Anda di halaman 1dari 7

Bensin atau gasoline (Amerika) atau petrol (Inggris) adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang

dimaksudkan untuk kendaraan bermotor roda dua, tiga, dan empat. Secara sederhana, bensin tersusun
dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11. Dengan kata lain, bensin
terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan yang
lainnya sehingga membentuk rantai.

Jika bensin dibakar pada kondisi ideal dengan oksigen berlimpah, maka akan dihasilkan CO2, H2O, dan
energi panas. Setiap kg bensin mengandung 42.4 MJ.

Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa dari perut bumi dan biasa
disebut dengan petroleum. Cairan ini mengandung hidrokarbon; atom-atom karbon dalam minyak
mentah ini berhubungan satu dengan yang lainnya dengan cara membentuk rantai yang panjangnya yang
berbeda-beda. Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda akan memiliki sifat yang berbeda
pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling “ringan”; bertambahnya atom C dalam rantai tersebut
akan membuatnya semakin “berat”. Empat molekul pertama hidrokarbon adalah metana, etana,
propana, dan butana. Dalam temperatur dan tekanan kamar, keempatnya berwujud gas, dengan titik
didih masing-masing -107, -67,-43 dan -18 derajat C. Berikutnya, dari C5 sampai dengan C18 berwujud
cair, dan mulai dari C19 ke atas berwujud padat.

Dengan bertambah panjangnya rantai hidrokarbon akan menaikkan titik didihnya, sehingga pemisahan
hidrokarbon ini dilakukan dengan cara distilasi. Prinsip inilah yang diterapkan di pengilangan minyak
untuk memisahkan berbagai fraksi hidrokarbon dari minyak mentah.

Bilangan oktan

Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda menurut komposisinya.
Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari bilangan oktan setiap campuran.

Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi
ketukan sewaktu terbakar dalam bensin. Nilai bilangan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah
terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30 n-heptana dan 70
isooktana akan mempunyai bilangan oktan:

=(30/100x0) + (70/100x10) = 70
Bilangan oktan bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin untuk memperoleh
karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik
pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang sesuai, maka
kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan untuk menyatakan nilai
bilangan oktan dari bensin yang diuji.

Angka oktan beberapa bahan bakar:

Senyawa Angka Senyawa Angka oktan

n-heptana 0

metilsikloheksana 104

2-metil heksana 41

benzena 108

3-metil heksana 56

metilbenzena 124

2,2-dimetil pentana 89

1-heptena 68

2,3-dimetil pentana 87

5-metil-1-heksena 96

2,4-dimetil pentana 77 *

2-metil-2-heksana 129

3,3-dimetil pentana 95

2,4-dimetil-1-pentena 142

3-etil pentana 64

4,4-dimetil-1-1pentena 144

2,2,3-trimetil butana 113

2,3-dimetil-2-pentena 165
n-heksana 26

2,4-dimetil-2-pentena 135

sikloheksana 77

2,2,3-trimetil-1-butena 145

Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan
volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya
tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari
busi keluar. Bilangan oktan suatu bensin memberikan informasi tentang seberapa besar tekanan yang
bisa diberikan sebelum bensin tersebut terbakar secara spontan. Jika campuran gas ini terbakar karena
tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan
di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak.

Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana yang
memiliki sifat kompresi paling bagus; oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami
pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan
meskipun baru ditekan sedikit.

Bensin dengan bilangan oktan 87, berarti bensin tersebut terdiri dari campuran setara dengan campuran
87% oktana dan 13% heptana. Bensin ini akan terbakar secara spontan pada angka tingkat kompresi
tertentu yang diberikan, sehingga hanya diperuntukkan untuk mesin kendaraan yang memiliki ratio
kompresi yang tidak melebihi angka tersebut.

Analisis kimia dan produksi

Sebuah pumpjack di Amerika Serikat

Sebuah oil rig di Teluk Meksiko

Bensin diproduksi di kilang minyak. Material yang dipisahkan dari minyak mentah lewat distilasi, belum
dapat memenuhi standar bahan bakar untuk mesin-mesin modern. Material ini nantinya akan menjadi
campuran hasil akhir. Setiap barel minyak bumi umumnya menghasilkan 74 liter bensin (46% basis
volume), namun besaran ini tergantung pada kualitas minyak bumi dan kualitas bensin yang akan
dihasilkan.[1]
Semua bahan bakar yang disebut dengan bensin umumnya terdiri dari hidrokarbon, dengan atom karbon
berjumlah antara 4 sampai 12 (biasanya disebut C4 sampai C12).[2][3]

Karakteristik

Mudah menguap pada temperatur normal.

Tidak berwarna, tembus pandang, dan berbau.

Mempunyai titik nyala rendah (-10 sampai -15 derajat Celcius).

Mempunyai berat jenis yg rendah (0,71 sampai 0,77 kg/l).[4]

Dapat melarutkan oli dan karet.

Menghasilkan jumlah panas yang besar (9,500 sampai 10,500 kcal/kg).

Sedikit meninggalkan jelaga setelah dibakar.

Cara kerja bensin dalam mesin Sunting

Bensin bekerja di dalam mesin pembakaran yang ditemukan oleh Nikolaus Otto. Mesin pembakaran
dikenal pula dengan nama Mesin Otto. Cara kerja bensin di dalam mesin pembakaran:

Bensin dari tangki masuk ke dalam karburator. Kemudian bercampur dengan udara. Pada mesin modern,
peran karburator digantikan oleh sistem injeksi. Sebuah sistem pembakaran baru yang bisa
meminimalisir emisi gas buang kendaraan.

