Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan

rahmat-Nya. Hanya dengan karunia-Nya penulisan makalah ini yang berjudul HASIL

KAJIAN SUSUNAN RUANGAN ANYELIR RSUD AMBARAWA (SWOT

ANALISIS) dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Ada beberapa kendala yang

menghambat terselesainya makalah ini diantaranya keterbatasan pengetahuan serta

sumber yang penulis miliki.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas makalah ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.

Semoga tugas makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Semarang, 11 November 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Pelayanan merupakan tugas utama yang hakiki dari sosok aparatur,

sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Tugas ini telah jelas digariskan dalam

pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yang meliputi 4 (empat) aspek

pelayanan pokok aparatur terhadap masyarakat, yaitu melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

social. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 tahun 2003

yang menguraikan pedoman umum penyelenggaraan pelayanan public

Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang

diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan

bagian integral pelayanan kesehatan dan menjadi bagian terdepan dalam

pelayanan kesehatan di rumah sakit (Nurachmah, 2002). Pelayanan keperawatan

yang berkualitas sesuai visi dan misi rumah sakit maka diperlukan manajemen

keperawatan yang baik. Manajemen keperawatan merupakan suatu pendekatan

yang dinamis dan prokatif dalam menjalankan suatu kegiatan diorganisasi,

dimana dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan dan supervise terhadap

staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan dan organisasi (Grant &

Massey, 2002).
Rumah sakit umum daerah Ambarawa Kabupaten Semarang berdiri

sejak 1930, milik Yayasan Katholik pada masa Pemerintahan Hindia Belanda,

kemudian pada tahun 1945 sebagian pengelolaan diserahkan kepada

Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II dan pada tahun 1956 secara

keseluruhan rumah sakit diserahkan kepada Pemerintahan Daerah Tingkat II

Kabupaten Semarang.

Berdasarkan hasil analisa situasi yang dilakukan pada tanggal 11 – 16

November 2019 melalui observasi dan wawancara yang dilakukan oleh

mahasiswa S1 Keperawatan 2019 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada

Semarang mendapatkan gambaran situasi ruangan. Selain kepala ruangan, ada

juga peran sebagai ketua tim yang memiliki peran kepemimpinan membuat

perencanaan, membuat penugasan, supervisi dan evaluasi, mengenal atau

mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien,

mengembangkan kemampuan anggota dan menyelenggarakan konferensi.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan pengkajian unit pelayanan keperawatan

tertentu sesuai dengan konsep dan langkah manajemen keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Agar mahasiswa mampu :

a. Melakukan dan melaksanakan peran dan fungsi managerial keperawatan

dengan roleplay sebagai perawat pelaksana.

b. Menyusun rencana harian lengkap sebelum pelasanaan roleplay peran


c. Melakukan pengamatan mengenai ketua tim dan perawat pelaksanaan.

d. Melakukan kajian situasi ruangan dengan pendekatan SWOT

C. Manfaat

Dengan adanya analisa di ruangan Anyelir ini dapat bermanfaat untuk

dijadikan evaluasi terhadap kinerja para petugas kesehatan yang ada di ruangan

ini dan dapat dijadikan acuan agar ruangan ini memiliki sistem managerial yang

lebih baik lagi.

D. Metode

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan cara:

1. Observasi

Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati perilaku dan

keadaan untuk memperoleh data tentang masalah manajemen keperawatan

dengan mengunakan lembar observasi yang telah disiapkan terlebih dahulu.

Hasil observasi tanggal 11-12 November 2019 pada perawat ruang Anyelir

menunjukkan ada sebagian perawat yang belum melakukan cuci tangan 6

langkah sesuai dengan standar operasional prosedur RSUD Ambarawa.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Manajemen

Manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan untuk merumuskan,

mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang

membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya (David, 2004). Manajemen

strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan

kinerja perusahaan dalam jangka panjang (Hunger and Wheelen, 2010).

