Anda di halaman 1dari 11

5/23/2018

KERAJAAN KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Oleh :
Drs. Iwan Kurniadi

KESULTANAN SAMUDERA PASAI

Kesultanan Pasai, juga dikenal dengan Samudera Darussalam,


atau Samudera Pasai, adalah kerajaan Islam yang terletak di
pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota
Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.

Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Sultan Malik
as-Saleh, sekitar tahun 1267. Keberadaan kerajaan ini juga
tercantum dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke
Timur) karya Abu Abdullah ibn Batuthah (1304–1368), musafir
Maroko. Kesultanan Pasai akhirnya runtuh setelah serangan
Portugal pada tahun 1521.

PEMERINTAHAN
Pusat pemerintahan Kesultanan Pasai terletaknya antara
Krueng Jambo Aye (Sungai Jambu Air) dengan Krueng
Pase (Sungai Pasai), Aceh Utara. Menurut ibn Batuthah
yang menghabiskan waktunya sekitar dua minggu di Pasai,
menyebutkan bahwa kerajaan ini tidak memiliki benteng
pertahanan dari batu, namun telah memagari kotanya
dengan kayu

1
5/23/2018

Dalam struktur pemerintahan terdapat


istilah menteri, syahbandar dan kadi.
Sementara anak-anak sultan baik lelaki
maupun perempuan digelari dengan Tun,
begitu juga beberapa petinggi kerajaan.
Kesultanan Pasai memiliki beberapa
kerajaan bawahan, dan penguasanya juga
bergelar sultan

Menjelang masa-masa akhir pemerintahan


Kesultanan Pasai, terjadi beberapa
pertikaian di Pasai yang mengakibatkan
perang saudara. Sulalatus Salatin
menceritakan Sultan Pasai meminta
bantuan kepada Sultan Melaka untuk
meredam pemberontakan tersebut. Namun
Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh
setelah ditaklukkan oleh Portugal tahun
1521 yang sebelumnya telah menaklukan
Melaka tahun 1511, dan kemudian tahun
1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian
dari kedaulatan Kesultanan Aceh.

PEREKONOMIAN
Pasai merupakan kota dagang, mengandalkan
lada sebagai komoditi andalannya, dalam catatan
Ma Huan disebutkan 100 kati lada dijual dengan
harga perak 1 tahil. Dalam perdagangan Kesultanan
Pasai mengeluarkan koin emas sebagai alat
transaksi pada masyarakatnya, mata uang ini
disebut Deureuham (dirham) yang dibuat 70%
emas murni dengan berat 0.60 gram, diameter 10
mm, mutu 17 karat.

AGAMA DAN SSOSIAL KEBUDAYAAN


Islam merupakan agama yang dianut oleh masyarakat
Pasai, walau pengaruh Hindu dan Buddha juga turut
mewarnai masyarakat ini. Dari catatan Ma Huan dan
Tomé Pires, telah membandingkan dan menyebutkan
bahwa sosial budaya masyarakat Pasai mirip dengan
Malaka, seperti bahasa, maupun tradisi pada upacara
kelahiran, perkawinan dan kematian. Kemungkinan
kesamaan ini memudahkan penerimaan Islam di Malaka
dan hubungan yang akrab ini dipererat oleh adanya
pernikahan antara putri Pasai dengan raja Malaka Makam Putri Nahrasyiah, generasi
sebagaimana diceritakan dalam Sulalatus Salatin. kelima dari Sultan Malik al-Saleh

2
5/23/2018

KESULTANAN ACEH DARUSALAM


Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah
pada tahun 1496. Pada awalnya kerajaan ini berdiri atas
wilayah Kerajaan Lamuri, kemudian menundukan dan
menyatukan beberapa wilayah kerajaan sekitarnya mencakup
Daya, Pedir, Lidie, Nakur. Selanjutnya pada tahun 1524 wilayah
Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh
diikuti dengan Aru

Pada tahun 1528, Ali Mughayat Syah digantikan oleh putera


sulungnya yang bernama Salahuddin, yang kemudian
berkuasa hingga tahun 1537. Kemudian Salahuddin digantikan
oleh Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar yang berkuasa
hingga tahun 1571.

