Anda di halaman 1dari 6

Nama : Areta Nabila

NIM : 190612642935

Offering :C

Disentri

 Disentri adalah radang usus yang menyebabkan diare disertai darah atau lendir. Diare sendiri ditandai
dengan sering buang air besar yang lembek atau cair.
 Agen penyakit disentri terbagi jadi dua jenis, yaitu:
1. Disentri basiler atau shigellosis. Terjadi ketika tubuh terinfeksi oleh bakteri Shigella.Habitat
alamiah bakteri tersebut ialah usus besar manusia.
- Siklus hidup Shigella

Shigella bersifat fakultatif anaerob tetapi tumbuh paling baik secara aerob. Koloni berbentuk
konveks, bulat, transparan dengan tepi yang utuh dan mencapai diameter sekitar 2 mm dalam 24
jam. Bakteri Shigella dysentriae berkembang biak dengan pembelahan biner, artinya pada
pembelahan ini , sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya. Pembelahan
biner mirip mitosis pada sel eukariot. Bedanya, pembelahan biner pada sel bakteri tidak
melibatkan serabut spindle dan kromosom. Pembelahan biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu
sebagai berikut : (1) Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus (2)
Fase kedua , tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang (3) Fase ketiga, terpisahnya
kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali.
Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian
merupakan bentuk koloni. Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20
menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel.
Tetapi pembelahan bakteri mempunyai faktor pembatas misalnya kekurangan makanan, suhu
tidak sesuai, hasil eksresi yang meracuni bakteri, dan adanya organisme pemangsa bakteri. Jika
hal ini tidak terjadi, maka bumi akan dipenuhi bakteri.

Shigella sp akan masuk melalui mulut ke saluran pencernaan. Bakteri ini memiliki sistem
proton-consumption yang membuatnya tahan terhadap peptida lambung. Selain itu Shigella sp
juga dapat berkompetisi dengan flora normal yang ada di usus. Di rektum, Shigella sp akan
menghasilkan mucinase sehingga dapat menginvasi lapisan mukosa pada saluran pencernaan.
Shigella sp akan menginvasi lapisan epitelium terlebih dahulu melalui sel khusus di saluran
pencernaan, yaitu sel M. Kontak inisial antara bakteri dengan sel akan menginduksi produksi
faktor virulensi dari bakteri. Faktor virulensi ini akan berinteraksi dengan sitoskeleton sehingga
terjadi endositosis. Setelah masuk ke dalam sel, bakteri akan melakukan transitosis dan
membunuh makrofag yang berada di sekitar sel M. Setelah membunuh makofag, Shigella sp
akan menginvasi sel endotel lainnya. Proses invasi dan terbunuhnya makrofag akan menginduksi
reaksi inflamasi yang diperantarai oleh sitokin pro-inflamasi. Proses inflamasi ini akan
menyebabkan kerusakan mukosa sehingga timbul manifestasi seperti demam, diare, dan nyeri
perut. Shigella sp juga memiliki protein yang bersifat imunosupresif sehingga menurunkan reaksi
inflamasi dan mengganggu fungsi sel T. Invasi bakteri ini baru dapat ditekan setelah kemunculan
neutrofil, makrofag, dan sel dendritik pada tahap akhir inflamasi.

2. Disentri amuba atau amoebiasis. Terjadi ketika tubuh terinfeksi Entamoeba histolytica yaitu
amoeba yang banyak ditemukan di daerah tropis. Habitat amoeba ini juga berada dalam usus
besar manusia.
- Siklus hidup Entamoeba histolytica

Siklus hidup dimulai dari manusia menelan makanan/minuman yang


terkontaminasi oleh parasit tersebut, di lambung parasit tersebut tercerna, tinggal bentuk
kista yang berinti empat (kista masak) yang tahan terhadap asam lambung masuk ke usus.
Disini karena pengaruh enzym usus yang bersifat netral dan sedikit alkalis, dinding kista
mulai melunak, ketika kista mencapai bagian bawah ileum atau caecum terjadi excystasi
menjadi empat amoebulae. Amoebulae tersebut bergerak aktif, menginvasi jaringan dan
membuat lesi di usus besar kemudian tumbuh menjadi trophozoit dan mengadakan
multiplikasi disitu, proses ini terutama terjadi di caecum dan sigmoidorectal yang
menjadi tempat habitatnya.

Dalam pertumbuhannya amoeba ini mengeluarkan enzym proteolytic yang


melisiskan jaringan disekitarnya kemudian jaringan yang mati tersebut diabsorpsi dan
dijadikan makanan oleh amoeba tersebut. Amoeba yang menginvasi jaringan menjalar
dari jaringan yang mati ke jaringan yang sehat, dengan jalan ini amoeba dapat
memperluas dan memperdalam lesi yang ditimbulkannya, kemudian menyebar melalui
cara percontinuitatum, hematogen ataupun lymphogen mengadakan metastase ke organ-
organ lain dan menimbulkan amoebiasis di organ-organ tersebut.

Metastase tersering adalah di hepar terutama lewat hematogen. Setelah


beberapa waktu oleh karena beberapa keadaan, kekuatan invasi dari parasit menurun juga
dengan meningkatnya pertahanan dan toleransi dari host maka lesi mulai mengadakan
perbaikan. Untuk meneruskan kelangsungan hidupnya mereka lalu mengadakan
encystasi, membentuk kista yang mula-mula berinti satu, membelah menjadi dua,
akhirnya menjadi berinti empat kemudian dikeluarkan bersama-sama tinja untuk
membuat siklus hidup baru bila kista tersebut tertelan oleh manusia.
Trophozoit yang mengandung beberapa nukleus (uni nucleate trophozoit) kadang
tinggal di bagian bawah usus halus, tetapi lebih sering berada di colon dan rectum dari
orang atau monyet serta melekat pada mukosa. Hewan mamalia lain seperti anjing dan
kucing juga dapat terinfeksi.