Strategic management is defined as the management of an organization based on

its vision or mission (Huber, 2014). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

manajemen strategi adalah serangkaian tindakan manajerial dalam merumuskan,

mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi yang dijalankan melalui seni

dan pengetahuan yang dimiliki dalam mewujudkan sebuah visi dan misi

organisasi sebagai sebuah keputusan yang fundamental.

Empat fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu

perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi

pengarahan (Directing), dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi

pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf. Para manajer

dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi

manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal

(Nursalam,2007).
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta

penggunaan sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

1. Fungsi-fungsi Manajemen.

Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan (planning), perencanaan merupakan:

1) Gambaran apa yang akan dicapai

2) Persiapan pencapaian tujuan

3) Rumusan persoalan untuk dicapai

4) Persiapan tindakan-tindakan

5) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja.

6) Tiap-tiap organisasi perlu perencanaan

b. Pengorganisasian (organizing)

Merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa

pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat-alat, keuangan dan fasilitas.

c. Penggerak (Actuating)

Menggerakkan orang-orang agar mau-suka bekerja. Ciptakan suasana

bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran

sendiri, termotivasi secara interval.


d. Pengendalian/pengawasan (controlling)

Merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan

rencana, apakah orang-orangnya, cara dan waktunya yang tepat.

Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat diperbaiki.

e. Penilaian (evaluasi)

Merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil-hasil pekerjaan

yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu

setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif, pengobatan

ditujukkan pada fungsi organic administrasi dan manajemen.

2. Prinsip-prinsip Manajemen

Prinsip-prinsip manajemen menurut Fayola dalah :

a. Division of work ( pembagian pekerjaan ).

b. Authority dan responsibility ( kewenangan dan tanggungjawab )

c. Discipline (disiplin)

d. Unity of command (kesatuan komando)

e. Unity of direction (kesatuan arah)

f. Sub ordinationof individual to individual to generate interest

(kepentingan individu tunduk pada kepentingan umum)

g. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)

h. Centralizarion (sentralisasi)

i. Scalar of hierarchy (jenjang hirarki)

j. Order (ketertiban)

k. Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan pegawai)


l. Equity (keadilan)

m. Inisiative(pakarsa)

n. Esprite de Corps (kesetiakawanaan korps)

B. Konsep Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan bagian dari sistem

manajemen keperawatan, dimana bagian dari sistem manajemen keperawatan

meliputi pengumpulan data, perencanaan, pengaturan, kepegawaian,

kepemimpinan dan pengawasan. Konsep kepemimpinan dalam keperawatan

merupakan penerapan pengaruh dan bimbingan yang ditunjukkan kepada semua

staf keperawatan. Untuk mencipatakan kepercayaan dan ketaatan sehingga

timbul kesediaan melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan pelayanan

keperawatan yag efektif, efesien dan berkualitas. Sedangkan manajemen

keprawatan adalah proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk

memberikan asuha keperawatan secara professional, sehingga keduanya dapat

saling mendukung ( Imanuddin, 2009).

Fungsi kepemimpinan yang berkualitas dalam manajemen pada

umumnya diartikan hanya berfungsi pada kegiatan supervisi, tetapi dalam

keperawatan fungsi tersebut sangatlah luas, apabila posisi sebagai ketua tim,

kepala ruangan atau perawat pelaksana dalam suatu ruang, maka diperlukan

pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas (Sriyanti, 2003).


