Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Karir

Karir mempunyai 3 pengertian yang berbeda, diantaranya:

 Karir sebagai suatu rangkaian promosi jabatan atau mutasi ke jabatan yang lebih tinggi dalam
jenjang hirarki yang dialami oleh seorang tenaga kerja selama masa kerjanya.

 Karir sebagai suatu penunjuk pekerjaan yang memiliki gambaran atau pola pengembangan yang
jelas dan sistematis.

 Karir sebagai suatu sejarah kedudukan seseorang, suatu rangkaian pekerjaan atau posisi yang
pernah dipegang seseoranga selama masa kerjanya. Oleh karena itu, pengertian yang terakhir ini
sangat luas dan umum, karena setiap orang pasti mempunyai sejarah pekerjaan yang berarti
setiap orang pasti mempunyai karir.

Pengertian Pengembangan Karir Bidan

Pengembangan karir bidan adalah perjalanan pekerjaan seseorang dalam organisasi sejak
diterima dan berakhir pada saat tidak lagi bekerja diorganisasi tersebut. Pengembangan karir (career
development) menurut Mondy meliputi aktivitas-aktivitas untuk mempersiapkan seorang individu
pada kemajuan jalur karir yang direncanakan.

Selanjutnya ada beberapa prinsip pengembangan karir yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

o Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan karir. Bila
setiap hari pekerjaan menyajikan suatu tantangan yang berbeda, apa yang dipelajari di pekerjaan
jauh lebih penting daripada aktivitas rencana pengembangan formal.

o Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan ditentukan oleh permintaan pekerjaan yang spesifik.
Skill yang dibutuhkan untuk menjadi supervisor akan berbeda dengan skill yang dibutuhkan
untuk menjadi middle manager.

o Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu belum memperoleh skill yang sesuai
dengan tuntutan pekerjaan. Jika tujuan tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh seorang individu
maka individu yang telah memiliki skill yang dituntut pekerjaan akan menempati pekerjaan yang
baru.

o Waktu yang digunakan untuk pengembangan dapat direduksi/dikurangi dengan mengidentifikasi


rangkaian penempatan pekerjaan individu yang rasional.

Pengembangan karir (career development) terdiri dari:

 Perencanaan karir (career planning), yaitu suatu proses dimana individu dapat mengidentifikasi
dan mengambil langkah langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya. Perencanaan karir
melibatkan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan
rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut.

 Manajemen karir (career management). proses dimana organisasi memilih, menilai, menugaskan,
dan mengembangkan para pegawainya guna menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang
berbobot untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dimasa yang akan datang. (Simamora,
2001:504)
o Berdasarkan pengertian di atas maka terdapat tanggung jawab yang berbeda antara
individu/pegawai dan organisasi dalam mengelola karir, seperti terlihat pada bagan berikut ini :

Perencanaan karir merupakan proses untuk :

 Menyadari diri sendiri terhadap peluang, kesempatan, kendala, pilihan, dan konsekuensi.

 Mengidentifikasi tujutn-tujuan yang berkaitan dengan karir.

 Penyusunan program kerja, pendidikan, dan yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman


yang bersifat pengembangan guna menyediakan arah, waktu, dan urutan langkah-langkah yang
diambil untuk meraih tujuan karir.

Tujuan dari pengembangan karir bidan, diantaranya:

 Mendapatkan persyaratan menempati posisi/jabatan tertentu.

 Mengusahakan pengembangan karir karena tidak otomatis tercapai, terganutng pada


lowongan/jabatan, keputusan dan tergantung presensi pimpinan.

 Peraturan, ketentuan dan cara pengembangan karir terdapat pada:

 Permen neg Pendayagunaan Aparatur Negara No:01/PER/M.PAN/1/2008

 Juklak Jafung bidan dalam angka kredit

Prinsip Pengembangan Pendidikan Bidan

a. Pendidikan Berkelanjutan

Pendidikan Berkelanjutan adalah Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,


hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan / pelayanan dan
standar yang telah ditentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan non formal.

Dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin bermutu terhadap


pelayanan kebidanan, perubahan-perubahan yang cepat dalam pemerintahan maupun dalam
masyarakat dan perkembangan IPTEK serta persaingan yang ketat di era global ini diperlukan tenaga
kesehatan khususnya tenaga bidan yang berkualitas baik tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap
profesionalisme.

IBI sebagai satu-satunya wadah bagi bidan telah mencoba berbuat untuk mempersiapkan
perangkat lunak melalui kegiatan-kegiatan dalam lingkup profesi yang berkaitan dengan tugas bidan
melayani masyarakat diberbagai tingkat kehidupan. Oleh karena IBI bertanggung jawab untuk
mendorong tumbuhnya sikap profesionalisme bidan melalui kerjasama harmonis dengan berbagai
pihak terutama dengan pemerintah. Karena keberadaan IBI di tengah-tengah anak bangsa merupakan
pengabdian profesi dan juga kehidupan bidan sendiri. Oleh karena itu, IBI berperan aktif dalam
berbagai upaya yang diprogramkan pemerintah baik pada tingkat pusat maupun tingkat daerah
sampai ketingkat ranting. Namun semua keterlibatan itu diupayakan untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia dan sekaligus meningkatkan kualitas bidan sebagai pelayan masyarakat, khususnya
pelayanan ibu dan anak dalam siklus kehidupannya. Untuk itu pendidikan bidan seyogyanya
dirancang dengan memperhatikan factor-faktor yang mendukung keberadaan bidan ditengah-tengah
kehidupan masyarakat.

Pengembangan pendidikan kebidanan seyogyanya dirancang secara berkesinambungan,


berjenjang dan berlanjut sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup bagi bidan yang mengabdi
ditengah-tengah masyarakat. Pendidikan yang berkelanjutan ini bertujuan untuk mempertahankan
profesionalisme bidan baik melalui pendidikan formal, maupun pendidikan non formal. Namun IBI
dan pemerintah menghadapi berbagai kendala untuk memulai penyelenggaraan program pendidikan
tersebut.

Pendidikan formal yang telah dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta
dengan dukungan IBI adalah program D III dan D IV Kebidanan. Pemerintah telah berupaya untuk
menyediakan dana bagi bidan di sector pemerintah melalui pengiriman tugas belajar keluar negeri.
Di samping itu IBI mengupayakan adanya badan – badan swasta dalam dan luar negeri khusus untuk
program jangka pendek. Selain itu IBI tetap mendorong anggotanya untuk meningkatkan pendidikan
melalui kerjasama dengan universitas di dalam negeri.

Sedangkan untuk pendidikan non-formal telah dilaksanakan melalui program pelatihan,


magang, seminar/lokakarya. Dengan bekerjasama antara IBI denagn lembaga internasional telah pula
dilaksanakan berbagai program non-formal dibeberapa provinsi. Semua upaya tersebut bertujuan
meningkatkan kinerja bidan dalam memberikan pelayanan kebidana yang berkualitas.

Pola pendidikan bidan saat ini masih dalam tahap penjajakan dan perencanaan. Diharapkan
dalam waktu yang tidak terlalu lama penataksanaan system pendiidikan ini telah selesai dengan garis-
garis.

Undang-Undang Seksdiknas No.29 Tahun 2003 pasal 19:

o Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan mencegah yang mencakup
program pendidikan diploma, sarjana, magister, dan doctor yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi.

o Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan system terbuka.

Pola pengembangan pendidikan berkelanjutan telah dikembangkan / dirumuskan sesuai


kebutuhan. pengembangan pendidikan berkelanjutan bidan mengacu pada peningkatan kualitas
bidan sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Materi pendidikan berkelanjutan meliputi aspek klinik
dan non klinik.

Jenis Pendidikan Berkelanjutan yaitu:

o Seminar, lokarya

o Magang

o Pengembangan (manajemen, hubungan internasional, komunitas)

o Keterampilan tekhnis untuk pelayanan

o Administrasi

o Lain-lain, sesuai dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendidikan berkelanjutan bidan sebagai system memiliki karakteristik sebagai berikut:


1. Komprehensif, system pendidikan berkelanjutan harus dapat mencakup seluruh anggota profesi
kebidanan.

2. Berdasarkan analisis kebutuhan, system pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan


pendidikan yang berhubungan dengan tugas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan.

3. Berkelanjutan, system pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan yang


berkesinambungan dan berimbang.

4. Terkoordinasi secara internal, system pendidikan berkelanjutan bekerjasama dengan institusi


pendidikan dalam memanfaatkan berbagai sumber daya dan mengelola berbagai program
pendidikan berkelanjutan.

5. Berkaitan dengan system lainnya, system pendidikan berkelanjutan memiliki 3 aspek subsistem
yang merupakan bagian dari system-sistem lain di luar system pendidikan berkelanjutan.

Ketiga aspek tersebut adalah:

 Perencanaan tenaga kesehatan (health manpower planning)

 Produksi tenaga kesehatan (health manpower production)

 Manajemen tenaga kesehatan (health manpower management)

Tujuan pendidikan berkelanjutan adalah:

o Pemenuhan standar

o Meningkatkan produktivitas kerja

o Efisiensi

o Meningkatkan kualitas pelayanan

o Meningkatkan moral (etika profesi)

o Meningkatkan karir

o Meningkatkan kemampuan konseptual

o Meningkatkan keterampilan kepemimpinan

o Imbalan

o Meningkatkan kepuasan konsumen

Sasaran pendidikan berkelanjutan, yaitu:

o Bidan praktik swasta

o Bidan berstatus PNS

o Tenaga kesehatan lainnya


o Kader kesehatan, dukun beranak

o Masyarakat umum

b. Job Fungsional

Jabatan dapat ditinjau dari 2 aspek, yaitu jabatan structural dan jabatan fungsional. Jabatan
structural adalah jabatan yang secara jelas tertera dalam sturktur dan diatur berjenjang dalam suatu
organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek
fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan Negara.

Job fungsional (jabatan fungsional) merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas, kewajiban
hak serta wewenang pegawai negri sipil yang dalam melaksanakan tugasnya diperlukan keahlian
tertentu serta kenaikan pangkatnya menggunakan angka kredit. Jenis jabatan fungsional dibidang
kesehatan: Dokter, Dokter gigi, Perawat, Bidan, Apoteker, Asisten apoteker,Pengawas farmasi
makanan dan minuman,Pranata laboratorium, Entomolog, Epidemiolog, Sanitarian, Penyuluhan
kesehatan masyarakat, Perawat gigi, Administrator kesehatan, Nutrisionis.

Selain fungsi dan peranannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga
berorientasi kualitatif. Seseorang yang memiliki jabatan fungsional berhak untuk mendapatkan
tunjangan fungsional . Dalam konteks ini, dapat dilihat bahwa jabatan bidan merupakan jabatan
fungsional professional sehingga berhak mendapat tunjangan fungsional.

Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir structural. Pada saat ini,
pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional sebagai bidan
serta melalui pendidikan berkelanjutan, baik secara formal maupun nonformal, yang hasil akhirnya
akan meningkatkan kemampuan professional bidan dalam melaksanakan fungsinya. Bidan dapat
berfungsi sebagai bidan pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti, coordinator, dan penyedia.

Sedangkan karir bidan dalam jabatan structural bergantung pada tempat bidan bertugas, apakah
di rumah sakit, di puskesmas, di desa, atau di institusi swasta. Karir tersebut dapat dicapai oleh bidan
di tiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan, dan
kebijakan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai