Anda di halaman 1dari 22

Laporan Praktikum Dosen Pembimbing

Operasi Teknik Kimia I Dra. Yusnimar, M.Si, M. Phill

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I


“PENENTUAN NERACA MASSA TOTAL DAN EFISIENSI
PADA UNIT EVAPORASI”

Disusun oleh :

Kelompok : VII (TUJUH )

Nama Kelompok : 1. BINTANG PERMANA PUTRA (1707035699)


2. RIFQY SAFIRHAN (1707022569)
3.ROSITA EZLIN (1707035574)
4. SHINTA MAUDINA (1707035841)

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN ALAM DAN MINERAL


PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Teori ......................................................................................................... 1
1.2 Faktor-Faktor Yang Mempercepat Proses Evaporasi.......................... 6
1.3. Tujuan Percobaan ...................................................................................... 7
BAB II METODE PERCOBAAN ....................................................................... 8
2.1. Bahan........................................................................................................... 8
2.2. Alat .............................................................................................................. 8
2.3. Prosedur Percobaan ................................................................................... 9
2.3.1 PembuatanAlkohol 10% sebanyak 250ml dari Alkohol 96% ......... 9
2.3.2 Proses Evaporasi pada Evaporator .................................................... 9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 10
3.1 Hasil Percobaan...................................................................................... 10
3.2 Pembahasan ........................................................................................ 10
3.3 Neraca Massa Pada Larutan Alkohol 10% dengan Kecepatan Aliran
Air Pendingin 1250ml/menit , 1500ml/menit, dan 1750ml/menit ............... 11
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 14
4.1. Kesimpulan ............................................................................................. 14
4.2. Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15
LAMPIRAN A LAPORAN SEMENTARA...................................................... 16
LAMPIRAN B PERHITUNGAN ...................................................................... 17

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi i


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

ABSTRAK
Proses evaporasi adalah proses untuk memisahkan pelarut dengan proses
penguapan dari padatan (zat pelarut) yang tidak mudah menguap. Tujuan dari
percobaan ini adalah menyiapkan alkohol dengan kadar 10%, mengoperasikan
alat Rotary Evaporator Buchi R200, menyusun neraca massa total pada unit
evaporator, menghitung efisiensi kerja Rotary Evaporator Buchi R200, dan
menentukan kadar alkohol sebelum dan setelah di evaporasi dengan
alkoholmeter. Pada percobaan ini zat yang dipekatkan adalah larutan alkohol
10%.Alkohol dievaporasi atau dipekatkan dengan laju alir air pendingin 1250
ml/menit, 1500 ml/menit, dan 1750 ml/menit. Setelah proses evaporasi selesai
didapatkan alhokol dengan kadar masing-masing meningkat menjadi 12%, 14%,
dan 15% dari tiap-tiap laju alir air pendingin tersebut. Efisiensi kerja alat
dipengaruhi oleh kecepatan aliran dari air pendingin. Pada percobaan ini
diperoleh efisiensi kerja alat pada kecepatan alir air pendingin 1250 ml/menit,
1500 ml/menit, dan 1750 ml/menit yaitu masing-masing sebesar 81,7%, 86,5%,
dan 71,4%. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kecepatan aliran
air pendingin masuk mempengaruhi efisiensi kerja alat dan kadar alkohol yang
di dapat.

kata kunci: efisiensi kerja, evaporasi, input,konsentrasi dan output

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi ii


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Teori
Evaporasi adalah salah satu metoda yang digunakan untuk pengentalan
larutan. Tujuan Evaporasi ialah untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat
terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam
kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air. Evaporasi dilaksanakan
dengan menguapkan sebagian dari pelarut sehingga didapatkan larutan zat cair
pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Dalam evaporasi sisa penguapan adalah
zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat viskos dan bukan zat padat.
Evaporasi berbeda dari distilasi karena disini uapnya biasanya komponen
tunggaldan walaupun uap itu merupakan campuran. Dalam proses evaporasi ini
tidak ada usaha untuk memisah-misahkannya menjadi fraksi-fraksi. Evaporasi lain
dari kristalisasi dalam hal penekanannya disini ialah pada pemekatan larutan dan
bukan pembuatan zat padat atau kristal.
Proses evaporasi adalah proses untuk memisahkan pelarut dengan proses
penguapan dari padatan (zat terlarut) yang tidak volatil (tidak mudah menguap).
Inti dari proses ini adalah terjadinya perubahan fasa dari fasa cair menjadi fasa
uap, suatu proses yang membutuhkan energi yang relatif besar. Evaporasi
dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik didihnya,
sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap
yang terbentuk pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan
jika uapnya berupa campuran umumnya tidak diadakan usaha untuk memisahkan
komponen-komponennya.Dalam evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang
dipentingkan, sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang.
Penyelesaian praktis terhadap masalah evaporasi sangat ditentukan oleh
karakteristik cairan yang akan dikonsentrasikan. Beberapa sifat penting dari zat
cair yang dievaporasikan antara lain: 1)Konsentrasi, 2)Pembentukan Busa,
3)Kepekaan terhadap Suhu, 4)Kerak, 5)Bahan Konstruksi.

