Anda di halaman 1dari 7

Mega Proyek The Large Hadron Collider

yang Berisiko Kiamat


Posted by budisuanda dari http://manajemenproyekindonesia.com
Manusia tidak akan pernah kehilangan dahaga haus akan rasa ingin tahu dan ilmu pengetahuan.
Saking ingin membuktikan dan mengetahui hal lain terkait dengan proses penciptaan alam semesta,
dibuatlah mega proyek The Large Hedron Collider yang super besar dan rumit. Risiko terburuk
proyek ini menjadikan ketakutan penduduk dunia yaitu kiamat. Proyek ini sering disebut pula proyek
membuat mesin waktu. Proyek yang super gila.

Apa itu Large Hadron Collider?

The Large Hadron Collider (LHC) adalah cincin “Akselerator Partikel” dan “Atom-Smasher” dengan
ukuran sangat besar. LHC memiliki keliling 27 km pada kedalaman 175 meter di bawah tanah. Cincin
itu terdiri dari 9300 kumparan magnet superkonduktif yg dirangkai seperti sosis dan didinginkan
dengan sekitar 96 ton helium cair.
LHC adalah proyek pembangunan sebuah mesin super raksasa, super rumit, dan tentu super mahal.
Proyek ini membutuhkan waktu 40 tahun dan mulai dibangun pada tahun 1971. LHC selesai
terpasang pada akhir 2008 dan Warming Up generatornya akan dilakukan pada pertengahan 2009.
Reaktor LHC akan beroperasi penuh paling lambat tahun 2012 sesuai dengan rencana semula. (lihat
web site CERN www.public.web.cern.ch/public)

Mesin ini juga disebut sebagai kulkas super raksasa dan oven super raksasa, karena dalam
pengoperasiannya nanti akan didinginkan sampai – 271 derajat Celcius menggunakan helium cair
dan setelah tabrakan partikel nantinya akan menghasilkan panas sampai 100.000 derajat celcius.

Lokasi proyek LHC berada di perbatasan Perancis dan Swiss. LHC dibuat oleh para ilmuwan jenius di
CERN yang dirancang untuk memecahkan partikel yang diharapkan dapat menjawab beberapa
pertanyaan dalam fisika kuantum.
CERN adalah organisasi penelitian nuklir Eropa yang bermarkas di Jenewa yang didirikan pada tahun
1954. Saat ini organisasi ini mempekerjakan hampir 8.000 ilmuwan jenius (separo dari jumlah ilmuan
pratikel seluruh dunia) yang mewakili 580 universitas yang berasal dari 80 negara. CERN juga adalah
institusi yang menemukan internet pertama kali pada tahun 1989. Institusi ini membuat teknologi
www (world wide web) yang ditemukan oleh salah satu anggota CERN yaitu Tim Berners-Lee. CERN
memiliki laboratorium penelitian partikel yang terbesar di dunia.

Mega proyek ini dibangun dengan anggaran Rp. 53,3 Trilliun atau lebih dari separo dari biaya yang
dibutuhkan untuk membuat proyek Jembatan Selat Sunda. Referensi lain menyebutkan biaya yang
dibutuhkan totalnya adalah $ 9 Milliar. Beberapa negara yang terlibat memiliki kontribusi dalam hal
pendanaan pembuatan proyek dan termasuk biaya operasionalnya.

Cara Kerja LHC (bisa menjadi mesin waktu?)

LHC terdiri dari dua pipa cahaya yg berdekatan dimana masing-masing pipa berisi sekelompok
proton yg “berlari” mengilingi cincin utama secara berlawanan arah. Setiap kelompok proton
tersebut didorong” oleh mesin LHC sehingga bisa mengandung energi sebesar 7 Trilyun Volt (7 TeV)
atau setara kereta super cepat yang bergerak dengan kecepatan penuh. Kecepatan proton tadi
hampir menyamai kecepatan cahaya. Idenya adalah untuk mengfokuskan energi besar ini ke dalam
ruang sekecil mungkin.

Pada 4 titik tertentu 2 pipa tersebut akan bersilangan satu sama lain sehingga 2 kelompok proton
tadi akan saling bertabrakan dg total energi sebesar 14 TeV dan menghasilkan 600 juta partikel per
detik. Pada titik-titik tabrakan tersebut dipasang detektor-detektor raksasa yg akan mencatat semua
serpihan partikel super kecil yg dihasilkan pada setiap tabrakan. Ukuran konstruksi salah satu dari
detektor tersebut dapat digunakan untuk membangun satu Menara Eiffel.

Dua proton yang ditembakkan meniru kondisi “Big Bang” dari “plasma kosmik”. Plasma kosmik
adalah keadaan hampir cair yg masih merupakan misteri, yang terbentuk sebelum partikel-partikel
itu dingin agar terbentuk atom bersama-sama. LHC akan memaksa partikel-partikel ini lepas dari
ikatannya, menjadi substansi dari zat yang terurai – untuk menciptakan “plasma kosmik” yang asli,
dan merekonstruksi kondisi Big Bang.
Menurut penelitian yg dipublikasikan oleh Irina Arefieva dan Igor Volovich,”Dalam relativitas umum,
waktu digambarkan dalam kurva ruang-waktu berawal dari masa lalu ke masa depan. Tetapi
adakalanya kurva tersebut akan berpotongan, seperti kurva tertutup, yang diinterpretasikan sebagai
sebuah mesin waktu – sekaligus memunculkan kemungkinan perjalanan waktu (time travel).
Majalah Discover mengutip ini: “Proses collision (tubrukan proton) di LHC dapat menyemburkan
massa baru yang aneh, dimensi ruang tersembunyi yang membentang, bahkan menciptakan
dimulainya lagi kelahiran kecil jagat raya. Dan sekarang, seperti yang kita lihat – mungkin sekaligus
mesin lorong waktu.”

