Anda di halaman 1dari 12

PT.

PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Kesehatan Kerja

5. KESEHATAN KERJA

5.1. PENDAHULUAN

Setiap tenaga kerja berhak atas perlindungan keselamatan dan kesehatan


kerja. Bila seorang pengusaha merekrut seorang pekerja, dan mendapat
imbalan upah, maka upah yang diberikan hanyalah imbalanatas jasa yang
diberikan oleh tenaga kerja tersebut. Oleh karena itu pengusaha wajib
melindungi keselamatan dan kesehatan pekerjanya.

Dari aspek kesehatan kerja, setiap tenaga kerja ingin agar tetap sehat sejak
memulai kariernya sampai mencapai masa pension, terhindar dari berbagai
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan maupun lingkungan
kerjanya. Untuk itu setiap pengusaha / manajemen perusahaan harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja ditempat kerja.

Upaya kesehatan kerja adalah upaya di bidang kesehatan yang ditujukan


pada komunitas tenaga kerja yang meliputi :
 Upaya kesehatan propesional.
 Upaya preventif
 Upaya kuratif
 Upaya rehabilitasi.

Upaya kesehatan propesional ialah upaya untuk memperbaiki tingkat


kesehatan tenaga kerja, antara lain meningkatkan status gizi tenaga kerja
melalui kantin dan penyediaan makanan, olah raga dan lingkungan kerja
yang sehat.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 88


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Kesehatan Kerja

Upaya preventive adalah upaya untuk mencegah penyakit umum dan


penyakit akibat kerja antara lain dengan menidentifikasi dan mengendalikan
factor-faktor bahaya dilingkungan kerja.
Upaya provosinal dan upaya preventif menjadi perioritas upaya kesehatan
kerja ditempat kerja. Meskipun telah dilakukan upaya promosional dan
preventif kemungkinan terjadinya penyakit umum dan penyakit akibat kerja
tidak dapat dicegah sepenuhnya. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya
kuratif, untuk mengobati pekerja yang sakit.

Upaya kuratif adalah upaya untuk mendiaknosa dan mengobati penyakit


umum dan penyakit akibat kerja. Diagnosa pada prinsipnya harus dilakukan
sedini mungkin dan dilakukan pengobatan secepatnya untuk mencegah
perkembangan penyakit, mencegah kematian dan cacat.

Meskipun upaya kuratif telah dilakukan, kadang-kadang kematian dan cacat


tidak dapat dicegah. Untuk itu diperlukan program rehabilitasi pada tenaga
kerja yang mengalami cacat dapat dipulihkan kondisi fisik dan mentalnya dan
diupayakan agar dia bias berfungsi secara social dan dapat melakukan
pekerjaan sesuai dengan kondisinya.

5.2. PEMERIKSAAN KESEHATAN BADAN TENAGA KERJA.

Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja merupakan salah satu upaya penting


didalam kesehatan kerja. Pemeriksaan Kesehatan badan sebelum bekerja
ialah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter sebelum sebelum
seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan. Tujuannya adalah
agar dapat diseleksi calon tenaga kerja yang sehat dan sesuai dengan
pekerjaan yang akan dilakukannya, tidak mempunyai penyakit menular yang
akan mengenai tenaga kerja lainnya. Apabila calon tenaga kerja belum

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 89


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Kesehatan Kerja

memenuhi syarat kesehatan ia dapat disarankan untuk berkonsultasi dengan


dokter keluarganya untuk meningkatkan taraf kesehatannya sehingga
mencapai standar untuk bekerja ditempat tertentu.

Pemeriksaan kesehatan badan sebelum bekerja meliputi pemeriksaan fisik


lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru, labotarium rutin dan
pemeriksaan lain yang dianggap perlu. Karena itu dalam pemeriksaan
kesehatan sebelum bekerja jenis pekerjaan yang akan dilakukan Hasilnya
untuk pekerjaan yang menyangkut keselamatan umum seperti pilot.
Pengemudi, masinis, nakhoda perlu dilakukan pemeriksaan encephalo
electrogram (EEG), untuk menentukan apakah calon tersebut mengidap
epilepsy.