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 1


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

1. Konsentrasi
Walaupun cairan encer diumpankan ke dalam evaporator mungkin cukup
encer sehingga beberapa sifat fisiknya sama dengan air, tetapi jika konsentrasinya
meningkat, larutan itu akan makin bersifat individual. Densitas dan viskositasnya
meningkat bersamaan dengan kandungan zat padatnya, hingga larutan itu menjadi
jenuh, atau jika tidak menjadi terlalu lamban sehingga tidak dapat melakukan
perpindahan kalor yang memadai. Jika zat cair jenuh dididihkan terus, maka akan
terjadi pembentukan kristal, dan kristal ini harus dipisahakan karena bisa
menyebabkan tabung evaporator tersumbat. Titik didih larutanpun dapat
meningkat dengan sangat bila kandungan zat padatnya bertambah, sehingga suhu
didih larutan jenuh mungkin jauh lebih tinggi dari titik didih air pada tekanan
yang sama.
2. Pembentukan Busa
Beberapa bahan tertentu, lebih-lebih zat-zat organik, membusa (foam) pada
waktu diuapkan. Busa yang stabil akan ikut keluar evaporator bersama uap dan
menyebabkan banyaknya bahan yang terbawa-ikut. Dalam hal-hal yang ekstrim,
keseluruhan massa zat cair itu mungkin meluap ke dalam saluran uap keluar dan
terbuang.
3. Kepekaan Terhadap Suhu
Beberapa bahan kimia berharga, bahan kimia farmasi dan bahan makanan
dapat rusak bila dipanaskan pada suhu sedang selama waktu yang singkat
saja.Dalam mengkonsentrasikan bahan-bahan seperti itu diperlukan teknik khusus
untuk mengurangi suhu zat cair dan menurunkan waktu pemanasan.
4. Kerak
Beberapa larutan tertentu menyebabkan kerak pada permukaan pemanasan.
Hal ini menyebabkan koefisien menyeluruh makin lama makin berkurang sampai
akhirnya operasi evaporator terpaksa dihentikan untuk membersihkannya. Bila
kerak itu keras dan tak dapat larut, pembersihan itu tidak mudah dan memakan
biaya.

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 2


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

5. Bahan Konstruksi
Apabila evaporatordibuat dari baja, banyak larutan yang merusak bahan-
bahan besi, atau menjadi terkontaminasi oleh bahan itu. Karena itu digunakan
juga bahan-bahan kondtruksi khusus, seperti tembaga, nikel, baja tahan karat,
aluminium, grafit tak tembus dan timbal.Karena bahan-bahan ini relatif mahal,
maka laju perpindahan kalor harus harus tinggi agar dapat menurunkan biaya
pokok peralatan.
Karena adanya variasi dalam sifat-sifat zat cair, maka dikembangkanlah
berbagai jenis rancang evaporator. Evaporator mana yang dipilih untuk suatu
masalah tertentu bergantung terutama pada karakteristik zat cair itu.Ada dua
metode pada evaporator yaitu :
1. Operasi efek Tunggal (single-effect evaporation)
Hanya menggunakan satu evaporator dimana uap dari zat cair yang
mendidih dikondensasikan dan dibuang. Walaupun sederhana, nemun
proses ini tidak efektif dalam penggunaan uap.
2. Operasi Efek Berganda (multiple-effect evaporation)
Metode yang umum digunakan untuk meningkatkan evaporasi perpon uap
dengan menggunakan sederetan evaporator antara penyediaan uap dan
kondensor. Jika uap dari satu evaporator dimasukkan ke dalam rongga uap
(steam chest) evaporator kedua, dan uap dari evaporator kedua dimasukkan
ke dalam kondensor, maka operasi itu akan menjadi efek dua kali atau efek
dua (doubble-effect). Kalor dari uap yang semula digunakan lagi dalm efek
yang kedua dan evaporasi yang didapatkan oleh satu satuan massa uap yang
diumpankan ke dalam efek pertama menjadi hampir lipat dua. Efek ini dapat
ditambah lagi dengan cara yang sama.