Tujuan Proyek LHC

Tujuan utama mega proyek LHC adalah untuk menjawab berbagai misteri terbesar dalam alam
semesta, yaitu bagaimana alam semesta terbentuk lalu bagaimana dan mengapa alam semesta bisa
berkembang seperti sekarang ini.

Dengan proyek ini bisa diketahui apa yg terjadi sepersejuta detik setelah big bang terjadi. Para ahli
berharap akan bisa melihat partikel paling eksotis yaitu “Partikel Higg Boson” atau populer disebut
“Partikel Tuhan”. Dengan beroperasinya hasil mega proyek ini, Para ilmuwan akan dapat meneliti
langsung Hal-hal seperti Genesis Particle, Black Hole, Dark Matter, Higgs Bosson, Force Separator,
Graviton Pulse, dan lain-lain.
Kronologis terjadinya alam semesta

Proyek LHC Picu Kiamat?


Eksperimen CERN ini ternyata tidak mendapat kata sepakat di kalangan ilmuwan. Menurut sebagian
ilmuwan, jika lubang hitam mini tercipta dan terjadi sesuatu yang di luar perhitungan maka lubang
hitam yang memiliki gaya gravitasi super kuat tersebut dapat membesar tanpa terkendali dan
menelan apa saja yang berada di dekatnya termasuk bumi sehingga terjadi kiamat. Oleh karena itu di
sejumlah negara di Amerika dan Eropa, beberapa ilmuwan telah mengajukan gugatan hukum agar
CERN menghentikan usahanya untuk memecahkan partikel.
Kekhawatiran para ilmuwan AS itu ditepis pakar-pakar CERN. “Dunia tidak akan kiamat karena LHC,”
tegas pimpinan proyek Lyn Evans. Pernyataan senada dipaparkan David Francis, fisikawan yang
bertanggung jawab atas detektor partikel ATLAS pada proyek LHC. Dia hanya tersenyum saat ditanya
apakah dirinya mengkhawatirkan black holes dan partikel mematikan yang disebut strangelet yang
digambarkan para ilmuwan AS.
Seluruh catatan yang menyebutkan LHC mungkin saja akan menghasilkan “Medium-sized Bang” atau
mini blackhole yang tidak bisa dikendalikan, dibantah oleh ilmuwan-ilmuwan CERN: mereka
meyakinkan kita bahwa “meski blackholes bisa diciptakan, hal ini masih terlalu kecil dan terlalu cepat
jika dikatakan akan menghasilkan tenaga gravitasi yang kuat”. “Kita bahkan tidak tahu apa yang akan
terjadi” ujar fisikawan Perancis, Yves Schutz. “Kita sekarang berada dalam domain energi yang tak
seorangpun pernah menyentuhnya.”

Pendapat mengenai risiko di atas terlihat masih belum ada kesepatan. Kita tentu saja dapat menilai
kelayakan mega proyek LHC dengan berbasiskan pemahaman kita mengenai manajemen risiko.
Menilai risiko suatu proyek dimulai dengan menilai frekuensi kejadian dan dampak atas terjadinya
risiko.

Frekuensi kejadian dapat didekatkan dengan probabilitas terjadinya risiko. Kita ketahui bahwa
proyek memiliki tingkat kompleksitas. Sedangkan ukuran tingkat kompleksitas diantaranya adalah
ukuran proyek, banyaknya item pekerjaan, banyaknya orang yang terlibat, tingkat hubungan
organisasi, teknologi, dan beberapa yang lain. Pada proyek LHC, jelas memiliki tingkat kompleksitas
yang sangat tinggi. Ini ditunjukkan dengan ukuran proyek yang besar , jumlah orang yang terlibat
sangat banyak, jumlah item pekerjaan luar biasa banyak, hubungan antar bagian organisasi juga
dipastikan memiliki kerumitan yang tinggi dan teknologi yang digunakan dapat dikatakan sangat
rumit. Wajar jika dikatakan sebagai proyek paling rumit. Terlebih disebutkan bahwa peneliti pun
belum dapat memastikan kejadian yang terjadi setelah proton ditabrakkan dengan kondisi di atas.
Kompleksitas dan tingginya uncertainty membuat probabilitas terjadinya risiko cukup tinggi.

Sekarang mari kita tinjau mengenai dampaknya. Ada tulisan yang mengatakan bahwa dampak
terbesar dari kegagalan proyek ini adalah munculnya black hole yang kecil namun memiliki gaya
gravitasi yang luar biasa sehingga mampu menarik materi sekitarnya termasuk bumi. Ini yang
dikhawatirkan akan menimbulkan kiamat seperti yang telah dijelaskan di atas. Dampak ini tentu
merupakan dampak risiko yang terbesar. Adapun dampak kecilnya adalah terbentuknya lubang di
area tersebut akibat ledakan reaktor. Ini juga bisa dikatakan dampak yang sangat luar biasa.
Berdasarkan penilaian secara kasar mengenai probabilitas dan dampak proyek tersebut, hasil
penilaian risiko bisa dipastikan very-very high. Wajar kiranya sebagian ilmuwan menghendaki agar
proyek tersebut dihentikan. Argumentasi mereka sangat mungkin berorientasi pada dampak yang
mengerikan bagi seluruh kehidupan di bumi.(dari beberapa referensi dan tulisan mengenai Mega
proyek LHC)

Anda mungkin juga menyukai