BAB III

KAJIAN SITUASI RUANGAN ANYELIR

A. Gambaran Umum

1. Visi Rumah Sakit

Menjadikan Rumah Sakit yang berkualitas, terpercaya dan kebanggan

masyarakat

2. Misi Rumah Sakit

a. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten

b. Menyediakan peralatan, fasilitas,sarana prasarana yang memadahi

c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, bermutu,

bertanggunjawab, dan bermanfaat bagi masyarakat

3. Moto Rumah Sakit

Ksembuhan dan kepuasan Anda adalah kebahagiaan kami

B. Profil Ruangan

1. Data Dasar

a. Nama instalasi : Instalasi rawat inap

b. Nama ruang : Anyelir

c. Jumlah SDM : 11 orang perawat dan 1 orang administrasi

d. Jumlah tempat tidur : 26 tempat tidur yang dibagi menjadi

6 tempat tidur kelas 1

2 tempat tidur kelas 2 (ruang isolasi tetanus)

16 tempat tidur kelas 3

2 tempat tidur isolasi (B20 : auto imun)


e. Fasilitas :

1) Kelas 1 : tempat tidur, kipas angin, oksigen sentral, kamar mandi

1 di dalam, korden, meja kabinet, kursi untuk penunggu

pasien

2) Kelas 2 : tempat tidur, kipas angin, oksigen sentral, kamar mandi

1 di dalam, korden, meja kabinet, kursi untuk penunggu

pasien

3) Kelas 3 : tempat tidur, kipas angin, oksigen sentral, kamar mandi

1 di dalam, korden, meja kabinet, kursi untuk penunggu

pasien

4) Isolasi : tempat tidur, kipas angin, oksigen sentral, kamar mandi

1 di dalam, korden, meja kabinet, kursi untuk penunggu

pasien

5) Nurse station

C. Data Aset dan Logistik

(Terlampir)

D. Struktur Organisasi

(Terlampir)

E. Alur Instalasi Rawat Inap

(Terlampir)
F. Analisis SWOT

Analisis SWOT mengenai kekuatan dan kelemahan (faktor internal)

yang dimiliki oleh Ruang Anyelir sekaligus juga menganalisis peluang dan

tantangan atau ancaman (faktor eksternal) yang dihadapi oleh Ruang Anyelir

adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor Internal

a Kekuatan/ Strength

1) Kepala Ruang Anyelir memiliki latar belakang pendidikan S.Kep

Ners.

2) Ketua tim di Ruang Anyelir ada dua yaitu katim I dan katim II yang

memiliki latar belakang pendidikan S.Kep Ners.

3) Perawat diruangan memiliki latar belakang pendidikan tidak hanya

D3 tetapi juga Ners.

D3 sebanyak 6 orang.

S.Kep Ners sebanyak 4 orang.

4) Perawat pelaksana yang ada di Ruang Anyelir berjumlah 8 orang.

5) Tedapat tenaga administrasi, petugas gizi, rekam medik, farmasi serta

tenaga kebersihan.

6) Perawat selalu melakukan indentifikasi pasien ketika akan

melakukan tindakan.

7) Perawat Ruang Anyelir sudah menerapkan komunikasi efektif

8) Perawat pelaksana selalu memperhatikan high alert medication.


9) Ruang isolasi diberi diberi dua pintu (pintu pasien dan

pengungunjung atau anteroom). Di ruang anteroom terdapat kotak

masker untuk pengunjung (masker bedah) dan masker untuk perawat

(N95).

10) Penggunaan masker N95 pada tiap perawat untuk mencegah

penularan penyakit, karena Ruang Anyelir adalah ruang khusus

penyakit, dimana penyebaran bakteri dapat melalui udara.

11) Untuk ruangan isolasi, jendela kamar dan ventilasi terbuka sehingga

ada pertukaran udara dan mendapat pancaran sinar matahari

langsung. Ruang ini disebut ruang tekanan negatif modifikasi karena

belum punya alat Heppa untuk ruangan bertekanan negatif.

12) Perawat di Ruang Anyelir selalu menerapkan 5 moment cuci tangan.

13) Ruang Anyelir juga sudah mempunyai fasillitas handrub di setiap

ruang perawatan.