Untuk bisa memahami proses evaporasi ini, maka diperlukan pengetahuan


dasar tentang neraca massa dan neraca energi untuk proses dengan perubahan
fasa. Salah satu alat yang menggunakan prinsip ini adalah alat pembuat aquades
(auto still). Pada pembuatan aquades ini, air (pelarut) dipisahkan dengan dari
padatan pengotornya (padatan pengotor tidak volatil) dengan proses penguapan.

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 3


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

Pada praktikum ini penekanannya pada pengguaan neraca massa dan neraca
energi untuk mengetahui performance dari suatu unit operasi, dan mendapatkan
kondisi optimal proses.

Neraca Massa ( keadaan steady ) adalah


Kecepatan massa masuk – Kecepatan massa keluar = 0 .................................. (1.1)

Neraca Energi ( keadaan steady )adalah


Kecepatan panas masuk – Kecepatan panas keluar = 0 ....................................(1.2)

Entalpi ( H )
Isi panas dari satu satuan massa bahan dibandingkan dengan isi panas dari bahan
tersebut pada suhu referensinya.

Entalpi Cair pada suhu T ( hl pada T )


Hl = Panas Sensibel
= Cp1( T – TR ) .........................................................................................(1.3)

Entalpi Uap pada suhu T ( HV pada T )


HV = Panas Sensibel Cair – Panas Penguapan+ Panas Sensibel uap
= Cp1 ( Tb – TR ) – λ . CpV ( T – Tb ) ........................................................(1.4)

Keterangan:

hl = entalpi spesifik keadaan cair  KJ 


 Kg 

HV = entalpi spesifik keadan uap  KJ 


 Kg 

Cp1 = kapasitas panas bahan dalam keadan cair KJ , untuk air = KJ


4,182
Kg0 C Kg0 C

CpV = kapasitas panas bahan dalam keadan uap KJ


Kg0 C

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 4


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

untuk uap air suhu menengah = KJ


1,185
Kg0C

T = suhu bahan dalam (°C)


TR = suhu referensi, pada “steam table” digunakan 0°C
Tb = titik didih bahan (°C)
λ = panas laten atau panas penguapan bahan, untuk air pada suhu 100°C =
2260,16 KJ
Kg

Neraca Massa Total Keadaan Steady State


Kecepatan Massa Masuk = Kecepatan Massa Keluar
FT = O + D ……………………………………………………………………(1.5)

Neraca Energi Total Keadaan Steady State


Kecepatan Panas Masuk = Kecepatan Panas Keluar
Panas dibawa pendingin + Panas dari Heater = Panas dibawa Over Flow + Panas
dibawa Distilat – Panas hilang ke lingkungan.
FT.Cp1 (TFT– TR) + Q = O.Cp1 (TO – TR) + D.Cp1 (TD – TR) + Qloss ..………(1.6)

Neraca Energi di Pendingin


Panas dibawa air pendingin masuk + Panas dibawa uap masuk = Panas dibawa
Distilat keluar + Panas dibawa air pendingin keluar.
FT.Cp1 (TFT – T) + V.HV = D.Cp1 (TD – TR) + (O + FB) Cp1(TO – TR) ..............(1.7)
Karena FB = V = D
O + FB = O + D = FT
FT . Cp1 (TFT – TR) + V. HV = D . Cp1 (TD – TR) + FT. Cp1 . (TO – TR) ….........(1.8)

Neraca Energi di Boiler


Panas dari Heater = Panas dibawa Uap + Panas hilang ke lingkungan
Q = V . HV + Qloss, karena V = D, maka
Q = D . HV + Qloss ………………………………………………....................(1.9)
HV = Cp1 . ( Tb – TR ) + λ + CpV . ( T – Tb ), karena T = Tb = 100 °C

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 5


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

Maka,
HV = Cp1 . ( 100 – TR ) + λ ……………………...………………....…….…....(1.10)