Kesultanan Aceh mengalami masa kejayaan dan pengaruh terluas pada masa
kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607 - 1636) atau Sultan Meukuta Alam. Pada
masa kepemimpinannya, Aceh menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama.
Pada tahun 1629, kesultanan Aceh melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka
dengan armada yang terdiri dari 500 buah kapal perang dan 60.000 tentara laut. Serangan
ini dalam upaya memperluas dominasi Aceh atas Selat Malaka dan semenanjung Melayu.
Sayangnya ekspedisi ini gagal, meskipun pada tahun yang sama Aceh menduduki Kedah
dan banyak membawa penduduknya ke Aceh.

Kemunduran Aceh disebabkan oleh beberapa


faktor, di antaranya :
a. Semakin menguatnya kekuasaan Belanda di
pulau Sumatera dan Selat Malaka,
b. Perpecahan golongan bangsawan (Teuku)
dengan golongan ulama (Tengku)
c. Perang saudara dalam hal perebutan
Sultan Aceh Muhammad Daud Syah
kekuasaan menyerah di hadapan Jenderal Van
Heutsz.

PERANG ACEH
Perang Aceh dimulai sejak Belanda menyatakan perang
terhadap Aceh pada 26 Maret 1873 setelah melakukan
beberapa ancaman diplomatik, namun tidak berhasil merebut
wilayah yang besar.

Pada tahun 1896 Dr. Christiaan Snouck Hurgronje,,


memberikan saran kepada Belanda agar merangkul para
Ulèëbalang, dan melumatkan habis-habisan kaum ulama. Saran
ini baru terlaksanan pada masa Gubernur Jenderal Joannes
Benedictus van Heutsz. Pasukan Marsose dibentuk dan
G.C.E. Van Daalen diutus mengejar habis-habisan pejuang Aceh Sultan Muhammad Daud Syah Johan
hingga pedalaman. Berdaulat, Sultan Aceh terakhir yang
bertahta pada tahun 1874-1903.

3
5/23/2018

Pada Januari tahun 1903 Sultan Muhammad Daud Syah


akhirnya menyerahkan diri kepada Belanda setelah dua istrinya,
anak serta ibundanya terlebih dahulu ditangkap oleh Belanda.
Panglima Polem Muhammad Daud, Tuanku Raja Keumala, dan
Tuanku Mahmud menyusul pada tahun yang sama pada bulan
September. Perjuangan di lanjutkan oleh ulama keturunan Tgk.
Chik di Tiro dan berakhir ketika Tgk. Mahyidin di Tiro atau lebih
dikenal Teungku Mayed tewas 1910 di Gunung Halimun

KEHIDUPAN EKONOMI
1. Perekonomian rakyat Aceh secara umum perdagangan
rempah rempah
2. Barang tambang yang menjadi komodita utama adalah
timah. Sudah melakukan kegiatan ekspor-impor emas,
beras, perak, tekstil, porselen dan minyak wangi

KEHIDUPAN AGAMA, SOSIAL DAN BUDAYA


1. Kebudayaan masyarak Aceh dipengaruhi kebudayan islam
2. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani terdapat
sastrawan ternama yaitu Nuruddin ar Ranirry dan Hamzah
Fansuri
3. Masyarakat Aceh hidup bermasyarakat dalam perpaduan
antara adat istiadat dengan ajaran agama
2. Kaum perempuan dihormati dan diperlakukan sama dengan
kaum laki laki

KESULTANAN DEMAK

Kesultanan Demak atau Kerajaan


Demak adalah kerajaan Islam
pertama dan terbesar di pantai utara
Jawa ("Pasisir"). Menurut tradisi Jawa,
Demak sebelumnya merupakan
kadipaten dari kerajaan Majapahit,
kemudian muncul sebagai kekuatan
baru mewarisi legitimasi dari
kebesaran Majapahit.