Selain untuk menyeleksi pekerja yang tepat sesuai dengan pekerjaannya,


pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja juga diperlukan sebagai data dasar
dalam mengevaluasi tingkat kesehatan tenaga kerja. Data ini selain selain
untuk evaluasi juga diperlukan apabila ada keluhan penyakit kerja yang
mengakibatkan cacat pada pekerja.

Pemeriksaan berkala dimaksud untuk mempertahankan derajat kesehatan


tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya serta menilai secara dini
kemukinan adanya pengaruh dari pekerjaannya seawal mungkin yang perlu
dikendalikan melalui usaha pencegahan. Apabila dalam pemeriksaan berkala
ditemukan kelainan, maka pengurus wajib melakukan tindak lanjut dengan
pemeriksaan lanjutan, pengobatan dan melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan penyebabnya serta langkah pengendalian yang diperlukan.

Melalui pemeriksaan berkala dapat diketahui secara dini apabila ada


gangguan kesehatan yang menyebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan
kerjanya. Apabila dalam pemeriksaan berkala ditemukan penyakit akibat
kerja maka pengusaha atau pengurus wajib melaporkan ke DENAKER RI.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 90


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Kesehatan Kerja

Pemeriksaan kesehatan harus dilakukan untuk menilai adanya pengaruh


pekerjaan tertentu pada tenaga kerja atau golongan tenaga kerja tertentu.
Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan antara lain pada tenaga kerja yang
terpapar terhadap resiko tertentu, merasakan keluhan tertentu yang diduga
berkaitan dengan pekerjaannya. Atau diduga menderita gangguan kesehatan
karena pekerjaannya. Pemeriksaan kesehatan khusus juga dilakukan atas
permintaan pegawai pengawasan keselamatan kerja.

5.3. PELAYANAN KESEHATAN KERJA

Setiap tempat kerja perlu menyelengarakan pelayanan Kesehatan Kerja.


Pelayanan kesehatan kerja merupakan upaya kesehatan kerja yang lengkap
meliputi upaya promotif, prefentif kuratif dan rehabilitasi.
Pelayanan kesehatan kerja adalah usaha kesehatan yang dilaksanakan
dengan tujuan :
a) Memberi bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri (fisik dan
mental) terutama penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja.
b) Melindungi tenaga kerja terhadap gangguan kesehatan yang timbul dari
perkerjaan dan lingkungan kerja.
c) Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik
tenaga kerja.
d) Pengobatan, perawatan dan rehabilitasi tenaga kerja yang sakit
(pasal1).

Tugas pokok pelayanan kesehatan kerja meliputi :


a) Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, berkala dan khusus.
b) Pembinaan dan pengawasan penyesuaian pekerjaan terhadap manusia.
c) Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
d) Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitain.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 91


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Kesehatan Kerja

e) Pembinaan dan pengawasan terhadap perlengkapan untuk kesehatan


tenaga kerja.
f) Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit
akibat kerja.
g) P3K
h) Pendidikan kesehatan dan latihan P3K
i) Nasehat perencanaan dan pembuatan tempat kerja, APD, Gizi dan
penyelenggaraan makanan di tempat kerja.
j) Membantu usaha rehabilitasi.
k) Pembinaan dan pengawasan tenaga kerja dengan kelainan tertentu
l) Laporan berkala kepada pengurus (pasal2)

5.4. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO 03/MEN/1982.