Campuran bensin dan udara kemudian dimasukkan ke dalam ruang bakar.

Selanjutnya, campuran bensin dan udara yang sudah berbentuk gas, ditekan oleh piston hingga
mencapai volume yang sangat kecil.

Gas ini kemudian dibakar oleh percikan api dari busi.

Hasil pembakaran inilah yang menghasilkan tenaga untuk menggerakkan kendaraan.

Dalam kenyataannya, pembakaran gas di dalam mesin tidak berjalan dengan sempurna. Salah satu
masalah yang sering muncul adalah “ketukan di dalam mesin”, atau disebut sebagai "mesin ngelitik" atau
knocking. Jika dibiarkan, knocking dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Knocking terjadi karena
campuran udara dan bahan bakar terbakar secara spontan karena tekanan tinggi di dalam mesin, bukan
karena percikan api dari busi.
Penyebab knocking ada beberapa macam, yaitu:

Pemakaian bensin yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin.

Ruang bakar sudah kotor dan berkerak.

Penyetelan pengapian yang kurang tepat.

Zat aditif dalam bensin Sunting

Jenis aditif Sunting

Untuk memperlambat pembakaran bahan bakar, dulu digunakan senyawa Pb seperti TEL (Tetra Ethyl
Lead) dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Eter). Oleh karena Pb bersifat racun, maka penggunaanya sudah
diganti dengan senyawa organik seperti etanol.

Antioksidan digunakan untuk menghambat pembentukkan kerak yang dapat menyumbat saringan dan
saluran bensin. Bensin banyak mengandung senyawa olefin yang mudah bereaksi dengan oksigen
membentuk kerak yang disebut gum. Jadi, bensin perlu ditambahkan antioksidan, seperti alkil fenol.

Pewarna untuk membedakan berbagai jenis bensin. Contohnya pewarna kuning untuk bensin premium.
Pewarna sebaiknya tidak mempengaruhi kualitas bensin.

Antikorosi untuk mencegah korosi pada logam yang bersentuhan dengan bensin, seperti logam tangki
dan saluran bensin. Contoh antikorosi adalah asam karboksilat.

Deterjen karburator untuk mencegah/membersihkan kerak dalam karburator. Endapan kerak berasal dari
partikel padat/asap pembakaran dan gum. Adanya kerak dapat menurunkan kinerja mesin sehingga
kendaraan boros bahan bakar dan mesin cendrung tersandat. Deterjen karburator mengandung berbagai
senyawa, seperti amina dan amida.

Antikerak PFI (Port Fuel Injection) Untuk membersihkan kerak pada system PFI kendaraan. Kerak dapat
menghambat pengambilan bensin sehingga kendaraan sulit dinyalakan dan kurang tenaga. Pembentukan
kerak berawal sewaktu mesin dimatikan. Panas yang ada menyebabkan penguapan sisa bahan bakar,
yang meninggalkan senyawa berat seperti olefin. Olefin bereaksi dengan oksigen membentuk kerak gum.
Contoh antikerak PFI adalah dispersan polimer yang mengandung senyawa, seperti polibutena amina
dan polieter amina.

Zat pencemaran hasil pembakaran BBM

Pembakaran bensin dalam mesin kendaraan mengakibatkan pelepasan berbagai zat yang dapat
mengakibatkan pencemran udara.

CO2

CO dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, bersifat racun.

NOx (NO, NO2). Pembakaran bahan bakar dalam suhu yang tinggi di mana nitrogen dalam udara ikut
teroksidasi. NOx dapat menyebabkan hujan asam dan smog fotokimia

Pb pada penggunaan bensin yang mengandung aditif senyawa timbal bersifat racun

Bensin yang digunakan oleh kendaraan akan menimbulkan dua masalah utama. Masalah pertama adalah
asap dan ozon di kota-kota besar. Masalah kedua adalah karbon dan gas rumah kaca.

Idealnya, ketika bensin dibakar di dalam mesin kendaraan, akan menghasilkan CO2 dan H2O saja.
Kenyataannya pembakaran di dalam mesin tidaklah sempurna, dalam proses pembakaran bensin,
dihasilkan juga:

Karbon monoksida, CO, yang merupakan gas beracun.

Nitrogen oksida, NOx, sebagai sumber utama asap di perkotaan yang jumlah kendaraannya sangat
banyak.

Hidrokarbon yang tidak terbakar.

Oleh karena alasan-alasan inilah, para ilmuwan sekarang sedang berusaha untuk mengganti bahan bakar
bensin dengan bahan bakar hidrogen yang lebih ramah lingkungan, karena jika H2 ini direaksikan dengan
O2 hanya akan menghasilkan uap air.

Nama produk bensin


Bensin memiliki berbagai nama, tergantung pada produsen dan Oktan. Beberapa jenis bensin yang
dikenal di Indonesia di antaranya:

Premium, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 88.[5]

Pertalite, produksi Pertamina yang memiliki oktan 90

Pertamax, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 92.

Pertamax Plus, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 95.

Pertamax Turbo, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 98.

Pertamax Racing, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 100. Khusus untuk kebutuhan balap mobil.

Primax 92, produksi Petronas yang memiliki Oktan 92.

Primax 95, produksi Petronas yang memiliki Oktan 95.

Super 92, produksi Shell yang memiliki Oktan 92.

Super Extra 95, produksi Shell yang memiliki Oktan 95.[6]

Performance 92, produksi Total yang memiliki Oktan 92.

Performance 95, produksi Total yang memiliki Oktan 95.

Anda mungkin juga menyukai