Raja pertama Kerajaan Demak Raden


Patah, pada masa pemerintahannya
agama Islam mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Pada masa ini pula
dikirim ekspedisi militer ke Selat Malaka
dibawah pimpinan Pati Unus (Pangeran
Sabrang Lor) untuk memerangi
kedudukan Portugis.

4
5/23/2018

Raden Patah digantikan oleh Pati Unus dan


dilanjutkan oleh Sultan Trenggono. Pada
masa Sultan Trenggono Demak mencapai
puncak kejayaan dan agama islam lebih
berkembang luas lagi, dibawah pimpinan
Fatahillah armada Demak Berhasil
menaklukan Banten dan Padjajaran

Setelah Sultan Trenggono wafat terjadi perebutan kekuasaan di Demak, Arya


Penangsang membunuh Sunan Prawoto dan Pangeran Hadiri, selanjutnya
Arya Penangsang dibunuh oleh Jaka Tingkir (Sultan Hadiwijaya). Jaka Tingkir
memindahkan pemerintahan Ke Pajang.

KEHIDUPAN BUDAYA DAN AGAMA


Tersebarnya agama islam berkat bantuan Para wali dalam menyebarkan agama
Islam baik di Jawa maupun di luar Jawa

KEHIDUPAN EKONOMI
• Basis perekonomian Demak adalah pertanian dengan menghasilkan beras
• Sektor perdagangan dan kelautan semakin berkembang setelah Demak
berhasil menguasai beberapa pelabuhan penting

KESULTANAN BANTEN

Kesultanan Banten merupakan sebuah


kerajaan Islam yang pernah berdiri di Provinsi
Banten, Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526,
ketika Kerajaan Demak memperluas
pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau
Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan
pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai
pangkalan militer serta kawasan perdagangan.
Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan
tersebut. Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin mendirikan benteng
pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang kemudian hari menjadi pusat
pemerintahan setelah Banten menjadi kesultanan yang berdiri sendiri.

Masa Sultan Ageng Tirtayasa (bertahta 1651-1682) dipandang sebagai masa


kejayaan Banten. Di bawah dia, Banten memiliki armada yang mengesankan,
dibangun atas contoh Eropa, serta juga telah mengupah orang Eropa bekerja
pada Kesultanan Banten. Pada masa ini Banten juga berusaha keluar dari
tekanan yang dilakukan VOC, yang sebelumnya telah melakukan blokade atas
kapal-kapal dagang menuju Banten.[

5
5/23/2018

Sekitar tahun 1680 muncul perselisihan dalam


Kesultanan Banten, akibat perebutan kekuasaan
dan pertentangan antara Sultan Ageng dengan
putranya Sultan Haji Perpecahan ini dimanfaatkan
oleh Vereenigde Oostindische Compagnie
(VOC) yang memberikan dukungan kepada Sultan
Haji, sehingga perang saudara tidak dapat
dielakkan. Sementara dalam memperkuat
posisinya, Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar
Abdul Qahar juga sempat mengirimkan 2 orang
utusannya, menemui Raja Inggris di London tahun
1682 untuk mendapatkan dukungan serta bantuan
persenjataan. Dalam perang ini Sultan Ageng
terpaksa mundur dari istananya dan pindah ke Benteng Surosowan
kawasan yang disebut dengan Tirtayasa, namun
pada 28 Desember 1682 kawasan ini juga dikuasai
oleh Sultan Haji bersama VOC. Sultan Ageng
bersama putranya yang lain Pangeran Purbayadan
Syekh Yusuf dari Makasar mundur ke arah selatan
pedalaman Sunda. Namun pada 14 Maret 1683
Sultan Ageng tertangkap kemudian ditahan di
Batavia. Mesjid Agung Banten

KEHIDUPAN EKONOMI
Kehidupan perekonomiannya berpusat pada kegiatan perdagangan, pertanian
dan perkebunan. Pada masa Sultan Ageng antara 1663 dan 1667 pekerjaan
pengairan besar dilakukan untuk mengembangkan pertanian Antara 30 dan 40
km kanal baru dibangun dengan menggunakan tenaga sebanyak 16 000 orang.

