Anda di halaman 1dari 3

Fenomena Frekwensi Listrik

9/05/2010  Hanif Guntoro  16 komentar

Berbicara mengenai frekwensi listrik tidak lepas dari analisa dari pembangkit
listrik/generator, karena sumbernya dari situ. Bagi yg non electrical yg masih kurang
faham apa itu frekwensi saya coba kasih gambaran disini.

Frekwensi sebenarnya adalah karakteristik dari tegangan yg dihasilkan oleh


generator. Jadi kalau dikatakan frekwensi 50 hz, maksudnya tegangan yg dihasilkan
suatu generator berubah-ubah nilainya terhadap waktu, nilainya berubah secara
berulang-ulang sebanyak 50 cycle setiap detiknya. jadi tegangan dari nilai nol ke
nilai maksimum (+) kemudian nol lagi dan kemudian ke nilai maksimum tetapi
arahnya berbalik (-) dan kemudian nol lagi dst (kalau digambarkan secara grafik
akan membentuk gelombang sinusoidal) dan ini terjadi dalam waktu yg cepat sekali,
50 cycle dalam satu detik. Jadi kalau kita perhatikan beban listrik seperti lampu,
sebenarnya sudah berulang kali tegangan nya hilang (alias nol) tapi karena terjadi
dalam waktu yg sangat cepat maka lampu tersebut tetap hidup.
Jadi kalau kita amati fenomena ini dan
mencoba bereksperimen, coba kita buat seandainya kalau frekwensinya rendah, kita
ambil yg konservatif misalnya 1 hz, apa yg terjadi maka setiap satu detik tegangan
akan hilang dan barulah kelihatan lampu akan hidup-mati secara berulang-ulang
seperti lampu flip-flop (lihat animasi disebelah kanan).

Dari analisa diatas kita bisa tarik kesimpulan bahwa untuk kestabilan beban listrik
dibutuhkan frekwensi yg tinggi supaya tegangan menjadi benar-benar halus (tidak
terasa hidup-matinya). Nah sekarang timbul pertanyaan kenapa 50 hz atau 60 hz
kenapa gak dibuat saja yg tinggi sekalian 100 hz atau 1000 hz biar benar-benar
halus. untuk memahami ini terpaksa kita harus menelusuri analisa sampai ke
generatornya. Tegangan yg berfrekwensi ini yg biasa disebut juga tegangan bolak-
balik (alternating current) atau VAC, frekwensinya sebanding dengan putaran
generator. Secara formula N = 120f/P
N = putaran (rpm)
f = frekwensi (hz)
P = jumlah pasang kutub generator, umumnya P = 2

Dengan menggunakan rumus diatas, untuk menghasilkan frekwensi 50 hz maka


generator harus diputar dengan putaran N = 3000 rpm, dan untuk menghasilkan
frekwensi 60 hz maka generator perlu diputar dengan putaran 3600 rpm, jadi
semakin kencang kita putar generatornya semakin besarlah frekwensinya. Nah
setelah itu apa masalahnya? kenapa gak kita putar saja generatornya dengan
putaran super kencang biar menghasilkan frekwensi yg besar sehingga tegangan
benar2 halus. Kalau kita ingin memutar generator maka kita membutuhkan turbine,
semakin tinggi putaran yg kita inginkan maka semakin besarlah daya turbin yg
dibutuhkan, dan selanjutnya semakin besarlah energi yg dibutuhkan untuk memutar
turbin. Kalau sumber energinya uap maka makin banyaklah uap yg dibutuhkan, dan
makin besar jumlah bahan bakar yg dibutuhkan, dst dst.

Para produsen generator maupun turbine tentunya mempunyai batasan dan


tentunya setelah para produsen bereksperimen puluhan tahun dengan
mempertimbangkan segala sudut teknis maka dibuatlah standard yangg 50 hz dan
60 hz itu, yg tentunya dinilai cukup efektif untuk kestabilan beban dan effisien dari
sisi teknis maupun ekonomis. Eropa menggunakan 50 hz dan Amerika
menggunakan 60 hz. Setelah adanya standarisasi maka semua peralatan listrik di
desain mengikuti ketentuan ini. Jadi logikanya kalau 50 hz atau 60 hz saja sudah
mampu membuat lampu tidak kelihatan kedap-kedip untuk apalagi dibuat frekwensi
lebih tinggi yg akan memerlukan turbine super kencang dan sumber energi lebih
banyak sehingga tidak efisien.

Baik tegangan maupun frekwensi dari generator bisa berubah-ubah besarnya


berdasarkan range dari beban nol ke beban penuh. sering kita temui spesifikasi
menyebutkan tegangan plus minus 10% dan frekwensi plus minus 5%. Ini artinya
sistim supplai listrik/generator harus di desain pada saat beban penuh tegangan
tidak turun melebihi 10% dan pada saat beban nol tegangan tidak naik melebihi
10%, begitu juga dengan frekwensi.

Anda mungkin juga menyukai