Cytoplasma yang terdiri dari endoplasma dan ektoplasma, berisi vakuola makanan
termasuk erytrocyt, leucocyte, sel epithel dari hospes dan bakteria. Di dalam usus
trophozoit membelah diri secara asexual. Trophozoit menyusup masuk ke dalam mukosa
usus besar di antara sel epithel sambil mensekresi enzim proteolytik.

Di dalam dinding usus tersebut trophozoit terbawa aliran darah menuju hati, paru,
otak dan organ lain. Hati adalah organ yang paling sering diserang selain usus. Di dalam
hati trophozoit memakan sel parenkim hati sehingga menyebabkan kerusakan hati. Invasi
amoeba selain dalam jaringan usus disebut amoebiasis sekunder atau ekstra intestinal.
Trophozoit dalam intestinal akan berubah bentuk menjadi precystic. Bentuknya akan
mengecil dan berbentuk spheric dengan ukuran 3,5-20 um. Bentuk cyste yang matang
mengandung kromatoid untuk menyimpan unsur nutrisi glycogen yang digunakan
sebagai sumber energi. Cyste ini
adalah bentuk inaktif yang akan
keluar melalui feses.
 Vektor penyakit disentri ialah :

Cara penularan lain meliputi konsumsi makanan yang terkontaminasi atau


air,kontak dengan benda mati yang terkontaminasi, dan kontak seksual. Vektor seperti
lalat dapat menyebarkan penyakit dengan fisik mengangkut kotoran yang terinfeksi.
Habitat lalat ini kebanyakan pada tempat kotor yang tidak terjaga kebersihannya.

- Siklus hidup lalat


a. Tahap Telur

Pada tahap ini berlangsung begitu singkat, yakni 12-24 jam. Seekor lalat betina langsung
menghasilkan telur sekitar 75-150. Bentuknya lonjong ukurannya 0,5 mm dan berwarna putih
bening dimana bagian ujungnya ada 2 antena kecil berbentuk sendok berfungsi
mempertahankan telur supaya tidak tenggelam.
Untuk jangka waktunya telur menetas tergantung suhu dan kelembapan tempat. Jika suhunya
panas akan cepat menetas, dan begitu sebaliknya.

b. Tahap Larva

- Tahap I

Tahap ini telur menjadi instar I, warnanya putih lonjong berukuran 2mm. gerakannya mirip
cacing sebab tidak punya kaki dan mata, namun punya mulut dan taring yang berfungsi
untuk makan. Selain itu pula mempunyai sebuah spirakel anterior. Instar I butuh makan
banyak guna mempercepat prosesnya. Setelah 1-2 hari ia akan melepas kulit dan berubah
jadi instar II.

- Tahap II
Instar II berukuran 4-5mm dan cirinya sama dengan instar I. namun, instar I mempunyai
mulut lebih besar. Bagian spirakelnya ada benjolan kecil. Selama beberapa hari ia akan
mengelupas dan berubah ke instar III.

- Tahap III

Instar III berukuran 12mm/ lebih bergantung yang dikonsumsinya. Cirinya juga sama, hanya
saja mempunyai kutikula lebih pendek dank eras serta kepalanya menghilang sebab akan
berubah jadi pupa. Di tahap ini larva lebih lincah bergerak, supaya cepat tumbuh jadi pupa/
kepompong.

c. Tahap Pupa

Pada tahap ini, jaringan larva tumbuh lebih dewasa. Stadium ini berlangsung 3-5 hari
bergantung pada suhu yang ditempati. Namun regenerasi yang cepat ialah 26-33˚C.
Dalam tahap pupa, larva tersebut akan berubah warnanya jadi coklat kehitaman sehingga
membentuk pupa. Setelah beberapa waktu, akan terlihat celah kecil di bagian anterior
kemudian lalat muda keluar.

d. Tahap Akhir

Pada tahap akhir ini menjadi tahap lalat dewasa. Lalat muda akan keluar dan tumbuh
menjadi lalat dewasa. Proses ini secara singkat hanya 15 jam, dan lalat dewasa ini umurnya juga
singkat cukup bertahan 2-4 minggu saja. Hal ini disebabkan pengaruh susu udara, sumber
makanan dan kelembapan tempat. Terkadang lalat dewasa ini segera melangsungkan
perkawinan supaya terus menghasilkan keturunan.

 Metode pengendalian vektor penyakit disentri

Metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi vektor yang menyebabkan penyakit
disentri, yaitu lala ada beberapa cara :

1. Pembuangan kotoran manusia yang memenuhi syarat. Prinsip pembuangan kotoran


manusia yang memenuhi syarat adalah tinja yang dibuang terisolir dengan baik
sehingga tidak dihinggapi serangga (lalat, kecoa), tidak mengeluarkan bau, dan tidak
mencemari sumber air.
2. Membersihkan daerah tempat air minum dari sumber air. (air ledeng, pompa sumur
dangkal atau dalam, penampungan air hujan.
3. Menghindari pemupukan tanaman dengan kotoran manusia dan hewan. Jika
menggunakan pupuk kandang dan kompos, pastikan bahwa kondisi pupuk kandang
atau kompos tersebut benar – benar kering.
4. Menutup dengan baik makanan dan minuman dari kemungkinan kontaminasi
serangga (lalat, kecoa), hewan pengerat (tikus), hewan peliharaan (anjing, kucing),
dan debu.

Anda mungkin juga menyukai