PEMERINTAHAN
Setelah Banten muncul sebagai kerajaan yang mandiri,
penguasanya menggunakan gelar Sultan, sementara
dalam lingkaran istana terdapat gelar Pangeran Ratu,
Pangeran Adipati, Pangeran Gusti, dan Pangeran
Anom yang disandang oleh para pewaris

Pada pemerintahan Banten terdapat seseorang dengan


gelar Mangkubumi, Kadi, Patih serta Syahbandar yang
memiliki peran dalam administrasi pemerintahan.
Sementara pada masyarakat Banten terdapat kelompok
bangsawan yang digelari dengan tubagus (Ratu
Bagus), ratu atau sayyid, dan golongan khusus lainya
yang mendapat kedudukan istimewa adalah terdiri atas
kaum ulama, pamong praja, serta kaum jawara.

6
5/23/2018

KESULTANAN MATARAM

Kerajaan Mataram pada masa


keemasannya pernah
menyatukan tanah Jawa dan
sekitarnya, termasuk Madura.
Negeri ini pernah memerangi
VOC di Batavia untuk mencegah
Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam semakin berkuasanya firma
di Pulau Jawa yang pernah berdiri pada abad dagang itu, namun ironisnya
ke-17. Kerajaan ini dipimpin suatu dinasti malah harus menerima bantuan
keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng VOC pada masa-masa akhir
Pemanahan, yang mengklaim sebagai suatu menjelang keruntuhannya.
cabang ningrat keturunan penguasa
Majapahit. Asal-usulnya adalah suatu
Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang,
berpusat di "Bumi Mentaok" yang diberikan
kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai
hadiah atas jasanya. Raja berdaulat pertama
adalah Sutawijaya (Panembahan
Senapati), putra dari Ki Ageng Pemanahan.

SULTAN AGUNG
Sesudah naik tahta Mas Rangsang bergelar Sultan Agung Prabu
Hanyokrokusumo atau lebih dikenal dengan sebutan Sultan
Agung. Pada masanya Mataram berekspansi untuk mencari
pengaruh di Jawa. Wilayah Mataram mencakup Pulau Jawa dan
Madura. Ia memindahkan lokasi kraton ke Karta (Jw. "kertå", maka
muncul sebutan pula "Mataram Karta"). Akibat terjadi gesekan
dalam penguasaan perdagangan antara Mataram dengan VOC
yang berpusat di Batavia, Mataram lalu berkoalisi dengan
Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon dan terlibat dalam
beberapa peperangan antara Mataram melawan VOC. Setelah
wafat (dimakamkan di Imogiri), ia digantikan oleh putranya yang
bergelar Amangkurat (Amangkurat I). Sejak ini mulai terjadi
Sultan Agung kekacauan politik.

kekacauan politik baru dapat diselesaikan pada masa


Pakubuwana III setelah pembagian wilayah Mataram menjadi
dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan
Surakarta tanggal 13 Februari 1755. Pembagian wilayah ini
tertuang dalam Perjanjian Giyanti (nama diambil dari lokasi
penandatanganan, di sebelah timur kota Karanganyar, Jawa
Tengah). Berakhirlah era Mataram sebagai satu kesatuan politik
dan wilayah. Walaupun demikian sebagian masyarakat Jawa
beranggapan bahwa Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan
Surakarta adalah "ahli waris" dari Kesultanan Mataram

7
5/23/2018

KEHIDUPAN SOSIAL
Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan
hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam
pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan
tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan. Di bidang keagamaan
terdapat penghulu, khotib, naib, dan surantana yang bertugas memimpin
upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan,dalam istana terdapat jabatan
jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana. Untuk menciptakan
ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang dinamakan anger-anger
yang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk

KEHIDUPAN EKONOMI DAN KEBUDAYAAN


Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang.
Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris dan
perdagangan.. Kebudayaan yang berkembang pesat pada masa Kerajaan
Mataram berupa seni tari, pahat, suara, dan sastra. Bentuk kebudayaan yang
berkembang adalah Upacara Kejawen yang merupakan akulturasi antara
kebudayaan Hindu-Budha dengan Islam. Di samping itu, perkembangan di bidang
kesusastraan memunculkan karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Kitab Sastra
Gending yang merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan adat istiadat Jawa
yang disebut Hukum Surya Alam.E.

KESULTANAN GOA TALO

Pada awalnya, Kerajaan Gowa-Tallo yang lebih


dikenal sebagai Kerajaan Makassar terdiri dari
beberapa kerajaan yang bercorak Hindu, antara lain,
Gowa, Tallo, Wajo, Bone, Soppeng, dan Luwu.
Dengan adanya dakwah dari Dato'ri Bandang dan
Dato' Sulaiman, Sultan Alauddin (Raja Gowa)
masuk Islam. Setelah raja memeluk Islam, rakyat pun
segera ikut memeluk Islam

Kerajaan Gowa dan Tallo kemudian menjadi satu dan lebih


dikenal dengan nama Kerajaan Makassar dengan
pemerintahannya yang terkenal adalah Sultan Hasanuddin
(1653-1669). Ia berhasil memperluas pengaruh Kerajaan
Makassar sampai ke Matos, Bulukamba, Mondar, Sulawesi
Utara, Luwu, Butan, Selayar, Sumbawa, dan Lombok.

Faktor-faktor penyebab Kerajaan Makassar menjadi besar:


1. letaknya strategis, baik sekali untuk pelabuhan;
2. jatuhnya Malaka ke tangan Portugis yang menyebabkan
pedagang Islam pindah ke Makassar.

8
5/23/2018

Perkembangan Makassar menyebabkan VOC merasa


tersaingi. Makassar tidak tunduk kepada VOC, bahkan
Makassar membantu rakyat Maluku melawan VOC.
Kondisi ini mendorong VOC untuk berkuasa di
Makassar dengan menjalin kerja sama dengan
Makassar, tetapi ditolak oleh Hasanuddin. Oleh karena
itu, VOC menyerang Makassar dengan membantu Aru
Palaka yang telah bermusuhan dengan Makassar.
Akibatnya, benteng Borombong dan ibu kota
Sombaopu jatuh ke tangan musuh, Hasanuddin
ditangkap dan dipaksa menandatangani Perjanjian
Bongaya (1667). Sultan Hasanuddin

Isi Perjanjian Bongaya


1. VOC memperoleh hak monopoli di Makassar.
2. VOC diizinkan mendirikan benteng di Makassar.
3. Makassar harus melepaskan jajahan seperti Bone.
4. Semua bangsa asing diusir dari Makassar, kecuali VOC.
5. Kerajaan Makassar diperkecil hanya tinggal Gowa saja.
6. Makassar membayar semua utang perang.
7. Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone.

KEHIDUPAN EKONOMI
Seperti yang telah Anda ketahui bahwa kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim
dan berkembang sebagai pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini
ditunjang oleh beberapa faktor seperti letak yang strategis, memiliki pelabuhan yang
baik serta didukung oleh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang
menyebabkan banyak pedagang pedagang yang pindah ke Indonesia Timur

Pelayaran dan perdagangan di Makasar diatur berdasarkan hukum dengan ADE’


ALOPING LOPING BICARANNA PABBALUE sehingga dengan adanya hukum niaga
tersebut, maka perdagangan di Makasar menjadi teratur dan mengalami
perkembangan yang pesat

Selain perdagangan, Makasar juga mengembangkan kegiatan pertanian karena


Makasar juga menguasai daerah-daerah yang subur di bagian Timur Sulawesi Selatan

KEHIDUPAN SOSIAL DAN BUDAYA


Norma kehidupan masyarakat Makasar diatur berdasarkan adat dan agama Islam
yang disebut PANGADAKKANG. Dan masyarakat Makasar sangat percaya
terhadap norma tersebut
Masyarakat Makasar terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan
bangsawan dan keluarganya disebut dengan “Anakarung/Karaeng”, sedangkan
rakyat kebanyakan disebut “to Maradeka” dan masyarakat lapisan bawah yaitu
para hamba-sahaya disebut dengan golongan “Ata”