14) Terdapat ruang penyimpanan obat untuk tiap pasien dan tiap lemari

sudah ada nomor ruang kamar pasien serta obat yang pasien perlukan

15) Adanya kegiatan timbang terima antar petugas dinas,dan operan

dilakukan keliling tiap ruangan.


b. Kelemahan/Weakness

1) Perawat Ruang Anyelir terdapat 7 dari 4 perawat yang tingkat

pendidikannya D3 keperawatan.

2) Masih ada keluarga pasien yang belum menggunakan masker di

ruang isolasi dan sudah di edukasi pada saat pasien datang dan pada

saat orientasi tempat.

3) Belum ada aturan batasan pengunjung yang masuk ke dalam ruang

perawatan pasien sehingga dapat mengganggu kenyamanan pasien

lain.

2. Faktor-faktor Eksternal

c. Peluang/ Opportunity

1) Perawat dibawah organisasi PPNI yang menaungi program Profesi

Keperawatan

2) Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisme perawatdan

UU keperawatan

3) Adanya seminar dan pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan

mutu dan tingkat pengetahuan perawat di Ruang Anyelir.

4) Adanya praktikan dari mahasiswa S1 keperawatan, Ners dan

kedokteran yang dapat memberikan masukan dan teori atau konsep

yang didapat dari pendidikan.


d. Ancaman/ Threat

1) Adanya PERMENKES No.24 Tahun 2016 tentang persyaratan tehnis

bangunan dan prasarana rumah sakit.

2) Adanya prosedur tentang tingkatan pada pelayanan kesehatan.

(Rumah Sakit tingkat A, B, C).

3) Klien dan keluarga semakin kritis terhadap pelayanan yang

berkualitas

4) Adanya Rumah Sakit lain di Kabupaten Semarang pada khususnya

dan di Jawa Tengah pada umunya dan lebih dipilih oleh masyarakat.

G. Perencanaan/ Planning Of Action

1. Tabel POA

Sasaran Waktu PJ
No Masalah Tujuan Strategi Kegiatan
1. Penggunaan Diharapkan Bersama 1. Resosialisasi Keluarga Saat Kelompok
masker dan keluarga pasien dengan kepala mengenai pasien keluarga
cuci tangan dapat ruang atau PJ pentingnya Ruang pasien
menggunakan shift dalam cuci tangan Anyelir datang
masker dan cuci mengoptimal dan masker
tangan sebelum kan bagi
masuk ke ruang penggunaan keluarga
perawatan masker dan pasien demi
pasien demi cuci tangan mencegah
mengendalikan oleh keluarga infeksi
infeksinosokom pasien nosokomial.
ial
2. Demonstrasi
cara
pengggunaa
n masker
dan cuci
tangan yang
benar
2. Pembatasan Diharapkan Bersama Resosialisasi Pengunj Saat Kelompok
pengunjung pengunjung dengan kepala mengenai ung pengunju
masuk ke mampu ruang atau PJ pentingnya pasien ng pasien
ruang menjaga shift dalam menjaga datang
perawata kenyamanan mengoptimal kenyamanan
pasien pasien lain kan batasan pasien lain
dengan masuk pengunjung
ke ruang masuk ke
perawatan ruang
dengan cara perawatan
bergantian pasien
maksimal 3 maksimal 3
orang orang secara
bergantian

2. Prosedure Cuci Tangan

a. Pengertian

Mencuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah melakukan

tindakan keperawatan walaupun memakai sarung tangan dan alat

pelindung diri lain. Tindakan ini untuk mengurangi mikroorganisme

yang ada di tangan sehingga penyebaran infeksi dapat dikurangi.

Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan kotoran

dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air

(Depkes RI, 2009).

b. Prinsip cuci tangan

1) Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan

antiseptik (handrub). Rumah sakit sudah menyediakan cairan

antiseptik (handrub) ini di sekitar ruangan pelayanan pasien secara

merata.

2) Handrub dilakukan selama 20-30 detik.