Pasal 3 menyatakan.
1) Setiap tenaga kerja berhak mendapat pelayanan kesehatan kerja
2) Pengurus wajib memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pasal 4 Menyatakan.
1) Pelayanan kesehatan kerja dapat.
a. Diselengarakan sendiri oleh pengurus.
b. Diselengarakan pengurus dengan mengadakan ikatan dengan
dokter atau pelayanan kesehatan lainnya.
c. Pengurus beberapa perusahaan secara bersama-sama
menyelenggarakan suatu pelayanan kesehatan kerja.
2) Pelayanan kesehatan kerja di serahkan oleh Direktur ( DEPNAKER)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 92


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Kesehatan Kerja

5.5. KEWAJIBAN MELAPOR PENYAKIT AKIBAT KERJA

Upaya kesehatan kerja terutama perlu mengutamakan pencegaahan


penyakit akibat kerja. Dengan semakin luasnya penggunaan bahan kimia,
maka upaya ini menjadi bertambah penting. Banyak diantara bahan kimia
yang akan diolah dan digunakan di industri, berbahaya bagi kesehatan
tenaga kerja. Sebagian gejala penyakit tersebut muncul pada saat pekerja
masih aktif bekerja, tapi banyak juga terjadi penyakit ini baru terdeteksi
sesudah masa pensiun.

Seorang pekerja yang mengalami penyakit akibat kerja mendapat jaminan


sosial seperti seperti seorang pekerja yang mengalami kecelakaan oleh
karena itu apabila ada dugaan seorang pekerja mengalami penyakit akibat
kerja wajib dilaporkan.

Peraturan Menteri tenaga kerja No 01./MEN/1981, menyatakan penyakit


akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan
kerja.

Pasal 1
1) Apabila dalam pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan
kesehatan khusus ditemukan penyakit akibat kerja, pengurus dan
Badan yang ditunjuk wajib untuk melaporkan.
2) Penyakit akibat kerja yang wajib dilaporkan adalah sebagaimana
ditetapkan dalam lampiran

Pasal 2
1) Laporan harus dilakukan dalam waktu paling lama 2 x 24 jam setelah
penyakit tersebut dibuat diagnosanya.
2) Bentuk laporan sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja No
333/MEN/1989.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 93


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Kesehatan Kerja

Pasal 3
1) Pengurus wajib dengan segera melakukan tindakan preventif.
2) Bila terdapat keraguan, pengurus dapat meminta bantuan Depnaker
3) Pengurus wajib menyediakan alat pelindung diri yang diwajibkan
penggunaannya.

5.6. JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA.

Bagi pekerja yang mengalami penyakit akibat kerja berlaku jaminan


kecelakaan kerja, yang meliputi santunan berupa penggantian biaya
pengangkutan, pemeriksaan, pengobatan santunan sementara tidak mampu
bekerja dan santunan cacat dan kematian.

Hak pekerja ini baru dapat dilaksanakan oleh badan penyelengara setelah
ada laporan dan dilakukan tindak lanjut. Oleh karena itu setiap pengurus dan
pengusaha diwajibkan undang-undang dan mempunyai kewajiban moral
untuk melaporkan kepada DEPNAKER dan badan penyelengara bila
ditemukan penyakit akibat kerja diantara pekerjanya.

Penyakit akibat kerja ada yang terdeteksi pada saat seorang pekerja masih
aktif tetapi banyak juga yang baru dapat diagnosis lama setelah seorang
pekerja berhenti bekerja. Diantaranya juga ada yang serupa dengan penyakit
yang ditemukan dalam masyarakat umum. Yang penting dalam menentukan
penyakit akibat kerja, penyebab penyakit ditemukan dalam pekerjaan atau
dilingkungan kerja.

Kadang kadang dibedakan dengan penyakit “Work Related” (berhubungan


dengan pekerjaan, dalam hal ini faktor di tempat kerja memperberat kondisi
yang ada. Penyakit tersebut biasanya banyak juga ditemukan dalam
masyarakat bukan pekerja.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 94


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Kesehatan Kerja

Tatacara diagnosis Penyakit akibat kerja.