9
5/23/2018

KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE

Kesultanan Ternate atau juga dikenal dengan Kerajaan Gapi


adalah salah satu dari 4 kerajaan Islam di Kepulauan Maluku dan
merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara. Didirikan
oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257. Kesultanan Ternate
memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara antara abad ke-
13 hingga abad ke-17. Kesultanan Ternate menikmati kegemilangan
di paruh abad ke -16 berkat perdagangan rempah-rempah dan
kekuatan militernya. Di masa jaya kekuasaannya membentang
mencakup wilayah Maluku, Sulawesi bagian utara, timur dan
tengah, bagian selatan kepulauan Filipina hingga sejauh Kepulauan
Marshall di Pasifik

Untuk memenuhi permintaan pasar dibuka perkebunan baru yang dikelola


oleh persekutuan antar kerajaan, yaitu Uli Siwa dan Uli Lima yang
persaingannya semakin tajam yang dipengaruhi dengan kedatangan
Portugis dan Spanyol

Uli Lima, persekutuan lima saudara yang meliputi Ternate, Obi, Bacan,
Seram dan Ambon

Uli Siwa, persekutuan sembilan saudara yang meliputi Tidore, Makyan,


Jahilolo atau Halmahera, dan pulau pulau di daerah Itu sampai papua

Pada tahun 1512 Portugis datang ke Ternate dan setelah 10


tahun berhasil Mendirikan benteng yang diberi nama Sao
Paolo

Pada tahun 1521 Spanyol datang ke Tidore. Portugis dan


Spanyol ingin menguasai daerah tersebut, sehingga terjadi
perang yang melibatkan kedua kerajaan di Maluku (Ternate dan
Tidore)

Perjanjian Thordessilas, yang menetapkan


pada peta sebuah garis maya perbatasan
dunia yang disebut Garis Thordessilas yang
membentang dari Kutub Utara ke Kutub
Selatan melalui Kepulauan Verdi di sebelah
Barat benua Afrika. Wilayah di sebelah Barat
Garis Thordessilas ditetapkan sebagai wilayah
Spanyol dan di sebelah Timur sebagai
wilayah Portugis

Perjanjian Saragosa, menetapkan sebuah garis maya baru sebagai garis batas
antara kekuasaan Spanyol dengan kekuasaan Portugis yang disebut dengan
Garis Saragosa. Di mana garis tersebut membagi dunia menjadi 2 bagian yaitu
Utara dan Selatan. Bagian Utara garis Saragosa merupakan kekuasaan Spanyol
dan bagian Selatannya adalah wilayah kekuasaan Portugis

10
5/23/2018

Perlawanan Sultan Baabullah, Perlawanan Sultan Baabulah (Tuan dari


Tujuh Puluh Dua Pulau) terhadap Portugis dipicu oleh terbunuhnya Sultan
Hairun di Benteng Sao Paolo. Perjuangan Sultan Baabullah berhasil
memukul mundur Portugis dan pergi meninggalkan bentengnya di
Ternate. Selanjutnya Sultan Baabullah memperluas kekuasaannya
sampai ke Maluku, Birma, Sulawesi, Papua dan Mindanao

KONDISI SOSIAL DAN BUDAYA


1. Kehidupan masyarakat Ternate dan Tidore banyak dipengaruhi oleh
para pendatang
2. Pengaruh islam sangat terasa dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat
3. Setelah kedatangan Portugis dan Belanda, beberapa wilayah Maluku
menjadi pusat penyebaran agama kristen

KONDISI EKONOMI
Kerajaan ini banyak menghasilkan rempah rempah , terutama cengkeh
dan pala yang banyak dicari oleh pedagang internasional

11

Anda mungkin juga menyukai