3) Handrub dilakukan sebelum masuk ke ruang perawatan pasien dan

setelah keluar dari ruang perawatan pasien.

c. Prosedur cuci tangan

1) Tuangkan handrub secukupnya ±3-5 ml dan ratakan cairan handrub

pada kedua telapak tangan.

2) Gosok kedua telapak tangan hingga merata.

3) Gosok punggung dan dela-sela siku jari tangan kiri dengan tangan

kanan dan sebaliknya.

4) Gosok kedua telapak dan sela-sela saling menjalin.

5) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan

sebaliknya.

6) Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan

kiri dan sebaliknya.

3. Prosedur Menggunakan Masker

a. Pengertian

Masker mulut ini dapat melindungi saluran pernafasan dari

percikan bersin dan batuk orang lain. Masker jenis ini mencegah tetesan

cairan tubuh yang mengandung virus dan kuman keluar melalui hidung

atau mulut. Kelemahannya, partikel kecil seperti virus diudara masih

dapat terhidup meski memakai masker ini.


b. Cara menggunakan masker:

1) Pastikan bahwa ukuran masker pas dengan wajah, tidak kebesaran

atau kekecilan.

2) Selalu mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand

sanitizer, sebelum menyentuh masker dan memasangnya.

3) Cari sisi luar masker. Jika masker memiliki dua warna berbeda

(umumnya hijau dan putih) sisi luar masker adalah yang warna hijau.

Maka, sisi putihlah yang menmpel langsung dengan kulit sementara

lapisan hijau menghadap keluar.

4) Tentuksn sisi atas masker, biasanya ditandai dengan garis kawat

hidung.

5) Untuk masker yang menggunakan tali: posisikan kawat diatas hidung

dengan jari, lalu ikat kedua sisi tali dubagian atas pada kepala

mendekati ubun-ubun. Setelah masker bisa menggantung, tarik

masker ke bawah untuk bisa menutup mulut hingga dagu. Ikat tali

bagian bawahnya ditengkuk atau dibagian leher.

6) Untuk masker karet: hanya perlu mengaitkan tali karet dibelakang

telinga.

7) Setelah masker menempel aman diwajah, cubit bagian kawatnya

untuk mengikuti lekuk hidung agar masker lebih tertutup rapat.

8) Panjangkan lipatan-lipatan masker kebawah untuk menutup semua

bagian yang harus ditutupi yakni hidung, mulut, hingga dagu.


9) Setelah masker terpadang dengan benar, hindari menyentuh masker

apalagi sebelum mencuci tangan.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kajian SWOT merupakan alat analisis yang cukup baik, efektif, dan

efisien sebagai alat yang cepat dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan

yang berkaitan dengan Rumah Sakit baik itu kemungkinan hal terbaik maupun

yang terburuk. Kajian SWOT sebagai alat bantu untuk memeperluas dan

mengembangkan visi dan misi suatu organisasi, juga dapat melihat

kemungkinan perubahan masa depan suatu perusahaan. Kunci keberhasilan

didukung oleh sumber daya manusia, dukungan manajemen yang baik, kualitas

media yang baik, pelayanan yang memuaskan, serta harga yang cukup bersaing.

Analisis lingkungan internal dan eksternal merupakan faktor terpenting dalam

mempengaruhi suatu keberhasilan. Empat komponen utama yaitu efisiensi,

inovasi, kualitas serta respon terhadap pelanggan/masyarakat yang menentukan

keunggulan kompetitif.
DAFTAR PUSTAKA

https://budisetyoeko.wordpress.com/2019/11/16/analisa-swot/

http://putricikallestari.blogspot.co.id/2019/11/16/penerapan-analisis-swot-dalam.html

http://andikawigunatambusai.blogspot.co.id/p/analisa-swot.html

https://nuraqmala.wordpress.com/2019/11/16/makalah-analisis-swot/

Sitorus, R, Yulia. (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit;

Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang

Rawat. Penerbit Buku Kedokteran:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai