalan tersebut Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang
sudah tidah nyaman atau bahkan tidak dapat menghubungkan kawasan sekunder kedua
lagi memfasilitasi volume kendaraan yang dengan kawasan sekunder kedua atau
melintas. Sedangkan nilai derajat kejenuhan menghubungkan kawasan sekunder kedua

4
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012

dengan kawasan sekunder ketiga. (Peraturan umum lebih dikarenakan faktor


Pemerintah RI No.34 Tahun 2006 Tentang keterpaksaan seperti, tidak memiliki
Jalan). kendaraan pribadi atau tidak dapat
Dari peraturan tersebut, lebar badan mengendarainya.terlihat dari gambar 2. Di
jalan minimum tidak dipenuhi, maka upaya bawah ini :
yang diusulkan adalah pelebaran jalan. Akan
tetapi pelebaran jalan sangatlah sulit
dikarenakan ruang yang tersedia sangatlah
sempit karena telah dibatasi oleh
pemukiman warga.

Sedangkan pada ruas persimpangan


SPBU Undip – Bundaran Tugu Undip masih
mampu melayani volume lalu lintas yang
ada. Hal ini dikarenakan lebar jalan yang
besar dan hambatan samping yang kecil gambar 1. Kondisi jalan Prof. Soedarto, SH
pada ruas tersebut. Akan tetapi apabila menurut responden
dilihat analisis data Lalu lintas Harian Rata
– rata (LHR) pada bab sebelumnya, terdapat
peningkatan nilai derajat kejenuhan. Apabila
tidak diantisipasi nantinya jalan ini akan
mengalami hal yang serupa dengan ruas
Persimpangan Setiabudi – Persimpangan
SPBU Undip. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penanganan yang tidak hanya
berupa peningkatan prasarana tetapi juga
penanganan sistemik terhadap kondisi jalan
gambar 2. Pilihan kendaraan untuk
Prof. Soedarto, SH, Tembalang secara
mobilitas responden
keseluruhan.
Hal ini berarti sistem transportasi
Sedangkan dari hasil kuisioner, umum yang berjalan belumlah baik dalam
responden merasa jalan Prof. Soedarto, SH, memfasilitasi masyarakat, sehingga
Tembalang sudah macet,hal ini dapat dilihap masyarakat masih sedikit yang
pada gambar 1. Kemudian dapat dilihat menggunakannya.
juga penggunaan kendaraan pribadi lebih Maksud responden melakukan
dominan dibandingkan kendaraan umum. mobilitas rutin secara umum adalah untuk
Hal ini dikarenakan menurut responden pergi ke sekolah atau kuliah, berangkat
penggunaan kendaraan pribadi jauh lebih bekerja, dan berbelanja. Kebanyakan dari
cepat, lebih nyaman dan lebih murah mereka menggunakan kendaraan pribadi
dibandingkan kendaraan umum. Sedangkan untuk melakukan mobilitasnya
yang memilih menggunakan kendaraan dibandingkan menggunakan kendaraan