- Anamnesis (wawancara)
- Keluahan
- Riwayat penyakit
o Apakah ada hubungan dengan kerja.
- Riwayat Pekerjaan
o Apakah ada hubungan dengan pekerjaan terdahulu
- Kebiasaan / hobby
o Apakah mungkin penyakit timbul karena hobby.

Setelah wawancara dilakukan berbagai pemeriksaan medik :


- Pemeriksaanfisik
- Laboratorium
- Pemeriksaan penunjang
- Monitoring biologic

Untuk memastikan adanya faktor lingkungan, maka perlu juga dilakukan


pemeriksaan tempat/lingkungan kerja.

Faktor Kimia.

Pada saat kontak dengan permukaan tubuh, dapat terjadi efek local. Pada
tempat tersebut sebahagian bahan kimia akan terserap kedalam tubuh dan
memberikan efek sistimatik.
Jalan masuk bahan kimia kedalam tubuh manusia
- Melalui jalan nafas.
- Melalui kulit
- Melalui pecernaan
Terhadap bahan yang kontak dengan permukaan tubuh atau yang terserap,
dapat terjadi reaksi tubuh secara akut atau kronik.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 95


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Kesehatan Kerja

Pneumokoniosis, penyakit yang disebabkan penimbunan debu dalam paru-


paru.
Gejala umum adalah gejala gangguan paru :
- Batuk, sesak, kadang-kadang biru (cyanosis)
- Ujung jari membengkak (clubbing)
- Kelelahan, berat badan turun.
Pada pemeriksaan fisik mungkin ditemukan kelainan pada paru-paru
namun diagnosis yang pasti adalah dengan melihat gambaran
radiologic, bercak sesuai dengan gambaran jenis pneumoconiosis.
- Dengan pemeriksaan spirometri, tanda-tanda awal gangguan pada
paru-paru lebihcepat terdeteksi.

Pencegahan penyakit akibat kerja :


- Usaha Kesehatan Promosional
 Penyuluhan kesehatan
 Gisi dan olahraga rekreasi

- Usaha Kesehatan Preventif


 Identifikasi bahaya
 Evaluasi bahaya
 Pengendalian sampai tingkat yang aman

- Tindakan sedini mungkin


 Menghindari paparan terhadap factor risiko
 Pengobatan

- Rehabilitasi
 Medic / fisik / social / vokasional

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 96


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Kesehatan Kerja

PENUTUP

Setiap perusahan dalam rangka pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja


perlu melaksanakan kesehatan kerja dengan baik. Pelaksanaan kesehatan kerja
yang selama ini masih kurang mendapat perhatian seharusnya dilaksanakan untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Hanya perusahaan yang mampu menjamin
tingkat kesehatan yang baik bagi pekerjanya mampu mempertahankan
produktifitas dan efisiensi sebagai modal dasar dalam persaingan usaha.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 97


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Kesehatan Kerja

LEMBARAN KERJA

KESEHATAN KERJA

NO PERTANYAAN YA TIDAK TINDAKAN


1 Apakah dilakukan pemeriksaan
kesehatan sebelum bekerja
2 Apakah dilakukan pemeriksaan
kesehatan berkala dan khusus
3 Apakah ada laporan penyakit
akibat kerja
4 Apakah dilakukan pemeriksaan
lingkungan kerja

SURVAI RESIKO PENYAKIT AKIBAT KERJA DI TEMPAT KERJA

NO APAKAH ADA YA TIDAK KETERANGAN TINDAKAN

KEMUNGKINAN TERJADI

1 Penyakit kulit akibat kerja

2 Penyakit paru akibat kerja

3 Tuli karena kebisingan

4 Penyakit akibat cuaca


panas

5 Keracunan karena bahan


kimia.

RENCANA KERJA DALAM MENINGKATAN KESEHATAN KERJA

NO PROGRAM KETERANGAN

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 98


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Kesehatan Kerja

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 99

Anda mungkin juga menyukai