1.2 Faktor-Faktor Yang Mempercepat Proses Evaporasi


Faktor-faktor yang mempercepat proses evaporasi antara lain sebagai
berikut:
1. Suhu
Walaupun cairan bisa evaporasi di bawah suhu titik didihnya, namun
prosesnya akan cepat terjadi ketika suhu di sekeliling lebih tinggi. Hal ini
terjadi karena evaporasi menyerap kalor laten dari sekelilingnya. Dengan
demikian, semakin hangat suhu sekeliling semakin banyak jumlah kalor
yang terserap untuk mempercepat evaporasi.
2. Kelembapan udara
Jika kelembapan udara kurang, berarti udara sekitar kering. Semakin kering
udara (sedikitnya kandungan uap air di dalam udara) semakin cepat
evaporasi terjadi. Contohnya, tetesan air yang berada di kepingan gelas di
ruang terbuka lebih cepat terevaporasi lebih cepat daripada tetesan air di
dalam botol gelas. Hal ini menjelaskan mengapa pakaian lebih cepat kering
di daerah kelembapan udaranya rendah.
3. Tekanan
Semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi terjadi. Pada
tetesan air yang berada di gelas botol yang udaranya telah dikosongkan
(tekanan udara berkurang), maka akan cepat terevaporasi.
4. Gerakan udara
Pakaian akan lebih cepat kering ketika berada di ruang yang sirkulasi udara
atau angin lancar karena membantu pergerakan molekul air. Hal ini sama
saja dengan mengurangi kelembapan udara.
5. Sifat cairan
Cairan dengan titik didih yang rendah terevaporasi lebih cepat daripada
cairan yang titik didihnya besar. Contoh, raksa dengan titik didih 357°C
lebih susah terevapporasi daripada eter yang titik didihnya 35°C.

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 6


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

1.3. Tujuan Percobaan


Tujuan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengevaporasi alkohol10%.
2. Menentukan pengaruh variasi kecepatan laju alir air pendingin terhadap kadar
alkohol encer yang dipekatkan.
3. Menghitung efisiensi kinerja Rotary Buchi R200 yang digunakan.

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 7


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air keran, alkohol
10%,dan aquadest.

2.2. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alkoholmeter, gelas ukur
100ml dan 1000ml, labu ukur 250 ml, labu leher satu 500ml, stopwatch dan
Rotary Evaporator Buchi R200.
Rangkaian alat :

Gambar 2.1 Rotary Evaporator Buchi R200


Keterangan :
1. Selang air masuk
2. Selang air keluar
3. Selang vakum
4. Vakum
5. Kondensor
6. Labu destilat
7. Labu sampel
8. Heater (pemanas)

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 8


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

2.3. Prosedur Percobaan


Pada percobaan ada dua prosedur yang dilakukan yaitu pengenceran alkohol
10% dalam 1000ml larutan dan proses evaporasi pada evaporator.

2.3.1 PembuatanAlkohol 10% sebanyak 250ml dari Alkohol 96%


1. Alkohol 96% diambil sebanyak 26ml dan dimasukkan kedalam labu ukur
250 ml.
2. Ditambahkan aquadest hingga tanda batas.
3. Labu ukur dikocok hingga larutan homogen.
4. Larutan dimasukkan kedalam gelas ukur 100ml dan diukur kadarnya
menggunakan alkoholmeter.

2.3.2 Proses Evaporasi pada Evaporator


1. Alat Rotary Evaporator Buchi R200 sudah dipastikan dirangkai sesuai
dengan gambar.
2. Kran air pendingin dibuka, kecepatan aliran air masuk diukur dengan jalan
aliran Over Flow Input ditampung selama 1 menit, dan volumenya diukur
(V/ml) dan kran diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan kecepatan alir
1000 ml/menit
3. Larutan alkohol 10% yang telah dibuat dimasukkan kedalam labu leher satu
500 ml sebanyak 250 ml.
4. Labu yang telah diisi alkohol 10% dirangkai pada alat evaporator.
5. Dihitung waktu destilat yang menetes dengan menggunakan stopwatch.
6. Kecepatan aliran air keluar diukur dengan jalan aliran Over Flow Output
ditampung selama 1 menit dan volumenya diukur (V/ml).
7. Distilat ditampung dan ditentukan kadar alkoholnya dengan alkoholmeter.
8. Percobaan diatas diulangi untuk kecepatan alir 1500 ml/menit dan 1750
ml/menit.