5
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012

umum. Selama menggunakan akses jalan mengetahui jenisnya akan tetapi mayoritas
Prof. Soedarto, SH Tembalang responden diantar mereka mengaku jarang
berpendapat kondisi lalu lintas di jalan Prof. menggunakannya untuk mobilitas sehari-
Soedarto, SH Tembalang saat ini telah hari meskipun menurut penilaian mereka
macet yang terjadi pada titik-titik tertentu kondisi sarana transportasi umum yang ada
dimana pada titik-titik tersebut terdapat cukup baik. Penilaian yang berbeda mereka
pertemuan antara kendaraan yang melintasi lontarkan terhadap kondisi prasarana yang
jalan Prof. Soedarto, SH dengan kendaraan mereka anggap kondisinya saat ini masih
yang berasal dari simpang yang menuju dinilai kurang baik. Menurut responden
jalan utama Prof. Soedarto, SH Tembalang. kondisi prasarana jalan yang terjadi
Dengan kondisi lalu lintas yang macet, kerusakan di beberapa tempat bisa
responden merasa tidak nyaman dalam mengganggu kenyamanan berkendara.
berkendara sebab kemacatan yang terjadi Responden juga menilai kondisi trotoar di
akan berakibat pada lamanya waktu tempuh jalan Prof. Soedarto, SH Tembalang telah di
dan kenyamanan dalam berkendara. salah gunakan yang seharusnya untuk
Kondisi trayek eksisting yang ada memfasilitasi pejalan kaki tetapi kenyataan
juga belum mendukung transportasi umum yang ada di lapangan digunakan sebagai
yang nyaman, seperti pada angkutan utama tempat berjualan pedagang kaki lima. Untuk
yang ada memiliki jumlah armada yang mengatasi kemacetan yang terjadi responden
sedikit, sehingga jeda antar angkutan di tawari solusi berupa sistem feeder yang
menjadi lama, sedangkan angkutan ranting akan diterapkan di rute akses jalan Prof.
yang ada memiliki kualitas yang kurang Soedarto, SH. Sistem feeder yang
baik, seperti : ketidakpastian rute karena rute ditawarkan antara lain berupa jalur pejalan
ditentukan oleh supir, kemudian waktu kaki yang bebas pedagang kaki lima dan
mengambil penumpang yang lama. Seperti jalur khusus bagi pengguna sepeda sehingga
ditunjukan dalam gambar berikut : pengguna sepeda akan merasa nyaman
ketika melintasi jalan Prof. Soedarto,SH
karena kondisi jalan yang tidak padat lagi
akibat penggunaan sistem feeder yang
optimal. Jalur pejalan kaki dan jalur khusus
bagi sepeda mendapat dukungan yang positf
dari responden, hal ini terlihat dengan
keinginan responden menggunakan solusi
sistem feeder tersebut. Gambaran responden
tersebut dan jalur pejalan kaki yang
diinginkan sebagai feeder terlihat pada
Gambar 3. Trayek angkutan ranting eksisiting
gambar di bawah ini :
Mengenai sarana transportasi umum
yang saat ini beroperasi di jalan Prof.
Soedarto, SH Tembalang mayoritas
responden yang di wawancarai ternyata

6
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012

responden untuk berjalan. Sedangkan untuk


transportasi umum yang akan dioperasikan
sebagai salah satu sistem feeder, responden
berharap transportasi umum tersebut
memiliki kriteria tepat waktu, nyaman,
murah, dan aman sehingga responden akan
merasa nyaman selama menggunakannya.
Maka dari itu direncanakan penerapan
sistem feeder pada penelitian ini. Skema
sistem feeder, merupakan gabungan dari
Gambar 4. Keinginan menggunakan jalur pejalan
sarana maupun prasarana yang saling
kaki
bersinergi satu sama lain untuk menjadi
suatu sistem yang bertujuan memberi umpan
kepada transportasi umum baik kepada
transportasi umum primer (BRT) atau yang
sekunder (angkutan feeder). Perencanaan
sistem feeder ini juga merujuk kepada
rencana pengembangan pemerintah Kota
Semarang yang tertuang dalam Peraturan
Daerah Kota Semarang No 14 Tahun 2011
Gambar 5. Jarak berjalan yang disanggupi tentang Rencana Tata Rencana Ruang Kota
responden Semarang Tahun 2011 – 2031.Gambaran
Trayek angkutan feeder dan lokasi halte
serta rencana desain halte terlihat pada
gambar di bawah ini :

Gambar 6. Jalur pejalan kaki yang ideal


Untuk jalur pejalan kaki, responden
bersedia menggunakan transportasi umum Gambar 7. Trayek angkutan feeder
jika tersedia halte bus feeder pada jarak 200-
500 meter untuk memfasilitasi pengguna bus
feeder di jalan Prof. Soedarto, SH
Tembalang. Jarak itu adalah kemampuan
rata-rata yang mampu di tempuh oleh

7
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012

Gambar 8. Trayek angkutan feeder Gambar 11. Gambaran halte feeder ideal yang
diinginkan responden

Gambar 12. Layout denah halte feeder

Gambar 9. Lokasi halte feeder di jalan Prof.


Soedarto, SH, Tembalang

Gambar 12. Potongan A-A denah halte feeder

Gambar 10. Gambaran sarana angkutan feeder

Gambar 13. Potongan B-B denah halte feeder


8
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012

KESIMPULAN 2.) Dan dari kondisi di atas, responden


Dari hasil analisa pada kondisi eksisting berpendapat jalan Prof. Soedarto, SH,
2012 kinerja ruas jalan Prof. Soedarto, SH I Tembalang tidak lagi nyaman berjumlah
(Persimpangan Setiabudi – Jembatan Tol 100% (Strata I), 66,67% (Strata II), dan
Tembalang) nilai DS ≥ 0,75. Untuk kinerja 93,88% (Strata III)
ruas jalan Prof. Soedarto, SH II 3.) Berdasarkan kondisi tersebut
(Persimpangan Tirtoagung – Persimpangan diajukan sistem feeder untuk meningkatkan
SPBU Undip) nilai DS ≥ 1. Sedangkan minat masyarakat untuk menggunakan
kinerja ruas jalan Prof. Soedarto, SH III transportasi umum. Dan dari hal itu, sarana
(Persimpangan SPBU Undip – Bundaran yang dipilih masyarakat adalah Jalur Pejalan
Tugu) nilai DS ≤ 0,75 (memiliki nilai antara Kaki dibandingkan jalur sepeda sebesar
0,25 – 0,65), meskipun demikian apabila 100% (Strata I), 100% (Strata II), 88%
tidak dilakukan penanganan akan terjadi (Strata III).
peningkatan volume lalu lintas yang 4.) Trayek utama dan ranting
menyebabkan kemacetan. berdasarkan Perda Kota Semarang No.14
Hasil evaluasi kondisi eksisting dari tahun 2011, dapat menjadi rute yang efektif
angkutan umum di jalan Prof. Soedarto, SH, untuk sistem feeder. Peningkatan sarana dan
adalah perbandingan jumlah kendaraan prasarana juga dapat meningkatkan minat
angkutan umum lebih sedikit dibandingkan beralih menggunakan transportasi umum.
angkutan pribadi, dimana angkutan utama 5.) Berdasarakan hal di atas sepanjang
belum dapat melayani secara efektif jalan Prof. Soedarto, SH, Tembalang
mengakibatkan tingkat penggunaan ditentukan 8 titik penempatan halte / shelter
transportasi umum yang rendah. angkutan feeder pada tiap arah.
Sedangkan hasil dari wawancara 6.) Berdasarkan Perda Kota Semarang
terhadap responden dengan pembagian strata No.14 tahun 2011 tentang Rencana Tata dan
terdapat beberapa hal penting, yaitu : Rencana Ruang Kota Semarang tahun 2011
1.) Menurut masyarakat yang tinggal di – 2031, maka sistem feeder adalah sistem
pemukiman sekitar jalan Prof. Soedarto, SH, transportasi yang sesuai dengan peraturan
Tembalang, yang menganggap jalan tersebut daerah tersebut.
telah macet sejumlah 86,96% (Strata I),
92,68% (Strata II), dan 78% (Strata III)

9
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012

DAFTAR PUSTAKA  Utami, Agata NK dan Pramatatya,


 Accessible bus stop design guidance. Aldiar V. 2011. Tugas Akhir.
January 2006. Analisis Dampak Lalu Lintas akibat
 Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Pengembangan Kampus Universitas
Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Diponegoro pada Sistem Jaringan
Direktorat Jendral Bina Marga. Jalan di Tembalang Semarang.
 http://www.google.com. (tidak dipublikasikan).
 Ismiyati, dkk. 2004. Buku Ajar
Statistika dan Probabilitas.
Semarang: FT UNDIP.
 Khisty, C.Jotin. 1998. Dasar –
Dasar Rekayasa Transportasi Jilid
2. Jakarta: Erlangga.
 Materi Ajar. 2002. Dasar – dasar
Rekayasa Transportasi. Semarang.
 Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun
2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kota Semarang
Tahun 2011-2031. Semarang.
 Peraturan Menteri Perhubungan
No.14 tahun 2006.
 Peraturan Menteri Perhubungan
No.24 tahun 2006.
 Peraturan Pemerintah No.34 tahun
2006.
 Santoso, Idwan. 1996. Perencanaan
Prasarana Angkutan Umum.
Bandung: Pusat Studi Transportasi
dan Komunikasi ITB.
 Sukirman, Silvia. 2000. Dasar-
Dasar Perencanaan Geometrik
Jalan. Bandung:Penerbit ITB.
 Syaifurahman & Nunung S. 2011.
Tugas Akhir. Analisa Tarikan
Pergerakan Lalu Lintas Kampus
Universitas Diponegoro Tembalang
Semarang. (tidak dipublikasikan).
 Undang Undang No.22 tahun 2009.
 Undang Undang No.38 tahun 2004.

10

Anda mungkin juga menyukai