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 9


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Percobaan


Penentuan neraca massa dan energi pada unit evaporator, penentuan ini
dilakukan untuk memekatkan larutan alkohol 10% sebanyak 1 liter dalam keadaan
vakum pada unit evaporator dengan memvariasikan laju aliran air pendingin yang
masuk. Dari percobaan tersebut didapatkan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Data Hasil Percobaan Evaporasi

Kadar Kecepatan alir (ml/detik) Waktu


alkohol Air Air destilat Kadar
Volume
sebelum pendingin pendingin tidak alkohol (5%)
No destilat
di masuk keluar menetes setelah di
(ml)
evaporasi (ml/menit) (ml/menit) (menit) evaporasi

1020
1022 227 95 12%
1 10 % 1250
1021
1299
1298 229 75 14%
2 10 % 1500
1297
1249
1251 231 71 15%
3 10 % 1750
1250

3.2 Pembahasan
Sebelum alkohol di evaporasi menggunakan evaporator, alkohol terlebih
dahulu di encerkan dari larutan induk yang berkonsentrasi 96% menjadi 10%
dengan cara mengambil 26ml larutan alkohol di masukkan ke labu ukur 250 ml
dan ditambahkan aquadest hingga tanda batas. Dari Tabel 3.1 dapat di lihat kadar
alkohol mengalami kenaikan setelah dimasukkan ke unit evaporator, hal ini
dikarenakan evaporator yang berfungsi untuk meningkatkan suatu sampel dari
keadaan awal. Kadar alkohol mengalami kenaikan seiring dengan besarnya
kecepatan alir air pendingin masuk, dimana semakin cepat kecepatan aliran air

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 10


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

pendingin maka semakin besar kadar alkohol yang dihasilkan. Pada kecepatan
aliran pendingin masuk 1250 ml/menit, 1500 ml/menit dan 1750ml/menit di
dapatkan kadar alkohol setelah melakukan evaporasi secara berturut–turut adalah
12%, 14% dan 15%. Untuk hasil destilat diperoleh 227ml, 229 ml dan 231ml
untuk setiap kecepatan aliran air pendingin masuk dengan kadar alkohol awal
12%. Waktu untuk destilat pertama kali menetes juga berbeda untuk setiap variasi
kecepatan laju aliran air pendingin masuk. Semakin cepat laju aliran air pendingin
masuk menghasilkan waktu destilat semakin cepat.
Pemisahan alkohol dari air oleh proses pemanasan, menggunakan perbedaan
titik didih dari suatu larutan yang tercampur, dimana larutan yang mempunyai
titik didih yang lebih rendah menguap lebih dahulu. Pada percobaan ini titik didih
alkohol lebih kecil dari pada air sehingga alkohol lebih cepat menguap dari pada
air. Alkohol yang berubah kedalam fase uap akan terkondensasi oleh aliran air
pendingin dalam kondesor. Berdasarkan Tabel 3.1 juga dapat dilihat bahwa waktu
yang diperlukan untuk destilat pertama kali menetes sudah stabil, dimana pada
kecepatan air pendingin 1250 ml/menit memerlukan waktu 1jam 35menit,
kecepatan air pendingin 1500 ml/menit memerlukan waktu 1jam 15menit dan
kecepatan air pendingin 1750 ml/detik memerlukan waktu 1jam 11menit.

3.3 Neraca Massa Pada Larutan Alkohol 10% dengan Kecepatan


Aliran Air Pendingin 1250ml/menit , 1500ml/menit, dan
1750ml/menit
Neraca massa dari setiap variasi umpan memiliki nilai yang berbeda-beda,
baik input maupun output. Neraca massa untuk larutan alkohol 10% dengan
kecepatan aliran air 1250ml/menit disajikan dalam bentuk tabel 3.2 dibawah ini.
Tabel 3.2 Neraca massa Evaporasi larutan alkohol 10% dengan kecepatan aliran
air pendingin1250ml/menit.
Nama Bahan Input (ml) Output (ml)
Sampel 250 23
Destilat - 227

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 11


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

Air Pendingin Masuk 118750 -


Air Pendingin Keluar - 96995

Total 119000 97245


𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 97245
Efisiensikerja alat = × 100% = 119000 × 100% = 81,7%
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡

Berdasarkan Tabel 3.2 dapat diketahui bahwa neraca massa pada proses
evaporasi alcohol 10% memiliki nilai input untuk setiap komponen
adalah119000ml, sedangkan untuk output dari setiap komponen yang keluar
sebagai hasil dari proses evaporasi adalah97245ml. Perbedaan antara kedua nilai
input dan output inilah yang menjadi patokan untuk efisiensi kerja dari alat
evaporator. Efisiensi kerja dari alat berdasarkan percobaan sebesar 81,7%. Hal
tersebut menunjukkan hasil kerja alat yang memuaskan. Ketidaksamaan nilai
output dan input juga mungkin disebabkan oleh ketidaktelitian praktikan, seperti
dalampengukuran laju alir yang kurang teliti, pengukuran zat hasil destilat dan
lain sebagainya. Namun perbedaan yang tidak cukup jauh antara input dan output
menyatakan bahwa kesalahan dalam percobaan tidak terlalu besar.

Tabel 3.3Neraca massa Evaporasi larutan alkohol 10% dengan kecepatan aliran
air pendingin 1500 ml/menit.
Nama Bahan Input (ml) Output (ml)
Sampel 250 21
Destilat - 229
Air Pendingin Masuk 112500 -
Air Pendingin Keluar - 97350

Total 112750 97600

𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 97600
Efisiensikerja alat = × 100% = 112750 × 100% = 86,5%
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 12


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

Berdasarkan Tabel 3.3 dapat diketahui bahwa neraca massa pada proses
evaporasi alcohol 10% memiliki nilai input untuk setiap komponen
adalah112750ml, sedangkan untuk output dari setiap komponen yang keluar
sebagai hasil dari proses evaporasi adalah97600ml. Perbedaan antara kedua nilai
input dan output inilah yang menjadi patokan untuk efisiensi kerja dari alat
evaporator. Efisiensi kerja dari alat berdasarkan percobaan sebesar86,5%.
Tabel 3.4 Neraca massaEvaporasi larutan alkohol 10% dengan kecepatan aliran
air pendingin1750ml/detik
Nama Bahan Input (ml) Output (ml)
Sampel 250 19
Destilat - 231
Air Pendingin Masuk 124250 -
Air Pendingin Keluar - 88750

Total 124500 89000

𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 89000
Efisiensikerja alat = × 100% = 124500 × 100% = 71,4%
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡

Berdasarkan Tabel 3.4 dapat diketahui bahwa neraca massa pada proses
evaporasi alkohol 10% memiliki nilai input untuk setiap komponen
adalah124500ml, sedangkan untuk output dari setiap komponen yang keluar
sebagai hasil dari proses evaporasi adalah89000ml. Perbedaan antara kedua nilai
input dan output inilah yang menjadi patokan untuk efisiensi kerja dari alat
evaporator. Efisiensi kerja dari alat berdasarkan percobaan sebesar71,4%,.
Dari percobaan dapat diketahui bahwa semakin besar kecepatan alir masuk,
maka semakin besar pula konsentrasi alkohol yang dihasilkan, semakin cepat
waktu yang dibutuhkan dan semakin besar pula efisiensi kerja dari alat
evaporator, namun pada kecepatan alir masuk 1750 ml/menit mengalami
penurunan pada efisiensi kerja dari alat. Hal ini dikarenakan terjadi kesalahan
pada saat praktikum dan proses perhitungan yang kurang teliti.

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 13


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kadar alkohol awal adalah 10%, setelah diproses dalam unit evaporasi
dengan menggunakan variasi laju aliran air pendingin masuk yaitu 1250
ml/menit, 1500 ml/menit,dan 1750ml/menit didapatkan kadar alkohol
meningkat menjadi 12%, 14%, dan 15%.
2. Kecepatan aliran air pendingin masuk mempengaruhi kadar alkohol yang di
dapat, dimana semakin cepat aliran air pendingin maka semakin besar kadar
alkohol yang diperoleh.
3. Efisiensi kerja alat dipengaruhi kecepatan aliran air pendingin. Efisiensi
terendah adalah 71,4% pada kecepatan aliran air pendingin 1750ml/menit
dan efisiensi tertinggi adalah 86,5% pada kecepatan aliran air pendingin
1500 ml/menit.

4.2. Saran
Saat pengenceran alkohol sebaiknya lebih teliti agar saat diperiksa
menggunakan alkoholmeter kadar yang didapatkan tepat dan pada saat proses
evaporasi sebaiknya dimulai saat vakum mulai dihidupkan sehingga waktu
destilat pertama menetes di setiap variasi percobaan stabil.

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 14


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

DAFTAR PUSTAKA

Brennan, J. G. 1969. Operasi Teknik Kimia Jilid I. Jakarta : Erlangga

Fellow, P. 1990. Operasi Teknik Kimia. Jakarta : Erlangga

McCabe L.1985. Operasi Teknik Kimia Jilid I Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga

Winarno, FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 15


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

LAMPIRAN A
LAPORAN SEMENTARA

Judul Praktikum : Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi pada


Unit Evaporasi
Hari/Tanggal Praktikum : Jum’at, 2November 2018
Pembimbing : Dra. Yusnimar, M.Si, M. Phill
Kelompok : VII (Tujuh)
Nama Kelompok : 1. Bintang Permana Putra
2. Rifqy Safirhan
3. Rosita Ezlin
4. Shinta Maudina

Data hasil percobaan


Kadar Kecepatan alir (ml/menit)
Waktu Kadar
Alkohol
Air Air destilat Alkohol
(%) Volume
No pendingin pendingin tidak (%)
(sebelum destilat
masuk keluar menetes (setelah di
di (ml)
(ml/menit) (ml/menit) (menit) evaporasi)
evaporasi)
1020
1 10 1250 1022 227 95 12%
1021
1299
2 10 1500 1298 229 75 14%
1297
1249
3 10 1750 1251 231 71 15%
1250

Mengetahui Pekanbaru, 10 November2018


Asisten Praktikan

Rio Eristiyo Rifqy Safirhan

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 16


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

A. PembuatanAlkohol 10% sebanyak 250ml dari Alkohol 96%


V1 M1 = V2 M2
V1 0,96 = 250 0,10
25
V1 = = 26 ml
0,96
Jadi, alkohol yang dibutuhkan untuk membuat alkohol 10% adalah 26 ml.

B. Neraca Massa
1. Neraca Massa untuk 1250 ml/menit
 Destilat Output = 227 ml
 Sampel Input = 250 ml
 Sampel Output = Sampel Input – Destilat Output
= 250 ml – 227 ml
= 23 ml
 Air Pendingin Input = 1250 ml/menit  95 menit
= 118750 ml

 Air Pendingin Output =  1020  1022  1021 


 3 
= 1021 ml/menit 95 menit
= 96995 ml
 Total Input = 250 ml +118750 ml
= 119000 ml
 Total Output =23 ml + 227 ml + 96995 ml
= 97245 ml
output
 Efisiensi Kerja Alat = × 100%
input
97245
= × 100%
119000

= 81,7%

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 17


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

2. Neraca Massa untuk 1500 ml/menit


 Destilat Output = 229 ml
 Sampel Input = 250 ml
 Sampel Output = Sampel Input – Destilat Output
= 250 ml – 229 ml
= 21 ml
 Air Pendingin Input = 1500 ml/menit  75 menit
= 112500 ml

 Air Pendingin Output =  1299  1298  1297 


 3 
= 1298 ml/menit75 menit
= 97350 ml
 Total Input = 250 ml +112500 ml
= 112750 ml
 Total Output =21 ml + 229 ml + 97350 ml
= 183912 ml
output
 Efisiensi Kerja Alat = × 100%
input
97600
= × 100%
112750

= 86,5%

3. Neraca Massa untuk 1750 ml/menit


 Destilat Output = 231 ml
 Sampel Input = 250 ml
 Sampel Output = Sampel Input – Destilat Output
= 250 ml – 231 ml
= 19 ml
 Air Pendingin Input = 1750 ml/menit  71 menit
= 124250 ml

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 18


Praktikum Operasi Teknik Kimia I/Kelompok VII/S.Ganjil/2018

 Air Pendingin Output =  1249  1251  1250 


 3 
= 1250 ml/menit71 menit
= 88750 ml
 Total Input = 250 ml +124250 ml
= 124500 ml
 Total Output =19 ml + 231 ml + 88750 ml
= 89000 ml
output
 Efisiensi Kerja Alat = × 100%
input
89000
= × 100%
124500

= 71,4%

Penentuan Neraca Massa Total dan Efisiensi Pada Unit Evaporasi 19

Anda mungkin juga menyukai